6. Mumi

"Mohon maaf, teman saya sedang terluka. Jadi, dia membutuhkan tempat untuk istirahat," ucap Galang pada pelayan rumah.

"Baik, bawa dia ke kamar tamu. Untuk semuanya, kalau butuh sesuatu panggil saja saya. Nama saya Mak ijah," pelayan bernama Mak Ijah itu berjalan mendahului masuk ke dalam rumah.

"Untuk yang sedang terluka silahkan dibawa ke kamar di sebelah sana," ucap Mak Ijah sambil menunjuk sebuah kamar yang berada di sebelah kanan dari ruang tamu.

Ruang tamu terlihat sangat luas dengan empat pilar besar terbuat dari marmer mengkilap. Di tengah ruangan nampak tangga besar yang melingkar menuju lantai atas. Tak jauh dari bawah tangga, berjejer sofa dari beludru berwarna ungu tua. Sebuah TV LED super besar terpasang di tembok. Beberapa guci dengan ukuran jumbo juga terpampang sebagai hiasan yang terkesan mahal.

"Silahkan beristirahat di ruang ini dulu. Kalau mau jalan jalan juga boleh. Yang penting jangan terlalu jauh, karena sore hari disini sudah cukup gelap," Ucap Mak Ijah dengan ekspresi dan nada datar.

"Saya permisi dulu ke dapur, untuk menyiapkan hidangan untuk anda semua. Nanti 'Tuan' akan menemui anda di ruang makan," Mak Ijah berjalan pergi meninggalkan rombongan yang masih terkagum kagum dengan dekorasi rumah yang menawan.

"Gilak! Edan! Gokilll!" Denis geleng geleng kepala. Matanya nyalang mengamati ruang tamu yang begitu megah padahal bangunan rumah tersebut berada di tepian sungai, di tengah hutan pula. 

"Siapa yang bakal mengira si Zainul itu bakalan menjadi sekaya ini. Kukira cupu ternyata suhu," Norita berdecak kagum.

Sementara itu Bayu dan Galang tak begitu mempedulikan keadaan rumah, mereka lebih mengutamakan membawa Yodi ke kamar untuk istirahat. Kamar tamu dengan ukuran yang cukup luas, dan bersih. Yodi berbaring di kasurnya yang terlihat empuk nan nyaman.

"Gimana? Nyaman?" Bayu bertanya, Yodi mengangguk. Seulas senyum tersungging di bibirnya.

"Mungkin kamu butuh sesuatu, makanan, atau minum?" Galang kali ini menanyai Yodi. 

"Biarkan aku istirahat dulu. Pertolongan dari Mella tadi cukup manjur, lukaku tak terlalu terasa. Hanya saja badanku letih dan capek," Yodi menjawab lirih.

"Baiklah kalau begitu. Kalau butuh apa apa, panggil saja," Bayu keluar kamar disusul oleh Galang. Mereka membiarkan Yodi sendirian agar bisa beristirahat.

Di ruang tamu, TV telah dinyalakan. Beberapa orang terlihat bersantai di atas sofa panjang yang nampak empuk. Tia, Norita, Iva dan Dipta sedang bercengkerama, sesekali gelak tawa terdengar dari mulut mereka. Sementara Denis dan Mella tidak terlihat batang hidungnya.

"Mella sama Denis kemana?" Bayu bertanya penasaran.

"Denis katanya mau ngerokok di luar. Mella sih tadi pengen ke toilet, tau tuh," Iva menyahut.

"Gimana keadaan Yodi?" Dipta bertanya sambil tiduran di sofa dengan kaki di sandarkan pada meja, seolah sedang berada di rumahnya sendiri. Mungkin seperti itulah definisi tamu tak tahu unggah ungguh atau sopan santun.

"Sudah lebih baik. Mungkin sedang tidur sekarang," Ucap Galang.

Bayu meletakkan tas ranselnya kemudian ikut duduk di ujung sofa. Dia memijat mijat pundaknya sendiri. Terasa kaku dan nyeri otot otot di tubuhnya.

"Butuh pijitan Bay?" Norita tersenyum menggoda. Bayu menggeleng pelan.

Dipta memandangi Norita dari kejauhan. Beberapa kali dia menelan ludah. Otak kotornya mulai memikirkan hal hal liar. Hormon dopamine mulai naik, membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Dari teras depan terdengar langkah kaki mendekat. Semua mengira itu adalah Denis yang kembali setelah merokok. Ternyata perkiraan mereka keliru. Seorang perempuan cantik memakai hodie warna pink berdiri di ambang pintu. Rambut kuncir kudanya menambah kesan manis pada dirinya. Dialah Ellie, alumni kelas XI IPA 5 paling jago pelajaran seni pada masanya.

