Author Pov
Pukul 19.00 Sisi pulang dari kliniknya. Ketika masuk kedalam apartemen tercium bau enak makanan. Ternyata Rania sedang sibuk memasak di dapur. Sisi pun menghampirinya.
''Wuiih jadi lapar perutku'' ucap Sisi duduk dimeja makan.
''Baru pulang Si? Kamu mau mandi dulu atau langsung makan'' tanya Rania.
''Aku udah mandi tadi diklinik. Mau makan udah lapar.Hehe'' jawab Sisi sambil memegang perutnya.
'' Bentar aku ambil piring dulu'' kata Rania
''Biar aku bantu angkat keatas meja'' ujar Sisi sambil ikut membantu Rania menyiapkan makanan diatas meja.
Tidak butuh waktu lama makanan sudah terhidang di atas meja. Mereka langsung menyatapnya dengan lahap.
''Seperti biasa masakanmu emang enak tiada duanya. Sejak kamu disini berat badanku sudah bertambah.Haha'' kata Sisi memuji Rania.
'' Bagus donk berat badanmu bertambah daripada tinggal kulit pembalut tulang. Cantik itu kan ngak harus langsing'' jawab Rania.
''Hehe. Kamu juga cantik apalagi seperti sekarang tanpa kacamata dan rambut kucir kudamu itu'' puji Sisi dengan mengarahkan dua jempol.
''Makasih.Tapi aku berani seperti ini karna kita berdua aja di apartemen. Kalau didepan orang lain aku ngak berani. Soalnya sudah janji sama bunda''kata Rania
'' Iya ngak apa-apa. Ini rahasia kita berdua. Hehe'' jawab Sisi.
''Hehe''
Setelah selesai makan malam mereka pun membereskan piring-piring kotor. Kemudian Sisi dan Rania kembali ke kamar mereka.
Karna Rania ada yang mau di bicarakan sama sahabatnya itu. Dia pergi kekamar Sisi.
Tok.Tok.Tok
''Masuk Ran, ngak dikunci'' terdengar suara Sisi dari dalam kamar.
Rania masuk, dilihatnya Sisi lagi santai di tempat tidur. Rania duduk di samping Sisi.
''Gimana kerjaan kamu hari ini'' tanya Sisi
'' Semua lancar aman terkendali'' jawab Rania.
''Apa kak Radit galak sama kamu''tanya Sisi.
'' Namanya juga bos. Selain dingin galak juga. Hehe. Tapi bagiku semua ngak ngaruh selagi masih bisa diterima''jawab Rania.
'' Eeh... kkamu memang tahan banting ya.Aku ingat dulu waktu kamu berkelahi di sekolah gara-gara membela aku dari murid cowok. Mereka kamu hajar sampai babak belur. Sehingga bunda dipanggil guru BK. Aku baru lihat betapa marahnya bunda waktu itu. Tapi kamu tetap diam tanpa membela diri sedikit pun''kenang Sisi.
''Iya itu pertama kalinya aku buat bunda marah besar. Dan setelah itu aku sudah berjanji tidak lagi membuat bunda kecewa''kata Rania
''Sebenarnya aku iri loh sama kamu.Biarpun kalian hidup sederhana tapi saling menyayangi. Beda sama aku kedua orang tua dan kakak sibuk dengan pekerjaan mereka. Makanya aku lebih memilih tinggal dengan oma dikampung dulunya'' ucap Sisi dengan sedih.
''Yah namanya juga kehidupan. Tidak semuanya berjalan sesuai yang kita harapkan. Kamu masih mempunyai keluarga yang lengkap sedangkan aku hanya punya bunda. Ayahku entah dimana tapi aku masih bersyukur punya paman sehingga kasih sayang seorang ayah masih bisa kurasakan''ujar Rania.
''apa kamu tidak rindu dengan ayahmu Ran?Setidaknya kamu mencoba mencari tahu keberadaanya?'' kata Sisi.
'' Bunda,paman dan bibi menutup rapat-rapat tentang ayahku. Bahkan bukti keberadaan ayahku aja tidak ada. Pernah sekali aku memaksa bunda menceritakanya tapi dia diam aja. Setelah aku pergi terdengar bunda menangis terisak-isak dikamarnya. Disitu aku berpikir mungkin terlalu dalam luka yang tergores dihati bunda'' kata Rania sambil menghela nafas berat.
''Terkadang tidak mengetahui lebih baik dari pada tahu tapi malah lebih terluka'' ucap Sisi sambil memeluk Rania.
