Raditya Pov
Ketikaku sedang sarapan pak Agus datang memberi tau kalau ada orang yang mencari diluar katanya dia bilang sopir baru. Kulihat ada keraguan di raut wajah pak agus menanyakannya. Setelah aku bilang iya dan menyuruh mengatar sopir baru itu ke garasi mobil pak Agus pun keluar.
Selesai sarapan aku pamit berangkat kerja sama mama. Pas sampai diluar kulihat seorang perempuan berdiri menghadap mobil dengan pakaian serba hitam dan rambutnya di kucir. Mungkin dia sopir baruku. Aku tidak menyangka kalau sopir baru yang dicari Davin seorang perempuan. Karna dia masih belum sadar aku berdiri dibelakang.
''Hemm.Apa anda sopir baru saya?'' tanyaku.
Ketika di membalikan badan. pas kulihat wajahnya. Astaga Daviin orang seperti apa sopir yang kamu carikan untukku. Dengan penampilanya seperti ini terutama kacamata yang super tebal itu rutukku didalam hati. Tapi dengan cepat kunetralkan kembali raut wajah yang sempat terkejut. Kuperhatikan dia masih diam menatapku. Entah apa yang dipikirnya. Apa karna belum pernah melihat orang genteng sepertiku.
'' Hei. Kenapa kamu diam'' kembali kupanggil dia.
''I-iya pak'' jawabnya sambil tergagap dan salah tingkah.
''Ayo berangkat'' ku beri perintah. Dengan cepat dia bukakan pintu mobil untukku. Kemudian kamipun berangkat.
Tidak ada pertanya yang keluar dari mulutnya. Dia mengemudikan mobil dengan nyaman. Mungkin karna sudah biasa melihat caranya memgemudikan mobil. Kulirik sekilas tidak ada tanda-tanda di bicara. Sebenarnya aku memang lebih suka dengan suasana seperti ini. Tapi rasa penasaranku dimana dia kenal dengan Davin. Membuatku harus mengajaknya bicara lebih dulu.
''Dimana kamu kenal Davin'' tanyaku dingin.
''Dibandung pak'' jawabnya singkat.
''Jadi kamu bukan orang Jakarta'' tanyaku lagi.
''Bukan pak. Saya baru dua minggu di Jakarta'' jawabnya lagi.
Apaaa... bisa-bisanya Davin mempekerjakan sopir yang baru tinggal di Jakarta. Ntar bisa nyasar kemana-mana kalau tidak hafal jalan disini.
''Bagaimana bisa jadi sopir saya sedangkan kamu baru tinggal di Jakarta?'' tanyaku lagi.
''Sebelum mulai bekerja kak Davin sudah memberi tau saya rute yang biasa pak Radit tempuh. Jadi saya sudah cek dan menghafalnya'' jawabnya lagi.
Ternyata dia tidak bodoh amat. Entah mengapa aku tidak suka dia memanggil Davin dengan sebutan kak. Apa mereka sedekat itu. Biasanya aku tidak terlalu peduli dengan urusan orang lain apalagi cuma masalah sepele. Tapi lagi-lagi rasa tidak suka itu keluar juga dari mulutku.
''Bisa tidak kamu memanggil Davin dengan sebutan pak bukan kakak kalau lagi bicara dengan saya dan ingat Davin itu adalah asisten saya'' ucapku dengan nada tidak suka.
''Baik pak'' jawabnya singkat.
''Kamu yakin aman mengendarai mobil dengan memakai kacamata itu?'' kutanya lagi.
''Yakin pak'' jawabnya.
''Karna saya tidak mau dalam bahaya'' timbalku lagi
''Ya pak'' jawab dia seperlunya.
Entah seperti apa ekspresi diwajahnya sekarang aku tidak peduli. Sekarang yang terpenting sampai dikantor dan mencari Davin. Mempertanyakan kenapa sopir yang dia carikan seperti ini.
......................
Author Pov
Radit sampai di ruangan kerjanya. Sebelum itu tidak lupa di menyuruh Davin keruangan.
Tok.Tok.Tok
''Masuk'' kata Radit
Tidak lama Davin masuk kedalam ruang kerja Radit.
''Anda mencari saya pak'' tanya Davin masih berdiri didepan meja Radit. Davin adalah teman Radit dari SMA. Jadi kalau dikantor mereka akan bersikap formal.
''Iya saya mau menanyakan tentamg sopir baru'' ucap Radit
'' Emang ada apa dengan sopir baru pak?''
''Kenapa orang yang seperti itu kamu jadikan sopir saya?''
