"Saya terima nikah dan kawinnya Angela binti Darma dengan mahar tersebut di bayar tunai!"
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"Tunggu dulu!"
Baru saja akan diresmikan, suara seseorang menghentikan prosesi sakral ijab qabul tersebut. Seorang wanita mengenakan kacamata hitam berperawakan tinggi mengenakan dress hitam berdiri dengan aura dingin, mengalihkan semua atensi tamu undangan.
Kacamatanya dilepas, mengundang tatapan tidak percaya terhadap orang yang berada di ruangan tersebut. Tidak ada raut bahagia, lebih tepatnya mendominasi ruangan suci itu dengan kehadirannya.
"Kak Alin?" Angela melebarkan mata.
Benar, wanita itu adalah Alin. Setelah lima tahun dia menghilang, sekarang ia kembali dengan segala rencana di benaknya. Kembali untuk memberikan kejutan besar pada pernikahan adik tirinya.
"A-alin?"
Semua orang nampak terkejut. Terutama keluarga Alin. Pasalnya semua orang mengetahui bahwa Alin sudah meninggal dalam kecelakaan mobil. Namun, sekarang malah berdiri dengan tegasnya di sana.
"Alin, kau masih hidup, Nak?" tanya Darma sebagai ayah kandung Alin. Mendekat, dan memegang tangan anaknya.
Alin tidak menjawab, ia hanya tersenyum sebagai balasan. Namun, ekor matanya melirik ke arah seseorang yang nampak seperti cacing kepanasan.
"Alin, kenapa kau--bukankah kau sudah ...."
"Mati?" potong Alin. "Aku masih hidup. Buktinya aku bisa menghadiri pernikahan adikku. Pasti Mama selama ini bersedih kan ketika aku pergi?"
Warda hanya menatap dengan datar, tapi tersimpan beberapa pertanyaan di hatinya mengenai keberadaan Alin saat ini. Kekehan Warda diperhalus mendengar ucapan dari anak tirinya itu.
"K-Kak Alin masih hidup?" tanya Angela bergemetar. Dia berdiri dengan setengah kekuatannya.
Lain halnya dengan Alin, wanita itu malah memberikan senyuman terbaiknya, tapi ada sedikit makna licik di sana. Lantas ia melihat Angela dan seorang mempelai pria, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Daniel. Pria yang menghabiskan malam dengannya waktu itu.
"Pak penghulu, sepertinya pernikahan ini tidak bisa dilangsungkan lagi." Alin menatap penuh senyum licik.
Perkataan Alin cukup mampu membungkam semua orang yang berada di sana. Terlebih dengan Angela yang nampak kalut dengan apa yang dilakukan oleh kakak tirinya itu.
"Alin! Apa yang kamu lakukan, hah?!" Darma murka. Mendekati anaknya yang nampak santai.
"Pa, bagaimana mereka bisa melangsungkan pernikahan kalau aku saja sedang mengandung anak Daniel?"
Pernyataan itu membekukan semua orang, terlebih dengan Angela. Wanita berbalut gaun pengantin itu membulatkan mata terkejut, lalu menatap Daniel di sebelahnya dengan tatapan penuh tanya.
Begitu juga dengan Daniel, pria itu tidak kalah terkejutnya mendengar kabar itu. Daniel masih ingat jelas wajah Alin, wanita yang selama ini ia cari ke penjuru dunia, kini berdiri di hadapannya dengan membawa kabar yang tidak terduga.
"Kak Alin bercanda, kan? Mana mungkin Daniel melakukan itu, kalian bahkan baru hari ini bertemu!" Angela berkaca-kaca.
"Apa wajahku ini terlihat bercanda, Angela? Daniel, apa kau tidak mengatakan semuanya pada kekasihmu, huum?" Alin menatap Daniel dengan kerlingan liciknya.
Angela bergantian menatap Daniel. "Daniel, katakan bahwa semua itu bohong. Kau tidak mungkin melakukan itu, kan? Aku tahu kau pria yang baik."
Lain halnya dengan Daniel yang membisu, masih belum menyatu dalam kebingungan ini. Ia memang lupa tidak menggunakan pengaman waktu itu. Jadi, ada kemungkinan bahwa Alin mengandung darah dagingnya. Namun, bukankah kejadiannya sudah lama?
