9.Sahabat Sejati

Author Pov

Pukul 19.00 Sisi pulang dari kliniknya. Ketika masuk kedalam apartemen tercium bau enak makanan. Ternyata Rania sedang sibuk memasak di dapur. Sisi pun menghampirinya.

''Wuiih jadi lapar perutku'' ucap Sisi duduk dimeja makan.

''Baru pulang Si? Kamu mau mandi dulu atau langsung makan'' tanya Rania.

''Aku udah mandi tadi diklinik. Mau makan udah lapar.Hehe'' jawab Sisi sambil memegang perutnya.

'' Bentar aku ambil piring dulu'' kata Rania

''Biar aku bantu angkat keatas meja'' ujar Sisi sambil ikut membantu Rania menyiapkan makanan diatas meja.

Tidak butuh waktu lama makanan sudah terhidang di atas meja. Mereka langsung menyatapnya dengan lahap.

''Seperti biasa masakanmu emang enak tiada duanya. Sejak kamu disini berat badanku sudah bertambah.Haha'' kata Sisi memuji Rania.

'' Bagus donk berat badanmu bertambah daripada tinggal kulit pembalut tulang. Cantik itu kan ngak harus langsing'' jawab Rania.

''Hehe. Kamu juga cantik apalagi seperti sekarang tanpa kacamata dan rambut kucir kudamu itu'' puji Sisi dengan mengarahkan dua jempol.

''Makasih.Tapi aku berani seperti ini karna kita berdua aja di apartemen. Kalau didepan orang lain aku ngak berani. Soalnya sudah janji sama bunda''kata Rania

'' Iya ngak apa-apa. Ini rahasia kita berdua. Hehe'' jawab Sisi.

''Hehe''

Setelah selesai makan malam mereka pun membereskan piring-piring kotor. Kemudian Sisi dan Rania kembali ke kamar mereka.

Karna Rania ada yang mau di bicarakan sama sahabatnya itu. Dia pergi kekamar Sisi.

Tok.Tok.Tok

''Masuk Ran, ngak dikunci'' terdengar suara Sisi dari dalam kamar.

Rania masuk, dilihatnya Sisi lagi santai di tempat tidur. Rania duduk di samping Sisi.

''Gimana kerjaan kamu hari ini'' tanya Sisi

'' Semua lancar aman terkendali'' jawab Rania.

''Apa kak Radit galak sama kamu''tanya Sisi.

'' Namanya juga bos. Selain dingin galak juga. Hehe. Tapi bagiku semua ngak ngaruh selagi masih bisa diterima''jawab Rania.

'' Eeh... kkamu memang tahan banting ya.Aku ingat dulu waktu kamu berkelahi di sekolah gara-gara membela aku dari murid cowok. Mereka kamu hajar sampai babak belur. Sehingga bunda dipanggil guru BK. Aku baru lihat betapa marahnya bunda waktu itu. Tapi kamu tetap diam tanpa membela diri sedikit pun''kenang Sisi.

''Iya itu pertama kalinya aku buat bunda marah besar. Dan setelah itu aku sudah berjanji tidak lagi membuat bunda kecewa''kata Rania

''Sebenarnya aku iri loh sama kamu.Biarpun kalian hidup sederhana tapi saling menyayangi. Beda sama aku kedua orang tua dan kakak sibuk dengan pekerjaan mereka. Makanya aku lebih memilih tinggal dengan oma dikampung dulunya'' ucap Sisi dengan sedih.

''Yah namanya juga kehidupan. Tidak semuanya berjalan sesuai yang kita harapkan. Kamu masih mempunyai keluarga yang lengkap sedangkan aku hanya punya bunda. Ayahku entah dimana tapi aku masih bersyukur punya paman sehingga kasih sayang seorang ayah masih bisa kurasakan''ujar Rania.

''apa kamu tidak rindu dengan ayahmu Ran?Setidaknya kamu mencoba mencari tahu keberadaanya?'' kata Sisi.

'' Bunda,paman dan bibi menutup rapat-rapat tentang ayahku. Bahkan bukti keberadaan ayahku aja tidak ada. Pernah sekali aku memaksa bunda menceritakanya tapi dia diam aja. Setelah aku pergi terdengar bunda menangis terisak-isak dikamarnya. Disitu aku berpikir mungkin terlalu dalam luka yang tergores dihati bunda'' kata Rania sambil menghela nafas berat.

''Terkadang tidak mengetahui lebih baik dari pada tahu tapi malah lebih terluka'' ucap Sisi sambil memeluk Rania.

''Aku memang sedih setiap memikirkannya. Tapi air mata ini terlalu sulit untuk keluar. Aku tidak bisa seperti orang lain kalau sedih menangis. Semua selalu terpendam di dalam hati''

'' Iya tapi menyimpan terus juga bukan hal yang baik''kata Sisi.

