Satu bulan kemudian
Hari ini Vanesa sedang berbahagia. Karena hari ini merupakan hari pernikahannya. Pernikahan yang sangat mewah itu di laksanakan di sebuah hotel. Anara tidak berada disana sebagai orang penting atau tamu undangan. Namun, dia disana sebagai pelayan. Itu syarat yang di berikan oleh Vanesa agar Anara boleh hadir di acara pernikahannya.
Anara menatap dari jauh pelaksanaan ijab qabul Kakaknya. Dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Kakaknya. Dia berharap agar Kakaknya hidup bahagia bersama suaminya.
Anara hendak berbalik arah dari tempat dia berdiri saat ini. Namun dia tidak sengaja menyenggol seorang tamu undangan yang datang.
Pyar
Gelas yang di pegang oleh lelaki itu terjatuh ke lantai. Beberapa tamu undangan menoleh ke sumber suara.
"Maaf Pak, saya tidak sengaja," Anara berjongkok membereskan pecahan gelas di atas lantai.
"Tidak apa-apa kok Nona," lelaki itu menatap Anara yang terlihat cupu. Memang saat ini Anara mengenakan kaca mata dan poninya menutupi keningnya. Dia berpenampilan seperti itu atas permintaan Vanesa yang tidak mau jika Anara terlihat cantik.
"Perkenalkan saya Aldi, saya saudara dari mempelai laki-laki. kebetulan saya baru datang karena tadi ada urusan penting." Aldi mengulurkan tangannya kepada Anara.
"Maaf, tangan saya kotor," ucap Anara
"Tidak apa-apa," Aldi meraih tangan Anara lalu bersalaman.
Jika di lihat-lihat, sepertinya wanita ini masih anak SMA.' batin Aldi
Akhirnya Anara dan Aldi saling bersalaman.
Ini lelaki kok tidak jijik sih bersalaman sama seorang pelayan sepertiku.' batin Anara
Anara mengalihkan arah pandangnya. Dia yang tadinya menatap Aldi, sekarang fokus menatap pecahan gelas.
Aldi terus memperhatikan Anara hingga Anara sudah pergi dari hadapannya.
Aldi melangkah menghampiri Andika dan keluarganya.
Setelah acara ijab qabul selesai, sekarang tinggal acara resepsi pernikahan. Kedua mempelai berfoto dengan beberapa foto mesra di pelaminan. Begitu juga dengan keluarga mereka yang bergantian maju ke pelaminan untuk ikut berfoto.
Anara menatap dari kejauhan. Dia ingin sekali berada di antara mereka sebagai keluarga dari mempelai wanita. Namun kenyataannya itu tidak akan pernah terjadi.
Bahkan aku lupa kapan terakhir foto bersama keluarga,' batin Anara
Setelah selesai foto keluarga, kini giliran para tamu satu persatu maju ke depan untuk mengucapkan selamat kepada mereka.
°°
Sore harinya, Acara resepsi telah selesai. Saat ini Anara masih disana untuk membantu beres-beres. Karena kebetulan Anara masih memakai pakaian pelayan. Sehingga mereka mengira jika Anara pelayan, dan menyuruhnya ikut beres-beres sampai selesai.
Terlihat Anara yang sedang merenggangkan otot-ototnya karena dia merasa sangat cape.
Aku cape sekali, rasanya ingin pulang. Tapi aku belum mengucapkan selamat kepada Kak Nesa, bagaimana caranya yah? pasti jika aku menghampirinya, Kak Nesa malah mengusirku.' batin Anara
Anara memilih untuk berganti pakaian dengan pakaian miliknya. Karena dia akan pulang. Anara sedikit memoleskan make up ke wajahnya.
Sebelum pulang, Anara memberanikan diri untuk menghampiri Kakaknya. Dia pergi ke kamar pengantin Kakaknya. Saat ini dia sudah berada di depan kamar hotel. Anara mengetuk pintu kamar itu.
Tok tok
Cukup lama dia menunggu, Andika membukakan pintu kamarnya.
Cklek
Andika melihat penampilan Anara yang menurutnya lumayan. Walaupun pakaiannya sederhana, namun Anara masih terlihat cantik. Apalagi Anara sedikit memakai lipstik.
"Wah wah pembantu cantik mau ngapain nih kesini? Apa mau menyaksikan majikannya ber*cinta. Atau jangan-jangan cemburu nih." Andika menggoda Anara.
"Apaan sih, aku datang kesini untuk menemui Kak Nesa."
"Dia sedang mandi, dan biasanya mandinya lama. Mungkin sambil menunggunya, kita bisa bermain-main di kamar sebelah."
Anara melotot tak percaya dengan perkataan Andika.
"Sayang, Siapa yang datang?" Vanesa yang baru keluar dari kamar mandi, menghampiri suaminya yang sedang berdiri di depan pintu.
