Mobil Radit melaju kearah pinggir kota. Radit ingin mencari tempat yang tenang. Tapi di tengah jalan ban mobil mereka kempes. Radit memberhentikan mobilnya kepinggir jalan.
''Haah. Ban mobilnya pakai kempes segala'' ucap Radit kesal sambil menendang ban mobil.
''Ada apa pak'' tanya Rania sambil turun dari mobil.
''Ini ban mobilnya kempes. Kita harus mencari bengkel yang dekat dari sini'' ucap Radit.
''Tapi disini jalannya sepi pak. Mana mungkin ada bengkel. Apalagi hari sudah malam. Susah cari bengkel'' jawab Rania.
''Kalau gitu biar aku telepon Davin aja. Suruh dia jemput kita kesini sekalian suruh bawa mobil derek'' kata Radit mengeluarkan ponselnya.
''Tidak usah pak. Biar saya saja yang ganti bannya'' kata Rania sambil mengambil dongkrak dan pekakas lain kedalam mobil.
''Apa kamu bisa?'' tanya Radit ragu.
''Tenang aja pak. Dulu waktu kuliah saya pernah kerja di bengkel mobil. Trus waktu saya bawa taksi online sering juga mengganti ban yang kempes'' jelas Rania sibuk mengeluarkan ban serap dan mulai menggantinya.
''Biar saya bantu'' ucap Radit biarpun dia tidak tahu mau bantu apa. Karna selama ini dia tahu siap saja. Hari ini Radit melihat sisi lain dari Rania yang membuat dia kagum.
''**S***opirku memang beda'' batin Radit*.
''Ngak usah pak. Ntar tangan anda kotor lagi'' ucap Rania sambil mengarut pipinya yang gatal dengan tangan kotor.
''Hahaha'' Radit tertawa geli.
'' Kenapa anda tertawa'' tanya Rania binggung sambil melanjutkan kerjanya.
''Itu pipi kamu hitam'' tunjuk Radit.
''Iya ya, disebelah mana?'' kata Rania sambil mencoba mengelap dengan tangannya.
''Bukan disitu. Disebelah sini, biar saya yang lapkan kalau kamu yang lap malah bertambah kotor'' kata Radit sambil mengeluarkan sapu tangan dari kantong celananya.
Ketika radit mengelap pipi Rania. Jarak mereka begitu dekat. Tatapan mereka sempat beradu sebentar. Radit seperti mencoba melihat manik mata dibalik kaca mata Rania. Sedangkan Rania melihat betapa tampan Radit dengan bola mata hitam yang tajam, hidung mancung serta bau yang maskulin keluar dari tubuhnya. Seakan waktu terhenti sebentar sampai Rania sadar.
''Biar saya yang lap sendiri pak'' kata Rania sambil mngambil saputangan dari Radit. Jantungnya berdetak tidak karuan.
Mereka jadi salah tingkah karna kejadian tersebut. Rania kemudian menyelesaikan kerjanya. Sedangkan Radit hanya melihat saja. Beberapa saat kemudian Rania selesai mengganti ban.
Tidak jauh dari tempat mereka. Sebuah mobil berhenti memperhatikan gerak gerik mereka.
''Hallo bos. Mobil mereka sudah berhenti ditempat sepi.Apa kami bergerak sekarang'' tanya orang didalam mobil.
''kamu bereskan saja yang cewek. Kalau yang cowok jangan kalian apa-apakan. Kalau sampai yang cowok tergores sedikit saja. Upah kalian saya potong'' ucap suara orang diseberang.
''Baik bos'' kata orang itu lagi sambil mematikan telepon.
''Ayo kita bergerak sekarang'' katanya kepada temannya yang lain.
Sementara itu Rania sedang membereskan peralatan yang dipakai untuk mengganti ban mobil. Sedangkan Radit pergi kedalam mobil mengambil minum.Tiba-tiba...
''Rania awaaass'' teriak Radit melihat ada orang yang mau menusuk Rania dari belakang dengan pisau.
Rania yang menyadari ada orang dibelakangnya secara reflek menghindar. Tapi tanganya terkena sambetan pisau.
Bruuk. Satu tendangan Rania mendarat di perut pria berbadan besar itu. Sehingga tubuhnya terlempar kebelakang.
''Arrgghh ''erang pria tadi. Melihat itu temannya yang lain mulai menyerang Rania. Rania mulai terlibat perkelahian dengan keempat pria yang bertubuh besar. Radit yang melihat Rania dikeroyok segera membantu.