"Hallo, permisi," Ellie melambaikan tangannya pelan.

"Ellie? Sini El masuk masuk," Iva tersenyum.

Ellie berjalan pelan, menyalami satu persatu orang yang ada di ruang tamu. Kemudian dia mengambil duduk di sebelah Iva.

"Aku cukup kaget, ternyata bukan hanya aku yang diundang Zainul," Ellie memperhatikan satu persatu teman yang sudah lama tidak ditemuinya itu.

"Kamu pikir, Zainul hanya mengundangmu? Kamu tidak se istimewa itu Ellie," Norita tersenyum sinis.

"Mungkin dulu Zainul menyukaimu, tapi itu dulu. Zainul yang sekarang adalah orang yang kaya sundul langit, seleranya pasti sudah berubah," ucap Norita, kata katanya tajam menusuk. Iva melotot ke arah Norita sementara Ellie diam saja.

"Bagaimana kabarmu El?" Bayu mengalihkan pembicaraan.

"Yah seperti yang kamu lihat, aku baik baik saja," Ellie tersenyum sekilas.

GRAAKKKK

Terdengar bunyi pintu terbuka dari lantai atas. Semua orang menoleh, menatap ke arah tanggah besar di hadapan mereka. Semuanya tertegun melihat sosok yang berada di lantai atas. Tak ada yang mampu bersuara, semua orang seperti melihat hantu dari masa lalu.

Sosok itu duduk di kursi roda. Mengenakan piyama berwarna biru tua, hanya diam menatap orang orang di bawahnya. Sekujur tubuhnya penuh perban. Hingga bagian wajah pun hanya memperlihatkan dua mata yang tak berkedip.

Bayu entah bagaimana merinding ngeri. Ada rasa takut di benaknya. Bukan di film, tapi benar benar di hadapannya kini, bagaikan sosok mumi menatapnya dengan tajam. 

"Hallo para tamuku. Teman teman lamaku," ucap sosok itu. Suaranya terdengar asing, serak dan aneh.

"Ah, maaf membuat kalian terkejut. Atau mungkin kalian tak mengenaliku dalam keadaan seperti ini. Aku Zainul, teman SMA kalian, pemilik rumah ini. Sebenarnya aku ingin menemui kalian saat makan malam nanti. Namun, aku sudah tak sabar melihat wajah wajah sahabatku yang kurindukan," Sosok itu nampak menghela nafas.

"Yah, aku hanya ingin menyapa saja. Kuucapkan selamat datang, semoga kalian betah di rumahku ini. Untuk uang yang kujanjikan akan ku transfer nanti malam di meja makan. Untuk sekarang, bersantai saja lah. Nikmati reuni besar yang kuadakan, untuk mengobati rasa rindu. Aku permisi dulu," sosok itu menggerakkan kurso rodanya. Dalam sekejap dia menghilang di antara kegelapan lantai atas.

"Itu, Zainul?" Galang menutup mulutnya, nampak tak percaya.

Semua orang tertegun, tak bergeming, sibuk dengan pikirannya masing masing.

"Aku kemari untuk memastikan seperti apa dia sekarang," Ellie membuka suara terlebih dahulu.

"Apa maksudmu?" Iva bertanya penasaran.

"Apakah kalian tidak membeli buku buku karya Zainul?" Ellie balik bertanya. Mendengar pertanyaan Ellie hampir semua orang menggeleng.

"Dalam semua novel yang dia tulis, pada bagian biografinya tak tercantum fotonya satupun. Ternyata keadaannya seperti itu," Ellie menghela nafas.

"Kenapa dia? Ada yang tahu?" Norita kali ini bertanya. Wajahnya pucat ketakutan.

Tak ada yang menjawab. Tak ada yang tahu, kenapa Zainul seakan mengalami luka di sekujur tubuhnya. Bayu merem*s r*mas tangannya sendiri. Ada yang dia ketahui, namun dia tak mungkin menyampaikannya pada yang lain.

Bersambung ___

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

kebakar y

2025-01-15

1

Yuli a

Yuli a

penisilin...

