Keesokan harinya pagi-pagi aku udah bersiap untuk pergi ke perusahaan tempat kak Davin bekerja. Untuk mengatar lamaran kerja yang sudah kusiapkan. Sesuai syarat yang di berikan kak Davin.
''Kita sarapan dulu yuk Si'' kataku ketika melihat Sisi keluar dari kamarnya, dengan pakaian rapi mau pergi ke klinik.
''Kamu masak apa Ran?'' tanya Sisi sambil jalan ke meja makan.
''Sekarang kita sarapan nasi goreng ceplok aja ya. Simple dan cepat masak. Hehe'' jawabku.
Diatas meja sudah kusiapkan nasi goreng dua piring.
''Wuiih enak nih... Jom makan '' ucap Sisi gaya alah upin ipin kalau melihat ayam goreng.
Kamipun sarapan pagi dengan lahap. Beruntung aku punya sahabat seperti Sisi walaupun dia dari keluarga kaya tapi kalau soal makan tidak pernah pilih dan yang terpenting dia tulus samaku.
Sebenarnya aku tidak enak hati lama-lama numpang tinggal diapartemen Sisi, biarpun dia tidak keberatan sama sekali. Mudah-mudahan aku diterima kerja jadi secepatnya bisa cari kosan yang dekat dengan tempat kerja.
''Oh ya hari ini kamu pakai motorku aja ke tempat kerja kak Davin. Lagian motornya jarang terpakai juga'' Kata Sisi.
''untuk hari ini aku naik ojek online aja dulu. Aku kan belum hafal jalan ke sana. susah buka-buka google map diatas motor'' jawabku.
''Iya juga sih atau aku antar aja kamu kesana?''tanya Sisi lagi.
''Ngak usah. Aku bisa pergi sendiri. Kasihan kamu bolak balik ngantar aku, apalagi tempat kerjanya berlawanan arah'' Jawabku.
''Benaran kamu ngak apa-apa pergi sendiri?'' tanyanya lagi kulihat ada kekwatiran diwajahnya.
''benaran Sisi sayang. Udah ah ngak usah risaukan diriku. Kamu kayak ngak tahu aku aja. Aku bisa jaga diri'' jawabku meyakinkan Sisi.
Sisi menganguk tanda setuju.
Setelah selesai sarapan kami langsung berangkat. Kami turun kelantai satu, setelah sampai dibawah kami ketemu sama pak Jono.
''Pagi non Sisi dan non Rania'' sapa pak Jono satpam apartemen ini.
''Pagi pak Jono '' jawab kami serentak.
''Kamu hati-hati ya Ran'' kata Sisi
''Iya... Kebetulan ojek online pesananku udah sampai'' jawabku
Kami pergi ketempat tujuan masing-masing.
...****************...
Tidak lama kemudian sampai aku disebuah perusahaan yang sangat besar dan megah.
''Wow ternyata tempat kerja kak Davin besar juga''batin ku kagum.
Setelahku bayar ongkos ojek online dan aku ucapkan terima kasih.
''Oh ya coba kutelpon kak Davin dulu'' Aku hubungi nomor kak Davin tapi tidak diangkat , sudah tiga kali tetap aja nomornya sibuk. Mungkin kak Davin lagi rapat pikirku.
Kulihat ada dua orang satpam sedang berjaga di pos keamanan.
''Permisi pak. Kalau mau tanya atau menunggu orang dimana ya?'' tanyaku.
''Langsung aja tanya sama resepsionis disebelah sana mbak'' jawab salah satu satpam sambil memperhatikan penampilanku.
''Mau lamar kerja ya mbak?'' tanyanya lagi.
''Iya pak cuma mau antar CV aja. Makasih ya pak'' jawabku sambil melangkah meninggalkan kedua satpam tadi.
''Kamu rasa dia mau melamar jadi apa diperusahaan ini dengan penampilan seperti itu.Hehe'' ejek salah satu satpam.
''Huus ngak boleh melihat orang dari fisiknya. Lagian tidak ada manusia yang sempurna. Mau dia melamar kerja dibagian mana bukan urusan kita'' jawab satpam satu lagi.
Aku berjalan menuju lobi. ''*Andai bunda tahu, dimana aku sekarang pasti bunda akan kagum betapa megahnya perusahaan ini. Suatu saat aku pasti akan bawa bunda kesini. Biar bunda tahu betah besar dan megah bangunan di Jakarta'' batin**ku*.
Rania tidak tahu kalau dulu sebelum bundanya tinggal di kampung sekarang. Dia sudah pernah merasakan hidup di kota besar ini. Hanya saja kenangan itu terlalu menyakitkan untuk dikenang bundanya.