''Kemarinkan udah saya berikan CV tentang sopir baru ini. Anda tidak ada protes . Mengapa baru sekarang anda protes? Saya kirain anda sudah setuju. Atau jangan-jangan anda tidak membaca CVnya''
''CV yang mana'' tanya Radit binggung.
''Itu yang anda suruh saya meletakannya diatas meja bapak''
'' Ya ampun Vin aku lupa membacanya''
Radit membuka map dan membaca isinya.
''Kenapa di namanya ada huruf W ya'' gumam Radit itu mengingatkan calon tunangan yang dijodohkan denganya dari perusahaan W group.
''...Oh ya kamu kenal dari mana cewek aneh ini''
'' Bukan aneh pak. Namanya Rania, dia sahabat pacar saya Sinta'' jawab Davin.
''Ooo pantasan dia memanggilmu kakak, Ternyata dia akrab denganmu''
''Iya namanya juga sahabat pacar. Tapi begitu-gitu orangnya baik dan asyik dibawa bicara kok pak''
''Apanya yang asyik bicaranya irit sekali'' jawab Radit sambil membaca CV Rania.
''Mungkin karna saya bilang sama dia kalau bapak tidak suka orang yang bekerja denganya banyak bicara. Berarti dia bersikap profesional dalam bekerja pak. Seharusnya anda senang'' kata Davin.
''Iya aku senang sekali.'' jawab Radit kesal
''Selama ini anda tidak pernah mempermasalahkan penampilan orang. bbukannya bagus jadi calon jodoh anda tidak akan cemburu dengannya'' Jelas Davin.
''Iya juga sih. Tenyata dia lulusan s1 ya dengan nilai yang bagus'' tanya Radit seakan tidak percaya.
''iya pak, dia juga pintar''
''Trus kenapa dia melamar jadi sopir''
''Karna tidak ada yang menerima lamaran kerjanya ditempat lain. Ya mungkin karna penampilannya itu'' jawab Davin lagi.
''Aku baru ingat berkas meeting kita pagi ini tertinggal dimobil. Vin coba kamu hubungi dia suruh antar berkas itu kesini. Karna nomornya tidak ada sama saya'' perintah Radit.
''Bukannya disurat lamaran tercantum nomor hpnya pak''
'' Kamu aja yang telpon, bukanya kamu dekat dengan dia'' kata Radit
''Iya tapi anda juga perlu menyimpan nomornya. Secara dia sopir anda''
''Ok''jawab Radit singkat.
Setelah itu Davin pun menelepon Rania.
Rania sedang duduk diruangan dekat parkir mobil. Kemudian terdengar hpnya berdering.
''Hallo kak'' jawab Rania
''Hallo Ran. map yang berisi berkas untuk meeting pak Radit tinggal di dalam mobil. Tolong kamu antarkan ke ruangan pak Radit'' terdengar suara Davin di seberang
''Ok kak''. Setelah itu panggilan telepon telah dimatikan.
Rania segera menuju ke mobil untuk mengambil berkas yang disuruh Davin. Setelah itu Rania pergi mengatarkannya. Karna Rania tidak tau dimana ruangan Radit dia pergi bertanya ke resepsionis.
'' Permisi mbak'' tanya Rania.
''Iya.. Eee kenapa kamu lagi?'' tanya resepsionis yang waktu itu.
''Iya mbak ini saya lagi'' jawab Rania sambil tersenyum.
''Kamu mau apalagi kesini?'' tanya resepsionis ketus.
'' Mau tanya ruang pak Radit dimana ya?''
'' Haah... Kemarin tanya pak Davin sekarang pak Radit. Kamu itu ngak ngaca ya kalau pak Radit itu tidak sembarang orang bisa bertemu. Apalagi orang seperti kamu. Sok kecantikan''
'' Maaf ya mbak saya memang bukan orang sembarangan. Saya cuma mau antar berkas meeting pak Radit dan satu lagi terima kasih sudah bilang saya cantik. Hehe''
''Alasan kamu aja pengen ketemu pak Radit. Secara pak Radit ganteng idola perusahaan ini''
'' Widiih... Saya tidak peduli mau pak Radit ganteng atau apalah. Yang saya mau hanya ingin tahu dimana ruangannya'' jawab Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Diah Susanti
nama suamiku nongol disitu,
2024-03-13
1
Yani
Baru jadi resepsionis belagu banget
2022-12-09
1
😍wike😍
gemes bnget sama recepsionisnya boleh kasik sianida gak😊😊?
2022-10-03
0