Suasana ramai itu terlihat begitu menyekang dengan deru Mobil mewah yang tak henti keluar masuk di Gerbang tepat Gedung megah ini berdiri tapi, Sofea memilih jalan sepi agar lebih aman. Gedung dengan desain yang Moderen dengan Loby luas dipenuhi Mobil membuat para Manusia kelas atas berkumpul beristirahat didalam sana.
Pilar kokoh yang ada disana tampak kokoh berwarna putih, para Staf masih bekerja tengah malam begini bahkan mereka sampai berjaga karna tuntutan wewenang Hotel Emerst Stars yang menjadi salah satu Penginapan terbaik di Kota Batalion.
"P..Permisi!"
Suara bergetar seorang Sofea dengan tubuh basah kuyup dan wajah tertutup separuh Topi Mantel itu membuat para Staf pembersih yang sedang membersihkan lantai-pun menyeringit.
"Iya, ada apa, Nona?"
"Apa benar ini Hotel yang sama seperti di Kartu ini?"
Tanya Sofea gemetar karna dingin apalagi ia belum makan apapun sedari tadi sehingga tak ada energi untuk bicara banyak.
Staf kebersihan itu saling pandang mengambil payung yang disodorkan Sofea dengan pelan, seketika mereka terkejut karna kartu ini hanya dimiliki oleh beberapa orang Berkuasa saja di seluruh Dunia, Kartu Panter Roling yang dimiliki oleh Keluarga Kerajaan.
Seketika wajah kedua Staf itu pucat langsung mengambilkan Payung membuat Sofea menyeringit tapi ia hanya diam saat mereka menuntun Sofea untuk masuk menuju Pintu utama yang sudah terbuka lebar membuat Sofea terngangak melihat isi kemeggahan ini.
Lampu besar selayaknya sebuah Pion bersinar pengganti Mentari siang pun menguarkan cahaya terang benderang seakan gelap diluar sana tak berdampak sama sekali.
Tapi, Sofea menatap Kartu nama yang tercantum didekat saku pria dengan kulit agak hitam itu, tertera nama Kelfine disana membuat Sofea tersenyum mengibaskan rona kecantikan yang sangat kuat dari lengkungan bibirnya, hanya separuh wajah Sofea saja membuat mereka tunduk.
"Kamar 56 letaknya dimana?"
"Di..Di lantai 14, No..Nona!"
"Terimakasih!"
Ucap Sofea sopan melangkah menuju Lift didekat tangga sana, ia tak menyadari para Staf pria itu sudah terbengong melihat tubuhnya dari jauh dengan mata yang termenung kosong.
"S..Sangat sempurna!"
Sedangkan Sofea ia sudah masuk kedalam Lift yang membawanya menuju lantai atas, ia beberapa kali memeggangi perutnya yang sakit akibat gejolak lambung yang sakit tapi Sofea menahannya karna ia harus secepatnya menemui Seseorang yang disebut Tuan Edgar tadi.
"Semoga dia belum pergi!"
Gumam Sofea menatap Ponselnya, benda kumu yang kaca depannya sudah pecah karna ikut terbentur bersama tubuhnya tadi. walaupun layar dan cahaya Ponsel itu mulai redup tapi Sofea sangat menyayangkan jika dibuang karna banyak kenangan didalam sini.
Tingg..
Sofea tak menyadari karna asik melamun bersandar ke dinding Lift banyak orang yang masuk kedalam benda canggih berteknologi tinggi itu. dari mulai Pria paruh baya berjas lengkap dengan seorang wanita dibelitan tangannya, dan beberapa Wanita pembisnis terbukti dari pakaian mereka yang rapi.
"S..Sesak!"
Sofea memeggangi dadanya yang sakit saat mencium Parfum dan aura panas.
Degg..
Mata Sofea seketika terkejut melihat banyaknya manusia disini, ada 10 orang yang muat dalam Benda luas tapi sudah penuh membawa mereka kembali ke lantai bawah membuat wajah Sofea mulai pucat berpeggangan ke dinding.
"M..Maa uhuk!"
Sofea terbatuk luruh memukul dadanya karna desakan ini menimbulkan rasa takut, pusing bahkan nafas Sofea tercekat membuat semua orang disana terkejut.
"N..Nona!"
"Ja..Jangan!"
Sofea meringkuk saat satu Perempuan berumur matang itu mendekat dengan wajah paniknya menatap aneh Sofea yang seperti orang ketakutan, Sofea kehilangan kendalinya sampai merangkak menjauh dari mereka semua.
"M..Maa hiks, Mama!!"
