19. Terisolasi

Bayu menutup pintu kamar Dipta. Dia hendak menguncinya, namun ternyata kunci tidak ditemukan. Bayu menatap teman temannya yang ada di depan pintu satu persatu.

"Kuharap kalian tetap berjaga disini. Jangan biarkan siapapun masuk ke dalam kamar. Aku perlu bicara dengan Denis. Tapi sebelumnya aku mau berganti pakaian dulu," Ucap Bayu. Semua orang mengangguk menurut.

Bayu berganti pakaian di kamarnya. Kaosnya yang basah dia lemparkan begitu saja di sudut kamar. Sebenarnya dia kedinginan, namun berusaha mengacuhkannya. Kematian Dipta yang aneh mengusik hatinya.

Bayu keluar dari kamar, kemudian memanggil Denis untuk mendekat padanya. Mereka berdiri di depan pintu kamar Bayu.

"Kamu yang pertama kali menemukan mayat Dipta. Kupikir kamu lah yang paling mencurigakan Den. Saat hilangnya Yodi pun kamu menghilang entah kemana. Kamu harus memberiku penjelasan yang logis agar aku tak menuduhmu menjadi tersangka kejahatan," ucap Bayu menatap Denis. Denis terperanjat kaget mendengar ucapan Bayu. Dia tampak berpikir sejenak.

"Aku sudah menjelaskan padamu ketika Yodi hilang, aku ada di tepian sungai sedang menikmati rokok. Dan kali ini pun aku tak tahu apa apa Bay. Setelah kamu dan Galang menyusul Pak Mardoyo ke hutan, aku tiduran di kamar. Kemudian ada suara suara berisik di kamar Dipta. Makanya aku keluar kamar, terus melihat kamar Dipta. Ternyata sudah seperti itu."

"Suara aneh seperti apa yang kamu dengar?" Bayu melanjutkan pertanyaannya. Kali ini dia membuka HP nya untuk membuat catatan.

"Seperti rintihan. Ngomong ngomong, semalam sekitar jam 1, aku juga dengar sesuatu yang serupa. Sebuah suara rintihan dan suara seperti tembok sedang di pukul pukul," Denis mengingat ingat.

"Kamu tak mencoba memeriksanya semalam?" 

"Nggak lah Bay. Jam 1 lho itu. Nyaliku ciut lah. Kupikir bisa saja kan penunggu tak kasat mata dari rumah gedhe ini sedang menampakkan diri. Lagipula aku ketakutan karena baru membaca artikel terkait Pak Mardoyo," Denis setengah berbisik.

"Baiklah kalau begitu. Tapi yang jelas kamu adalah salah satu orang yang kucurigai," Bayu memberi peringatan.

"Gaes, dimana Mella?" Bayu mengalihkan pembicaraan. Kali ini dia bertanya pada teman temannya yang ada di depan pintu kamar Dipta.

"Tadi, dia bersama kami," jawab Ellie dan Iva bersamaan.

"Terus, dimana dia sekarang?" tanya Bayu penuh selidik.

"Kami berpisah saat aku dan Iva berjalan jalan di sungai. Aku nggak tahu dimana dia sekarang," Ellie menerangkan.

"Ada yang tahu dimana Hendra?" Kali ini Bayu menanyakan keberadaan Hendra.

"Setahuku dia tadi ke kamar mandi," jawab Norita.

"Hei hei, ada apa nih?" Hendra tiba tiba saja sudah berada di tangga, berjalan menuju kerumunan di depan kamar Dipta.

"Dipta tewas," jawab Bayu dengan cepat.

"Hah? Kenapa?" Hendra terlihat agak terkejut. Bayu memperhatikan mimik wajah Hendra.

"Aku belum tahu pastinya. Sepertinya dia tersedak roti kukus pandan. Tapi, mungkin Mella yang lebih tahu karena dia petugas kesehatan. Makanya aku butuh dia untuk memeriksa. Apa kamu bertemu Mella?" Bayu mendekati Hendra. Hendra hanya menggeleng pelan.

"Bukankah tadi roti itu diletakkan di lemari es oleh Mak Ijah? Kalau Dipta tersedak oleh roti itu, berarti Dipta sempat keluar dari kamar dan turun melalui tangga menuju ke dapur. Sedangkan di bawah tangga ada Norita yang sedang menonton TV. Nori, apakah kamu melihat Dipta turun dari tangga?" Ellie kali ini mengutarakan isi pikirannya.

"Setahuku tidak ada yang melewati tangga selama aku berada di depan TV, kecuali Denis," jawab Norita meyakinkan.

"Hei hei hei. . .bisa saja kan kamu tertidur atau pergi ke toilet," Denis membantah. Dia merasa keadaannya terdesak.