''Aku memang sedih setiap memikirkannya. Tapi air mata ini terlalu sulit untuk keluar. Aku tidak bisa seperti orang lain kalau sedih menangis. Semua selalu terpendam di dalam hati''
'' Iya tapi menyimpan terus juga bukan hal yang baik''kata Sisi.
'' Menangis pun sama halnya manunjukan kelemahan kita. Hehe'' jawab Rania.
''Hehe.Hati kamu emang terbuat dari apa sih Ran. Tangguh gitu''tanya Sisi.
'' Dari tuhan. Kalau buatan manusia sudah hancur berkeping tak tersisa. Haha'' jawab Rania sambil tertawa untuk mencairkan suasana.
Rania memang tidak suka dengan suasana sedih. Karna baginya melihat bunda yang selama ini selalu berwajah senduh walaupun bunda selalu ceria didepanya. Sudah membuatnya bertekat untuk tidak memperlihakan kesedihan sendiri kepada siapapun, terutama bundanya.
''Eeeh... Gara-gara menceritakan kenangan masa lalu jadi lupa tujuanku kesini'' ucap Rania sambil menepuk jidatnya.
''Emang kamu mau bicara apa sih Ran?''tanya Sisi.
''Gini aku kan udah kerja nih. Rencana aku mau mencari kontrakan di dekat rumah bos. Biar tidak jauh kalau pergi kerja'' jelas Rania.
''Aduuh. Kamu tinggal disini aja Ran. Ngak usah cari kontrakan. Aku senang sekali loh kamu tinggal disini, jadi kalau aku pulang klinik ada temannya. Trus kalau kamu pindah aku sendiri lagi. Kamu tega ninggalin aku sendiri. Kalau masalah jauh tinggal dari rumah kak Radit. Kamu bisa pakai motor aku. Lagian motor aku ngak terpakai juga'' rengek Sisi.
'' Bukan gitu Si, aku ngak enak aja merepotin kamu terus. Aku juga harus mandiri''kata Rania
''Mandiri untuk orang yang memang harus berusaha sendiri. Kalau kamu ada aku disini. Kamu bukan cuma sahabat tapi sudah saudara bagiku. Tidak ada kata repot untuk seorang saudara. Aku tidak menyetujui kamu pindah dari sini. Selama kamu tinggal di Jakarta kamu harus tinggal disini. Mau kamu kerja dimana atau pun tidak kerja kamu tetap disini. Kecuali kita udah nikah. Ngak lucu siap nikah kamu dan suamimu tinggal disini. Haha''jelas Sisi sambil teryawa
'' Duh Sisi, aku serius ngak becanda''kata Rania
'' Aku juga serius bahkan pakai banget. Aku mohon kamu untuk tetap tinggal disini. Kalau kamu ngak ada semua jadi sepi lagi''bujuk Sisi.
'' Masak aku yang numpang kamu yang memohon. Ada-ada aja kamu Si'' Rania tersenyum lucu melihat tingkah Sisi.
'' Ya aku rela memohon supaya kamu tetap tinggal''kata Sisi
Rania terharu mendengar perkataan sahabat satu-satunya yang begitu tulus menyanyanginya.
''Kamu memang sahabatku yang tiada duanya'' kata Rania sambil memeluk Sisi.
'' Kamu juga sahabat terbaik aku'' jawab Sisi.
Sesaat mereka larut dengan rasa haru dihati. Begitu kuat ikatan persahabatan mereka. Inilah contoh sahabat sejati yang tulus menyayangi tanpa mengharapkan imbalan.
Karna jam sudah menunjukan pukul 22.00 Rania pamit kedalam kamar untuk tidur.
'' Aku kekamar dulu ya Si. Udah larut malam. Ntar telat bangun pagi. Bisa dimarahi bos killer aku kalau telat juga datang kerja. Hehe''kata Rania
''Kalau kamu dimarahin kak Radit bilang sama aku aja. Biar aku yang marahin balik. Enak aja sahabatku dimarahinya.''
'' Kalau disini aku memang sahabatmu. Tapi kalau dia bos aku, wajar dia marah''
''Iyalah... Sana tidur gi''suruh sisi.
''Ok met malam''
Rania langsung menuju kamarnya. Tidak butuh waktu lama dia sudah tertidur. Menunggu hari esok kan datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Hera Puspita
pasti rania sama tunangan nya radit adik kakak, tp beda ibu, betul gak thor tebakan ku 🤭🤭🤭
2024-05-19
0
Shinta Dewiana
bahagianya punya sahabat sejati..
2024-04-29
1
Bu ning Bengkel
tak ada kata lansung... ...lanjut.....
..
2024-02-23
3