"Nona! apa yang terjadi?"
"M..Mama hiks, Mama!!!"
Mereka semakin panik hingga Pintu Lift itu terbuka, Sofea langsung memeggangi kepalanya yang berputar dengan keringat dingin yang bercucuran. ia menolak setiap orang yang ingin membantunya hingga mereka semua bingung harus apa.
"Nona! Kami harus apa?"
"Pergi!! hiks, Pergi!!!"
"Tapi hidung anda berdarah!"
Namun, Sofea tak tahu lagi harus apa yang ia tahu hanya pergi dan menjauh menyendiri sampai para Manusia disana menyeringit bingung dan hanya saling pandang menggeleng.
"Cantik-Cantik kau penyakitan!"
"T..Tolong hiks, Maa!!"
Mereka menganggap Sofea gila karna seperti ketakutan pada Manusia, dengan teganya pergi meninggalkan begitu saja tanpa ada rasa kasihan pada Sofea yang sudah gemetar tak mampu berdiri.
Whuss..
Ada hembusan angin yang masuk kuat kedalam Lift, nafas Sofea putus-putus bersandar ke dinding Lift antara sadar atau tidak ia melihat sekilat bayangan hitam yang tengah berdiri dihadapannya. apalagi tubuh Sofea mengisyaratkan untuk lari membuat sinyal kegelisahan.
"S..Siapa?"
Gumam Sofea mengerijab saat melihat mata merah menyala dengan Jubah hitam pekat yang tengah menatapnya penuh ambisi, Sofea juga melihat ada 3 Mahluk yang sama berdiri dihadapanya dengan tatapan penuh arti.
"S..Siapa?"
Tanya Sofea lagi mencengkram Mantel basahnya, namun seketika kemudian tiba-tiba Sofea merasakan ada sesuatu yang menarik tubuhnya hingga kesadaran wanita itu langsung hilang termakan kegelapan yang menghantui pikiran kosongnya.
.....
Gibran menatap terkejut saat melihat CCTV di ruangannya, jelas sekali terlihat tadi Sofea disana dengan tangisnya tapi ia khawatir karna sepertinya wanita itu sedang kebingungan.
"Ada apa?"
"Fea! dia sebenarnya mau pulang atau kemana?"
Suara Gibran khawatir membuat Yella teriris mendengarnya, ia sadar jika Cinta Gibran hanya untuk wanita berjuta pesona itu sedangkan ia hanya terpaut Cinta kesepakatan ranjang.
"Dia..dia pasti sudah tak ingin bertemu kita!"
"Kita sudah salah, El!"
Lirih Gibran menatap nanar rekaman CCTV dimana terlihat Sofea tengah menangis luruh ditengah hujan, ia juga berencana akan meminta maaf dengan tenang saat nanti pagi itu tiba.
"Tapi, dia kemana? kenapa wajahnya bingung?"
"Itulah yang ku khawatirkan, dia tak menutupi wajahnya dan bisa saja banyak yang akan berniat jahat!"
Gibran menyambar Jaketnya seraya mengambil Ponsel, sementara Yella juga berusaha menghubungi Sofea namun sama sekali tak dijawab.
"Dia tak menjawabnya!"
"Telfon, Mama!"
Yella lansung menelfon Kontak Mama Netty dengan wajah harap-harap cemas, dan ketika Telfon itu tersambung Yella mengisyaratkan Gibran mendekat.
"Ma! apa Sofea sudah pulang?"
"T..Tolong!"
Gibran dan Yella saling pandang saat mendengar suara serak Mama Netty yang tergambar sangat ketakutan, deru nafas wanita itu ditelfon juga berat membuat kekhawatiran mereka semakin kuat.
"Ada apa, Ma?"
"Putriku hiks, dia..dia tadi pergi karna Juand dan Edgar ingin melecehkannya!"
"A...Apa??"
"Tapi, mereka kembali menyusul Fea, Nak hiks! hanya kalian yang dia punya, Tolong aku..aku mohon hiks!"
Degg..
Gibran kehilangan tenaga hingga terduduk diatas kursi dibelakangnya saat pernyataan Mama Netty langsung memutus jantungnya, Yella pun sama hingga Ponsel itu terlepas dari tangannya.
"B..Berarti tadi..tadi Fea..!"
...
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Putri Cikal
apa ini tentang mahluk kasat mata ya
2022-11-27
1
novi 99
khilaf tapi keterusan , gak ada niat untuk memperbaiki diri malah merusak semuanya....
2022-10-26
0
Sony Phn
MAU MEMPERKOSA NYA 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-10-21
0