Mereka semua terdiam saat suara yang terkesan menentang keras itu mengalun dengan aura Intimidasi yang kuat, wajah datar Raja Petratolion lansung menatap wajah tampan Putranya yang baru saja turun dengan wajah yang kelam tak terhingga.
"Aku istrimu!"
"Kau lupa, atau bagaimana?" Sarkas Ardelof menatap tajam menusuk Vanelope yang terdiam membisu.
"A..Apa maksudmu?"
"Aku tak mempunyai istri!"
"Ardelof!!"
Geram Raja Petratolison penuh penekanan menatap murka Ardelof yang hanya diam, bahkan ia tak menatap Beclie yang tampak ketakutan melihat Ardelof. ia tak tahu kenapa pria itu seperti tak menginginkannya.
"Aku pergi!"
"Sayang!"
Vanelope mengikuti Ardelof yang membawa angkara murka dari kepalan tangannya, memang ia dan Vanelope masih berstatus suami-istri dihadapan semua orang dan nyatanya juga begitu. tapi Ardelof masih mentoleransi ucapan Ayahnya yang ingin mempertahankan kekeluargaan dengan Kerajaan Hangalay.
"Ard! aku minta maaf, Sayang! aku mohon dengarkan penjelasanku!"
Whuss..
Brugh..
"Putri!!"
Para pengawal sana terkejut lansung menyonsong tubuh Vanelope yang tersungkur akibat tepisan dari angin yang didorong keras oleh Pria itu, wajah Ardelof berubah derastis menghisap keberanian mereka yang tak berani membantu Vanelope.
Kristof membukakan pintu untuk Yang Mulianya hingga Ardelof masuk tanpa menatap Vanelope yang memandangnya penuh kepedihan, dulu Ardelof yang ia kenal begitu mencintainya sampai berjanji akan melindunginya seumur hidup, Ardelof yang penuh perhatian bahkan sampai mengikuti semua kemauannya, tapi hanya karna kebebasan itu Ardelof terluka karna Cinta yang ia berikan malah dijadikan tempat berkhianat.
"Jalan!"
"Baik, Yang Mulia!"
Kristof menjalankan Mobilnya stabil melewati jalan lebar Istana, Gerbang besar diujung sana lansung terbuka dengan para Pengawal yang memberi salam hormat.
Kristof tak berani menatap wajah keras kelam Ardelof yang sekarang tak bisa disentuh atau berunding, pria ini mudah membunuh siapapun yang berani menganggunya.
Mereka melewati jalan khuhus dengan pengawalan dua Mobil dibelakang sana, jalan ini sangat sunyi tapi rapi karna khusus dilewati Anggota kerajaan Alison dikota Batalion yang sangat maju atas Pemerintahan mereka.
Disepanjang jalan, Ardelof hanya diam menatap lurus kedepan. tak siapapun yang bisa menebak sebenarnya apa yang tengah dipikirkan pria ini.
Tanpa disadari lama waktu termakan pun menghantarkan mereka ke sebuah lingkungan dimana mulai ramai oleh Mobil-Mobil mewah tapi Mobil hitam milik Ardelof lebih familiar dan banyak dikenal karna Logo kerajaan dibelakangnya.
"Yang Mulia!"
"Selamat datang!"
Mereka berbaris didepan Gerbang besar dengan Perusahaan yang sudah tinggi menjulang, didominasi berwarna hitam dengan tulisan ALISON CORPORATION BUSENESS atau ACB yang berdiri megah bak sebuah Cakram berbentu Bulat dengan dua Pilar besar dikiri kanannya sangat mempesona mengutaman kemoderenan.
Belum lagi dengan Team-Team Labiratorium didalamnya dan juga tempat FBI Perusahaan berpusat di Cakram ini.
"Yang Mulia!"
"Hm!"
Ardelof turun dengan bungkukan tubuh mereka semua, tak ada yang berani menatap wajah Tampan bernetra biru itu karna Ardelof menguarkan aura tak bersahabat sekarang hingga langkah lebar membelah keramaian ini mampu menciptakan binar kekaguman yang teramat di mata para Wanita yang hanya bisa menunduk tapi Ponselnya ada Foto Ardelof yang tengah berdiri meresmikan Perusahaan cabang di Negara tetangga.
"Aku butuh laporan Penjualan minggu lalu!"
"Baik!"
Kristof lansung menatap Staf Management Derris wanita memakai Span diatas lutut dengan wajah tak terlalu cantik.
"Pak!"
"Berkas kerja kemaren!"
"Ini, Pak!"
"Yang lain, Berkas Penjualan, pengeluaran barang dan Iklan. aku butuh itu!"
Mereka tampak gugup tapi sangat Profesional menyerahkan Dokumentnya ketangan Kristof, ada juga yang tampak curi-curi pandang pada Pria tak kalah tampan dari Actor filim Holywood itu.
