"Bagaimana, Angela? Daniel, apa kau masih ingin menikah dengan calon istrimu itu?"
Daniel meneguk saliva. Tangannya mengepal kuat. Ia menatap ke arah Angela yang tengah menatapnya penuh harap. Daniel bingung, siapa yang salah dan siapa yang benar. Kenal Alin hanya lewat hubungan satu malam, tapi dengan Angela--wanita itu yang mengulurkan tangan ketika Daniel terkapar.
"Daniel. Kau harus percaya padaku," ungkap Angela lembut.
Lalu Daniel menatap Alin yang dibalas dengan kedipan santai dari wanita itu. Daniel bingung akan berpihak pada siapa.
"Jika perkataanmu benar, buktikanlah. Jika hanya omong kosong, pergilah," tegas Daniel.
"Jadi kau tidak percaya? Sedalam itukah cintamu pada Angela?" Alin berkata sinis.
Daniel diam, dia tidak berbuat apa pun atau menjawab satu pertanyaan itu.
Alin terkekeh. "Tidak apa. Aku memakluminya. Tidak mungkin kalian menikah tanpa dasar cinta, kan? Aku mengerti. Tapi apa cinta itu masih ada ketika aku memberikan suatu bukti ini padamu?"
Angela membulatkan mata. Mendadak panik. Dengan segera ia maju dan memegang tangan Daniel untuk beranjak.
"B-bukti apanya? Daniel, tidak usah mendengarkan apa kata Kak Alin. Lebih baik kita lanjutkan kembali pernikahan kita. Pak penghulu, ayo kita lanjutkan," kata Angel dengan tergesa-gesa, menarik tangan Daniel dan mengintruksikan penghulu untuk beranjak.
"Kenapa terburu-buru, huum? Takut kalau apa yang akan kubuktikan ini adalah benar?" sindir Alin. Wanita itu menatap remeh adik tirinya.
"Cukup, Kak! Jangan bersandiwara lagi! Aku akan menikah, dan kakak jangan menghalanginya lagi!" sentak Angela.
"Apa kau takut, Angela?" Alin menaikkan sebelah alisnya menguji. Apakah wanita itu masih bisa tenang atau tidak.
"Daniel, ayo kita lanjutkan." Angela tidak mengindahkan omongan Alin dan memilih menarik tangan Daniel agar pria itu kembali duduk di tempatnya.
Namun, kali ini Daniel setuju dengan Alin. Dilihat dari tadi, memang Angela lah yang bergerak seperti cacing kepanasan.
"Benar katanya. Kalau kau tidak melakukannya, kenapa harus takut? Bukankah kau tidak mau difitnah? Maka dari itu harus dibuktikan kenyataannya," kata Daniel menengahi.
"Tapi, Daniel ...."
"Calon suamimu saja setuju. Kalau benar tidak melakukan, kenapa kau seperti cacing kepanasan seperti ini, Angela?" Alin masih berusaha menyudutkan Angela.
Angela ditutup oleh dua sisi. Ia sudah tidak bisa jalan lagi. Segala usahanya telah sia-sia. Dan sekarang ia hanya bisa pasrah dengan keadaan ini.
"Hhh, takut? Aku tidak takut. Silakan, perlihatkan buktinya." Sebenarnya Angela sedang menggali lubang kuburannya sendiri.
Alin menatap dalam. Sebelum mengangkat ponselnya tinggi. "Kau ingin aku memutar rekaman atau video dulu? Ah, lebih baik rekaman dulu saja."
Alin memutar audio berisi keterangan bahwa Angela melakukan pernikahan itu dengan terpaksa untuk mendapatkan kekayaan. Ia tidak cinta dengan Daniel, melainkan ingin menguras hartanya. Di sana Angela juga mengatakan kalau dirinya mengandung anak dari seorang pria.
Hal itu membuat gempar seisi ruangan, terlebih Darma yang langsung memegangi dadanya. Daniel membulatkan mata, lalu mengambil tindakan dengan menjauh dari Angela. Menatap calon istrinya itu.
"Jadi, ini sifat aslimu, Angela? Kau hanya menginginkan hartaku?" Daniel nyaris tercekat.
Angela menggeleng. "Daniel, dengarkan penjelasanku dulu. Aku tidak--dia berkata bohong, dia hanya merekayasa semuanya, Daniel!"
"Rekayasa? Baiklah, akan aku tunjukkan bagaimana yang sebenarnya," kata Alin seraya menyodorkan video kepada Daniel. Ia mendapatkannya dari orang suruhan Alin untuk memata-matai Angela.
