Aksi kejar-kejaran masih berlangsung. Rhiana tetap tenang mengemudikan mobil. Sopir paru baya di kursi penumpang belakang sudah berkeringat dingin ketakutan, tetapi masih tetap menahan Yeandre agar tidak terbentur ataupun terjatuh.
Ketika taxi yang dikendarai Rhiana melewati sebuah gerbang beton setinggi 5 meter, Rhiana tiba-tiba mengerutkan kening karena dua mobil di belakang yang mengejar mereka sudah tidak ada lagi. Ini aneh! Ini juga pertama kalinya Rhiana memasuki kawasan ini.
"Pantas saja mereka tidak ikut masuk," Rhiana bergumam setelah melihat melalui kaca spion, gerbang di belakangnya sudah tertutup. Rhiana lalu membaca plang papan nama tidak jauh darinya.
...'Perhatian! Area khusus balapan liar.'...
Rhiana pernah mendengar tentang kawasan ini. Beberapa tahun lalu, kawasan ini dibuka dengan beberapa peraturan. Salah satunya adalah setiap orang yang sudah masuk dengan kendaraan di lingkungan ini tidak bisa keluar tanpa izin. Mereka boleh keluar jika balapan sudah berakhir.
Rhiana menggosok hidungnya dan sedikit berpikir. Ini pertama kalinya dia masuk ke kawasan ini. Sejak dulu dia sangat ingin datang ke sini, tapi selalu dilarang oleh kedua saudara kembarnya. Kata mereka, perempuan tidak boleh datang ke tempat seperti ini.
"Hehehe... mari kita balapan," Rhiana bergumam pada dirinya sendiri dan menyeringai.
Sang sopir di bagian belakang semakin berkeringat dingin. Mendengar gumaman penumpangnya ini, sopir paru baya itu ketakutan. Dia takut kehilangan pekerjaannya.
Sopir paru baya itu sudah tahu aturan di kawasan ini. Jika penumpangnya ini ikut balapan, itu berarti dia akan kehilangan mobil ini dan juga kehilangan pekerjaannya. Bukan hanya itu. Dia pasti akan dikenai biaya ganti rugi yang tidak sedikit, karena taxi ini bukan kendaraan biasa.
Taxi ini adalah kendaraan hasil produksi perusahaan otomotif terbesar yang memiliki cabang di sini. Jadi, sesuai kontrak, sopir yang merusak kendaraan harus membayar dendanya, dan itu bukanlah sedikit. Tentu saja gajinya sebagai sopir taxi selama beberapa tahun belum cukup untuk melunasi denda itu.
"Nona..."
"Tenang saja, Paman! Aku akan mengganti rugi jika mobil ini rusak," Rhiana segera memotong perkataan sopir paru baya itu. Rhiana juga mengubah sapaannya dari pak menjadi paman.
Rhiana tentu tahu ketakutan sopir itu karena Rhiana membaca label merek taxi ini. Ternyata, ini kendaraan modifikasi hasil produksi dari perusahaan kakeknya, Jhack Roland Lesfingtone.
Meski usia Rhiana belum cukup untuk membuat SIM, tapi anak bungsu Zant dan Rihan itu sudah belajar mengemudi sejak usia 10 tahun. Bukan hanya Rhiana. Kedua kakaknya juga belajar bersamanya. Zant dan Rihan tidak melarang anak-anak mereka belajar mengemudi, karena sejak kecil mereka sudah dilatih keras untuk keselamatan mereka sendiri. Maklum saja, masih banyak orang di luar sana yang iri terhadap kebahagiaan mereka.
...
Rhiana sedikit mengorek telinganya karena kebisingan tidak jauh di depannya. Senyum tipis terukir di bibirnya ketika sampai didekat arena balapan.
"Paman... mau ikut balapan, atau menungguku?" Rhiana bertanya ketika mereka tiba didekat garis start.