'' Menangis pun sama halnya manunjukan kelemahan kita. Hehe'' jawab Rania.

''Hehe.Hati kamu emang terbuat dari apa sih Ran. Tangguh gitu''tanya Sisi.

'' Dari tuhan. Kalau buatan manusia sudah hancur berkeping tak tersisa. Haha'' jawab Rania sambil tertawa untuk mencairkan suasana.

Rania memang tidak suka dengan suasana sedih. Karna baginya melihat bunda yang selama ini selalu berwajah senduh walaupun bunda selalu ceria didepanya. Sudah membuatnya bertekat untuk tidak memperlihakan kesedihan sendiri kepada siapapun, terutama bundanya.

''Eeeh... Gara-gara menceritakan kenangan masa lalu jadi lupa tujuanku kesini'' ucap Rania sambil menepuk jidatnya.

''Emang kamu mau bicara apa sih Ran?''tanya Sisi.

''Gini aku kan udah kerja nih. Rencana aku mau mencari kontrakan di dekat rumah bos. Biar tidak jauh kalau pergi kerja'' jelas Rania.

''Aduuh. Kamu tinggal disini aja Ran. Ngak usah cari kontrakan. Aku senang sekali loh kamu tinggal disini, jadi kalau aku pulang klinik ada temannya. Trus kalau kamu pindah aku sendiri lagi. Kamu tega ninggalin aku sendiri. Kalau masalah jauh tinggal dari rumah kak Radit. Kamu bisa pakai motor aku. Lagian motor aku ngak terpakai juga'' rengek Sisi.

'' Bukan gitu Si, aku ngak enak aja merepotin kamu terus. Aku juga harus mandiri''kata Rania

''Mandiri untuk orang yang memang harus berusaha sendiri. Kalau kamu ada aku disini. Kamu bukan cuma sahabat tapi sudah saudara bagiku. Tidak ada kata repot untuk seorang saudara. Aku tidak menyetujui kamu pindah dari sini. Selama kamu tinggal di Jakarta kamu harus tinggal disini. Mau kamu kerja dimana atau pun tidak kerja kamu tetap disini. Kecuali kita udah nikah. Ngak lucu siap nikah kamu dan suamimu tinggal disini. Haha''jelas Sisi sambil teryawa

'' Duh Sisi, aku serius ngak becanda''kata Rania

'' Aku juga serius bahkan pakai banget. Aku mohon kamu untuk tetap tinggal disini. Kalau kamu ngak ada semua jadi sepi lagi''bujuk Sisi.

'' Masak aku yang numpang kamu yang memohon. Ada-ada aja kamu Si'' Rania tersenyum lucu melihat tingkah Sisi.

'' Ya aku rela memohon supaya kamu tetap tinggal''kata Sisi

Rania terharu mendengar perkataan sahabat satu-satunya yang begitu tulus menyanyanginya.

''Kamu memang sahabatku yang tiada duanya'' kata Rania sambil memeluk Sisi.

'' Kamu juga sahabat terbaik aku'' jawab Sisi.

Sesaat mereka larut dengan rasa haru dihati. Begitu kuat ikatan persahabatan mereka. Inilah contoh sahabat sejati yang tulus menyayangi tanpa mengharapkan imbalan.

Karna jam sudah menunjukan pukul 22.00 Rania pamit kedalam kamar untuk tidur.

'' Aku kekamar dulu ya Si. Udah larut malam. Ntar telat bangun pagi. Bisa dimarahi bos killer aku kalau telat juga datang kerja. Hehe''kata Rania

''Kalau kamu dimarahin kak Radit bilang sama aku aja. Biar aku yang marahin balik. Enak aja sahabatku dimarahinya.''

'' Kalau disini aku memang sahabatmu. Tapi kalau dia bos aku, wajar dia marah''

''Iyalah... Sana tidur gi''suruh sisi.

''Ok met malam''

Rania langsung menuju kamarnya. Tidak butuh waktu lama dia sudah tertidur. Menunggu hari esok kan datang.

Terpopuler

Comments

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

tak ada kata lansung... ...lanjut.....

..

2024-02-23

3

Erning tri Christanti

Erning tri Christanti

sukak dgn persahabatan mereka berdua,buat sisi patut diacungi jempol....