"Tidak. Aku tidak kemana mana kok," Norita kekeuh dengan kesaksiannya.

"Sebenarnya selain Denis dan Dipta masih ada dua orang lagi yang berada di lantai atas," ucap Bayu sambil menggaruk garung kepalanya yang kali ini terasa sangat gatal. Sudah menjadi kebiasaan, saat otaknya digunakan untuk berpikir berlebihan, Bayu merasakan gatal pada kulit kepalanya.

"Dua orang itu adalah Tia yang ada di dalam kamarnya dan Zainul sang Tuan rumah," Bayu berjalan mendekati kamar Tia.

Tookk tookkk tookkk

Bayu mengetuk pintu kamar Tia. Namun tidak ada jawaban. Sekali lagi Bayu mengetuk pintu kamar, barulah pintu dibuka dari dalam. Tia melongok, pintu hanya terbuka sebagian.

"Ada apa?" Ucap Tia lirih. Wajahnya nampak pucat dan lesu.

"Hei, kamu terlihat pucat," Bayu memperhatikan Tia dengan seksama.

"Jika tidak ada yang penting, tolong biarkan aku istirahat. Tubuhku benar benar terasa tidak sehat saat ini," Tia tersenyum sekilas kemudian kembali menutup pintu kamarnya.

Bayu tak bisa berbuat banyak. Meskipun sebenarnya ada beberapa hal yang mau dia tanyakan namun diurungkannya niat itu. Melihat kondisi Tia yang masih terlihat trauma dengan penyerangan anjing liar kemarin, Bayu jadi tak tega. Lagipula Tia tidak termasuk orang yang Bayu curigai.

"Tia terlihat kurang sehat," ucap Ellie. Bayu diam saja tak menyahut. Dia sibuk memikirkan langkah apa yang sebaiknya dia ambil sekarang.

"Bay, bukankah lebih baik kamu telepon rekanmu petugas kepolisian untuk membantumu? Atau mungkin menelepon petugas medis yang kompeten. Karena kita tidak tahu apa yang menyebabkan kematian Dipta," Ellie memberi saran.

"Lokasi kita di tengah hutan, dalam cuaca seperti ini akan sulit bagi siapapun yang aku hubungi untuk segera datang kemari. Tapi baiklah, saranmu ada benarnya juga," Bayu merogoh saku celananya. Dia mengambil HP ber casing hitam miliknya.

Dia membuka aplikasi whatsapp, mencari nomor kontak rekan kerjanya. Setelah beberapa saat mencoba melakukan panggilan, nyatanya tidak tersambung.

"Ada apa?" Ellie bertanya.

"Nggak bisa. Coba HP kalian, bisa nggak untuk melakukan panggilan," Bayu memberi perintah pada semua orang yang kini ada di hadapannya.

Semuanya mencoba membuka aplikasi pesan yang dimiliki. Mencoba mengirim pesan secara acak. Juga mencoba membuka platform media sosial lainnya, namun semuanya tak bisa dioperasikan.

"Nggak bisa. Sinyal wifi full, namun tidak bisa digunakan. Aku mencoba membuka youtube, twitter, IG, semuanya nggak ada yang bisa," Denis nampak cemas.

"Sialan. Kita terisolasi," Ucap Bayu geram.

Bayu beranjak dari depan kamar Tia. Dia berjalan menuju kamar tengah yang terlihat paling megah dan luas dibandingkan dengan kamar yang lain. Ruangan sang tuan rumah, yang muncul di hadapan orang orang hanya sekali saja kemarin kemudian lenyap tak menunjukkan batang hidupnya hingga saat ini.

Dookk dookk dookkk

Bayu menggedor pintu kamar Zainul 'Rich Man' dengan sedikit kasar.

"Hey Bay, apa yang kamu lakukan?" Hendra menarik tangan Bayu. 

"Dia harus keluar. Dia perlu tahu, ada orang yang terbunuh di rumahnya," ucap Bayu dengan tatapan matanya yang begitu tajam.

"Dimana sopan santunmu. Dia sedang sakit kan," Hendra masih mencengkeram tangan Bayu.

"Darimana kamu tahu dia sakit? Padahal saat dia muncul, kamu belum datang?" Bayu melotot. Sementara yang lainnya, hanya terdiam melihat dua orang alumni XI IPA 5 itu berdebat.

Tiba tiba saja, terdengar langkah kaki menaiki anak tangga. Mak Ijah datang membawa sebuah nampan berisi segelas air putih dan beberapa butir kapsul di mangkok kecil.

Bersambung___

Terpopuler

Comments

Aisyah Wachs

Aisyah Wachs

Ceritranya seperti "Pembunuhan di Kastil Tua" karya : Jo Whylan

2023-05-20

1

Ðrµ

Ðrµ

Blum ada rasa panik yg greget...

