15. Kesalahan masa lalu

Semua orang sudah berkumpul di meja makan, kecuali Dipta. Makan pagi telah disajikan oleh Mak Ijah. Ada se baskom besar nasi goreng dengan toping daging di atasnya. Asap tipis mengepul menciptakan aroma manis gurih yang menggugah selera. 

Selain nasi goreng terdapat pula roti kukus pandan yang diletakkan pada loyang alumunium yang cukup panjang. Semua makanan terlihat masih hangat dan membuat semua orang menelan ludah ingin segera mencicipinya. 

"Dipta mana sih? Ngebo atau gimana?" Iva menggerutu kesal.

"Kalau ada, berkelahi kalau nggak ada di cari cari. Mungkin memang benar dalam benci ada rasa peduli. . .hi hi hi," Mella terkekeh menggoda Iva.

"Sialan. Bukan peduli pada si sontoloyo Dipta ya. Aku peduli pada cacing di perutku ini," Iva melotot.

"Lagian bukankah dia kemarin memutuskan untuk pulang hari ini. Bareng sama kamu kan Lang?" Ellie menimpali, bertanya pada Galang.

"Nggak jadi pulang. Si Dipta labil banget, tadi pagi dia WA aku, katanya pilih nunggu besok saja," Galang mendengus kesal.

"Ya iyalah nunggu besok. Dipta mana tahan godaan uang ratusan juta, matanya udah ijo tuh pasti," Iva mencibir.

"Sudahlah supaya kita cepet bisa sarapan nih, biar coba kupanggil dia di kamarnya," Denis berdiri dari duduknya.

"Nggak usah. Tadi Dipta sudah aku WA, nih di bales," Hendra menimpali.

"Apa katanya?" Denis bertanya sambil duduk kembali.

"Katanya, dia lagi ngantuk banget. Semalaman begadang, jadi nggak mau diganggu."

"Ya sudah kalau begitu, mari kita makan," Galang segera mengambil piring dan nasi goreng yang sedari tadi menggoda cacing di perutnya. Teman teman yang lain pun segera mengikuti Galang. 

Semua orang setuju masakan Mak Ijah setara dengan hidangan juru masak bintang 5. Sajian sederhana nasi goreng disulap menjadi begitu mewah kaya cita rasa. Juga toping dagingnya yang beraroma gurih dan rasa asin yang pas.

Roti pandan kukusnya pun begitu lembut, harum dan manis. Membuat semua orang benar benar puas dengan hidangan pagi ini.

"Dimana Zainul menemukan juru masak sehebat ini? Makanannya enak banget, buka resto di kota laris pasti," Ucap Mella setelah menyelesaikan makannya.

"Aku perlu deh minta resep roti kukusnya nanti," Tia menimpali.

Seakan mendengar apa yang sedang dibicarakan orang orang di meja makan, Mak Ijah datang sambil menunduk.

"Pucuk dicinta, Mak Ijah pun tiba," Mella tertawa kecil.

"Mak Ijah dulu belajar masak dimana?" Tia bertanya penasaran.

Mendapat pertanyaan seperti itu Mak Ijah hanya tersenyum sekilas. Dia terlihat enggan menceritakan kisah hidupnya.

"Mak, nanti aku minta resep kue pandan kukusnya ya. . .please," Tia memohon.

"Baik Nona. Nanti saya tuliskan," Jawab Mak Ijah singkat.

"Mohon maaf, kue akan saya simpan di lemari es. Mengingat salah satu tamu undangan belum ikut sarapan," Mak Ijah mengambil kue yang tersisa dan membawanya ke dapur.

"Iya ya, kita hampir lupa Dipta belum makan," Galang menepuk dahinya sendiri.

Akhirnya makan pagi selesai. Ellie, Mella dan Iva memilih untuk jalan jalan di pekarangan samping rumah. Sementara Norita di depan ruang tv bersama Hendra dan Galang. Tia kembali ke kamarnya, masih ada sedikit rasa takut di hatinya untuk keluar rumah. Meskipun menurut Pak Mardoyo anjing hutan tidak akan muncul di siang hari.

Bayu duduk bersantai di teras rumah, sambil menyeruput secangkir kopi arabica kesukaannya. Denis menyusul, duduk di sebelah Bayu. Musisi satu itu terlihat lebih pendiam daripada hari kemarin.

"Bay, ada yang mau aku tunjukkan padamu," ucap Denis ragu ragu.

"Ada apa?" Bayu meletakkan cangkir kopinya. Dia menatap Denis yang terlihat gelisah.

