5. Rumah yang tertutup rapat

Bayu memapah Yodi yang berjalan terseok seok. Sementara Iva dan Mella berjalan lebih dulu di depan. Dan pada akhirnya sampailah mereka di sebuah tanah lapang dengan rumput yang terawat dan bunga warna warni nan indah.

Di bagian tepi tanah lapang itulah berdiri rumah megah, singgasana sang tuan rumah yang telah mengirimkan undangan misterius. Rumah di tepian sungai dengan pagar teralis yang masih tertutup rapat. Sementara tak jauh dari sana sudah ada lima orang sedang berdiri memandang ke dalam rumah yang terasa sunyi.

"Hai kalian," Mella menyapa, kelima orang itu kompak menoleh.

Lima orang itu adalah Dipta, Denis, Galang, Tia dan Norita. Mereka datang lebih awal, namun karena pintu pagar masih tertutup rapat mereka memilih untuk beristirahat di rerumputan yang sejuk dan hijau menyegarkan.

"Wihh, makin banyak nih yang datang," Dipta berbicara sambil meniupkan asap rokok yang sedari tadi dia nikmati.

Pradipta Maheswara merupakan seorang pegawai negeri di salah satu Dinas Kabupaten T. Perawakannya tinggi besar, dengan tatapan mata sayu. Rambut cepak lancip, dengan beberapa uban yang mengkilat terkena sinar matahari.

"Luar biasa, Zainul Rich Man benar benar ingin mengajak kita berpesta, reuni besar besaran nih," Denis menimpali. Sama seperti Dipta, Denis menyesap sebatang rokok di mulutnya.

Denis Septian Hadi, gitaris group band indie yang cukup terkenal di kalangan kawula muda. Jumlah subscriber youtun nya juga tidak main main. Rambutnya gondrong, berwarna merah maroon, memakai aksesoris gelang yang sedikit berlebihan. Dulu semasa SMA dialah yang mendapat gelar pangeran sekolah, karena dianggap keren dan berkharisma.

"Bisa nggak sih, rokoknya dibuang dulu. Nggak usah mengotori kesegaran udara sini kenapa sih?" Mella mengibas ngibaskan tangannya, sedikit jengkel.

"Hahaha. . .tetep galak kamu Mel. Makanya susah dapat jodoh," Ucap Dipta mengolok olok. Mella melotot dibuatnya.

"Huuss, telat nikah itu sesuatu yang sensitif untuk dibahas. Jadi jangan terlalu berterus terang dong mulutmu itu," Norita menimpali. Seulas senyum terkembang dari bibir tipisnya. Senyum yang terasa sangat menjengkelkan.

Norita Hanun Wibowo, biduan dangdut yang sudah terkenal sejak SMA dulu. Suara merdu, cengkok mendayu dayu, tubuh tinggi semampai, banyak laki laki yang mengidolakannya.

"Hei itu, siapa yang dipapah Bayu? Yodi?" Galang berdiri dari duduknya. Dia segera berlari mendekati Bayu dan Yodi yang datang belakangan.

Galang Sanusi, seorang pimpinan cabang Bank Nasional terbesar di kabupaten T. Sejak SMA dulu dialah jagoan matematika. Saat teman temannya asyik rental PS2 dia lebih memilih untuk memandangi segitiga dan teorema phitagoras.

Dengan bantuan Galang, Bayu mendudukkan Yodi tak jauh dari pagar rumah. Bayu duduk di tanah, meluruskan kaki kakinya yang terasa letih dan sedikit kram.

"Yodi kenapa?" Galang bertanya pada Bayu. Dia nampak khawatir dengan keadaan Yodi.

"Jatuh dari tebing katanya. Aku lewat dia sudah terkapar begitu," Ucap Bayu dengan nafas tersengal.

"Badannya panas," Galang menyentuh dahi Yodi. Sementara Yodi diam saja. Tenaganya benar benar sudah terkuras habis. Letih, lelah, perih dan nyeri di bagian tubuh yang terluka bercampur menjadi satu.

"Tadi Mella sudah memberikan pertolongan pertama. Namun sepertinya masih butuh obat pereda nyeri dan mungkin makanan. Tak bisakah kita masuk ke rumah itu?" Bayu menunjuk rumah besar di hadapannya.

"Pagar masih terkunci. Tadi aku sudah mencoba memanggil yang di dalam, namun tak ada jawaban," Galang menggeleng perlahan.

"Jangan jangan si Zainul itu sedang mengerjai kita?" Iva duduk bersila, mencabuti rumput di hadapannya dengan kasar.

"Untuk apa dia melakukan itu? Apa untungnya mengerjai kita?" Galang membantah.

