13. Kamar atas

Teriakan dari Tia membuat semua orang terkejut. Mereka berhamburan keluar rumah, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bayu berada di urutan paling belakang, karena dia sedang berada di dapur saat teriakan itu terdengar.

Saat Bayu sampai di halaman depan, tampak Tia duduk bersimpuh di tanah. Di sebelahnya ada seseorang yang sedang berdiri memegang sebuah parang yang mengkilat. Tak jelas sosok orang tersebut karena suasana yang cukup gelap.

"Heiii!" Bayu berteriak seraya berlari mendekat.

Setelah jarak cukup dekat, barulah terlihat jelas orang yang sedang memegang parang adalah Pak Mardoyo. Wajahnya terlihat bengis dan garang.

"Ada apa ini?" Bayu bertanya meminta penjelasan. Galang dan Denis juga ikut mendekat.

"Ah, itu tadi ada anjing hutan Tuan," Pak Mardoyo memberi penjelasan.

"Tia, kamu tidak apa apa kan?" Bayu beralih bertanya pada Tia. Perempuan berwajah bulat itu masih sangat ketakutan. Badannya gemetar hebat.

"Mell! Ellie! Kemari, bawa Tia kembali ke rumah!" Galang berteriak memberi perintah.

Ellie dan Mella berlari dan segera membantu Tia untuk berdiri. Mereka memeluk Tia dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

"Disini memang ada beberapa anjing hutan liar Tuan. Makanya sangat tidak disarankan berjalan jalan keluar rumah saat malam tiba," Ujar Pak Mardoyo.

"Saya harap Tuan dan Nona semua segera masuk ke dalam rumah. Keselamatan anda semua adalah tanggungjawab saya," Pak Mardoyo tersenyum sekilas.

Semua menurut, mereka segera kembali masuk ke dalam rumah. Bayu sekali lagi berada di urutan paling belakang. Sebelum menutup pintu dia memperhatikan Pak Mardoyo yang masih tetap berdiri di halaman rumah. Pria itu sempat menoleh pada Bayu, dan mengangguk perlahan. Entah apa maksudnya. Firasat Bayu mengatakan penjaga rumah itu orang yang berbahaya dan harus diawasi. 

"Tia, kamu nggak apa apa kan?" Ellie bertanya penuh perhatian. Tia menggeleng pelan. Kini mereka telah duduk di sofa ruang tamu.

"Kejadian ini mengingatkan aku pada kegiatan pertama kita di ekskul drama dulu," ucap Hendra. Wajahnya terlihat sendu.

Tia langsung menunduk. Dia ingat kenakalannya semasa SMA dulu. Rasa takutnya sekarang diselimuti perasaan bersalah.

Tiga belas tahun silam, masa SMA saat kegiatan pertama ekskul drama dilakukan. Seekor anjing liar entah datang darimana masuk ke halaman sekolah. Tanpa sepengetahuan guru dan pak satpam, Yodi mengurung anjing liar itu di gudang belakang sebelah ruang ekskul drama.

Entah ide datang darimana, Yodi dan Tia bersekongkol untuk mengerjai Zainul. Remaja kurus itu dipanggil Tia untuk menuju gudang. Tia mengatakan dia membutuhkan bantuan Zainul. Ternyata sesampainya di gudang Zainul malah dikunci bersama seekor anjing liar yang menyalak dengan ganas. 

Tia masih ingat betul sore itu. Zainul pulang dalam keadaan bau pesing. Celananya penuh dengan air seni. Dia begitu ketakutan terkurung bersama anjing liar hingga mengompol di celana.

"Maafkan aku," ucap Tia tertunduk. Ellie yang berada di dekatnya berusaha menenangkan. Dia mengusap punggung Tia dengan lembut.

"Bukan waktunya membicarakan masa lalu," ucap Galang sambil menatap tajam pada Hendra.

"Sekarang waktunya kita menentukan pilihan, apakah besok pagi kita pulang, atau menunggu 2 hari lagi? Kalau aku sih berencana besok akan pulang" Galang mengalihkan topik pembicaraan.

"Mengingat area rumah ini ternyata cukup berbahaya."

"Aku pilih disini, menunggu 2 hari lagi," Iva menjawab dengan yakin.

"Aku juga. . .," Ucap Tia lirih. Jawaban yang membuat orang di sekelilingnya cukup kaget. Bahkan ketika dia baru saja mengalami kejadian menakutkan seperti tadi Tia masih memilih untuk tetap menunggu 2 hari lagi.

"Aku juga sama," Mella menyahut.