"Alin, apa yang kau katakan, hah?" Darma berbisik rendah, mendekati anaknya dan melayangkan tatapan tajam.
"Pa, maafkan aku, tapi aku berkata jujur. Aku sedang mengandung anaknya Daniel, calon menantu Papa, calon suaminya Angela."
Angela syok, tubuhnya hampir limbung jika saja Daniel tidak menyangga tubuhnya. Wanita itu tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Alin.
Warda maju dan langsung melayangkan sebuah tamparan ke pipi Alin, menimbulkan getaran panas dirasakan wanita itu. Semua tamu undangan sama terkejutnya ketika mengetahui wanita paruh baya itu menampar Alin.
"Kenapa kau mengarang kebohongan untuk mengacaukan pernikahan anakku, hah?! Kau hanya iri pada Angela, maka dari itu mempermalukannya seperti ini, kan?!" Warda tersulut amarah.
Alin kembali pada posisi awal setelah wajahnya tertoleh akibat tamparan tersebut.
"Iri? Pada dia? Yang benar saja, Angela tidak sebaik apa yang Anda banggakan selama ini," jawab Alin.
"Kurang ajar! Apa maksudmu, hah?!"
Alin tersenyum licik. "Tanya saja pada anak Anda yang terhormat itu, hal apa saja yang sudah dia lakukan selama ini. Namanya saja baik, tapi kelakuan iblis!"
"Berhenti bicara tentang anakku! Kau hanya memberikan pembelaan atas semurahnya dirimu, kan? Menggoda calon suami Angela dan mengarang cerita dengan hamil anaknya? Hanya wanita licik yang tidak tahu diri akan melakukan hal seperti itu!"
Tawa Alin pecah. Bukan tertekan, tapi malah lebih menertawakan perkataan ibu tirinya itu.
"Aku wanita murahan? Lantas apa bedanya dengan Angela? Dia juga sedang mengandung bukan?"
Perkataan Alin sukses membuat Angela menjadi pias. Kini dialah yang menjadi sasaran objek mata semua orang. Termasuk Daniel yang sama terkejutnya dan menatap wanita bergaun di setelahnya.
"Kau!" Warda hendak melayangkan tamparan lagi kepada Alin, sebelum Alin mencekalnya.
"Jika aku murahan, lalu anakmu apa? ******?" sinis Alin.
Warda melepaskan paksa tangannya dari cengkeraman Alin. Menatap penuh amarah. Jika saja tidak ada tamu, mungkin ia sudah menghabisi Alin saat ini juga.
Daniel yang sejak tadi menyimak pembicaraan itu, akhirnya bersuara.
"Angela, apa yang dikatakannya benar?" Suara Daniel serak. Masih belum menerima semuanya.
"Jangan percaya, Daniel. Dengarkan penjelasanku dulu. Kak Alin hanya mengarang cerita untuk menggagalkan pernikahan kita." Angela mencoba memegang tangan Daniel.
"Yang kutanya, adalah benar atau tidak, Angela! Bukan pembelaan apa pun!" sentak Daniel, melepaskan cekalan itu.
Angela menggeleng lemah. Diliputi ketakutan luar biasa.
Lain hal dengan Alin, wanita itu malah mendekati Angela dengan senyum kelicikan.
"Katakan saja, Angela? Kenapa harus malu? Bukankah kau melakukannya saja tidak merasa malu? Apa aku yang harus mengatakan semuanya pada dia? Bagaimana liarnya kamu bermain dengan seorang pria?" Alin menaikkan sebelah alis.
Satu tamparan mendarat di pipi Alin, kedua kalinya ia mendapatkan pukulan, dan sekarang berhasil dari adik tirinya.
"Cukup, Kak! Cukup sudah kakak menghancurkan pernikahanku! Cukup! Apa Kak Alin sudah puas membuat Daniel tidak lagi memercayaiku? Apa kakak sudah puas?!" Angela berteriak keras, seraya menatap Alin nyalang. Amarahnya tidak terbendung.
Alin menyeringai. Tidak mau kalah, hanya dengan persekian detik ia melayangkan sebuah tamparan keras di pipi Angela. Tindakannya itu menimbulkan suara gaduh dari tamu undangan yang melihatnya.
Wajah Angela tertoleh, memegangi pipinya yang panas akibat tamparan itu. Tidak menyangka akan mendapatkan tamparan ini.