Kemunculan taxi yang Rhiana kendarai mengundang tatapan cemooh orang-orang yang ada di sana. Bagaimana bisa ada taxi yang tersesat di sini. Semua kendaraan roda empat maupun roda dua yang ada di sini adalah kendaraan kelas atas maupun kendaraan modifikasi khusus balapan. Jadi, ketika melihat kemunculan taxi ini, tentu saja mereka tertawa mengejek.
"Anu... Nona, saya akan menunggu di luar. Tapi, anda janji akan membayar denda jika terjadi sesuatu dengan kendaraan ini?" Sopir paru baya itu tidak serakah. Hanya saja, dia tidak ingin kehilangan pekerjaannya, juga dikenai denda yang tentu saja sangat berat untuknya.
Pria paru baya itu harus membiayai pendidikan kedua anaknya di sekolah menengah dan perguruan tinggi. Belum lagi kebutuhan keluarganya yang tidak sedikit karena mereka tinggal di ibukota.
"Ya. Tenang saja, Paman! Bantu aku jaga dia. Jika aku menang, semua hadiah milik paman." Rhiana tersenyum tipis menatap sopir taxi itu lewat kaca spion.
Sopir paru baya itu hanya membalas dengan senyum tipis. Jelas sekali pria paru baya itu ragu dengan gadis kecil ini. Gadis ini masih sangat muda. Anak-anaknya bahkan lebih tua dari gadis kecil ini.
Tok
Tok
Tok
Ketukan di kaca mobil mengalihkan perhatian Rhiana. Gadis itu lalu membuka kaca jendela.
"Oh, My God... she's the little girl..." Suara pria yang tadi mengetuk pintu. Jangan lupakan tatapan mesumnya karena wajah cantik Rhiana.
"Kamu tersesat, gadis kecil?" Pria itu bertanya sambil memidai seluruh tubuh Rhiana, meski gadis itu sedang duduk di dalam mobil.
"Aku ingin balapan, Kak. Apakah boleh?" Rhiana bertanya dengan santai. Tatapan pria itu tidak membuatnya emosi. Rhiana sudah bertemu dengan banyak pria modelan ini. Jadi, untuk membalas pria seperti ini ada caranya.
"Hahaha... gadis kecil sepertimu ingin balapan? Hahaha... dengan menggunakan taxi ini? Jangan bercanda, Gadis kecil." Pria dengan tatapan mesum itu berbicara dengan keras membuat semua orang ikut tertawa mengejek Rhiana.
"Boleh atau tidak, Kak?" Rhiana tetap santai seperti biasa.
"Tentu saja boleh! Kamu juga seharusnya tahu aturan di sini, 'kan? Tidak ada seorangpun yang boleh keluar dari sini sebelum balapan berakhir. Aku juga ingin mengajukan taruhan padamu, gadis kecil." Pria mesum itu menatap penuh minat pada Rhiana.
"Taruhan seperti apa?"
"Jika aku menang, kamu harus tidur denganku selama yang aku inginkan. Bagaimana?" Pria mesum itu sudah berangan-angan meniduri gadis cantik ini. Dia sudah tidak sabar.
"Boleh saja! Tapi jika aku menang... Aku ingin kendaraanmu menjadi milikku, dan juga kau harus menjadi budakku sampai aku menendangmu. Bagaimana?" Jika kedua saudara kembarnya ada di sini, pria mesum ini pasti sudah masuk rumah sakit karena lebam dan patah tulang.
"Hahaha... aku setuju! Tapi, itu hanya akan menjadi angan-anganmu, gadis kecil." Rhiana hanya tersenyum tipis menatap pria mesum itu.
"So... Kapan balapannya dimulai?" Rhiana bertanya dengan sebelah alis terangkat.
"Sekarang juga!"
Rhiana mengangguk lalu memberi isyarat pada sopir paru baya itu untuk membawa Yeandre keluar. Sopir paru baya itu, meski khawatir pada mobilnya, tapi dia lebih khawatir lagi dengan gadis kecil ini.
***
Sorak-sorai para penonton terdengar. Dari teriakan mereka, jelas sekali semua orang mendukung pria mesum itu. Rhiana sendiri tersenyum tipis. Meski hanya menggunakan taxi untuk balapan, tapi gadis berusia 15 tahun ini sangat tahu kualitas mesin yang dipakai dalam kendaraan roda empat ini.