"Aku jujur nunggu dibagikan buku limited edition miliknya Zainul sih. So, aku memilih tetap disini," Ellie tersenyum.

"Yah, aku juga," Hendra bersuara.

"Hmm hmm, aku juga," lanjut Denis.

"Aku ikut deh," Norita melanjutkan, juga disusul oleh Bayu. 

Sementara itu, Dipta masih diam saja menopang dagu. Dia terlihat berpikir.

"Baiklah, aku dan kamu besok pulang duluan," Ucap Dipta mengambil keputusan. Dia manatap Galang dengan serius. Galang mengangguk tanda mengerti.

"Wiihh, yakin nggak butuh duit 200 juta?" Iva meledek.

"Diam kamu! Istriku sedang hamil, aku nggak mungkin meninggalkannya sendirian terlalu lama," Dipta beralasan.

"Wiihh, sekarang jadi suami Siaga ceritanya. Siaga mencari mangsa. . .ha ha ha," Iva masih terus mengolok olok. Dipta malas menanggapi.

Mak Ijah muncul dari dapur, dia membungkuk sebentar di hadapan para tamunya.

"Kamar sudah siap Tuan dan Nona. Kamar terletak di lantai atas. Berjumlah 12 buah. Mohon maaf kamar mungkin kecil dan sempit, hanya ada satu kasur dan satu lemari plastik kecil. Satu satunya kamar besar dan luas hanya milik Tuan Zainul. Saya berharap semua bisa menjaga agar tidak terlalu berisik saat di kamarnya masing masing. Tuan Zainul tidak suka dengan suara suara bising yang mengganggu istirahatnya. Mohon dimengerti," Mak Ijah membagikan kunci kamar.

Setelah mendapatkan kunci kamar, alumni XI IPA 5 itu serempak berjalan ke lantai atas, menenteng tas dan barang bawaannya masing masing.

Sampai di lantai atas, ternyata bangunan tidak terlalu megah. Bahkan bisa dikatakan sederhana jika dibandingkan dengan ruang tamu. Ada 12 kamar yang berjejer, dan 1 ruangan besar dengan dua daun pintu yang penuh seni ukiran. Mungkin itulah ruangan atau kamar dari Zainul Rich Man.

Secara berurutan dari paling ujung kamar ditempati Ellie, kemudian di sebelahnya Mella, Iva, Tia, dan Norita. Kemudian setelah kamar Norita, ada dua kamar kosong yang terkunci. Di sebelah kamar yang terkunci barulah kamar yang ditempati para laki laki. Secara berurutan Dipta, Hendra, Denis, Galang, dan yang paling ujung paling dekat dengan ruangan sang Tuan rumah adalah kamar Bayu.

Semua orang segera masuk ke dalam kamar masing masing, kecuali Bayu yang masih betah berdiri di depan pintu kamarnya. Dia memperhatikan ruangan sang tuan rumah. Nampak dari celah bawah pintu, lampu ruangan menyala. Kemungkinan Zainul berada di dalam sana dan entah apa yang sedang dilakukannya.

Bayu mendekati pintu ruangan Zainul. Sayup sayup terdengar lagu asing, sebuah lagu lama yang menyimpan kisah misteri. Sebuah lagu berjudul 'Gloomy Sunday' mengalun di dalam ruangan.

Bayu mundur perlahan, dia memilih untuk segera masuk ke dalam kamarnya. Dan benar saja apa yang disampaikan Mak Ijah tadi. Kamar ini sempit dan sedikit pengap. Mungkin karena ventilasi ruangan yang minim.

Bayu meletakkan tasnya, kemudian dia merebahkan badannya. Dia masih kepikiran dengan keadaan Yodi. Hati kecilnya mengatakan sesuatu yang buruk telah menimpa laki laki berambut ikal itu.

"Semoga kamu baik baik saja Yod," gumam Bayu sendirian.

Entah bagaimana, mata biru Bayu mulai terasa berat. Kantuk mulai datang, dan perlahan saraf saraf yang tegang mulai mengendur. Tubuh merasakan sensasi rileks dan tenang, hingga akhirnya Bayu tak kuasa menahan rasa kantuknya. Dia tertidur dengan pulas.

Bersambung ___

Terpopuler

Comments

Afri

Afri

jangan jangan .. yg d masak Mak Ijah adalah dagingnya yodi yg sudah d bunuh pak mardoyoo
iihhh . makan daging manusia
seram

2023-06-18

3

Ayuk Vila Desi

Ayuk Vila Desi

temen2 nya jahilnya keterlaluan... pantes aja Zainul dendam...