2023-04-15

0

bliss

bliss

jadi keinget sama film hangout karya Raditya Dika yang terjebak di sebuah tempat hunian tengah hujan karya ini bikin kita ikutan jadi kek bayu yaa wkwk epik thor karya mu cocok nih jadi film sayangnya baru baca wkwk

2023-04-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Sepucuk surat
2 2. Guru BK
3 3. Perjalanan melewati hutan
4 4. Puncak bukit
5 5. Rumah yang tertutup rapat
6 6. Mumi
7 7. Sebelas orang
8 8. Sesuatu yang hanyut
9 9. Kamar Tamu
10 10. Hilang
11 11. Makan malam
12 12. Handuk Basah
13 13. Kamar atas
14 14. Dipta dan Galang
15 15. Kesalahan masa lalu
16 16. Analisa Bayu
17 17. Hujan di atas bukit
18 18. Dipta
19 19. Terisolasi
20 20. Kayu Bakar dan Hujan
21 21. Kue ulang tahun
22 22. Pondok Tua
23 23. Cokelat untukmu
24 24. Bunga dan Kumbang
25 Ruang Curhat
26 25. Perselisihan
27 26. Tia
28 27. Dugaan Denis
29 28. Lemari
30 29. Batu Nisan
31 30. Pertarungan
32 31. Luka di kaki
33 32. Pemeriksaan Kamar
34 33. Sebuah Kunci
35 34. Malam kedua
36 35. Putus Asa
37 36. Dalam Kegelapan
38 37. Hidup dan Mati
39 38. Amarah Ellie
40 39. Fadlan dan Wignyo
41 40. Suara apa gerangan?
42 41. Pesan Galang
43 42. Ruangan yang asing
44 43. Ekskul Drama
45 Ruang Curhat II
46 44. Tuan Zainul
47 45. Saran Bayu
48 46. Tabur Tuai
49 47. Perempuan tua misterius
50 48. Penonton pertunjukan
51 49. Keluar dari hutan
52 50. Kamar Sang Rich Man
53 51. Hak dan Kewajiban untuk bahagia
54 Ruang Curhat III
55 52. Kalian tidak akan mengerti!
56 53. Zainul
57 54. Kebakaran
58 55. Peran Bayu
59 56. Buku bersampul merah
60 57. Malam yang gaduh di desa nan jauh
61 58. Penebusan
62 59. Hilangkan jejak
63 60. Pembalasan dan Penebusan
64 I. Lembaran Baru
65 II. Senja Pertama
66 III. Makan Malam Keluarga
67 IV. Buku Merah Maroon
68 V. Pagi berkabut
69 VI. Miko
70 VII. Tamu
71 VIII. Mari berfoto
72 IX. Kepingan Surga
73 X. Perseteruan
74 XI. Buku di atas ranjang
75 XII. Lenyapnya isi kulkas
76 XIII. Sajian lezat
77 XIV. Kematian Erfan
78 XV. Praduga Ali
79 XVI. Selimut
80 XVII. Dalam selimut
81 XVIII. Jejak Kaki di dapur
82 XIX. Air terjun di tengah malam
83 XX. Uang dalam karung
84 XXI. Tamu jam satu malam
85 XXII. Interogasi
86 XXIII. Kesimpulan Awal
87 XXIV. Kamar Erwin
88 XXV. Masa Lalu
89 XXVI. Tarji alergi dingin
90 XXVII. Kemampuan Bayu
91 XXVIII. Cincin Ananta
92 XXIX. Sebuah tamparan
93 XXX. Perempuan pemilik uang
94 XXXI. Kecantikan Medusa
95 XXXII. Jumat Pahing
96 XXXIII. Bidan Desa
97 XXXIV. Bidan Nurma
98 XXXV. Buku seri ketiga
99 XXXVI. I Will Always Love You
100 XXXVII. Perempuan di depan cermin
101 XXXVIII. Penyesalan Erwin
102 XXXIX. Erwin pelakunya
103 XL. Keterangan Semua Orang
104 XLI. Miko Hilang
105 XLII. Menuntut Balas!
106 XLIII. Lari atau kembali?
107 XLIV. Kegilaan Erwin
108 XLV. Orang seperti apa Bayu Khairil?
109 XLVI. Kenyataan Damar
110 XLVII. Manusia bertopeng iblis
111 XLVIII. Hujan merah maroon
112 XLIX. Tangis Miko
113 L. Kembalinya Miko
114 LI. Aroma hutan di malam kelam
115 LII. Tanah milik Sang Rich Man
116 LIII. Tawa Anggun
117 LIV. Ibuk mertua ku sayang Ibuk mertua ku malang
118 LV. Janji dua anak manusia
119 LVI. Akhir adalah Awal
120 Karya Misteri Baru dari bung Kus
121 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
122 Ijin Promo Judul Baru
123 Judul Horor Baru bung Kus
Episodes