Denis menyodorkan HP nya. Sebuah gambar hasil screen shoot. Artikel dari tahun 2013, ada foto Pak Mardoyo disana. Bayu membacanya dengan seksama, ekspresi wajahnya tidak berubah tetap terlihat tenang.

"Kamu seorang polisi, kamu tahu tentang kasus ini kan?" Denis mendesak Bayu.

"Kenapa kamu diam saja?" Denis terus mendesak.

"Aku tidak tahu tentang ini," Bayu menghela nafas.

"Jangan berbohong!" Denis menatap tajam pada Bayu.

"Tahun 2013 aku masih menempuh pendidikan Den. Aku belum jadi anggota kepolisian. Mana mungkin aku tahu kasus kriminal di tahun itu?" Bayu berbalik menatap Denis. Dia nampak serius dan tidak berdusta.

Denis diam saja kali ini. Dia berpikir dan mencerna perkataan Bayu.

"Terus, bagaimana menurutmu?" Denis kembali bertanya setelah beberapa saat lamanya terdiam.

"Kupikir memang sebaiknya kita berhati hati dengan penjaga rumah itu," Bayu kembali menyesap kopi di cangkirnya.

Sementara itu Mella, Iva dan Ellie melihat lihat koleksi tanaman hias yang dimiliki oleh Zainul. Banyak tanaman dan berbagai jenis bunga yang terlihat asing bagi mereka.

"Ini tanaman impor ya?" Mella memperhatikan tanaman dengan setangkai bunga berwarna putih semburat merah.

"Ya sepertinya begitu. Aku mengenali beberapa yang ada di pot ini," ucap Ellie.

"Kamu enak ya Ell, beberapa kali sudah keluar negeri," Iva menimpali.

"Oh iya ya. Kamu kan juga penulis novel El. Salah satu novelmu bahkan diterjemahkan dalam beberapa bahasa, juga booming di negeri orang. Kenapa aku sampai lupa ya?" Mella terlonjak, heboh sendiri.

"Ya, aku tipe penulis yang hanya terkenal lewat satu karya. Setelah karya ku yang booming itu, aku kesulitan untuk menulis lagi. Hasratku seperti telah hilang dan orang orang mulai lupa padaku," Ellie nampak bersedih.

"Haduh Ell, jangan bersedih. Maafkan aku kalau kata kataku tadi keliru," Mella merasa bersalah.

"Tidak apa apa Mell. Kenyataannya memang begitu. Tujuanku kemari untuk mendapatkan buku Zainul edisi terbatas yang telah dia janjikan. Kupikir dengan membaca tulisannya aku akan punya hasrat untuk menulis lagi. Zainul selalu menulis dengan hati, itulah yang membuat semua novelnya begitu spesial. Kata katanya sederhana, mudah dicerna, namun pesannya bisa mengena dan tersampaikan pada pembacanya," pandangan Ellie mengawang jauh.

"Ngomong ngomong kalian sudah pernah baca novelnya si Zainul?" Ellie kali ini balik bertanya pada Mella dan Iva.

"Belum," Mella dan Iva kompak menggeleng.

"Why gaes?"

"Emm, jujur waktu novel Zainul laris di pasaran, yang katanya berdasarkan pengalaman pribadinya yang mengalami perundungan masa sekolah dulu, aku jadi takut. Aku takut, akulah yang jadi inspirasi dari cerita ceritanya itu. Kurasa aku dulu bersikap kurang baik pada Zainul," Iva termenung.

"Aku pun demikian," sahut Mella.

Pada akhirnya tiga perempuan itu terdiam, tenggelam dengan pikirannya masing masing. Iva teringat, dulu dia selalu membuang dan menempelkan permen karet bekas miliknya di bangku dan kursi Zainul. Juga beberapa kali secara iseng Iva menempelkan permen karet bekas pada baju seragam Zainul. Perlakuan perlakuan nakal yang jika diingat saat ini benar benar keterlaluan.

Kesalahan masa lalu memang tidak bisa diubah, namun sebenarnya bisa diperbaiki. Jika saja manusia mau untuk mengakui dan meminta maaf, baik pada orang yang disakiti maupun pada dirinya sendiri. Berdamai dengan masa lalu tidak akan pernah bisa dilakukan, jika tidak mencoba untuk saling memaafkan.