2023-02-16

1

IG: _anipri

IG: _anipri

keselamatan lebih penting ya kan

2023-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sepucuk surat
2 2. Guru BK
3 3. Perjalanan melewati hutan
4 4. Puncak bukit
5 5. Rumah yang tertutup rapat
6 6. Mumi
7 7. Sebelas orang
8 8. Sesuatu yang hanyut
9 9. Kamar Tamu
10 10. Hilang
11 11. Makan malam
12 12. Handuk Basah
13 13. Kamar atas
14 14. Dipta dan Galang
15 15. Kesalahan masa lalu
16 16. Analisa Bayu
17 17. Hujan di atas bukit
18 18. Dipta
19 19. Terisolasi
20 20. Kayu Bakar dan Hujan
21 21. Kue ulang tahun
22 22. Pondok Tua
23 23. Cokelat untukmu
24 24. Bunga dan Kumbang
25 Ruang Curhat
26 25. Perselisihan
27 26. Tia
28 27. Dugaan Denis
29 28. Lemari
30 29. Batu Nisan
31 30. Pertarungan
32 31. Luka di kaki
33 32. Pemeriksaan Kamar
34 33. Sebuah Kunci
35 34. Malam kedua
36 35. Putus Asa
37 36. Dalam Kegelapan
38 37. Hidup dan Mati
39 38. Amarah Ellie
40 39. Fadlan dan Wignyo
41 40. Suara apa gerangan?
42 41. Pesan Galang
43 42. Ruangan yang asing
44 43. Ekskul Drama
45 Ruang Curhat II
46 44. Tuan Zainul
47 45. Saran Bayu
48 46. Tabur Tuai
49 47. Perempuan tua misterius
50 48. Penonton pertunjukan
51 49. Keluar dari hutan
52 50. Kamar Sang Rich Man
53 51. Hak dan Kewajiban untuk bahagia
54 Ruang Curhat III
55 52. Kalian tidak akan mengerti!
56 53. Zainul
57 54. Kebakaran
58 55. Peran Bayu
59 56. Buku bersampul merah
60 57. Malam yang gaduh di desa nan jauh
61 58. Penebusan
62 59. Hilangkan jejak
63 60. Pembalasan dan Penebusan
64 I. Lembaran Baru
65 II. Senja Pertama
66 III. Makan Malam Keluarga
67 IV. Buku Merah Maroon
68 V. Pagi berkabut
69 VI. Miko
70 VII. Tamu
71 VIII. Mari berfoto
72 IX. Kepingan Surga
73 X. Perseteruan
74 XI. Buku di atas ranjang
75 XII. Lenyapnya isi kulkas
76 XIII. Sajian lezat
77 XIV. Kematian Erfan
78 XV. Praduga Ali
79 XVI. Selimut
80 XVII. Dalam selimut
81 XVIII. Jejak Kaki di dapur
82 XIX. Air terjun di tengah malam
83 XX. Uang dalam karung
84 XXI. Tamu jam satu malam
85 XXII. Interogasi
86 XXIII. Kesimpulan Awal
87 XXIV. Kamar Erwin
88 XXV. Masa Lalu
89 XXVI. Tarji alergi dingin
90 XXVII. Kemampuan Bayu
91 XXVIII. Cincin Ananta
92 XXIX. Sebuah tamparan
93 XXX. Perempuan pemilik uang
94 XXXI. Kecantikan Medusa
95 XXXII. Jumat Pahing
96 XXXIII. Bidan Desa
97 XXXIV. Bidan Nurma
98 XXXV. Buku seri ketiga
99 XXXVI. I Will Always Love You
100 XXXVII. Perempuan di depan cermin
101 XXXVIII. Penyesalan Erwin
102 XXXIX. Erwin pelakunya
103 XL. Keterangan Semua Orang
104 XLI. Miko Hilang
105 XLII. Menuntut Balas!
106 XLIII. Lari atau kembali?
107 XLIV. Kegilaan Erwin
108 XLV. Orang seperti apa Bayu Khairil?
109 XLVI. Kenyataan Damar
110 XLVII. Manusia bertopeng iblis
111 XLVIII. Hujan merah maroon
112 XLIX. Tangis Miko
113 L. Kembalinya Miko
114 LI. Aroma hutan di malam kelam
115 LII. Tanah milik Sang Rich Man
116 LIII. Tawa Anggun
117 LIV. Ibuk mertua ku sayang Ibuk mertua ku malang
118 LV. Janji dua anak manusia
119 LVI. Akhir adalah Awal
120 Karya Misteri Baru dari bung Kus
121 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
122 Ijin Promo Judul Baru
123 Judul Horor Baru bung Kus
Episodes