"Bisa saja kan dia membenci kita. Karena perbuatan kita dulu," Iva terlihat kesal.

Ucapan Iva nyatanya membuat semua yang ada disana terdiam. Tak ada yang menjawab atau menyanggah ucapan Iva.

"Tunggulah saja. Mungkin sebentar lagi Zainul keluar," Tia yang sedari tadi diam saja akhirnya buka suara.

Martya Ayu Rinawati, seorang ibu rumah tangga dengan kehidupan pas pasan. Sedari tadi dia tak bersuara karena merasa minder melihat teman teman sekelasnya dulu saat ini menjadi sosok sosok yang sukses dalam berkarier. Sementara dirinya hanyalah seorang wanita biasa yang tak pernah merasakan bagaimana rasanya bekerja. Saat yang lain dalam kesehariannya mengenakan seragam kerja, dirinya hanyalah emak emak berdaster yang suka nge gosip dengan tetangga.

"Sudah jam 2 siang. Perutku lapar sialan," Dipta membuang dan menginjak injak puntung rokok di tangannya.

"Sudah berapa lama kalian disini?" Bayu kembali bertanya.

"Saat aku dan Denis datang sudah ada Galang yang mondar mandir di depan pagar. Sementara Tia dan Norita datang setelah itu. Mungkin sudah lebih dari satu setengah jam aku disini. Lihatlah sudah berapa batang rokok kubakar," Dipta menunjuk putung rokok yang bertebaran di bawah kakinya.

"Hei Pak polisi, jika memang Zainul cuma iseng nge prank kita bukankah itu sudah termasuk penipuan atau mungkin perbuatan tidak menyenangkan?" Denis menimpali.

"Yah bisa saja. Namun kalaupun Zainul cuma ngerjain kita, nge prank kita bukankah itu tetap tidak setimpal jika dibandingkan dengan kesalahan kita padanya di masa lalu? Huh?" Bayu balik bertanya, ekspresinya terlihat datar.

Denis dan Dipta saling bertukar pandang. Jawaban yang membuat dua teman lama itu tak senang. 

"Uhhhh," Yodi tiba tiba merintih. Rasa sakit dan nyeri di pahanya kembali terasa menyiksa. Mungkin karena tadi dipaksakan untuk berjalan.

"Mell, bukannya tadi menurutmu Yodi akan baik baik saja?" Bayu bertanya pada Mella yang duduk tak jauh darinya.

"Luka luar sudah kuberi pertolongan pertama. Namun sepertinya kita butuh air es untuk mengompresnya. Bisa jadi otot kakinya ada yang meradang," jawab Mella.

Bayu berdiri dari duduknya. Dia mencari batu ataupun kerikil. Saat sudah mendapatkannya, Bayu memukulkan batu itu pada pagar besi di depannya.

Teng teng teng

Suara batu menghantam besi terdengar nyaring.

"Bukakan pintunya hei!" Bayu berteriak lantang.

"Zainul, kami tamu undanganmu!" Sekali lagi Bayu berteriak.

Semua menunggu, namun tak ada respons dari dalam rumah. Rumah besar itu nampak lengang dan sepi. Mungkinkah tidak ada penghuninya? Lalu untuk apa Zainul mengundang teman SMA nya dulu untuk berkunjung kesana? Benarkah Zainul ingin mengerjai mereka?

Bayu kembali menjatuhkan pantatnya di tanah. Saat semua orang mulai merasa yakin tidak ada orang di dalam rumah, tiba tiba saja pintu depan terbuka dari dalam. Seorang perempuan tua berlari tergopoh gopoh menuju pagar. Dia membawa banyak sekali kunci di tangannya.

"Syukurlah ternyata ada orang," Galang menghela nafas.

Pintu pagar kini terbuka, perempuan tua yang merupakan pelayan rumah membungkuk mempersilahkan tamu untuk masuk.

"Lama banget sih bukain pintunya," Ujar Norita sewot.

"Masf Tuan dan Nyonya, saya sedang di dapur belakang jadi tidak mendengar. Apalagi sangat jarang ada tamu berkunjung kemari," pelayan tua itu masih membungkuk.

Bayu dan Galang segera membantu Yodi untuk bangun dan memapahnya masuk ke halaman rumah. Melihat salah satu tamunya nampak terluka seperti itu, pelayan tua tetap bersikap tenang dan dingin. Tidak ada kepanikan, ekspresinya terlihat datar.

Sementara itu, dari sebuah jendela di lantai dua sepasang mata mengawasi satu persatu orang yang memasuki rumah. Sebuah seringai tersungging dari balik kegelapan.

