Anara sudah sampai di rumahnya. Dia melangkah masuk ke dalam rumah. Saat ini dia hanya ingin beristirahat. Anara mengunci diri di dalam kamar. Namun sebelum beristirahat, dia memilih untuk mandi. Sejak di dalam kamar mandi sampai dia keluar, air matanya tak henti-hentinya keluar dari sudut matanya.
Anara menangis sejadi-jadinya. Dia begitu terpukul dengan musibah yang menimpanya. Niat dia ingin bekerja, tapi malah dia kehilangan mahkotanya. Anara mengambil ponsel miliknya. Dia mengirim pesan kepada Ica jika dia mengundurkan diri dari hotel Pak Bram. Sebenarnya dia tidak mau resign, tapi dia takut jika kejadian itu terjadi lagi kepadanya.
Tok tok
Anara mendengar pintu kamarnya di ketuk dari luar.
Sebenarnya Anara malas keluar, apalagi untuk melakukan sesuatu. Namun dia tidak bisa mengurung diri terus, pasti ayah dan Kakaknya akan kelaparan karena dia belum memasak.
Cklek
Anara membuka pintu kamarnya. Dia menatap Vanesa berdiri di depan pintu.
"Kenapa meja makan kosong? Cepat masak! Nanti pukul tujuh malam harus sudah beres, karena calon suamiku dan orang tuanya akan makan malam disini," ucap Vanesa
"Baik Kak," jawab Anara
Vanesa menatap wajah adiknya yang sembab. Namun dia tidak bertanya karena tidak mau tahu. Setelah mengatakan itu, Vanesa pergi dari hadapan Anara.
Anara kembali masuk ke dalam kamar. Dia ke kamar mandi yang ada di kamarnya untuk mencuci muka. Setelah itu barulah dia keluar dari kamar.
Saat ini Anara sudah berada di dapur. Dia membuka isi kulkas. Ternyata sayuran dan bahan masakan lainnya masih lengkap. Karena kebetulan kemarin dia sudah belanja. Anara mulai mengambil sayuran, daging, dan bahan masakan lainnya.
Anara belum selesai memasak, karena dia memasak banyak menu. Sejenak dia menghentikan aktifitasnya, karena sekarang sudah adzan maghrib. Anara pergi ke kamarnya untuk melaksanakan sholat maghrib terlebih dahulu. Tak lupa dia berdoa meminta ampunan. Karena dirinya sudah melakukan hal yang berdosa menurut agama. Setelah selesai sholat, Anara kembali ke dapur.
Kini semua masakan sudah matang. Anara segera menata masakan itu di meja makan.
Terlihat Vanesa datang menghampiri Anara.
"Nara, cepat kamu ke kamar! Itu calon suamiku sudah datang, kamu jangan disini!"
"Baik Kak," Anara pergi dari hadapan Vanesa.
Ada keinginan untuk dia tetap disana dan di kenalkan dengan calon Kakak Iparnya. Namun hanya bisa berandai-andai.
Vanesa melihat Andika dan yang lainnya sedang melangkah ke arahnya.
"Silahkan di nikmati!" ucap Vanesa
Andika dan Ibunya melihat banyak makanan di atas meja. Dan semuanya terlihat enak.
"Wah sepertinya ini enak-enak, siapa nih yang masak?" tanya Bu Sinta
"Saya dong Tante, ayo silahkan duduk!"
Mereka menarik kursi untuk di duduki. Mereka mengambil satu persatu makanan di dalam piring. Lalu menikmati makanan yang menurut mereka terasa lezat. Beberapa kali Bu Sinta memuji masakan itu. Andika juga kagum dengan calon Istrinya yang ternyata pintar memasak.
"Maaf Nes, aku boleh numpang toilet?'
"Boleh Mas," ucap Vanesa
"Nes, kamu antar Andika," pinta Pak Indra
"Tidak usah Om, saya bisa sendiri kok," Andika beranjak dari duduknya. Dia melangkah menuju ke toilet terdekat.
Setelah selesai makan malam, Pak Indra mengajak Andika dan Bu Sinta untuk saling mengobrol santai di ruang keluarga.
°°
Seharian ini Anara hanya di dalam rumah saja. Beberapa kali Ica mengirimkan pesan untuk mengajaknya keluar. Namun Anara menolaknya.
Rasanya bosan sekali kalau di kamar terus," batin Anara lalu dia mengambil remot televisi yang ada di atas meja.