"Puas? Bahkan aku belum melakukan apa pun, Angela. Kenapa kau sudah kewalahan menghadapiku, hah?"
Angela terisak. Mencoba memeluk tubuh Daniel dari samping. Membenamkan wajahnya di sana. Memerankan drama.
"Daniel," rengek Angela.
Daniel terdiam, tapi ia menatap Alin yang sama juga menatap dirinya. Semua ini terlalu rumit, sampai ia tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah.
"Daniel, bagaimana kau akan menikah dengan Angela jika dia saja sedang mengandung anak dari pria lain? Apa kau akan menerimanya begitu saja?" Alin mendekati Daniel seraya tersenyum hangat. Jujur, ia agak takut, tapi demi kelancaran apa pun akan dilakukannya.
Daniel terdiam, tapi tidak bisa dipungkiri jika matanya tertuju pada Alin. Entah kenapa ia malah tersihir dengan pesona wanita itu.
Angela yang melihat mereka berinteraksi segera mendorong tubuh Alin sehingga berjarak beberapa senti. Lalu menatapnya dengan takut.
"Menyingkir, Kak. Pergi dari sini. Kakak membawa pengaruh buruk di sini." Angela berdiri di depan Daniel.
"Masa kau mengusir kakakmu sendiri, Angela. Aku hanya menghadiri pernikahan kalian. Apakah itu salah?" Alin menyeringai.
"Kakak membuat kekacauan dengan kebohongan yang Kakak bicarakan! Lihat, semua orang menatapku dengan aneh."
"Kebohongan yang mana? Aku berkata jujur. Apa kau takut dengan kehadiranku di sini membuat semua kebusukanmu terbongkar?"
Alin tersenyum culas. Kemudian maju beberapa langkah untuk mengelus bahu adik tirinya. Bergerak mendekat dan berbisik di telinga Angela.
"Aku juga tahu kau berselingkuh dengan Raka," bisik Alin.
Angela mengepalkan kedua tangan, menahan amarah. Ketika Alin sudah menarik diri, rasanya Angela ingin mencakar wajah itu.
"Ada apa ini, Tuan Darma. Kenapa ada wanita itu dan apa yang dia katakan benar?" tanya Pras sedikit sinis. Pernikahan putranya malah disambut dengan kekacauan ini.
"Maafkan saya, Tuan Pras. Ada sedikit kendala. Alin, jangan membuat Papa marah." Darma menarik tangan putrinya untuk pergi.
Alin melepaskan cekalan dan menatap ayahnya nyalang.
"Kenapa? Kenapa cuman Alin yang disalahkan di sini? Apa Papa tidak mau tahu kebenaran dari apa yang dilakukan putri kebanggan Papa itu?" tunjuk Alin pada Angela.
"Papa tahu, tapi sekarang bukan saatnya, Alin." Darma mencoba menenangkan tanpa sadar itu membuat Alin naik pitam.
"Tidak! Papa tidak tahu! Selama aku tiada, apa Papa pernah mencariku?" Alin meremang. menatap sendu.
"Alin, Papa dengar waktu Itu--"
"Mati? Aku memang ditargetkan untuk mati oleh orang yang tidak suka dengan kehadiranku, Pa. Tapi lihat saja, aku akan membalas semua perbuatannya," kata Alin yakin. Menatap sinis ke arah ibu dan adik tirinya.
Daniel bingung. ia tidak tahu dengan situasi ini. Namun, ia bisa merasakan aura perdebatan antara adik dan kakak itu. Bahkan sebelumnya Daniel tidak tahu kalau wanita yang akan menikahi adalah adik tiri dari orang yang ia cari.
"Bagaimana, Angela? Daniel, apa kau masih ingin menikah dengan calon istrimu itu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Wiwit Wahyuni
masih ruwet
2022-02-13
0
Meylin
masih ga habis pikir ko c alin ga mau ma daniel tapi ko ga rela nikah ma adiknya sambung menyambung alurnya y thour ko bisa Angela nikahbma danil smentera pacaran ma raka pacar si alin🥴🥴
2022-02-10
1
Yunia Abdullah
s alin terlalu bnyk ngmong yg teka teki klau mau bongkar kbusukan adik SM mma tri y lngsung az GA usah bnyk drama itupun klau punya bukti yg konkrit
2022-02-05
0