Bersambung___

Terpopuler

Comments

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿAir

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿAir

itu daging teman nya
sie Yogi

2024-01-19

1

istiqlal habibullah

istiqlal habibullah

hiii dagingnya digoreng tulangnya di sup jadi deeh aku ngak napsu makan....🥵🥵eneg melanda

2023-08-10

0

아시아

아시아

daging lagi, dari manakah daging itu berasal?😑

2023-07-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sepucuk surat
2 2. Guru BK
3 3. Perjalanan melewati hutan
4 4. Puncak bukit
5 5. Rumah yang tertutup rapat
6 6. Mumi
7 7. Sebelas orang
8 8. Sesuatu yang hanyut
9 9. Kamar Tamu
10 10. Hilang
11 11. Makan malam
12 12. Handuk Basah
13 13. Kamar atas
14 14. Dipta dan Galang
15 15. Kesalahan masa lalu
16 16. Analisa Bayu
17 17. Hujan di atas bukit
18 18. Dipta
19 19. Terisolasi
20 20. Kayu Bakar dan Hujan
21 21. Kue ulang tahun
22 22. Pondok Tua
23 23. Cokelat untukmu
24 24. Bunga dan Kumbang
25 Ruang Curhat
26 25. Perselisihan
27 26. Tia
28 27. Dugaan Denis
29 28. Lemari
30 29. Batu Nisan
31 30. Pertarungan
32 31. Luka di kaki
33 32. Pemeriksaan Kamar
34 33. Sebuah Kunci
35 34. Malam kedua
36 35. Putus Asa
37 36. Dalam Kegelapan
38 37. Hidup dan Mati
39 38. Amarah Ellie
40 39. Fadlan dan Wignyo
41 40. Suara apa gerangan?
42 41. Pesan Galang
43 42. Ruangan yang asing
44 43. Ekskul Drama
45 Ruang Curhat II
46 44. Tuan Zainul
47 45. Saran Bayu
48 46. Tabur Tuai
49 47. Perempuan tua misterius
50 48. Penonton pertunjukan
51 49. Keluar dari hutan
52 50. Kamar Sang Rich Man
53 51. Hak dan Kewajiban untuk bahagia
54 Ruang Curhat III
55 52. Kalian tidak akan mengerti!
56 53. Zainul
57 54. Kebakaran
58 55. Peran Bayu
59 56. Buku bersampul merah
60 57. Malam yang gaduh di desa nan jauh
61 58. Penebusan
62 59. Hilangkan jejak
63 60. Pembalasan dan Penebusan
64 I. Lembaran Baru
65 II. Senja Pertama
66 III. Makan Malam Keluarga
67 IV. Buku Merah Maroon
68 V. Pagi berkabut
69 VI. Miko
70 VII. Tamu
71 VIII. Mari berfoto
72 IX. Kepingan Surga
73 X. Perseteruan
74 XI. Buku di atas ranjang
75 XII. Lenyapnya isi kulkas
76 XIII. Sajian lezat
77 XIV. Kematian Erfan
78 XV. Praduga Ali
79 XVI. Selimut
80 XVII. Dalam selimut
81 XVIII. Jejak Kaki di dapur
82 XIX. Air terjun di tengah malam
83 XX. Uang dalam karung
84 XXI. Tamu jam satu malam
85 XXII. Interogasi
86 XXIII. Kesimpulan Awal
87 XXIV. Kamar Erwin
88 XXV. Masa Lalu
89 XXVI. Tarji alergi dingin
90 XXVII. Kemampuan Bayu
91 XXVIII. Cincin Ananta
92 XXIX. Sebuah tamparan
93 XXX. Perempuan pemilik uang
94 XXXI. Kecantikan Medusa
95 XXXII. Jumat Pahing
96 XXXIII. Bidan Desa
97 XXXIV. Bidan Nurma
98 XXXV. Buku seri ketiga
99 XXXVI. I Will Always Love You
100 XXXVII. Perempuan di depan cermin
101 XXXVIII. Penyesalan Erwin
102 XXXIX. Erwin pelakunya
103 XL. Keterangan Semua Orang
104 XLI. Miko Hilang
105 XLII. Menuntut Balas!
106 XLIII. Lari atau kembali?
107 XLIV. Kegilaan Erwin
108 XLV. Orang seperti apa Bayu Khairil?
109 XLVI. Kenyataan Damar
110 XLVII. Manusia bertopeng iblis
111 XLVIII. Hujan merah maroon
112 XLIX. Tangis Miko
113 L. Kembalinya Miko
114 LI. Aroma hutan di malam kelam
115 LII. Tanah milik Sang Rich Man
116 LIII. Tawa Anggun
117 LIV. Ibuk mertua ku sayang Ibuk mertua ku malang
118 LV. Janji dua anak manusia
119 LVI. Akhir adalah Awal
120 Karya Misteri Baru dari bung Kus
121 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
122 Ijin Promo Judul Baru
123 Judul Horor Baru bung Kus
Episodes