''Selamat pagi mbak ada yang bisa kami bantu?'' tanya salah satu resepsionis ketikaku sampai disana.
''Selamat siang mbak. Saya ingin bertemu pak Davin'' jawabku sopan.
''Apa mbak sudah ada janji ketemu sama pak Davin?'' tanya salah satu resepsionis.
''Udah mbak'' jawabku.
''Mbak jangan bohong, mana mungkin pak Davin yang secara asisten bos ada janji dengan anda yang berpenampilan seperti ini'' Kata salah satu resepsionis yang emang dari aku datang tadi sudah tidak suka denganku.
''Untuk apa juga saya bohong mbak. Tidak ada untungnya juga dosa iya. Dan lagian mbak, kenapa dengan penampilan saya?'' tanyaku lagi.
''Penampilan anda itu merusak pemandangan '' jawabnya sinis.
''Maaf ya mbak pemandangan siapa yang rusak. Perasaan saya dari tadi pemandangan disini ngak ada yang rusak'' jawabku santai.
''Ya pemandangan mata saya'' jawabnya kesal.
''Oooh... Kalau gitu mbak beli aja kaca mata seperti saya biar mbak bisa melihat kalau pemandangannya tidak rusak'' jawabku lagi.
''Hei anda jangan ke pedean ya. Mana mungkin pak Davin mau bertemu dengan anda'' katanya. Aku lihat resepsionis satu lagi bingung mau bilang apa melihat temannya yang kesal.
''Begini ya mbak. Saya kesini cuma mau tanya apa pak Davin lagi ditempat atau bagaimana. Saya tidak butuh pendapat mbak tentang pak Davin mau bertemu saya atau tidak. Dan satu lagi ya mbak sebagai seorang resepsionis bukankah mbak harus melayani kami dengan ramah, karena mbak akan memcerminkan citra perusahaan. Apa mbak tidak takut kalau nanti orang akan kecewa dengan pelayanan mbak yang seperti ini'' jelasku panjang lebar.
Sebelum dia menjawab resepsionis yang satu lagi kulihat nama tania mendahului menjawab.
''Maaf mbak. Mungkin pak Davin ada meeting pagi ini. Mbak bisa menunggu sampai pak Davin selesai meeting'' jawabnya ramah.
''Ok terima kasih mbak'' ucapku sambil tersenyum ramah.
Aku berjalan ke kursi yang telah disediakan untuk menunggu. Kulihat resepsionis yang kalau tidak salah namanya dewi masih kesal melihat kearahku duduk.
Selang tiga puluh menit kemudian ponselku berdering. Kulihat tenyata kak Davin
''Hallo kak Davin'' jawabku
''*H*allo Rania kamu dimana"terdengar suara kak Davin diseberang sana
''Aku lagi dilobi menunggu kakak''jawabku.
"Ok kamu tunggu disana aku akan turun"
''Ok " telepon kumatikan.
Lima menit kemudian kak Davin sampai di lobi.
''Udah lama kamu nunggu disini.Kebetulan pagi ini ada meeting jadi tadi tidak sempat jawab telepon kamu'' jelas kak Davin setelah sampai di dekatku
''Sekitar tiga puluh menitan kak. Ngak apa-apa santai aja. Lagian aku juga ngak terburu-buru kok. Ini CV yang kakak minta'' kataku sambil menyerahkan map.
Kulihat resepsionis yang tadi berdebat denganku terkejut. Karna kak Davin ternyata menemuiku. Mereka ngak tau aja kalau kak Davin pacar sahabatku.
''Ok ntar aku hubungin kamu setelah melihatkan CV ini ke bos dulu. Oh ya aku ngak bisa lama-lama nemanin kamu disini. Kerjaanku masih banyak'' ucap Kak Davin.
''Iya ngak apa-apa kak. Lagian aku juga mau pulang. Makasih ya kak'' kataku
''Iya''jawab kak Davin
Setelah kak Davin pergi, aku hampiri resepsionis yang masih bengong.
''Awas mbak air liurnya menetes. Hahaha'' sambilku berlalu keluar perusahaan.
Jangan lupa vote & like nya!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Trisna
mari lanjuuuut
2024-05-30
0
Anisa Tanjung
duh kyk mana MW jadi supir jalanan aja GK hapal. smga ada episode yg menceritakan Rania yg mmpljri jlanan kota
2024-05-22
0
Cherry🍒
aga Laen si Rania haha
2024-05-16
0