Kisruh Keluarga Maheswara

"Apa-apan ini, Daniel? Mabuk-mabukan seperti itu! Apa kau pikir kau itu sudah hebat sampai berani melakukan seperti itu, hah?" murka Pras yang mendapatkan kabar dari pembantunya yang membereskan kamar Daniel.

Berbeda dengan Daniel, pria itu malah nampak acuh begitu saja ketika dirinya sedang dimarahi. Daniel berniat pulang ke rumah untuk melonggarkan sejenak rasa hatinya. Namun, malah disambut dengan kemarahan dari ayahnya.

"Pras, pelankan suaramu. Itu tidak baik. Cepat, makan sarapanmu." Sasi tidak mau menimbulkan keributan, makanya ia menyela lebih dulu.

"Ma, tapi anak itu semakin kurang ajar sekarang. Setelah gagal menikah, sekarang mabuk-mabukan seperti orang yang putus asa. Apa dia pikir, dia itu sangat hebat?" sinis Pras.

Daniel masih diam saja, tapi tangannya mulai mencengkeram erat sendok yang dipegang.

"Sudahlah, Pras. Daniel sudah besar. Pasti dia juga punya masalahnya sendiri. Jangan memperpanjang masalah seperti ini." Sasi menengahi.

Pras menghela napas kasar. Ia menarik kursi lalu didudukinya. Meminum segelas air putih sebagai pereda amarahnya.

"Daniel, makan yang banyak, ya," ucap Sasi sambil menambahkan beberapa lauk ke piring Daniel.

"Ini sudah cukup, Nek." Daniel menolak.

"Baiklah." Sasi kembali menyantap makanannya.

Sarapan kali ini berbeda, karena Daniel ikut serta. Biasanya pria itu akan pergi dengan berbagai alasan yang membuatnya tidak bisa melakukan sarapan bersama. Namun, sekarang, Daniel merubah semuanya.

"Bagaimana dengan wanita itu? Apakah kau memang berhubungan dengannya, Daniel?" tanya Pras penasaran.

Daniel menatap ayahnya. "Siapa yang Papa maksud?"

"Wanita yang datang di hari pernikahanmu itu. Bukankah dia bersamamu beberapa hari lalu?" Pras menatap intens anaknya.

"Papa menyelidikiku?"

Daniel menaikkan sebelah alis. Menatap pria yang saat ini menjadi lawan bicaranya itu. Setahu Daniel berita itu hanya dirinya dan beberapa orang kepercayaanya saja, tapi kenapa ayahnya malah mengetahui hal itu?

"Daniel, Papa tidak melarangmu berhubungan dengan siapa pun, asal jangan dari keluarga Pramudya lagi." Pras memperingati.

"Bukannya Papa yang menjodohkanku dengan anak mereka waktu itu?" Daniel tersenyum sinis. Memang awalnya mereka dijodohkan diam-diam, tapi Daniel berniat untuk membuka hatinya untuk Angela.

Pras yang mendengar itu hanya berdehem. Berpikir kenapa anaknya itu bisa tahu niatnya dulu.

"Apa kau tidak lupa dengan penghinaan mereka waktu itu? Mereka mempermalukan kita di hadapan semua orang. Dan Papa tidak akan mengampuni semua itu," ungkap Pras.

Daniel masih diam saja. Tidak berniat untuk menjawab pernyataan itu.

"Papa juga tidak merestui hubunganmu dengan wanita itu, meskipun dia sedang mengandung anak kalian."

"Tapi aku tidak butuh restu Papa!" Daniel tidak suka.

Pras menoleh. "Kau membentak ayahmu sendiri hanya karena wanita itu?"

"Wanita yang Papa anggap rendah itu bagian dari hidup Daniel, Pa." Daniel menatap dengan tajam. Tidak kalah sengit membalas anaknya.

"Hhh, bagian dari hidupmu? Kalau begitu siap-siap kau akan jatuh miskin bersama wanitamu itu," jawab Pras.