Updated 123 Episodes

1
1. Sepucuk surat
2
2. Guru BK
3
3. Perjalanan melewati hutan
4
4. Puncak bukit
5
5. Rumah yang tertutup rapat
6
6. Mumi
7
7. Sebelas orang
8
8. Sesuatu yang hanyut
9
9. Kamar Tamu
10
10. Hilang
11
11. Makan malam
12
12. Handuk Basah
13
13. Kamar atas
14
14. Dipta dan Galang
15
15. Kesalahan masa lalu
16
16. Analisa Bayu
17
17. Hujan di atas bukit
18
18. Dipta
19
19. Terisolasi
20
20. Kayu Bakar dan Hujan
21
21. Kue ulang tahun
22
22. Pondok Tua
23
23. Cokelat untukmu
24
24. Bunga dan Kumbang
25
Ruang Curhat
26
25. Perselisihan
27
26. Tia
28
27. Dugaan Denis
29
28. Lemari
30
29. Batu Nisan
31
30. Pertarungan
32
31. Luka di kaki
33
32. Pemeriksaan Kamar
34
33. Sebuah Kunci
35
34. Malam kedua
36
35. Putus Asa
37
36. Dalam Kegelapan
38
37. Hidup dan Mati
39
38. Amarah Ellie
40
39. Fadlan dan Wignyo
41
40. Suara apa gerangan?
42
41. Pesan Galang
43
42. Ruangan yang asing
44
43. Ekskul Drama
45
Ruang Curhat II
46
44. Tuan Zainul
47
45. Saran Bayu
48
46. Tabur Tuai
49
47. Perempuan tua misterius
50
48. Penonton pertunjukan
51
49. Keluar dari hutan
52
50. Kamar Sang Rich Man
53
51. Hak dan Kewajiban untuk bahagia
54
Ruang Curhat III
55
52. Kalian tidak akan mengerti!
56
53. Zainul
57
54. Kebakaran
58
55. Peran Bayu
59
56. Buku bersampul merah
60
57. Malam yang gaduh di desa nan jauh
61
58. Penebusan
62
59. Hilangkan jejak
63
60. Pembalasan dan Penebusan
64
I. Lembaran Baru
65
II. Senja Pertama
66
III. Makan Malam Keluarga
67
IV. Buku Merah Maroon
68
V. Pagi berkabut
69
VI. Miko
70
VII. Tamu
71
VIII. Mari berfoto
72
IX. Kepingan Surga
73
X. Perseteruan
74
XI. Buku di atas ranjang
75
XII. Lenyapnya isi kulkas
76
XIII. Sajian lezat
77
XIV. Kematian Erfan
78
XV. Praduga Ali
79
XVI. Selimut
80
XVII. Dalam selimut
81
XVIII. Jejak Kaki di dapur
82
XIX. Air terjun di tengah malam
83
XX. Uang dalam karung
84
XXI. Tamu jam satu malam
85
XXII. Interogasi
86
XXIII. Kesimpulan Awal
87
XXIV. Kamar Erwin
88
XXV. Masa Lalu
89
XXVI. Tarji alergi dingin
90
XXVII. Kemampuan Bayu
91
XXVIII. Cincin Ananta
92
XXIX. Sebuah tamparan
93
XXX. Perempuan pemilik uang
94
XXXI. Kecantikan Medusa
95
XXXII. Jumat Pahing
96
XXXIII. Bidan Desa
97
XXXIV. Bidan Nurma
98
XXXV. Buku seri ketiga
99
XXXVI. I Will Always Love You
100
XXXVII. Perempuan di depan cermin
101
XXXVIII. Penyesalan Erwin
102
XXXIX. Erwin pelakunya
103
XL. Keterangan Semua Orang
104
XLI. Miko Hilang
105
XLII. Menuntut Balas!
106
XLIII. Lari atau kembali?
107
XLIV. Kegilaan Erwin
108
XLV. Orang seperti apa Bayu Khairil?
109
XLVI. Kenyataan Damar
110
XLVII. Manusia bertopeng iblis
111
XLVIII. Hujan merah maroon
112
XLIX. Tangis Miko
113
L. Kembalinya Miko
114
LI. Aroma hutan di malam kelam
115
LII. Tanah milik Sang Rich Man
116
LIII. Tawa Anggun
117
LIV. Ibuk mertua ku sayang Ibuk mertua ku malang
118
LV. Janji dua anak manusia
119
LVI. Akhir adalah Awal
120
Karya Misteri Baru dari bung Kus
121
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
122
Ijin Promo Judul Baru
123
Judul Horor Baru bung Kus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!