Bersambung ___

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

kok aku nggak diundang Jul? aku kan juga temanmu...🤣🤣✌️🤸

2025-01-15

0

Yuli a

Yuli a

seram sekali

2025-01-15

1

Yuli a

Yuli a

hiiiiiiiiiiiii

2025-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Sepucuk surat
2 2. Guru BK
3 3. Perjalanan melewati hutan
4 4. Puncak bukit
5 5. Rumah yang tertutup rapat
6 6. Mumi
7 7. Sebelas orang
8 8. Sesuatu yang hanyut
9 9. Kamar Tamu
10 10. Hilang
11 11. Makan malam
12 12. Handuk Basah
13 13. Kamar atas
14 14. Dipta dan Galang
15 15. Kesalahan masa lalu
16 16. Analisa Bayu
17 17. Hujan di atas bukit
18 18. Dipta
19 19. Terisolasi
20 20. Kayu Bakar dan Hujan
21 21. Kue ulang tahun
22 22. Pondok Tua
23 23. Cokelat untukmu
24 24. Bunga dan Kumbang
25 Ruang Curhat
26 25. Perselisihan
27 26. Tia
28 27. Dugaan Denis
29 28. Lemari
30 29. Batu Nisan
31 30. Pertarungan
32 31. Luka di kaki
33 32. Pemeriksaan Kamar
34 33. Sebuah Kunci
35 34. Malam kedua
36 35. Putus Asa
37 36. Dalam Kegelapan
38 37. Hidup dan Mati
39 38. Amarah Ellie
40 39. Fadlan dan Wignyo
41 40. Suara apa gerangan?
42 41. Pesan Galang
43 42. Ruangan yang asing
44 43. Ekskul Drama
45 Ruang Curhat II
46 44. Tuan Zainul
47 45. Saran Bayu
48 46. Tabur Tuai
49 47. Perempuan tua misterius
50 48. Penonton pertunjukan
51 49. Keluar dari hutan
52 50. Kamar Sang Rich Man
53 51. Hak dan Kewajiban untuk bahagia
54 Ruang Curhat III
55 52. Kalian tidak akan mengerti!
56 53. Zainul
57 54. Kebakaran
58 55. Peran Bayu
59 56. Buku bersampul merah
60 57. Malam yang gaduh di desa nan jauh
61 58. Penebusan
62 59. Hilangkan jejak
63 60. Pembalasan dan Penebusan
64 I. Lembaran Baru
65 II. Senja Pertama
66 III. Makan Malam Keluarga
67 IV. Buku Merah Maroon
68 V. Pagi berkabut
69 VI. Miko
70 VII. Tamu
71 VIII. Mari berfoto
72 IX. Kepingan Surga
73 X. Perseteruan
74 XI. Buku di atas ranjang
75 XII. Lenyapnya isi kulkas
76 XIII. Sajian lezat
77 XIV. Kematian Erfan
78 XV. Praduga Ali
79 XVI. Selimut
80 XVII. Dalam selimut
81 XVIII. Jejak Kaki di dapur
82 XIX. Air terjun di tengah malam
83 XX. Uang dalam karung
84 XXI. Tamu jam satu malam
85 XXII. Interogasi
86 XXIII. Kesimpulan Awal
87 XXIV. Kamar Erwin
88 XXV. Masa Lalu
89 XXVI. Tarji alergi dingin
90 XXVII. Kemampuan Bayu
91 XXVIII. Cincin Ananta
92 XXIX. Sebuah tamparan
93 XXX. Perempuan pemilik uang
94 XXXI. Kecantikan Medusa
95 XXXII. Jumat Pahing
96 XXXIII. Bidan Desa
97 XXXIV. Bidan Nurma
98 XXXV. Buku seri ketiga
99 XXXVI. I Will Always Love You
100 XXXVII. Perempuan di depan cermin
101 XXXVIII. Penyesalan Erwin
102 XXXIX. Erwin pelakunya
103 XL. Keterangan Semua Orang
104 XLI. Miko Hilang
105 XLII. Menuntut Balas!
106 XLIII. Lari atau kembali?
107 XLIV. Kegilaan Erwin
108 XLV. Orang seperti apa Bayu Khairil?
109 XLVI. Kenyataan Damar
110 XLVII. Manusia bertopeng iblis
111 XLVIII. Hujan merah maroon
112 XLIX. Tangis Miko
113 L. Kembalinya Miko
114 LI. Aroma hutan di malam kelam
115 LII. Tanah milik Sang Rich Man
116 LIII. Tawa Anggun
117 LIV. Ibuk mertua ku sayang Ibuk mertua ku malang
118 LV. Janji dua anak manusia
119 LVI. Akhir adalah Awal
120 Karya Misteri Baru dari bung Kus
121 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
122 Ijin Promo Judul Baru
123 Judul Horor Baru bung Kus
124 Novel Horor Baru
Episodes

