"Hei, Baby."
Belum sempat menjawab sapaan, Angela mendorong tubuh Raka hingga berjarak dari arah pintu depan. Menarik tengkuk pria itu untuk menyatukan bibir mereka. Raka yang mendapat serangan tiba-tiba itu terkejut, sekaligus berusaha untuk menjauhkan tubuh Angela dari dirinya.
"Hei, ada apa denganmu?" tanya Raka yang sudah berhasil menjaga jarak dengan Angela.
Angela hanya diam. Dadanya naik turun mengatur napas. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa setengah dalam dirinya diliputi dengan amarah.
"Kenapa, huum? Kau terlihat marah. Ada yang menyakitimu?" Raka menyelipkan anak rambut Angela ke belakang telinga.
"Aku menginginkanmu," bisik Angela.
Angela langsung menerjang tubuh Raka dan membenamkan bibirnya di sana. Tidak tinggal diam, tangannya mulai meraba area dada--membuka satu per satu kancing kemeja yang dikenakan Raka--tanpa memberikan jeda sedikit pun.
Raka yang mendapatkan perlakuan itu hanya diam sambil mengamati wanita yang berada di depannya itu. Ia seperti dikendalikan oleh Angela dan pasrah dalam sentuhan itu. Terlepas dari apa yang membuat Angela sampai melakukan itu, Raka tidak peduli.
Lambat laun, Raka mulai membalas setiap sentuhan yang Angela berikan. Keduanya sama-sama saling meraba, memberikan sentuhan demi sentuhan yang memabukkan. Angela membimbing langkah Raka untuk beranjak ke ranjang dengan dirinya yang mendominasi.
Suara jeritan kenikmatan itu saling bersahut-sahutan memenuhi kamar minimalis di sebuah apartemen tersebut. Keduanya saling berpelukan setelah mencapai kenikmatan. Berguling di ranjang dengan selimut putih yang membalut tubuh polos mereka.
"Kau berbeda hari ini. Sedikit liar. Ada apa, huum?" Raka mengecup kening Angela.
Angela menatap Raka dalam. "Aku kesal pada Kak Alin. Kenapa semua orang berpihak padanya, hah? Bahkan Papa sekalipun membelanya."
"Kenapa?"
"Kau tahu kan, gara-gara dia pernikahanku dengan Daniel jadi gagal. Pakai segala ngaku-ngaku hamil anaknya Daniel, padahal kan mereka baru bertemu hari itu juga," geram Alin.
"Bagus, dong, pernikahannya gagal. Jadi, aku yang hanya akan jadi suamimu." Raka mengulas senyum.
"Ck, kau tidak tahu. Aku memerlukan Daniel." Angela berdecak seraya mengurai pelukan Raka pada tubuhnya.
Sebelah alis Raka naik. "Untuk apa? Aku kan ada di sini."
"Raka, kau tidak tahu. Daniel itu pewaris tunggal keluarga Maheswara. Dia otomatis punya kuasa penuh pada bisnis. Jika aku menikah dengannya, otomatis bisnisku terangkat juga."
"Oh. Jadi karena dia sesempurna itu, ya." Raka memalingkan muka.
Angela yang melihat perubahan mimik wajah itu terdiam sejenak. Baru kemudian menarik dagu Raka lalu ditatap matanya dengan lekat.
"Bukan gitu maksud aku." Angela mencoba merayu.
"Ya, dia memang sesempurna itu, makanya kau menyukainya. Bukan seperti aku yang tidak punya apa pun," kata Raka.
"Hei, Sayang. Jangan ngambek ih. Aku nikah sama dia juga karena terpaksa kali. Kan aku cintanya sama Raka Aditya. Only you." Angela senyum.
Raka mengembuskan napas pelan. "Hmm."
"Ih, kok masih ngambek? Jangan, dong. Masa karena itu ngambek sih."
"Ya, gimana lagi? Aku dengar berita pernikahamu, serasa hatiku disayat, Angela. Kau akan menikah dengannya, tidur dengannya, menghabiskan waktu dengannya, sementara aku? Aku bagaimana?" Benar, Raka sempat tidak setuju dengan Angela yang menikah dengan Daniel itu.
"Hei, itu kan demi kelancaran rencana kita."
"Tapi apa kau tahu bagaimana perasaanku? Harusnya mungkin saat ini kalian sedang berbulan madu dan menghabiskan waktu berduaan di ranjang. Dan aku? Hanya bisa meringis sendirian." Raka sinis. Jika dibayangkan lagi, Raka tidak bisa.
Angela menarik hidung mancung milik Raka dengan gemas. "Umm, jadi ceritanya cemburu?"
"Bagaimana tidak? Kalian menikah, pasti juga kalian melakukan ... malam pertama kalian," sambung Raka.
"Malam pertama? Dengannya? Bukannya kau yang melakukannya pertama kali denganku?" sindir Angela diiringi senyuman licik.
"Ya, tapi, hal itu pasti tidak akan dilewatkan. Aku merinding, membayangkan kau akan menyatukan tubuh dengannya. Apa jangan-jangan kalian sudah melakukannya sebelum menikah?" Raka bergidik ngeri.