"Pras," sela Sasi, tidak ingin perdebatan ini menjadi semakin panas.

"Kenapa, Ma? Biarkan dia memilih jalan kehancurannya sendiri. Katakan Daniel, kau pilih hidup dengan kemiskinan bersama wanita itu, atau memilih menggugurkan kandungannya dan hidupmu akan selalu di atas." Pras menatap sang anak yang kini sudah melayangkan sebuah tatapan yang tajam.

"Pras, kamu keterlaluan!" Sasi ikut membentak. Sejahat-jahatnya dia, jika soal membunuh nyawa yang tidak bersalah, dia tidak akan tega.

Gigi Daniel bergesekan karena amarahnya di tahan. Tatapannya tidak kalah sengit seiring dengan perkataan ayahnya yang masuk ke telinganya. Daniel tidak akan mengampuni siapa saja yang akan melukai wanitanya.

"Jadi seperti ini Papa memperlakukan mama dulu?" Daniel berbalik dan menyerang ayahnya.

"A-apa maksudmu?" Pras bingung.

"Memperlakukan seorang layaknya sampah setelah selesai digunakan? Menjalani kehidupan dengan damai, padahal ada nyawa yang harus dikorbankan?" sindir Daniel.

Pras tercekat. "Kau menuduh Papa membunuh ibumu?"

"Aku tidak mengatakan apa pun, tapi sepertinya Papa lebih tahu apa yang terjadi. Apa jangan-jangan memang Papa yang membunuh mama?" selidik Daniel. Mengorek informasi dari sana.

"Jangan gila, Daniel! Papa tidak mungkin membunuh mamamu! Dia istri Papa, Papa begitu mencintainya!" Pras berdiri setelah amarahnya dipancing oleh Daniel. Pria itu menatap sang anak dengan kilatan amarah yang membara.

"Lalu di mana kau waktu mama sekarat, sialan! Papa malah berduaan dengan sekretaris genit Papa itu!" bentak Daniel tidak mau kalah. Dia juga ikut bangkit dari kursinya.

Pras mengepalkan kedua tangan. Ia tidak suka dengan nada bicara Daniel yang membentaknya.

"Apa katamu, Daniel? Papa berduaan dengan wanita lain? Itu semua salah paham! Sekretaris itu yang menjebak Papa lalu menebarkan fitnah seperti ini!"

"Dijebak tapi Papa menikmatinya, kan?" Daniel menebak. Tanpa tahu bahwa di sana sudah ada yang kepalang marah.

Pras yang tidak tahan langsung berjalan menuju ke arah anaknya lalu mencengkeram kerah baju Daniel. Melayangkan satu tonjokan di wajah pria itu. Sasi sampai berteriak histeris ketika melihat Daniel yang terkapar di lantai.

"Katakan sekali lagi, Daniel," geram Pras.

"Papa berselingkuh. Dan karena kau, mama meninggal sialan!" bentak Daniel.

Pras yang terpancing mulai menarik kerah baju Daniel kembali dan memojokkan tubuh anak itu ke dinding. Melayangkan dua kali pukulan di tempat yang sama. Membuat Daniel sampai sesak karenanya.

"Sudah, Pras. Hentikan! Kamu menyakiti Daniel!" teriak Sasi yang mulai takut.

"Biarkan, Ma. Biarkan dia mengerti arti sakit sesungguhnya. Biar dia bisa intropeksi diri!" Pras tidak mau mengalah.

"Sudah, Pras. Daniel sudah terluka parah. Hentikan semua ini." Sasi menarik tangan anaknya untuk menjauh. Tidak tega jika Daniel kembali terluka lagi.

"Dasar bodoh," umpat Daniel yang terkapar di lantai.

"Apa katamu?" Pras hendak maju sebelum ditahan oleh Sasi.

"Sudah, hentikan! Pras segeralah pergi! Urus pekerjaanmu!" usir Sasi. Ia tidak mau lagi pertengkaran itu masih berlanjut.