Semua mesin yang digunakan dalam setiap kendaraan hasil produksi perusahaan otomotif keluarga Lesfingtone, bukanlah mesin biasa. Semua mesin dan alat lainnya adalah hasil modifikasi dari Rihan sendiri, sehingga kualitasnya sangat terjamin.
...
Seorang wanita dengan pakaian seksi berdiri beberapa meter di depan taxi yang Rhiana kendarai dan mobil keluaran terbaru yang pria mesum itu kendarai. Wanita seksi itu lalu mengangkat tinggi sebuah pistol angin dengan tangan kanannya. Setelah memberi beberapa arahan, wanita seksi itu lalu melepaskan tembakan ke udara.
Dor
Satu tembakan, tanda mulai. Mobil keluaran terbaru milik pria mesum itu meluncur dengan cepat. Rhiana menyusul beberapa meter di belakang.
[Hancurkan taxi rongsokan itu!]
[Kalahkan dia, El...!]
[Tiduri dia, El...]
[Jangan beri ampun padanya!!!]
[Tunjukan kehebatanmu, El.]
Masih banyak lagi teriakan lainnya yang membuat pria mesum yang dipanggil El itu tersenyum bangga. Rhiana sendiri tetap stabil mengendarai taxi.
Ketika akan melewati tikungan, Rhiana menatap jarum kecepatan taxi ini. Merasa masih aman, Rhiana melirik jam tangannya. Sedikit lagi. Masih ada waktu.
Melewati tikungan, Rhiana menginjak pedal gas dan berhasil membuat mobil El tertinggal di belakang. El, si pria mesum itu menggeram marah. Setelah mengumpat, El kemudian menginjak kembali pedal gas untuk menyusul Rhiana.
"Hei, gadis kecil... menyerahlah dan tidurlah bersamaku!" El membuka kaca jendela dan berteriak pada Rhiana yang ikut membuka kaca jendela ingin melihat aksi pria mesum itu.
Rhiana menyeringai dan mengeluarkan satu tangannya kemudian menaikkan jari tengahnya mengejek pria mesum itu.
"Sialan...! Tunggu saja, gadis kecil." Marah El dan kini merapatkan mobilnya dengan taxi Rhiana.
Membaca gerakan El, Rhiana menginjak pedal rem agar mobil pria itu tidak menghimpitnya.
Rhiana kemudian beralih menginjak pedal gas agar melewati mobil El. Setelah melewati mobil pria itu, Rhiana berputar-putar menutup jalan untuk El, membuat pria itu semakin emosi.
Rhiana menyeringai dan kini menatap mobil El. Posisi mobil Rhiana berjalan mundur. Semua orang kaget dengan cara mengemudinya. Ini pertama kalinya mereka melihat balapan dengan mobil berjalan mundur. Bukankah sama saja mengejek? Yang lebih membuat mereka takjub, taxi itu mundur dengan kecepatan tinggi. Benar-benar gaya balapan seorang ahli.
El ikut takjub, tapi lebih kepada emosi karena merasa diejek oleh gadis muda di depannya ini. Yang sialnya sangat cantik. El menggertakkan giginya. Berulang kali El menekan klakson agar taxi di depannya ini minggir, tapi Rhiana tentu saja tidak akan mendengarkannya. Rhiana masih saja berjalan mundur dan terus menutup jalan bagi mobil El.
"Berhenti mempermainkanku sialan...! Berhenti sebelum aku tabrak!" Teriak El dengan kepala sedikit keluar dari jendela.
"Boleh saja, Kak!" Tentu saja memancing emosi orang adalah kebiasaannya. Rhiana juga tahu, jika pria mesum ini tidak akan berani menabraknya. Nyali pria berambut pirang ini tidak sebesar itu.
Rhiana melirik kaca spion. Ada tikungan tajam di belakangnya. Rhiana tidak mengubah posisi mobilnya. Gadis itu hanya memutar setir mobil dengan cepat untuk melewati tikungan berbahaya ini.