Anara menyalakan televisi lalu dia mulai melihat tayangan gosip artis. Ternyata di televisi sedang menayangkan Vanesa dan kekasihnya yang secepatnya akan melaksanakan pernikahan.
Anara menutup mulutnya dengan salah satu tangannya karena terkejut. Dia tak menyangka bahwa lelaki yang kemarin menodainya adalah calon suami Kakaknya.
Kenapa bisa kebetulan seperti ini? Apa aku mengatakan ini kepada Kak Nesa, tapi sepertinya Kak Nesa akan kecewa. Lebih baik aku menutup rapat semua fakta ini. Aku ingin Kak Nesa bahagia." gumam Anara
Anara kembali mematikan televisi itu. Dia terdiam dan fikirannya berkelana entah kemana.
Apa masih ada lelaki yang mau dengan wanita yang sudah ternoda sepertiku," batin Anara
Anara mencoba tersenyum seolah hari esok akan lebih baik dari hari ini. Semoga saja ada kebahagian yang menyertainya di masa depan. Dia tidak ingin sendirian seperti itu. Walaupun dia satu rumah dengan Ayah dan Kakaknya, namun hubungan mereka tak sedekat itu untuk bisa di katakan sebagai keluarga.
Ternyata berdiam diri hanya akan membuatnya semakin sedih. Anara beranjak dari duduknya. Dia akan menyibukan diri agar kesedihannya hilang sedikit demi sedikit.
Anara keluar dari kamar untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Dia memilih untuk menyapu halaman, karena itu yang paling menguras banyak tenaganya. Dengan cara itu dia akan bisa melupakan kesedihannya.
°°°
Andika mengantar Vanesa pulang. Suasana hati keduanya cukup baik. Keduanya di selimuti perasaan bahagia yang tiada tara.
Mereka melangkah masuk ke dalam rumah. Namun, ternyata Anara tak sengaja muncul di hadapan mereka. Kebetulan Anara sedang menuruni tangga. Dia melihat kedatangan Vanesa dan Andika.
Andika terkejut saat melihat wanita yang dia rampas kesuciannya.
Kenapa wanita itu ada disini? Sebenarnya siapa wanita itu?" batin Andika tanpa mengalihkan arah pandangnya dari Anara.
Vanesa melihat kekasihnya menatap Anara cukup lama.
"Mas, kamu lihatin apa?"
"Tidak kok sayang, tidak lihat apa-apa" jawab Andika
"Mas duduk dulu yah, biar aku buatkan minum," ucap Vanesa sambil menatap kekasihnya.
"Siap sayang," Andika melangkah mendekati sofa lalu duduk disana.
Vanesa ke dapur untuk menyusul Anara yang berada disana.
"Nara, aku sudah bilang yah kalau kamu jangan muncul di hadapanku saat ada kekasihku atau tamu lain yang datang. Tapi kenapa kamu lakukan itu?" tanya Vanesa
"Maaf Kak, aku tidak tahu jika Kakak akan datang sekarang."
"Sudahlah, kalau ngumpet juga kepalang tanggung. Lebih baik sekarang kamu buatkan minum untuk kami."
"Baik Kak," jawab Anara
Anara segera membuatkan minum untuk Vanesa dan kekasihnya.
Anara membawa nampan berisi es jeruk dan satu toples makanan ringan. Dia menaruhnya di meja depan Vanesa dan kekasihnya.
Sejak tadi Andika menatap Anara. Dia masih penasaran dengan status Anara di rumah itu.
"Sayang, kenapa kamu lihatin dia seperti itu?" Vanesa melihat arah pandang kekasihnya yang saat ini sedang menatap Anara.
"Ah tidak, hanya penasaran dia itu siapa yah? Perasaan waktu pertama kali aku kesini, aku tidak melihatnya," ucap Andika
"Oh, dia itu pembantu baru, sudahlah tidak usah di urusin. Mending kita duduk saja."
"Baiklah," ucap Andika
Kini keduanya duduk di ruang keluarga dan mereka saling mengobrol.
°°°
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
joey
kenapa 3 makhluk kejam jahat dan tak punya perasaan Andika vanese dan pak indra aku doakan kalian lepas ini takkan pernah merasa bahagia lagi selepas apa yang telah mereka lakukan kepada anara 😡
2022-07-10
0
As Riyah
keluarga macem apa sih sampe anara tak di anggap😏😏
2022-06-22
1
Eko Lia
Vanesa cacing kremi jahat banget kasian nara
2022-05-16
2