Setelah Pras pergi, Sasi beralih pada cucunya yang saat ini terduduk di lantai dengan wajah yang memar. Wanita itu prihatin. Sekaligus bisa merasakan bagaimana sakitnya pukulan itu, meskipun hanya sekedar melihat saja.

"Daniel, wajahmu memar. Biar Nenek obati, ya?" saran Sasi lalu membantu cucunya untuk berdiri dan duduk di sofa ruang tamu.

"Ini hanya luka kecil, Nek. Tidak usah berlebihan," tolak Daniel.

"Luka kecil apanya? Ini sangat parah!" Sasi tidak mau kalah. Ia takut terjadi sesuatu dengan cucunya.

"Luka ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Daniel yang menyaksikan mama meregang nyawa waktu itu, Nek." Daniel menunduk pilu.

***

"Mommy," panggil Arlo.

Alin yang tengah mengambar sebuah desain baju itu menoleh ketika anaknya memanggil. Lantai ia menepuk ranjang sebelahnya agar Arlo bisa mendekat.

"Ada apa, huum?"

"Dada Arlo sakit, Mom." Arlo memegangi dadanya.

"Sakit? Sakit kenapa?" Alin juga ikut memegangi dada Arlo ketika anaknya mengadu.

"Tidak tahu, tapi tiba-tiba sakit saja. Sesak, Mommy." Arlo berwajah sedih.

"Ayo kita ke dokter. Kita harus memeriksanya." Tangan Alin lebih dulu dicekal oleh Arlo.

"Tidak usah, Mom. Ini pasti karena aku kelelahan seharian bermain tadi. Elus lagi, Mom. Nanti sakitnya akan berkurang," ucap Arlo.

"Yakin tidak usah ke rumah sakit?" Alin memastikan sekali lagi.

"Benar. Sini, terus elus dada Arlo." Arlo berbaring di ranjang dan menyuruh ibunya untuk mengelus dadanya.

Alin tersenyum, lalu mulai mengelus dada anaknya itu. Ia tidak tahu kenapa mendadak perasaannya cemas, juga Arlo yang mendadak kesakitan padahal dia tidak ada riwayat sakit apa pun. Namun, secara tiba-tiba ia berpikiran tentang Daniel.

'Kenapa aku malah memikirkan pria itu, hah?' batin Alin bingung sendiri. Tapi ia tidak memikirkannya lagi dan lebih memilih mengelus dada anaknya.

Terpopuler

Comments

Sri Faujia

Sri Faujia

ayah sm anak ada ikatan bathin apa yg dirasakan arlo terjdi dengan daniel

2022-08-08

0

Ety Wasiti

Ety Wasiti

keren, keren banget thor..💪🏻💪🏻

2022-02-11

0

Rinnie Erawaty

Rinnie Erawaty

ikatan batin Arlo dan Danil ayah dan anak kali ya...