2023-04-04

1

Ty

Ty

suka punya sahabat sejati spt ini 🥰

2023-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 1.Berangkat Ke Jakarta
2 2.Sampai Di Jakarta
3 3.Tawaran Kerja Dari Kak Davin
4 4.Mengatar CV Ke Perusahaan
5 5.Cowok Cendol VS Cewek Antik
6 6.Mulai Bekerja
7 7.CV Sopir Baru
8 8.Kangen Bunda
9 9.Sahabat Sejati
10 10.Tuan Cendol Yang Cerewet
11 11.Pertemuan Yang Tak Terduga
12 12.Makan Dengan Bos
13 13. Ada Apa Dengan Radit
14 14.Makan Bakso
15 15. Kegelisahan Bunda
16 16. Pertemuan Keluarga
17 17.Penolakan Radit
18 18.Menemani Pak Bos
19 19.Penyerangan
20 20.Mulai Perhatian
21 21.Tetap Menolak
22 22.Ngumpul Di Apartemen
23 23.Makan Siang Berdua
24 24.Radit Marah
25 25.Kegelisahan Rania
26 26.Sikap Yang Berubah-ubah
27 27.Perjalanan Ke Bandung
28 28.Terjadi Hal Yang Tidak Terduga
29 29.Kembali Ke Jakarta
30 30.Menginap Dirumah Radit
31 31.Sarapan Pagi
32 32.Menghibur Sisi
33 33. Gajian
34 34. Kabar Duka
35 35. Kesedihan Rania
36 36. Mengantar Rania Pulang
37 37. Pemakaman Bunda
38 38. Menjaga Rania
39 39.Makan Malam Bersama
40 40. Surat dari Bunda
41 41.Masa Lalu
42 42. Masa Lalu 2
43 43. Main Di Sawah
44 44. Kedatangan Gunawan
45 45. Penyesalan
46 46. Kemarahan Rania
47 47. Berpisah
48 48. Sampai Di Rumah
49 49.Sama Suka Rania
50 50.Kakak Yang Kejam
51 51.Dia Memang Cucuku
52 52.Paman Terbaik
53 53. Orang Tua Bangka.
54 54. Negosiasi
55 55. Menjaga Jarak
56 56. Jadi Error
57 57. Bertemu Anak antik
58 58. Menyuruh Rania
59 59. Sama Sama Tidak Suka Wortel
60 60. Kecurigaan Candra
61 61. Kekesalan Rania
62 62. Penolakan
63 63. Menghindar
64 64. Kecelakaan
65 65. Menunggu Dengan Cemas.
66 66. Berebut Menjaga
67 67. Menunggu Rania Siuman
68 68. Rania Siuman
69 69. Berdamai Dengan Masa Lalu
70 70.Mengoda
71 71. Ungkapan Hati
72 72. Ganti panggilan
73 73. Suasana Yang Ramai
74 74. Bertemu Astrid
75 75. Tidak Bisa Jauh
76 76. Penyambutan Rania
77 77. Mengungkap
78 78. Cynthia kabur
79 79. Kecelakaan Cynthia
80 80. Menunggu kabar
81 81. Kondisi Cynthia
82 82. Ayah Yang Bucin
83 83. Menerima Dengan Ikhlas
84 84.Kelumpuhan Cynthia
85 85. Meragukan
86 86. Isi Kamar Ayah
87 87. Kenangan Nella
88 88.Memanggil Mama
89 89. Ayah
90 90. Mertua VS Menantu
91 91. Istri Masa Depan
92 92. Merasakan Punya Adik
93 93. Selalu Terdepan
94 94. Kaca Spion
95 95. Hasil Tes
96 96. Kita Semua Keluarga
97 97. Memperkenalkan Rania
98 98. Calon Istri Serba Bisa
99 99.Cinta Pertama dan Terakhir
100 100. Keinginan Nita
101 101. Menentukan Waktu Pernikahan
102 102. Belajar Menghargai Orang Lain
103 103. Penculikan
104 104. Terungkap
105 105. Akhir Dari Nita
106 106. Kematian Yang Terlalu Mudah
107 107. Keputusan Cynthia
108 108.Tissue Bekas
109 109. Pernikahan
110 110. Resepsi Pernikahan
111 111. Malam Pertama
112 112. Rencana Ke Bandung
113 113. Ingin Memberikan Yang Terbaik
114 114. Menginap Di Bandung
115 115. Akhir Penantian
116 116. Tidak Ada Duanya
117 117. Cemburu
118 118. Bertemu Kevin
119 119. Merasa Bersalah
120 120. Istri Yang Sangat Berarti
121 121. Astrid Tertangkap
122 122.Suasana Pagi
123 123. Pernikahan Sisi dan Davin
124 124. Resepsi Pernikahan Davin dan Sisi
125 125. Ingin Minum Kopi
126 126. Rumah Sakit
127 127. Hamil
128 Pengumuman
Episodes