El sendiri ingin mengambil kesempatan untuk melewati taxi menyebalkan di depannya ini. Sayangnya, Rhiana tidak akan membiarkan pria mesum ini melewatinya dengan mudah.
Rhiana yang sibuk menggerakan setir untuk melewati tikungan, El juga melakukan hal yang sama. El yang emosinya tidak bisa dikontrol, menginjak pedal gas. Pria itu sudah tidak tahan dan mengeluarkan kecepatan penuh agar melewati mobil Rhiana.
Rhiana menyeringai. Dia berhasil memancing emosi pria ini. Melihat asap mengepul secara perlahan-lahan dari kap belakang mobil, Rhiana jelas tahu jika itu kecepatan penuh mobil pria mesum itu. Rhiana dengan tenang memutar posisi mobilnya seperti semula, sekaligus membiarkan mobil El melewatinya.
"Hahaha... aku akan menang! Aku akan meniduri gadis kecil itu... Hahaha..." El terus bergumam senang karena melihat jarak mobilnya dan taxi di belakangnya sangat jauh.
Terus tertawa dan mulai membayangkan akan meniduri gadis cantik, El tiba-tiba melotot karena baru menyadari tantangan terakhir sekaligus tantangan paling berbahaya dalam balapan ini. Bisa-bisanya dia lupa dengan tantangan berbahaya ini karena terpancing emosi.
Dalam darius 1 kilometer di depannya, terdapat jalan menanjak yang begitu tinggi. Sedikit saja kecepatan mobil tidak stabil, maka mobil itu akan melambung tinggi dan jatuh, kemudian hancur.
El berusaha tenang, dan mulai mengurangi kecepatan mobilnya. Sayangnya, pedal remnya sama sekali tidak berfungsi. Mobilnya sudah hilang kendali dan terus meluncur dengan kecepatan penuh.
Rhiana yang sudah memperkirakan hal ini, tersenyum tipis. Rhiana dengan tenang menambah kecepatan mobil untuk menyusul El. Melihat mobil pria itu masih tidak terkendali, Rhiana akhirnya menyusul mobil pria itu.
Mobil Rhiana dan mobil El sama-sama melambung tinggi ke atas dan kemudian turun dengan cukup kuat, tapi masih baik-baik saja untuk mobil Rhiana karena dia masih mengontrol kecepatan mobilnya tadi. Sedangkan mobil El, jatuh dan berguling beberapa kali karena hilang kendali.
Baru saja Rhiana meluncur beberapa meter ke garis finish, matanya menyipit ketika melihat dari kaca spion, api kecil tiba-tiba muncul di kap belakang mobil El.
Ini sudah biasa terjadi di arena balapan liar. Resiko paling berbahaya dalam balapan ini adalah mati di tempat karena kehancuran mobil dan pengendaranya. Jika pengendaranya terluka parah ataupun mati di tempat, tidak ada orang yang disalahkan. Tentu saja semua itu kesalahan pengendara itu sendiri.
Rhiana menghela nafas, dan memutar mobilnya membuat arena balapan yang sudah hening karena kecelakaan El, kini semakin hening karena Rhiana tidak menuju ke garis finish, gadis itu justru kembali ke tempat El berada.
...
"Jangan sampai mati! Kamu masih punya tanggung jawab menjadi budakku!" Rhiana membuka suara setelah mengeluarkan El dari mobilnya.
Pria itu sudah dipenuhi darah. Kepalanya terbentur cukup kuat tapi pria itu masih sadar. Kakinya mungkin patah karena terjepit. Untung saja Rhiana cukup kuat untuk melepaskan kaki El.
"Maaf... dan terima kasih," El tersenyum lemah menatap Rhiana yang memapahnya menuju taxi.
BOMM!!!
Ledakan berasal dari mobil milik El. Semua orang kaget. El sendiri bersyukur karena dia selamat.
"Aku akan menghajar pria mesum sepertimu nanti, setelah menjadi budakku!" Rhiana menjawab dengan santai. El tertawa tertahan karena kesakitan. Tidak apa-apa. Bagi El, itu masih kurang dibandingkan nyawanya.
