Aku Merindukan Mama

"An, kamu tunggu di mobil saja. Saya ada urusan sebentar." Seorang wanita paruh baya keluar dari pintu mobil tidak lupa membawa tasnya.

"Baik, Nyonya."

Wanita paruh baya itu berjalan menuju salah satu minimarket untuk membeli barang keperluan. Menuju rak satu dan rak lainnya sambil membawa keranjang belanja. Tanpa sadar sedari tadi sudah ada yang mengincarnya.

Wanita itu adalah Sasi, nenek dari Daniel. Hari ini bepergian mengunjungi salah satu acara teman lamanya. Setelah ia mendapatkan barang yang ia cari, Sasi menuju ke kasir untuk membayar.

"Totalnya dua ratus lima puluh ribu."

Sasi berniat ingin membayar dengan membuka tasnya, namun secara tiba-tiba tasnya direbut oleh seseorang. Sasi menariknya tidak kalah kuat, tapi tampaknya tenaganya tidak cukup kuat sehingga tubuhnya terjatuh di lantai.

"Pencuri! Tolong!"

Sasi berteriak keras. Mengundang tatapan dari orang yang berada di dalam minimarket. Terutawa seseorang yang nampaknya sudah mengejar penjahat tersebut.

"Hei, berhenti!" Alin berlari mengejar penjahat itu. Mengode beberapa orang di depannya untuk menghalangi dan menangkap penjahat itu.

Dan benar saja maling itu tertangkap karena beberapa orang ikut menghadang, menyebabkan penjahat itu tertangkap dengan mudah. Alin yang melihat itu langsung berlari dan mengambil tas yang dicuri itu, lalu berterima kasih kepada orang yang telah membantunya.

Alin segera beranjak dari tempat dan kembali ke minimarket untuk mengembalikan tas wanita paruh baya itu. Sesampainya di sana ia menghadap dan memberikannya kepada Belinda.

"Ini tas Anda." Alin menyerahkan.

"Terima kasih banyak." Sasi menerimanya dan langsung mengecek beberapa barang. Masih utuh atau tidak.

"Apa Anda terluka?"

"Tidak. Sekali lagi terima kasih banyak," ucap Sasi.

"Sama-sama. Di sini memang area rawan pencopetan, jadi lebih baik hati-hati lagi. Apa perlu saya memesankan taksi untuk mengantar Anda pulang?" tanya Alin.

"Panggil saja nenek. Jangan terlalu formal seperti itu."

"Baiklah. Rumah nenek di mana? Mungkin aku bisa mengantar nenek pulang," kata Alin.

"Tidak usah. Nenek sudah ada jemputan."

"Oh, kalau gitu, biar saya antarkan ke mobil nenek kalau begitu. Mari, Nek." Alin memegang tangan Sasi untuk membantunya berdiri.

Sasi ikut saja, toh badannya juga sakit ketika didorong tadi. Berkat bantuan dari seorang wanita itu ia bisa mendapatkan tasnya kembali.

Setibanya di mobil, Sasi masuk terlebih dahulu. Mengamati Alin yang sepertinya ikut memosisikan dirinya.

"Kamu juga akan pulang, kan? Bagaimana kalau sekalian saja, aku bisa mengantarmu," saran Sasi.

"Ah, tidak usah, Nek. Saya akan pulang sendiri saja." Alin menjauh dari mobil.

Sasi menengok ke luar jendela. "Kamu yakin tidak mau ikut?"

"Yakin, Nek. Terima kasih atas tawarannya."

Alin mengangguk. Kemudian ia pamit undur diri dari sana. Berdiri di samping jalan untuk menunggu ojek online yang sudah ia pesan. Setelah sampai, Alin segera naik untuk bergegas pulang.

"Ikuti mereka," titah Sasi yang langsung diangguki oleh sang supir.

Mobil Sasi berada tidak jauh dengan motor di depannya. Ia begitu penasaran dengan rumah wanita yang telah menolongnya tadi. Atas bantuannya tadi, Sasi tidak akan melupakannya.

Sasi menyuruh sopirnya untuk berhenti di pinggir jalan ketika motor di depannya sudah berhenti di sebuah kawasan perumahan. Sasi bisa melihat rumah kecil itu berada, dan sudah ia pastikan bahwa itu adalah rumah yang ditempati wanita itu.

"An, tolong catat alamat rumahnya. Lalu besok kirimkan beberapa hadiah khusus untuk pemilik rumah itu."

"Baik, Nyonya."

Sasi tersenyum puas. Lalu ia menyuruh supir pribadinya untuk berbalik arah dan bergegas untuk pulang.

**

"Nyonya, Tuan Daniel pulang hari ini. Dia ada di lantai atas. Tadi saya mendengarkan suara gaduh, tapi tidak berani melihatnya," ucap salah satu pembantu rumah tangga.

Sasi menaikkan sebelah alis. "Daniel pulang? Tumben anak itu ingat rumah."