Beberapa kali pukulan serta tendangan Rania dan Radit mengenai mereka. Sehingga mereka mundur dan melarikan diri dengan mobil yang mereka berhentikan tidak jauh dari situ. Radit berusaha mengejar. Tapi mereka sudah dulu kabur dengan mobil. Radit kembali ke tempat Rania berada.
''Kamu tidak apa-apa Ran?'' tanya Radit cemas ketika sampai di tempat Rania.
''Saya tidak apa-apa pak'' jawab Rania sambil lanjut membereskan pekakas yang dipakai tadi. Tidak sengaja Radit melihat darah keluar dari tangan Rania.
''Tanganmu terluka Ran'' kata Radit sambil memegang tangan Rania.
''Luka kecil pak. Tidak apa-apa'' ucap Rania.
''Apanya yang kecil. Darahnya banyak mengalir begitu. Sini ikat dulu lukanya biar tidak banyak darah yang keluar'' kata Radit memegang tangan Rania sambil mengambil sapu tangan dan mengikat luka ditangan Rania.
''Kamu masuk aja kedalam mobil. Biar saya yang membereskan ini'' kata Radit sambil mengangkat pekakas ke dalam bagasi mobil.
Rania berjalan menuju depan mobil. Dia duduk didalam mobil menunggu Radit. Tidak beberapa lama Radit masuk kedalam mobil.
''Kita kerumah sakit'' ucap Radit sambil menyalakan mobil.
''Tidak usah pak. Kita langsung pulang saja'' jawab Rania.
''Luka kamu begitu parah Ran. Takutnya nanti bisa infeksi'' kata Radit cemas.
''Di Apartemen ada kotak P3K pak. Itu saja sudah cukup bagi saya'' jawab Rania lagi.
''Kamu jangan keras kepala. Kita akan tetap kerumah sakit. Ini perintah kamu tidak boleh menolak'' tegas Radit.
Rania hanya pasrah. Dia tidak punya tenaga lagi berdebat dengan Radit. Apalagi luka ditangannya sudah mulai terasa nyeri.
''Berapa banyak lagi kejutan yang akan kamu tunjukan rania. Bahkan aku tidak bisa membayangkannya. Ketika kamu tidak merengek atau menangis dengan luka ditangan seperti wanita pada umumnya, dan kamu masih melihatkan ketenangan yang sekarang malah membuat hatiku sakit. Apa kamu sudah biasa menanggung sakit seperti ini sehingga kamu tidak bisa melihatkan sedikitpun kelemahan didepanku'' batin Radit melirik ke arah Rania yang sedang menyandarkan kepalanya di pintu mobil.
mobil radit melaju mencari rumah sakit terdekat. Tidak lama kemudian mereka sampai dirumah sakit. Radit dan Rania masuk kedalam UGD untuk mencari dokter yang akan mengobati luka Rania.
''Radiitt'' terdengar suara orang memanggil dari arah belakang mereka.
Radit dan Rania membalikan badan melihat kepada orang yang memanggil tadi. Rania langsung menundukan kepala
''Waduh kenapa ketemu kak Dimas disini'' batin Rania.
''Hei dokter Dimas'' sapa Radit.
''Kamu mau ngapain kesini?'' Tanya Dimas.
''Ini mau mengobati teman saya luka'' kata Radit sambil melihat kearah Rania yang masih menundukan kepala.
Dimas yang dari tadi fokus melihat kearah Radit. Dia tidak sadar kalau disebelah Radit ada orang.
''Raniaaa'' panggil Dimas terkejut.
''Hehehe. Malam kak Dimas'' ucap Rania sambil mengangkat kepala.
''Kalian saling kenal?'' teriak Radit dan Dimas barengan. Rania malah salah tingkah melihat mereka berdua. Apalagi beberapa perawat di UGD melihat ke arah mereka.
''Dokter aja yang jawab duluan'' kata Radit.
''Rania sahabat adikku, kalau kamu?'' tanya dokter Dimas yang ternyata kakaknya Sisi.
''Dia sopirku'' jelas Radit singkat padat.
''Trus apa yang terluka?'' tanya dokter Dimas.
''Tangan Rania'' jawab Radit.
''Ya udah kita obati diruanganku saja. Disini terlalu ramai orang'' ajak dokter Dimas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Maria lace W
terlalu banyak omong dan alur cerita membosankan
2024-02-08
2
Yani
Ketemu kakak Sisi oh..kaksknta Sisi namanya dr Dimas
2022-12-09
1
Nur Sanah
thor rania ini gadis tomboy atau peminim thor .aku suka gadis feminim loh thor.ngk suka tomboy wkwk
2022-06-04
1