Anara sedang mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanya. Dia mendengar pintu rumahnya di ketuk dari luar. Dia melangkah mendekati pintu lalu membukanya.
Cklek
Anara melihat pasangan pengatin baru yang terlihat sedang berbahagia.
"Minggir! Mau lewat nih gerah," ucap Vanesa kepada Anara yang saat ini menghalangi jalannya.
"Maaf Kak," Anara bergeser sehingga Vanesa dan Andika bisa lewat.
"Eh tunggu," Andika menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke belakang menatap Anara yang sedang menutup pintu.
"Kamu kok panggil majikan kamu dengan sebutan Kakak? Memangnya Nesa Kakakmu?"
Aduh, dasar Nara bisanya bikin orang curiga. Gawat nih kalau Mas Andika sampai tahu jika Nara itu adikku.' batin Vanesa
"Dia memang seperti itu, sayang. Dia tidak sopan sama majikan." ucap Vanesa
Deg
Dada Anara mendadak sakit mendengar perkataan Vanesa. Karena Vanesa tidak mengakuinya sebagai adiknya.
"Maaf Nona Vanesa, bukan maksud saya seperti itu." ucap Anara sambil menahan air matanya agar tidak keluar.
"Bagus, mulai sekarang kamu panggil aku Nona." Vanesa merasa senang melihat adiknya benar-benar di anggap seperti pembantu di rumahnya sendiri.
Andika meraih pinggang Vanesa. mereka melangkah menuju ke kamar.
Anara masih menatap kepergian Kakaknya. Dia tersenyum seolah untuk menguatkan dirinya. Anara kembali melanjutkan pekerjaan rumahnya yang masih belum selesai.
Setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah, Anara memilih untuk beristirahat.
Tok tok
Anara mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dia beranjak dari duduknya lalu membukakan pintu kamarnya. Anara melihat Kakaknya berdiri disana.
"Ada apa Kak? eh maksudnya Nona," tanya Anara
"Cepat buatkan dua jus mangga! jangan kelamaan yah, aku sudah haus sekali nih."
"Baik Kak," jawab Anara
Setelah melihat Vanesa kembali ke kamar, kini Anara menuju ke dapur untuk membuatkan jus mangga.
Terlihat Anara menaiki tangga dengan membawa nampan berisi dua gelas jus mangga. Dia akan mengantarkan jus mangga pesanan Kakaknya. Hingga saat ini dirinya sudah sampai di depan kamar Kakaknya.
Anara memegang nampan dengan satu tangannya. Sedangkan tangan kanannya mengetuk pintu.
Cklek
Vanesa membukakan pintu kamarnya. Dia meminta Anara untuk masuk. Anara sedikit terkejut melihat penampilan Kakaknya saat ini. Vanesa memakai lingeria warna merah. Dan di bagian tertentu juga ada banyak tanda merah.
Ada apa dengan Kak Nesa? Apa dia di gigit serangga?' batin Anara sambil melihat bagian leher dan belahan dada Kakaknya banyak tanda merah.
"Ngapain lihat-lihat? cepat taruh, lalu keluar!" pinta Vanesa
"Baik Kak," Anara melangkah mendekati meja kecil yang ada di dekat ranjang. Lalu dia meletakan dua gelas jus mangga disana.
"Sayang, Mas ingin lanjut nih," ucap Andika yang saat ini menutupi badannya dengan selimut. Karena pakaiannya sudah tergeletak semua di lantai.
Anara hendak melangkah keluar, namun dia tak sengaja menginjak CD milik Andika.
"Aduh," Anara menyingkirkan CD yang tidak sengaja dia injak.
"Hey..hey.. Dasar tidak tahu diri, cepat pergi!" ucap Vanesa mengusir Anara.
"Baik Non," Anara berjalan cepat meninggalkan kamar Kakaknya.
"Sayang, punya kamu di injak tuh sama Nara," ucap Vanesa mengadu kepada suaminya.
"Tidak apa-apa sayang, lagian cuma barang murahan gitu, beli sama pabriknya juga bisa."
"Kamu baik deh," kata Vanesa lalu menyeruput jus mangga miliknya.
"Aku mau dong sayang," ucap Andika
Vanesa mengambil gelas berisi jus yang tergeletak di atas meja. Lalu dia memberikannya kepada suaminya.
°°°°
Vanesa baru mengangkat panggilan telfon dari managernya. Dia menatap suaminya yang saat ini duduk di sebelahnya.
"Ada apa sayang? Apa kata manager kamu?" Andika bertanya kepada Istrinya.