"Terimakasih, kembali bekerja!"
"Baik!"
Kristof membubarkan kerumunan seraya melangkah mengikuti Ardelof yang sudah menghilang di Lift sana, ia yakin setelah ini maka Tuannya akan mengamuk jika terlambat.
.....
Sedangkan Ardelof, ia tengah berdiri didepan Kaca besar tembus pandang keluar sana dengan Sofa panjang dibelakang diduduki seorang bocah kecil yang hanya menunduk saja menunggu perintah.
"Yang Mulia!"
"Kau sudah dapatkan?"
"Sudah!"
Wajah Ardelof sedikit berubah tapi kembali pada mimik datarnya mengulur satu tangan keluar dari kantong celananya tanpa menatap Quxi yang menyerahkan helaian kertas itu.
Disana tertera nama dan Foto seorang wanita yang memakai cadar tengah tertangkap CCTV disebuah Kafe, terpapar juga Visual isu lama dimana Seorang wanita buangan dari kota Batalion yang dikenal sebagai kutukan bagi Kota ini dan Ardelof sempat terperanjat saat menatap mata wanita ini.
"Penyihir itu!"
"Yang Mulia, sebenarnya Nona Sofea itu jarang keluar Rumahnya karna dia dibenci Masyarakat pinggiran kota, dia punya ayah, ibu dan kakak laki-laki tapi yang menyayanginya hanya Wanita itu saja, sedangnya yang lainnya ingin memiliki tubuh. Nona!"
"Melecehkan?"
"Iya, Yang Mulia!"
Tiba-tiba darah Ardelof mendidih, memang masuk akal jika para pria itu menginginkan Wanita penyihir itu, bentuk tubuh yang Sempurna dengan tonjolan khas di dada dan bagian tertantu menjadi tempat ternikmat para kelelakian apalagi disempurnakan dengan Pesonanya yang kuat tak bisa ditepis siapapun.
"Apa mereka mencari wanita itu?"
"Iya, Yang Mulia! karna, pada saat Nona di jual ke Pengusaha ternama dibawah anda untuk menjamah tubuh satu malam dengan bayaran fantastis Ayah dan Kakak wanita itu sekarang diincar Suruhan Pembisnis itu!"
"Penyihir bodoh itu tak berfikir dalam bertindak! sudah jelas Hotel bukanlah tempat berdagang pakaian."
"Karna saat itu Nona patah hati, Yang Mulia!"
Ardelof lansung bungkam, ada rasa panas didalam relung dadanya saat membayangkan Sofea tengah menangisi pria itu lalu nyaris menghancurkan hidupnya sendiri ditengah Pria hidung belang.
"Dan itu Temannya sendiri!"
"Cih, aku sudah katakan kalau CINTA itu hanya Ilusi, dia tidak nyata!"
Remeh Ardelof menggulung kertas itu dengan ringan, sekarang ia tahu kenapa Sofea tampak sangat merindukan seseorang dan kenapa wanita itu bisa sampai dipilih Kawanannya.
"Putus asa, hancur! dia yang menyerahkan hidupnya padaku!"
Mendengar itu Quxi lansung berubah sendu, ia sangat takut jika Yang Mulianya malah gila bermain dengan Sofea si wanita cantik baik hati itu hingga nanti membuatnya semangkin hancur. ia sangat tahu kalau Pimpinannya ini sangat suka mempermainkan hati karna sudah tak mengerti cara memperbaikinya.
"Y..Yang Mulia, sa..saya harap a..anda tak mempermainkannya!"
"Itu urusanku, yang jelas! dia tak akan pernah lepas sampai dia tak percaya lagi dengan Cinta!"
Quxi lansung meloloskan cairan bening itu, ia selama ini mengaggumi Sofea karna hanya wanita itu yang bisa melihatnya dan tak takut serta menganggapnya sebagai bocah cantik yang harus punya teman.
"Aku harap, kau kuat, ya Cantik?"
Batin Quxi berdoa semoga Sofea mampu bertahan, ia tak tahu apa yang mau dilakukan pria ini karna Kegilaan Ardelof itu belum terlihat. dia suka jiwa Seksual tinggi hingga setelah bercinta dengan Sofea dulu membuat tubuh wanita itu tak mampu bergerak banyak serta bagian inti yang berdarah banyak karna perlakuannya sangat kasar jika tak pandai mengakalinya.
..
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
ᶜᵃˡˡ ᴹᵉ ᴶⁱⁿᵍᵍᵃ😜
masih mensing cm d dorong,,lah sofea malah bolak balik lebam dan luka🤦🏽♀️
2022-10-27
2
Sri Wahyuni
judul y pemuas nafsu tpi hanya judul az
2022-10-24
0
Kaizar Kaizar
aduh semakin menakutkan si adelof
2022-10-09
0