Daniel semakin tercekat ketika melihat potongan video yang menampakkan bagaimana liarnya Angela berada di atas ranjang dengan seorang pria. Tidak cuma itu, ia juga keluar masuk hotel dengan pria yang berumur juga. Wanita yang dikira Daniel adalah wanita baik-baik, malah licik seperti ini.
"Bagaimana, apa belum puas?" Alin menatap sinis.
Daniel menjaga jarak, tidak menerima bentuk sentuhan fisik apa pun dari Angela.
"Daniel, dengarkan aku dulu," bujuk Angela, tapi sudah ditepis kasar oleh Daniel.
"Jangan menyentuhku! Sungguh, aku merasa tertipu dengan topeng baikmu itu, Angela!" sentak Daniel.
Angela sedikit terhuyung ketika Daniel menyentaknya dengan kasar. Semua ini terjadi atas ulah kakaknya, lantas Angela menatap nyalang Alin.
"Ini kan yang kakak harapkan? Sekarang apa lagi yang akan kau lakukan? Pernikahanku sudah hancur, dan kakak penyebabnya! Kakak yang sudah menghancurkan segalanya!" bentak Angela.
"Kau sendiri yang menghancurkannya, Angela! Kau yang lebih dulu memulainya! Apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau juga berselingkuh dengan tunanganku? Kau juga yang mencuri desainkan dan mengeklaim bahwa itu milikmu sampai aku didiskualifikasi dari kompetisi. Kau juga yang melakukan kecurangan pada bisnisku sehingga aku harus dihukum atas kesalahan yang tidak aku perbuat!"
Wajah Angela semakin pias. Tidak tahu bahwa kedok yang ia tutup rapat-rapat akan dibongkar pada hari pernikahannya.
Seluruh orang yang ada di sana menutup mulut tidak percaya dengan apa yang terjadi sekarang. Bisik-bisik kata negatif saling bersahutan, membuat Angela geram dibuatnya. Diam-diam ia mengepalkan tangan. Menahan amarahnya.
"Kenapa? Takut karena aku membongkarnya? Bagaimana, apa kau sudah merasakan kehancuran seperti yang aku rasakan?" Alin terkekeh.
"Seseorang pernah berkata kepadaku, balas dendam terbaik adalah merebut aset berharga milik musuh. Dan sekarang, aku sudah merebut aset berhargamu. Yaitu calon suamimu," bisik Alin menusuk telinga Angela. Angela hanya bisa mengepalkan kedua tangan mendengarnya.
Daniel malah mematung. Seperti di bawa ke masa di mana ia mengatakan petuah itu.
"Angela, apa yang dikatakan Alin adalah benar?" tanya Darma yang mulai jengah dengan pertengkaran ini. Dadanya terasa sakit, seiring dengan perbuatan putrinya itu.
"Pa, Kak Alin hanya membual. Dia hanya ingin menghancurkanku saja," bujuk Angela disertai tangisan.
"Iya, Mas. Angela tidak akan melakukan hal keji itu. Pasti Alin lah yang mengarang semua cerita untuk menutupi semua kebusukannya." Warda juga ikut menimpali. Membela anaknya.
Alin mengepalkan kedua tangan, marah. Di sini dia malah menjadi pelaku, padahal dia hanyalah korban.
"Berhenti bersembunyi dengan topengmu, Angela! Tidak usah berkilah bahwa kau memang sebusuk itu!" sentak Alin.
"Tuan Darma, bagaimana ini? Kenapa semua malah kacau?" Prasetya sebagai ayahnya Daniel merasa tidak terima. Ia merasa terhina setelah drama panjang itu berlangsung.
"Tuan Prasetya, maafkan saya. Ini semua diluar kendali. Saya minta maaf," kata Darma.
"Saya tidak mau tahu, saya tidak jadi berinvestasi dengan perusahaan kalian. Anda membuat malu keluarga saya! Daniel, ayo pergi! Kita tidak membutuhkan orang seperti mereka!"
"Tuan, Tuan Pras. Tolong beri saya kesempatan," bujuk Darma. Mencoba memegang tangan ayahnya Daniel.
"Tidak ada lagi kesempatan! Saya sudah terhina dengan kejadian ini! Dan saya tidak sudi menikahkan anak saya dengan putri Anda yang sudah dicicipi oleh banyak pria! Daniel, ayo cepat kita angkat kaki dari sini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Sumini Harrni
keren Thor ♥️❤️
2022-09-21
0
Ade Mediansyah Mediansyah
keren 👍 novel nya Thor gara2 ada di FB. jadi nyasar ke sini deh
2022-06-10
2
❄️ sin rui ❄️
di sini si kudanil keliatan bodoh, kata nya ceo wkwkwkw
2022-05-06
1