"Aku ada jadwal pemotretan di Bali, kemungkinan besok pagi aku berangkat." ucap Vanesa sedikit lesu. Karena dia belum puas menikmati suasana romantis bersama suaminya. Terlebih lagi mereka belum berbulan madu ke luar negeri sesuai rencananya.
"Yah, Mas disini kesepian dong." kata Andika, lalu dia berbisik di telinga Istrinya.
" Mas belum puas bikin kamu me*rintih, sayang." bisik Andika dengan sedikit muniup telinga Istrinya.
"Ah rasanya aku juga tidak rela jika kita harus berpisah." Vanesa memeluk suaminya. Lalu kedua saling tatap setelah melepaskan pelukannya.
"Sayang, aku ingin," ucap Andika kepada Istrinya.
"Ayo ke kamar!" ajak Vanesa
"Mas mau nyobain kita melakukan disini," kata Andika
"Tapi ini di ruang keluarga loh, nanti kalau ada yang lihat repot."
"Biarin sayang, lagian Papahmu juga pulang kerja masih dua jam lagi."
Vanesa menurut dengan suaminya. Kini keduanya asyik dengan kegiatan mereka di atas sofa.
Kebetulan Anara mau ke dapur untuk bersiap memasak. Sejenak dia menghentikan langkahnya karena mendengar suara de*sahan dari ruang keuarga. Kebetulan Anara masih berada di atas tangga. Dia menatap ke bawah dan melihat kegiatan panas Kakaknya.
Astaga, Kak Nesa terlihat bersemangat sekali. Memangnya tidak sakit yah? Kok saat itu aku merasa perih." gumam Anara
Anara kembali ke kamarnya. Dia mengurungkan niatnya untuk ke dapur. Nanti dia akan memasak setelah kedua pasangan pengantin baru itu selesai dengan kegiatan panas mereka.
Hos hos
Nafas Vanesa terlihat tersengal-sengal. Dia merasa cape dengan kegiatan panasnya dengan suaminya.
"Sayang, aku cape," ucap Vanesa sedikit merengek.
"Biar Mas bantu kamu, sayang." Andika membantu Istrinya kembali memakai pakaiannya.
Setelah keduanya selesai berpakaian, Andika mengajak Istrinya menuju ke kamar.
Tok tok
Andika mengetuk pintu kamar Anara.
Cklek
Anara membuka pintu kamarnya.
"Ada apa?" tanya Anara sedikit ketus.
"Jangan jutek-jutek dong, nanti tidak ada yang naksir." ucap Andika
Anara hendak menutup kembali pintu kamarnya. Namun Andika menahannya.
"Cepat bersihkan sofa yang ada di ruang keluarga!" pinta Andika
"Tidak mau!" ucap Anara
"Mau aku cium atau mungkin mau aku--" Andika menghentikan perkataannya sambil menatap Anara dari ujung rambut sampai kaki.
"Baiklah," Akhirnya Anara memgikuti perintah Andika. Dia tak suka jika Andika menatapnya dengan tatapan me*sum seperti itu.
Anara menutup pintu kamarnya. Dia segera melangkah menuju ke ruang keluarga. Dia melihat sofa yang terlihat basah.
Anara mengambil lap lalu membasahinya. Dia mengelap sofa dengan lap basah. Lalu dia mengeringkannya dengan hair drayer.
Ah selesai juga,' Anara memegang pingganya yang sedikit sakit.
"Ahh," Anara kaget saat ada tangan yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.
Anara melihat ke belakang. Ternyata Andika yang memeluknya.
"Lepasin!" ucap Anara mencoba melepaskan diri.
"Tidak semudah itu, sayang." ucap Andika yang semakin mempererat pelukannya.
"Apa yang kalian lakukan?"
Anara mendengar suara ayahnya. Dia menoleh ke sumber suara. Ternyata Ayahnya baru pulang dan memergoki mereka berdua.
Andika langsung melepaskan pelukannya.
"Maaf Om, tadi Anara menggoda saya," ucap Andika yang ingin mencari aman.
Pak Indra mendekati Anara.
Plak plak
"Apa kamu mau seperti ibumu yang menjadi seorang pe*lacur." ucap Pak Indra
Anara memegangi pipinya yang sakit. Dia masih memikirkan perkataan Ayahnya.
Apa maksud dari perkataan Papah?' batin Anara
°°°°
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Tarmi Widodo
kok tokoh utama laki² bejat ya,jd emosi aq😀😀
2023-11-30
1
Arta Boru Siregar
laman aku kesal baca novel ini, antara terlalu lembek, trus andikanya mudah2an Bangat, kok gk ada kharisma2nya ya, jd jijik
2022-12-31
1
Bunda Rangga ( Robbi dan angga
jg2 anara anak pelakor
2022-10-19
0