Updated 123 Episodes

1
1. Sepucuk surat
2
2. Guru BK
3
3. Perjalanan melewati hutan
4
4. Puncak bukit
5
5. Rumah yang tertutup rapat
6
6. Mumi
7
7. Sebelas orang
8
8. Sesuatu yang hanyut
9
9. Kamar Tamu
10
10. Hilang
11
11. Makan malam
12
12. Handuk Basah
13
13. Kamar atas
14
14. Dipta dan Galang
15
15. Kesalahan masa lalu
16
16. Analisa Bayu
17
17. Hujan di atas bukit
18
18. Dipta
19
19. Terisolasi
20
20. Kayu Bakar dan Hujan
21
21. Kue ulang tahun
22
22. Pondok Tua
23
23. Cokelat untukmu
24
24. Bunga dan Kumbang
25
Ruang Curhat
26
25. Perselisihan
27
26. Tia
28
27. Dugaan Denis
29
28. Lemari
30
29. Batu Nisan
31
30. Pertarungan
32
31. Luka di kaki
33
32. Pemeriksaan Kamar
34
33. Sebuah Kunci
35
34. Malam kedua
36
35. Putus Asa
37
36. Dalam Kegelapan
38
37. Hidup dan Mati
39
38. Amarah Ellie
40
39. Fadlan dan Wignyo
41
40. Suara apa gerangan?
42
41. Pesan Galang
43
42. Ruangan yang asing
44
43. Ekskul Drama
45
Ruang Curhat II
46
44. Tuan Zainul
47
45. Saran Bayu
48
46. Tabur Tuai
49
47. Perempuan tua misterius
50
48. Penonton pertunjukan
51
49. Keluar dari hutan
52
50. Kamar Sang Rich Man
53
51. Hak dan Kewajiban untuk bahagia
54
Ruang Curhat III
55
52. Kalian tidak akan mengerti!
56
53. Zainul
57
54. Kebakaran
58
55. Peran Bayu
59
56. Buku bersampul merah
60
57. Malam yang gaduh di desa nan jauh
61
58. Penebusan
62
59. Hilangkan jejak
63
60. Pembalasan dan Penebusan
64
I. Lembaran Baru
65
II. Senja Pertama
66
III. Makan Malam Keluarga
67
IV. Buku Merah Maroon
68
V. Pagi berkabut
69
VI. Miko
70
VII. Tamu
71
VIII. Mari berfoto
72
IX. Kepingan Surga
73
X. Perseteruan
74
XI. Buku di atas ranjang
75
XII. Lenyapnya isi kulkas
76
XIII. Sajian lezat
77
XIV. Kematian Erfan
78
XV. Praduga Ali
79
XVI. Selimut
80
XVII. Dalam selimut
81
XVIII. Jejak Kaki di dapur
82
XIX. Air terjun di tengah malam
83
XX. Uang dalam karung
84
XXI. Tamu jam satu malam
85
XXII. Interogasi
86
XXIII. Kesimpulan Awal
87
XXIV. Kamar Erwin
88
XXV. Masa Lalu
89
XXVI. Tarji alergi dingin
90
XXVII. Kemampuan Bayu
91
XXVIII. Cincin Ananta
92
XXIX. Sebuah tamparan
93
XXX. Perempuan pemilik uang
94
XXXI. Kecantikan Medusa
95
XXXII. Jumat Pahing
96
XXXIII. Bidan Desa
97
XXXIV. Bidan Nurma
98
XXXV. Buku seri ketiga
99
XXXVI. I Will Always Love You
100
XXXVII. Perempuan di depan cermin
101
XXXVIII. Penyesalan Erwin
102
XXXIX. Erwin pelakunya
103
XL. Keterangan Semua Orang
104
XLI. Miko Hilang
105
XLII. Menuntut Balas!
106
XLIII. Lari atau kembali?
107
XLIV. Kegilaan Erwin
108
XLV. Orang seperti apa Bayu Khairil?
109
XLVI. Kenyataan Damar
110
XLVII. Manusia bertopeng iblis
111
XLVIII. Hujan merah maroon
112
XLIX. Tangis Miko
113
L. Kembalinya Miko
114
LI. Aroma hutan di malam kelam
115
LII. Tanah milik Sang Rich Man
116
LIII. Tawa Anggun
117
LIV. Ibuk mertua ku sayang Ibuk mertua ku malang
118
LV. Janji dua anak manusia
119
LVI. Akhir adalah Awal
120
Karya Misteri Baru dari bung Kus
121
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
122
Ijin Promo Judul Baru
123
Judul Horor Baru bung Kus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!