Updated 123 Episodes

1
1. Sepucuk surat
2
2. Guru BK
3
3. Perjalanan melewati hutan
4
4. Puncak bukit
5
5. Rumah yang tertutup rapat
6
6. Mumi
7
7. Sebelas orang
8
8. Sesuatu yang hanyut
9
9. Kamar Tamu
10
10. Hilang
11
11. Makan malam
12
12. Handuk Basah
13
13. Kamar atas
14
14. Dipta dan Galang
15
15. Kesalahan masa lalu
16
16. Analisa Bayu
17
17. Hujan di atas bukit
18
18. Dipta
19
19. Terisolasi
20
20. Kayu Bakar dan Hujan
21
21. Kue ulang tahun
22
22. Pondok Tua
23
23. Cokelat untukmu
24
24. Bunga dan Kumbang
25
Ruang Curhat
26
25. Perselisihan
27
26. Tia
28
27. Dugaan Denis
29
28. Lemari
30
29. Batu Nisan
31
30. Pertarungan
32
31. Luka di kaki
33
32. Pemeriksaan Kamar
34
33. Sebuah Kunci
35
34. Malam kedua
36
35. Putus Asa
37
36. Dalam Kegelapan
38
37. Hidup dan Mati
39
38. Amarah Ellie
40
39. Fadlan dan Wignyo
41
40. Suara apa gerangan?
42
41. Pesan Galang
43
42. Ruangan yang asing
44
43. Ekskul Drama
45
Ruang Curhat II
46
44. Tuan Zainul
47
45. Saran Bayu
48
46. Tabur Tuai
49
47. Perempuan tua misterius
50
48. Penonton pertunjukan
51
49. Keluar dari hutan
52
50. Kamar Sang Rich Man
53
51. Hak dan Kewajiban untuk bahagia
54
Ruang Curhat III
55
52. Kalian tidak akan mengerti!
56
53. Zainul
57
54. Kebakaran
58
55. Peran Bayu
59
56. Buku bersampul merah
60
57. Malam yang gaduh di desa nan jauh
61
58. Penebusan
62
59. Hilangkan jejak
63
60. Pembalasan dan Penebusan
64
I. Lembaran Baru
65
II. Senja Pertama
66
III. Makan Malam Keluarga
67
IV. Buku Merah Maroon
68
V. Pagi berkabut
69
VI. Miko
70
VII. Tamu
71
VIII. Mari berfoto
72
IX. Kepingan Surga
73
X. Perseteruan
74
XI. Buku di atas ranjang
75
XII. Lenyapnya isi kulkas
76
XIII. Sajian lezat
77
XIV. Kematian Erfan
78
XV. Praduga Ali
79
XVI. Selimut
80
XVII. Dalam selimut
81
XVIII. Jejak Kaki di dapur
82
XIX. Air terjun di tengah malam
83
XX. Uang dalam karung
84
XXI. Tamu jam satu malam
85
XXII. Interogasi
86
XXIII. Kesimpulan Awal
87
XXIV. Kamar Erwin
88
XXV. Masa Lalu
89
XXVI. Tarji alergi dingin
90
XXVII. Kemampuan Bayu
91
XXVIII. Cincin Ananta
92
XXIX. Sebuah tamparan
93
XXX. Perempuan pemilik uang
94
XXXI. Kecantikan Medusa
95
XXXII. Jumat Pahing
96
XXXIII. Bidan Desa
97
XXXIV. Bidan Nurma
98
XXXV. Buku seri ketiga
99
XXXVI. I Will Always Love You
100
XXXVII. Perempuan di depan cermin
101
XXXVIII. Penyesalan Erwin
102
XXXIX. Erwin pelakunya
103
XL. Keterangan Semua Orang
104
XLI. Miko Hilang
105
XLII. Menuntut Balas!
106
XLIII. Lari atau kembali?
107
XLIV. Kegilaan Erwin
108
XLV. Orang seperti apa Bayu Khairil?
109
XLVI. Kenyataan Damar
110
XLVII. Manusia bertopeng iblis
111
XLVIII. Hujan merah maroon
112
XLIX. Tangis Miko
113
L. Kembalinya Miko
114
LI. Aroma hutan di malam kelam
115
LII. Tanah milik Sang Rich Man
116
LIII. Tawa Anggun
117
LIV. Ibuk mertua ku sayang Ibuk mertua ku malang
118
LV. Janji dua anak manusia
119
LVI. Akhir adalah Awal
120
Karya Misteri Baru dari bung Kus
121
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
122
Ijin Promo Judul Baru
123
Judul Horor Baru bung Kus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!