"Bawa ini ke dapur, Bi." Sasi menyerahkan bingkisan yang ia beli tadi. Lalu ia menaiki tangga untuk melihat bagaimana kondisi cucunya itu.

Sasi membuka pintu kamar Daniel, langkah terkejutnya ketika kamar itu berantakan dengan berbagai jenis botol minuman beralkohol yang berserakan. Wanita itu spontan menutup mulutnya karena terkejut.

"Daniel!" teriak Sasi histeris.

Daniel diam saja di sana, pikirannya hanya tertuju dengan satu permasalahan yang ia hadapi. Berulang kali ia meneguk minuman beralkohol itu sebagai pelampiasannya.

Sasi berlari dengan cepat, lalu merebut botol minuman yang dipegang Daniel lalu membuangnya. Wanita paruh baya itu memegang pundak cucunya yang nampak lunglai dengan tatapan sendu.

"Daniel, apa yang terjadi? Kenapa kau sampai seperti ini, hah?!" Sasi histeris. Ia tidak tega jika melihat cucunya seperti itu.

Daniel masih diam saja. Tidak mengindahkan pertanyaan itu. Ia mencoba meraih botol minuman lagi sebelum tangan neneknya mencegah.

"Berhenti, Daniel!" Sasi berteriak. Menggoyangkan tubuh cucunya supaya bisa kembali sadar.

Daniel yang merasakan sentuhan itu mulai sadar. Ia melihat siapa pemilik tangan yang tengah merangkulnya itu. Setelah tahu, Daniel tersenyum.

"Nenek? Nenek sudah pulang?" tanya Daniel.

"Astaga, Daniel. Kenapa kamu mabuk-mabukan seperti ini, hah? Apa yang membuatmu seperti ini?!" Sasi menahan tubuh Daniel yang hendak limbung.

"Heheh, tidak apa-apa." Daniel mengibaskan tangan seraya tersenyum. Mencoba berdiri dari duduknya.

"Daniel," panggil Sasi.

"Aku baik-baik saja, Nek. Aku baik." Daniel berdiri dengan sempoyongan. Mencoba untuk berjalan meskipun beberapa kali ingin terjatuh.

"Daniel, jangan seperti itu. Nanti kamu terluka," peringkat Sasi yang melihat banyak pecahan kaca.

"Tidak apa, Nek. Aku bisa melewatinya." Daniel masih menggeleng. Padahal kepalanya terasa sangat sakit.

Baru saja Daniel ingin berbaring di ranjang, tubuhnya lebih dulu terjatuh di sisi ranjang karena tidak sanggup menyeimbangkan diri. Daniel menunduk, tapi lama kelamaan bahunya bergetar dengan hebat.

Sasi yang melihat itu mendekati cucunya. Duduk di sebelahnya dan mengelus bahu itu. Bisa Sasi lihat bahwa cucunya itu sedang terluka.

"Nek, kenapa semua orang meninggalkanku, hah? Apa aku tidak layak dicintai?" tanya Daniel dengan terisak.

"Apa yang kamu katakan, Daniel? Kamu layak dicintai." Sasi memeluk cucunya.

"Tapi kenapa semua orang pergi dariku, Nek? Aku hanya ingin disayangi, tapi mereka malah meninggalkanku," adu Daniel.

"Siapa yang berani meninggalkan cucu nenek, huum?"

Daniel diam saja dalam pelukan neneknya. Tidak menyahut pertanyaan itu. Namun, sedetik kemudian ia menarik diri dan menatap neneknya dengan lekat.

"Nek, aku rindu mama," tutur Daniel.

Sasi sejenak menahan napas. Lalu mengelus kepala Daniel dengan sayang. Ia bisa lihat bagaimana kondisi cucunya yang sangat kacau ini. Mengecup kening Daniel sebagai jawaban.

"Daniel ingin dipeluk mama, Nek. Daniel merindukannya." Daniel bertutur pilu.

Sasi tidak menjawab. Ia lebih memilih untuk mendekap cucunya dengan erat dan menyalurkan rasanya di sana. Tanpa sadar air matanya turun karena isakan Daniel.

"Nenek juga merindukannya, Daniel. Nenek juga ingin bertemu dengannya."

Terpopuler

Comments

Tiwik Firdaus

Tiwik Firdaus

coba kamu ngak jasar pasti ngak akan ditinggalkan orang2 kau sayangi termasuk alin kamu malah main kasar aja. dan. menyekapnya ,menyetubuhi kamu malah merusaknya kalau kau peia bai2 ya oedjuangkandan hikahi baik2