2025-01-15

1

Pie Yana

Pie Yana

hmm mulih rek, pulang jangan cari perkara

2024-03-26

1

lihat semua
Episodes
1 1. Sepucuk surat
2 2. Guru BK
3 3. Perjalanan melewati hutan
4 4. Puncak bukit
5 5. Rumah yang tertutup rapat
6 6. Mumi
7 7. Sebelas orang
8 8. Sesuatu yang hanyut
9 9. Kamar Tamu
10 10. Hilang
11 11. Makan malam
12 12. Handuk Basah
13 13. Kamar atas
14 14. Dipta dan Galang
15 15. Kesalahan masa lalu
16 16. Analisa Bayu
17 17. Hujan di atas bukit
18 18. Dipta
19 19. Terisolasi
20 20. Kayu Bakar dan Hujan
21 21. Kue ulang tahun
22 22. Pondok Tua
23 23. Cokelat untukmu
24 24. Bunga dan Kumbang
25 Ruang Curhat
26 25. Perselisihan
27 26. Tia
28 27. Dugaan Denis
29 28. Lemari
30 29. Batu Nisan
31 30. Pertarungan
32 31. Luka di kaki
33 32. Pemeriksaan Kamar
34 33. Sebuah Kunci
35 34. Malam kedua
36 35. Putus Asa
37 36. Dalam Kegelapan
38 37. Hidup dan Mati
39 38. Amarah Ellie
40 39. Fadlan dan Wignyo
41 40. Suara apa gerangan?
42 41. Pesan Galang
43 42. Ruangan yang asing
44 43. Ekskul Drama
45 Ruang Curhat II
46 44. Tuan Zainul
47 45. Saran Bayu
48 46. Tabur Tuai
49 47. Perempuan tua misterius
50 48. Penonton pertunjukan
51 49. Keluar dari hutan
52 50. Kamar Sang Rich Man
53 51. Hak dan Kewajiban untuk bahagia
54 Ruang Curhat III
55 52. Kalian tidak akan mengerti!
56 53. Zainul
57 54. Kebakaran
58 55. Peran Bayu
59 56. Buku bersampul merah
60 57. Malam yang gaduh di desa nan jauh
61 58. Penebusan
62 59. Hilangkan jejak
63 60. Pembalasan dan Penebusan
64 I. Lembaran Baru
65 II. Senja Pertama
66 III. Makan Malam Keluarga
67 IV. Buku Merah Maroon
68 V. Pagi berkabut
69 VI. Miko
70 VII. Tamu
71 VIII. Mari berfoto
72 IX. Kepingan Surga
73 X. Perseteruan
74 XI. Buku di atas ranjang
75 XII. Lenyapnya isi kulkas
76 XIII. Sajian lezat
77 XIV. Kematian Erfan
78 XV. Praduga Ali
79 XVI. Selimut
80 XVII. Dalam selimut
81 XVIII. Jejak Kaki di dapur
82 XIX. Air terjun di tengah malam
83 XX. Uang dalam karung
84 XXI. Tamu jam satu malam
85 XXII. Interogasi
86 XXIII. Kesimpulan Awal
87 XXIV. Kamar Erwin
88 XXV. Masa Lalu
89 XXVI. Tarji alergi dingin
90 XXVII. Kemampuan Bayu
91 XXVIII. Cincin Ananta
92 XXIX. Sebuah tamparan
93 XXX. Perempuan pemilik uang
94 XXXI. Kecantikan Medusa
95 XXXII. Jumat Pahing
96 XXXIII. Bidan Desa
97 XXXIV. Bidan Nurma
98 XXXV. Buku seri ketiga
99 XXXVI. I Will Always Love You
100 XXXVII. Perempuan di depan cermin
101 XXXVIII. Penyesalan Erwin
102 XXXIX. Erwin pelakunya
103 XL. Keterangan Semua Orang
104 XLI. Miko Hilang
105 XLII. Menuntut Balas!
106 XLIII. Lari atau kembali?
107 XLIV. Kegilaan Erwin
108 XLV. Orang seperti apa Bayu Khairil?
109 XLVI. Kenyataan Damar
110 XLVII. Manusia bertopeng iblis
111 XLVIII. Hujan merah maroon
112 XLIX. Tangis Miko
113 L. Kembalinya Miko
114 LI. Aroma hutan di malam kelam
115 LII. Tanah milik Sang Rich Man
116 LIII. Tawa Anggun
117 LIV. Ibuk mertua ku sayang Ibuk mertua ku malang
118 LV. Janji dua anak manusia
119 LVI. Akhir adalah Awal
120 Karya Misteri Baru dari bung Kus
121 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
122 Ijin Promo Judul Baru
123 Judul Horor Baru bung Kus
124 Novel Horor Baru
Episodes