"Melakukan apa? Dia tipe pria yang suka jual mahal. Meskipun sudah digoda, dia tidak minat untuk melakukan itu." Angela masih ingat bagaimana dia yang menggoda Daniel, tapi malah mendapat penolakan dengan kasar.
"Artinya dia baik, kan, tidak mau melakukannya sebelum ada ikatan?"
'Makanya aku suka,' batin Angela dalam hati. Membayangkan Daniel, hatinya sudah bergemuruh hebat.
"Ya, begitulah." Angela menjawab singkat.
Raka menggeser tubuh akan bisa bertatapan dengan Angela. Pria itu mencari sebuah kecupan di kening wanita itu.
"Kau tahu, aku takut kehilanganmu. Aku takut kau dimiliki pria lain, aku takut bila kalian akan menikah," kata Raka.
"Kenapa kau takut?"
"Tentu saja karena mencintaimu, apalagi?"
"Cinta, ya? Lalu dengan Kak Alin? Apa kau juga mencintainya sama denganku? Lalu kenapa kau meninggalkannya dan lebih memilihku?"
Raka terdiam, ketika pertanyaan beruntun itu diucapkan oleh Angela. Hubungannya waktu itu dengan Alin terjalin sudah lama dan masuk dalam status tunangan. Raka mencintai Alin, tapi ia juga ingin bersama Angela. Egois memang.
"Aku cinta. Tapi dia terlalu mementingkan dirinya sendiri dan pekerjaanya, aku kewalahan menghadapinya." Raka menjawab jujur.
"Tapi, kalian sudah ...." Angela menaikkan sebelah alis, mengode Raka untuk bisa memahami perkataanya itu.
"Apanya? Ya, tidaklah." Butuh waktu beberapa lama untuk Raka memahaminya.
"Masa? Kalian kan pacaran lama, masa tidak pernah." Angela memalingkan muka. Rasanya tidak mungkin jika Raka belum berhubungan dengan Alin.
"Aku ngomong jujur. Kami memang tidak. Alin tidak mau melakukannya sampai kami menikah. Jadi, ya dia masih menjaganya."
Angela mengerutkan kening. Apa benar jika Alin tidak melakukannya? Rasanya sangat tidak mungkin. Hal itu rasanya sudah jadi hal lazim bagi seorang kekasih.
"Mikir apa?" Raka menoel hidung milik Angela.
"Ck, ganggu." Angela cemberut.
"Lagian kamu mikirin apa sampe kerut-kerut gitu, hah?"
"Masalah kecil," jawab Angela.
"Kalau tidak ada, waktunya memikirkanku," bisik Raka tepat di telinga yang membuat Angela meremang. Pria itu langsung memeluk pinggang Angela dan menariknya hingga kedua tubuh mereka bertubrukan. Yang mana membuat Anggela membulatkan mata.
"Heh, mau ngapain?"
"Apalagi? Melanjutkan yang tadi." Raka berkata sensual. Tatapannya seakan ingin menerkam Angela.
Angela mendorong tubuh Raka yang hendak menyerangnya. Menggeleng pelan. Tubuhnya masih sakit, apalagi jika diulang dua kali, ia tidak mampu.
"Capek."
"Tapi aku mau."
"Aku yang tidak mau," tolak Angela.
"Ayolahhh." Raka merengek. Menarik tangan kekasihnya itu.
"Tidak." Angela menggeleng. Lalu merapatkan selimut yang membalut. Membuat Raka mendengus di sana.
Gila saja, jika harus mengulanginya lagi. Memang tadi Angela seperti orang kerasukan yang menyerang Raka dengan membabi buta. Ya, memang karena dirinya sedang diliputi amarah.
Raka yang tidak disetujui niatnya, lalu mendekatkan diri kepada sang kekasih. Memeluknya dengan erat.
"Lain kali lah kalau begitu. Yang jelas, aku sangat mencintaimu, Angela. Lebih dari apa pun."
Angela melirik, membiarkan tangan Raka memeluk tubuhnya. Sedikit nyeri ketika mendengar kata cinta dari pria itu.
"Kau juga mencintaiku, kan?"
"Hmm." Hanya gumaman yang Angela berikan.
Raka tersenyum. Lalu mendekap dengan erat. Menyalurkan rasa sayangnya kepada wanita dalam dekapannya itu.
'Pantas saja kak Alin menyukaimu, kau begitu baik tapi sayang mudah terpengaruh dengan orang lain. Aku bahkan bisa dengan mudah memanupulasi dirimu. Cinta padamu? Yang benar saja,' batin Angela.
Namun, tetap diam karena tidak mau didengar oleh siapa pun. Ikut mengeratkan pelukan di tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Sri Faujia
anggela2 cwek munafik tpi butuh
2022-08-08
0
Nurhasanahjj
Dasar uler keket hidupnyaa ya ngeket sana sini yaang duitnyaaa banyakkk 😪
2022-02-04
0
Hasnawati
lanjut
2022-01-31
0