"Ini pembantumu yang datang," ucap Andika
"Ngapain kamu kesini? Cepat pulang!" Vanesa mengusir Anara yang sedang berdiri di depan pintu.
"Aku mau mengucapkan selamat untuk Kak Nesa," ucap Anara
"Tidak perlu," ucap Vanesa lalu dia menatap suaminya. "Sayang, lebih baik kita olahraga sore yuk, dari pada ngurusin yang tidak penting."
"Memangnya kamu tidak cape?" tanya Andika sambil mencubit gemas pipi Vanesa.
"Tidak dong sayang, masih muda masa loyo sih," Vanesa langsung me*nyambar bibir suaminya di depan Anara.
Anara melihat kega*nasan Kakaknya. Dia memilih pergi dari sana karena tidak mau menyaksikan kemesraan mereka. Melihat Anara sudah pergi, Vanesa langsung menutup pintu kamarnya. Dia menuntun suaminya ke arah ranjang tanpa melepaskan aktivitasnya.
Anara berjalan melewati lorong hotel. tujuannya saat ini hanya pulang. Dia memasuki lift menuju ke lantai satu.
Tring
Lift yang di masuki Anara telah berhenti. dia keluar dari dalam lift. Anara melangkah keluar dari hotel.
Saat ini Anara sedang berdiri di depan hotel. Dia menunggu angkutan umum di depan jalan raya. Namun, belum ada satupun angkutan umum yang lewat.
Tin tin
Sebuah mobil mewah berhenti di hadapan Anara. Pintu mobil terbuka dan terlihat Aldi menatap Anara dari dalam mobil.
"Eh Nona, kita ketemu lagi. ngomong-ngomong Nona mau kemana?"
"Saya mau pulang," jawab Anara
"Biar saya antar, lagian jam segini jarang ada kendaraan yang lewat. Karena sekarang menjelang maghrib."
"Tidak usah, takutnya malah merepotkan," Anara menolak ajakan Aldi
"Ayolah Nona, saya tidak bisa membiarkan perempuan cantik sendirian di pinggir jalan," Aldi tetap memaksa untuk mengajak Anara pulang bersamanya. Karena ini akan menjadi kesempatan untuknya agar lebih dekat.
"Baiklah," akhirnya Anara menyetujui untuk ikut bersama Aldi.
Anara membuka pintu mobil. dia duduk di sebelah Aldi.
"Tujuan kita kemana Nona?"
"Perumahan Harapan Indah," jawab Anara
"Rumah Nona disana? Bukankah itu kompleks perumahan mewah?"
"Saya hanya pembantu," jawab Anara
"Saya salut dengan Nona yang pekerja keras. Selain menjadi pembantu, ternyata Nona punya sampingan di acara pernikahan." Aldi menatap Anara penuh kekaguman.
Anara hanya tersenyum memperlihatkan senyum manisnya. Dia tidak mau jika Aldi terlalu banyak bicara.
Mobil yang di kendarai Aldi sudah sampai di depan rumah Anara. Sebelum turun, Anara mengucapkan terima kasih kepada Aldi yang sudah mengantarnya.
Anara langsung melangkah memasuki gerbang. Aldi masih menatap Anara hingga dia masuk ke dalam rumah.
Anara melangkah menuju ke kamarnya. Dia ingin cepat-cepat istirahat.
Cklek
Anara yang baru masuk kamar langsung melempar asal tas slempang miliknya. Dia menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah membersihkan diri, Anara langsung melaksanakan sholat maghrib. Tidak lupa dia berdoa untuk Ibunya yang sudah meninggal.
Setelah selesai sholat, Anara naik ke atas kasur. Dia duduk selonjoran sambil memijat kakinya sendiri. Anara menatap ke meja kecil yang ada di samping ranjangnya. Dia membuka laci meja lalu mengambil foto kenangan dia bersama Ibunya.
Mah, Nara kangen sama Mamah,' Anara mengusap air matanya yang menetes di sudut matanya.
Kak Nesa sudah menikah loh Mah. Dia sangat cantik seperti Mamah. Apalagi jika memakai kebaya putih, mirip sekali sama Mamah. Nara sangat sayang sama Kak Nesa. Karena dengan melihat wajahnya, Nara bisa mengobati kerinduan Nara sama Mamah.' Anara mengusap wajah Ibunya di foto yang dia pegang.
°°°°
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Tarmi Widodo
Ara sangat bodoh
2023-11-30
0
Helena Rusliana
kok Anara Bodoh ya kenapa tidak petgi merantau saja kenapa mau saja tinggal dirumah Neraka dan selidiki kenapa orang tuanya membenci dia teelalu lemah sih karakternya
2023-01-26
0
Rinnie Erawaty
Nara sama Aldi aja
2022-12-27
0