2022-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 Gairah Malam Itu
2 Salah Kamar
3 Alin meninggal
4 Si Kecil Arlo
5 Menggagalkan Pernikahan Angela
6 Bak Cacing Kepanasan
7 Dia Pelakornya
8 Hukuman untuk Alin
9 Jangan Mencoba Kabur!
10 Pembelaan Daniel
11 Rencana Angela
12 Tidak Bisa Ditebak
13 Pencarian Alin
14 Rencana Arlo
15 Aku Akan Membawa Momy Pulang
16 Jangan Sentuh Wanitaku!
17 Aku Merindukan Mama
18 Kisruh Keluarga Maheswara
19 Apa Kau Ibunya Arlo?
20 Dia Putraku?
21 Jangan Egois
22 Mencoba Mendekat
23 Kiriman Misterius
24 Panggilan Sayang
25 Salah Tingkah
26 Tingkah Arlo
27 Bertemu dengan Sasi
28 Terungkap
29 Keluarga Kecil
30 Bukan Anak Haram
31 Mencoba Masakan Daniel
32 Tidak Butuh Restu
33 Daniel Dalang Semuanya
34 Isu Miring
35 Tampanan Siapa?
36 Maukah Kau Menikah Denganku?
37 Apartemen
38 Bibit Unggul
39 Berkunjung
40 Persiapan Konverensi Pers
41 Cukup Mengejutkan
42 Kericuhan di Butik Angela
43 Berapa Hargamu?
44 Jangan Pisahkan Kami
45 Mimpi Alin
46 Meminta Restu
47 Hadiah Khusus untuk Alin
48 Memilih Gaun Pernikahan
49 Wedding Day
50 Malam Ini Milik Kita
51 Turn On
52 Mengingat Masa Lalu
53 Kepolosan Arlo
54 Waktunya Balas Dendam
55 Kau Lebih Menarik
56 Manfaatkan Menantumu
57 Meja Nomor 13
58 Aku Memang Selingkuh!
59 Mencari Bukti
60 Kepalang Tanggung
61 Sedikit Memperdaya Raka
62 Sandiwara yang Terencana
63 Mata-Mata
64 Kebenaran yang Terungkap
65 Kebenaran yang Terungkap 2
66 Takdir yang Rumit
67 Akhir Kebahagiaan
68 Akhir Kebahagiaan
69 Pengumuman
70 Pengumuman
71 Extra part 1
72 Ekstra Part 2
73 Terjerat Hasrat CEO Gila
74 Extra Part 3 (Nola dan Vano)
75 Pengumuman
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Gairah Malam Itu
2
Salah Kamar
3
Alin meninggal
4
Si Kecil Arlo
5
Menggagalkan Pernikahan Angela
6
Bak Cacing Kepanasan
7
Dia Pelakornya
8
Hukuman untuk Alin
9
Jangan Mencoba Kabur!
10
Pembelaan Daniel
11
Rencana Angela
12
Tidak Bisa Ditebak
13
Pencarian Alin
14
Rencana Arlo
15
Aku Akan Membawa Momy Pulang
16
Jangan Sentuh Wanitaku!
17
Aku Merindukan Mama
18
Kisruh Keluarga Maheswara
19
Apa Kau Ibunya Arlo?
20
Dia Putraku?
21
Jangan Egois
22
Mencoba Mendekat
23
Kiriman Misterius
24
Panggilan Sayang
25
Salah Tingkah
26
Tingkah Arlo
27
Bertemu dengan Sasi
28
Terungkap
29
Keluarga Kecil
30
Bukan Anak Haram
31
Mencoba Masakan Daniel
32
Tidak Butuh Restu
33
Daniel Dalang Semuanya
34
Isu Miring
35
Tampanan Siapa?
36
Maukah Kau Menikah Denganku?
37
Apartemen
38
Bibit Unggul
39
Berkunjung
40
Persiapan Konverensi Pers
41
Cukup Mengejutkan
42
Kericuhan di Butik Angela
43
Berapa Hargamu?
44
Jangan Pisahkan Kami
45
Mimpi Alin
46
Meminta Restu
47
Hadiah Khusus untuk Alin
48
Memilih Gaun Pernikahan
49
Wedding Day
50
Malam Ini Milik Kita
51
Turn On
52
Mengingat Masa Lalu
53
Kepolosan Arlo
54
Waktunya Balas Dendam
55
Kau Lebih Menarik
56
Manfaatkan Menantumu
57
Meja Nomor 13
58
Aku Memang Selingkuh!
59
Mencari Bukti
60
Kepalang Tanggung
61
Sedikit Memperdaya Raka
62
Sandiwara yang Terencana
63
Mata-Mata
64
Kebenaran yang Terungkap
65
Kebenaran yang Terungkap 2
66
Takdir yang Rumit
67
Akhir Kebahagiaan
68
Akhir Kebahagiaan
69
Pengumuman
70
Pengumuman
71
Extra part 1
72
Ekstra Part 2
73
Terjerat Hasrat CEO Gila
74
Extra Part 3 (Nola dan Vano)
75
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!