Updated 124 Episodes

1
1. Sepucuk surat
2
2. Guru BK
3
3. Perjalanan melewati hutan
4
4. Puncak bukit
5
5. Rumah yang tertutup rapat
6
6. Mumi
7
7. Sebelas orang
8
8. Sesuatu yang hanyut
9
9. Kamar Tamu
10
10. Hilang
11
11. Makan malam
12
12. Handuk Basah
13
13. Kamar atas
14
14. Dipta dan Galang
15
15. Kesalahan masa lalu
16
16. Analisa Bayu
17
17. Hujan di atas bukit
18
18. Dipta
19
19. Terisolasi
20
20. Kayu Bakar dan Hujan
21
21. Kue ulang tahun
22
22. Pondok Tua
23
23. Cokelat untukmu
24
24. Bunga dan Kumbang
25
Ruang Curhat
26
25. Perselisihan
27
26. Tia
28
27. Dugaan Denis
29
28. Lemari
30
29. Batu Nisan
31
30. Pertarungan
32
31. Luka di kaki
33
32. Pemeriksaan Kamar
34
33. Sebuah Kunci
35
34. Malam kedua
36
35. Putus Asa
37
36. Dalam Kegelapan
38
37. Hidup dan Mati
39
38. Amarah Ellie
40
39. Fadlan dan Wignyo
41
40. Suara apa gerangan?
42
41. Pesan Galang
43
42. Ruangan yang asing
44
43. Ekskul Drama
45
Ruang Curhat II
46
44. Tuan Zainul
47
45. Saran Bayu
48
46. Tabur Tuai
49
47. Perempuan tua misterius
50
48. Penonton pertunjukan
51
49. Keluar dari hutan
52
50. Kamar Sang Rich Man
53
51. Hak dan Kewajiban untuk bahagia
54
Ruang Curhat III
55
52. Kalian tidak akan mengerti!
56
53. Zainul
57
54. Kebakaran
58
55. Peran Bayu
59
56. Buku bersampul merah
60
57. Malam yang gaduh di desa nan jauh
61
58. Penebusan
62
59. Hilangkan jejak
63
60. Pembalasan dan Penebusan
64
I. Lembaran Baru
65
II. Senja Pertama
66
III. Makan Malam Keluarga
67
IV. Buku Merah Maroon
68
V. Pagi berkabut
69
VI. Miko
70
VII. Tamu
71
VIII. Mari berfoto
72
IX. Kepingan Surga
73
X. Perseteruan
74
XI. Buku di atas ranjang
75
XII. Lenyapnya isi kulkas
76
XIII. Sajian lezat
77
XIV. Kematian Erfan
78
XV. Praduga Ali
79
XVI. Selimut
80
XVII. Dalam selimut
81
XVIII. Jejak Kaki di dapur
82
XIX. Air terjun di tengah malam
83
XX. Uang dalam karung
84
XXI. Tamu jam satu malam
85
XXII. Interogasi
86
XXIII. Kesimpulan Awal
87
XXIV. Kamar Erwin
88
XXV. Masa Lalu
89
XXVI. Tarji alergi dingin
90
XXVII. Kemampuan Bayu
91
XXVIII. Cincin Ananta
92
XXIX. Sebuah tamparan
93
XXX. Perempuan pemilik uang
94
XXXI. Kecantikan Medusa
95
XXXII. Jumat Pahing
96
XXXIII. Bidan Desa
97
XXXIV. Bidan Nurma
98
XXXV. Buku seri ketiga
99
XXXVI. I Will Always Love You
100
XXXVII. Perempuan di depan cermin
101
XXXVIII. Penyesalan Erwin
102
XXXIX. Erwin pelakunya
103
XL. Keterangan Semua Orang
104
XLI. Miko Hilang
105
XLII. Menuntut Balas!
106
XLIII. Lari atau kembali?
107
XLIV. Kegilaan Erwin
108
XLV. Orang seperti apa Bayu Khairil?
109
XLVI. Kenyataan Damar
110
XLVII. Manusia bertopeng iblis
111
XLVIII. Hujan merah maroon
112
XLIX. Tangis Miko
113
L. Kembalinya Miko
114
LI. Aroma hutan di malam kelam
115
LII. Tanah milik Sang Rich Man
116
LIII. Tawa Anggun
117
LIV. Ibuk mertua ku sayang Ibuk mertua ku malang
118
LV. Janji dua anak manusia
119
LVI. Akhir adalah Awal
120
Karya Misteri Baru dari bung Kus
121
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
122
Ijin Promo Judul Baru
123
Judul Horor Baru bung Kus
124
Novel Horor Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!