Updated 128 Episodes

1
1.Berangkat Ke Jakarta
2
2.Sampai Di Jakarta
3
3.Tawaran Kerja Dari Kak Davin
4
4.Mengatar CV Ke Perusahaan
5
5.Cowok Cendol VS Cewek Antik
6
6.Mulai Bekerja
7
7.CV Sopir Baru
8
8.Kangen Bunda
9
9.Sahabat Sejati
10
10.Tuan Cendol Yang Cerewet
11
11.Pertemuan Yang Tak Terduga
12
12.Makan Dengan Bos
13
13. Ada Apa Dengan Radit
14
14.Makan Bakso
15
15. Kegelisahan Bunda
16
16. Pertemuan Keluarga
17
17.Penolakan Radit
18
18.Menemani Pak Bos
19
19.Penyerangan
20
20.Mulai Perhatian
21
21.Tetap Menolak
22
22.Ngumpul Di Apartemen
23
23.Makan Siang Berdua
24
24.Radit Marah
25
25.Kegelisahan Rania
26
26.Sikap Yang Berubah-ubah
27
27.Perjalanan Ke Bandung
28
28.Terjadi Hal Yang Tidak Terduga
29
29.Kembali Ke Jakarta
30
30.Menginap Dirumah Radit
31
31.Sarapan Pagi
32
32.Menghibur Sisi
33
33. Gajian
34
34. Kabar Duka
35
35. Kesedihan Rania
36
36. Mengantar Rania Pulang
37
37. Pemakaman Bunda
38
38. Menjaga Rania
39
39.Makan Malam Bersama
40
40. Surat dari Bunda
41
41.Masa Lalu
42
42. Masa Lalu 2
43
43. Main Di Sawah
44
44. Kedatangan Gunawan
45
45. Penyesalan
46
46. Kemarahan Rania
47
47. Berpisah
48
48. Sampai Di Rumah
49
49.Sama Suka Rania
50
50.Kakak Yang Kejam
51
51.Dia Memang Cucuku
52
52.Paman Terbaik
53
53. Orang Tua Bangka.
54
54. Negosiasi
55
55. Menjaga Jarak
56
56. Jadi Error
57
57. Bertemu Anak antik
58
58. Menyuruh Rania
59
59. Sama Sama Tidak Suka Wortel
60
60. Kecurigaan Candra
61
61. Kekesalan Rania
62
62. Penolakan
63
63. Menghindar
64
64. Kecelakaan
65
65. Menunggu Dengan Cemas.
66
66. Berebut Menjaga
67
67. Menunggu Rania Siuman
68
68. Rania Siuman
69
69. Berdamai Dengan Masa Lalu
70
70.Mengoda
71
71. Ungkapan Hati
72
72. Ganti panggilan
73
73. Suasana Yang Ramai
74
74. Bertemu Astrid
75
75. Tidak Bisa Jauh
76
76. Penyambutan Rania
77
77. Mengungkap
78
78. Cynthia kabur
79
79. Kecelakaan Cynthia
80
80. Menunggu kabar
81
81. Kondisi Cynthia
82
82. Ayah Yang Bucin
83
83. Menerima Dengan Ikhlas
84
84.Kelumpuhan Cynthia
85
85. Meragukan
86
86. Isi Kamar Ayah
87
87. Kenangan Nella
88
88.Memanggil Mama
89
89. Ayah
90
90. Mertua VS Menantu
91
91. Istri Masa Depan
92
92. Merasakan Punya Adik
93
93. Selalu Terdepan
94
94. Kaca Spion
95
95. Hasil Tes
96
96. Kita Semua Keluarga
97
97. Memperkenalkan Rania
98
98. Calon Istri Serba Bisa
99
99.Cinta Pertama dan Terakhir
100
100. Keinginan Nita
101
101. Menentukan Waktu Pernikahan
102
102. Belajar Menghargai Orang Lain
103
103. Penculikan
104
104. Terungkap
105
105. Akhir Dari Nita
106
106. Kematian Yang Terlalu Mudah
107
107. Keputusan Cynthia
108
108.Tissue Bekas
109
109. Pernikahan
110
110. Resepsi Pernikahan
111
111. Malam Pertama
112
112. Rencana Ke Bandung
113
113. Ingin Memberikan Yang Terbaik
114
114. Menginap Di Bandung
115
115. Akhir Penantian
116
116. Tidak Ada Duanya
117
117. Cemburu
118
118. Bertemu Kevin
119
119. Merasa Bersalah
120
120. Istri Yang Sangat Berarti
121
121. Astrid Tertangkap
122
122.Suasana Pagi
123
123. Pernikahan Sisi dan Davin
124
124. Resepsi Pernikahan Davin dan Sisi
125
125. Ingin Minum Kopi
126
126. Rumah Sakit
127
127. Hamil
128
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!