Updated 124 Episodes

1
1. Sepucuk surat
2
2. Guru BK
3
3. Perjalanan melewati hutan
4
4. Puncak bukit
5
5. Rumah yang tertutup rapat
6
6. Mumi
7
7. Sebelas orang
8
8. Sesuatu yang hanyut
9
9. Kamar Tamu
10
10. Hilang
11
11. Makan malam
12
12. Handuk Basah
13
13. Kamar atas
14
14. Dipta dan Galang
15
15. Kesalahan masa lalu
16
16. Analisa Bayu
17
17. Hujan di atas bukit
18
18. Dipta
19
19. Terisolasi
20
20. Kayu Bakar dan Hujan
21
21. Kue ulang tahun
22
22. Pondok Tua
23
23. Cokelat untukmu
24
24. Bunga dan Kumbang
25
Ruang Curhat
26
25. Perselisihan
27
26. Tia
28
27. Dugaan Denis
29
28. Lemari
30
29. Batu Nisan
31
30. Pertarungan
32
31. Luka di kaki
33
32. Pemeriksaan Kamar
34
33. Sebuah Kunci
35
34. Malam kedua
36
35. Putus Asa
37
36. Dalam Kegelapan
38
37. Hidup dan Mati
39
38. Amarah Ellie
40
39. Fadlan dan Wignyo
41
40. Suara apa gerangan?
42
41. Pesan Galang
43
42. Ruangan yang asing
44
43. Ekskul Drama
45
Ruang Curhat II
46
44. Tuan Zainul
47
45. Saran Bayu
48
46. Tabur Tuai
49
47. Perempuan tua misterius
50
48. Penonton pertunjukan
51
49. Keluar dari hutan
52
50. Kamar Sang Rich Man
53
51. Hak dan Kewajiban untuk bahagia
54
Ruang Curhat III
55
52. Kalian tidak akan mengerti!
56
53. Zainul
57
54. Kebakaran
58
55. Peran Bayu
59
56. Buku bersampul merah
60
57. Malam yang gaduh di desa nan jauh
61
58. Penebusan
62
59. Hilangkan jejak
63
60. Pembalasan dan Penebusan
64
I. Lembaran Baru
65
II. Senja Pertama
66
III. Makan Malam Keluarga
67
IV. Buku Merah Maroon
68
V. Pagi berkabut
69
VI. Miko
70
VII. Tamu
71
VIII. Mari berfoto
72
IX. Kepingan Surga
73
X. Perseteruan
74
XI. Buku di atas ranjang
75
XII. Lenyapnya isi kulkas
76
XIII. Sajian lezat
77
XIV. Kematian Erfan
78
XV. Praduga Ali
79
XVI. Selimut
80
XVII. Dalam selimut
81
XVIII. Jejak Kaki di dapur
82
XIX. Air terjun di tengah malam
83
XX. Uang dalam karung
84
XXI. Tamu jam satu malam
85
XXII. Interogasi
86
XXIII. Kesimpulan Awal
87
XXIV. Kamar Erwin
88
XXV. Masa Lalu
89
XXVI. Tarji alergi dingin
90
XXVII. Kemampuan Bayu
91
XXVIII. Cincin Ananta
92
XXIX. Sebuah tamparan
93
XXX. Perempuan pemilik uang
94
XXXI. Kecantikan Medusa
95
XXXII. Jumat Pahing
96
XXXIII. Bidan Desa
97
XXXIV. Bidan Nurma
98
XXXV. Buku seri ketiga
99
XXXVI. I Will Always Love You
100
XXXVII. Perempuan di depan cermin
101
XXXVIII. Penyesalan Erwin
102
XXXIX. Erwin pelakunya
103
XL. Keterangan Semua Orang
104
XLI. Miko Hilang
105
XLII. Menuntut Balas!
106
XLIII. Lari atau kembali?
107
XLIV. Kegilaan Erwin
108
XLV. Orang seperti apa Bayu Khairil?
109
XLVI. Kenyataan Damar
110
XLVII. Manusia bertopeng iblis
111
XLVIII. Hujan merah maroon
112
XLIX. Tangis Miko
113
L. Kembalinya Miko
114
LI. Aroma hutan di malam kelam
115
LII. Tanah milik Sang Rich Man
116
LIII. Tawa Anggun
117
LIV. Ibuk mertua ku sayang Ibuk mertua ku malang
118
LV. Janji dua anak manusia
119
LVI. Akhir adalah Awal
120
Karya Misteri Baru dari bung Kus
121
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
122
Ijin Promo Judul Baru
123
Judul Horor Baru bung Kus
124
Novel Horor Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!