2022-10-10

0

Sri Faujia

Sri Faujia

katany kaya pengusaha tpi knp g bisa cari dimna alin,

2022-08-08

0

Ety Wasiti

Ety Wasiti

keren banget isi ceritanya thor 💪🏻💪🏻💪🏻❤️❤️❤️

2022-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Gairah Malam Itu
2 Salah Kamar
3 Alin meninggal
4 Si Kecil Arlo
5 Menggagalkan Pernikahan Angela
6 Bak Cacing Kepanasan
7 Dia Pelakornya
8 Hukuman untuk Alin
9 Jangan Mencoba Kabur!
10 Pembelaan Daniel
11 Rencana Angela
12 Tidak Bisa Ditebak
13 Pencarian Alin
14 Rencana Arlo
15 Aku Akan Membawa Momy Pulang
16 Jangan Sentuh Wanitaku!
17 Aku Merindukan Mama
18 Kisruh Keluarga Maheswara
19 Apa Kau Ibunya Arlo?
20 Dia Putraku?
21 Jangan Egois
22 Mencoba Mendekat
23 Kiriman Misterius
24 Panggilan Sayang
25 Salah Tingkah
26 Tingkah Arlo
27 Bertemu dengan Sasi
28 Terungkap
29 Keluarga Kecil
30 Bukan Anak Haram
31 Mencoba Masakan Daniel
32 Tidak Butuh Restu
33 Daniel Dalang Semuanya
34 Isu Miring
35 Tampanan Siapa?
36 Maukah Kau Menikah Denganku?
37 Apartemen
38 Bibit Unggul
39 Berkunjung
40 Persiapan Konverensi Pers
41 Cukup Mengejutkan
42 Kericuhan di Butik Angela
43 Berapa Hargamu?
44 Jangan Pisahkan Kami
45 Mimpi Alin
46 Meminta Restu
47 Hadiah Khusus untuk Alin
48 Memilih Gaun Pernikahan
49 Wedding Day
50 Malam Ini Milik Kita
51 Turn On
52 Mengingat Masa Lalu
53 Kepolosan Arlo
54 Waktunya Balas Dendam
55 Kau Lebih Menarik
56 Manfaatkan Menantumu
57 Meja Nomor 13
58 Aku Memang Selingkuh!
59 Mencari Bukti
60 Kepalang Tanggung
61 Sedikit Memperdaya Raka
62 Sandiwara yang Terencana
63 Mata-Mata
64 Kebenaran yang Terungkap
65 Kebenaran yang Terungkap 2
66 Takdir yang Rumit
67 Akhir Kebahagiaan
68 Akhir Kebahagiaan
69 Pengumuman
70 Pengumuman
71 Extra part 1
72 Ekstra Part 2
73 Terjerat Hasrat CEO Gila
74 Extra Part 3 (Nola dan Vano)
75 Pengumuman
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Gairah Malam Itu
2
Salah Kamar
3
Alin meninggal
4
Si Kecil Arlo
5
Menggagalkan Pernikahan Angela
6
Bak Cacing Kepanasan
7
Dia Pelakornya
8
Hukuman untuk Alin
9
Jangan Mencoba Kabur!
10
Pembelaan Daniel
11
Rencana Angela
12
Tidak Bisa Ditebak
13
Pencarian Alin
14
Rencana Arlo
15
Aku Akan Membawa Momy Pulang
16
Jangan Sentuh Wanitaku!
17
Aku Merindukan Mama
18
Kisruh Keluarga Maheswara
19
Apa Kau Ibunya Arlo?
20
Dia Putraku?
21
Jangan Egois
22
Mencoba Mendekat
23
Kiriman Misterius
24
Panggilan Sayang
25
Salah Tingkah
26
Tingkah Arlo
27
Bertemu dengan Sasi
28
Terungkap
29
Keluarga Kecil
30
Bukan Anak Haram
31
Mencoba Masakan Daniel
32
Tidak Butuh Restu
33
Daniel Dalang Semuanya
34
Isu Miring
35
Tampanan Siapa?
36
Maukah Kau Menikah Denganku?
37
Apartemen
38
Bibit Unggul
39
Berkunjung
40
Persiapan Konverensi Pers
41
Cukup Mengejutkan
42
Kericuhan di Butik Angela
43
Berapa Hargamu?
44
Jangan Pisahkan Kami
45
Mimpi Alin
46
Meminta Restu
47
Hadiah Khusus untuk Alin
48
Memilih Gaun Pernikahan
49
Wedding Day
50
Malam Ini Milik Kita
51
Turn On
52
Mengingat Masa Lalu
53
Kepolosan Arlo
54
Waktunya Balas Dendam
55
Kau Lebih Menarik
56
Manfaatkan Menantumu
57
Meja Nomor 13
58
Aku Memang Selingkuh!
59
Mencari Bukti
60
Kepalang Tanggung
61
Sedikit Memperdaya Raka
62
Sandiwara yang Terencana
63
Mata-Mata
64
Kebenaran yang Terungkap
65
Kebenaran yang Terungkap 2
66
Takdir yang Rumit
67
Akhir Kebahagiaan
68
Akhir Kebahagiaan
69
Pengumuman
70
Pengumuman
71
Extra part 1
72
Ekstra Part 2
73
Terjerat Hasrat CEO Gila
74
Extra Part 3 (Nola dan Vano)
75
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!