El awalnya putus asa dan berpikir hidupnya akan berakhir hari ini karena balapan. Melihat api yang muncul tiba-tiba di kap belakang mobilnya, El sudah menyerah.
Sudah banyak orang yang meninggal di tempat karena kecelakaan. Aturan lain di arena balapan liar ini adalah siapapun yang mengalami kecelakaan tidak boleh ditolong sebelum balapan berakhir. Jadi, El berpikir hidupnya hanya mencapai usia 18 tahun.
Meratapi nasibnya, El dikagetkan dengan suara keras karena pintu mobilnya terlepas akibat tarikan seseorang. El tidak menyangka, gadis yang dengan kurang ajarnya dia bayangkan menidurinya dengan brutal, kembali hanya untuk menolongnya. Selain kaget, El juga kagum karena tangan mungil itu berhasil menarik kuat pintu mobil yang keras itu.
El ingin menangis karena terharu. Pria mesum ini lalu membuat janji dalam hati untuk menjadi budak gadis kecil ini sampai kapanpun.
...
Sampai di garis finish, semua orang mengerumuni Rhiana. Tepatnya taxi yang di dalamnya ada Rhiana dan El. Mereka penasaran seperti apa wajah gadis kecil yang menakjubkan ini. Mereka tidak melihat jelas wajah Rhiana tadi, karena jarak mereka terlalu jauh.
Para penonton yang awalnya mengejek kendaraan Rhiana, kini dibuat bungkam dan kagum karena aksinya di arena balapan, dan bahkan aksi penyelamatannya pada lawan balapannya.
Selama beberapa tahun ini, belum pernah mereka melihat ada peserta balapan yang kembali ke arena untuk menolong peserta lain, padahal garis finish sudah di depan mata.
Pintu mobil bagian kemudi dibuka oleh seseorang. Rhiana dengan santai turun. Angin malam menerbangkan rambutnya yang dikuncir kuda juga beberapa helai rambutnya yang tertinggal di area leher membuatnya semakin mempesona.
Semua pria di sana menatapnya kagum, sekaligus mimisan karena kecantikan gadis kecil ini. Benar-benar pesona seorang gadis kecil.
Di saat para pria kagum, para gadis tentu saja iri dan dengki. Usia gadis kecil ini masih sangat muda tapi dia sangat cantik. Apa kabar jika dia lebih dewasa? Pasti akan menggemparkan. Rasa iri dan dengki mereka semakin besar.
"Karena kamu pemenang malam ini, maka semua kendaraan yang ada di sini milikmu. Semua kendaraan ini adalah hadiah dari para penonton untuk pemenang balapan," Seorang pria dengan badan cukup besar berbicara setelah memberikan iPad pada Rhiana untuk melihat kendaraan roda empat maupun roda dua di sana.
Rhiana bisa melihat beberapa kendaraan edisi enam bulan lalu dijadikan hadiah. Sepertinya para penonton balapan liar ini adalah anak-anak orang kaya.
Rhiana hanya perlu mengklik beberapa mobil maupun motor yang dia mau. Rhiana hanya memilih 3 mobil dan dua motor sport. Setelah itu, Rhiana mengembalikan iPad pada pria itu.
"Aku hanya memilih beberapa. Sisanya, aku kembalikan."
Semua orang melotot heran. Kenapa gadis kecil ini hanya memilih sebagian hadiah yang mereka berikan? Mereka berpikir, gadis kecil ini sepertinya ikut balapan karena merasa bosan.
El sudah dibawa ke rumah sakit. Sebelumnya, pria mesum itu memberikan kartu namanya pada Rhiana sebagai wujud kekalahannya. Rhiana dengan senang hati menerima kartu nama itu. Dia pasti akan memanfaatkan kartu nama itu dengan baik. Tentu saja bukan sekarang. Budaknya itu harus diobati lebih dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
RIRES
Rhiana benar benar hbt.!!
2022-03-24
0
Machan
pria mesum🤭
2022-02-05
0
Ruzita Abdulrashid
mantop👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
2022-02-03
0