Kerutan didahi Sofea lansung tiba saat melihat pakaian yang ia kenakan ini begitu janggal. Dress pendek diatas lutut berwarna coklat tua tanpa lengan selayaknya kemban dengan tali pinggang melilit dipinggul rampingnya, begitu menonjolkan tubuh Sofea yang sangat sempurna dengan dada yang tampak menonjol sesak merekahkan sedikit kancing diatasnya.
Rambut panjang itu ia urai cantik dengan pita berwarna hitam senada dengan rambutnya, setengah poni dikening Sofea menambah kesan Anggun dan imut dari dua mata indahnya nan cantik.
"Kau bertapa disana?"
"Se..Sebentar.."
Jawab Sofea dari Walkcloset, ia tak memakai Boots berwarna hitam itu melainkan menentengnya ringan untuk keluar ruangan ini. rambut panjangnya bergoyang pelan seiring dengan gerakan tubuhnya menuju pintu.
Terlihatlah seorang pria dengan pakaian serba hitam tapi Kaos putih itu tengah membelakanginya dengan kekesalan yang terdengar mengumpat.
"T..Tuan!"
"Kau..!"
Degg..
Ardelof terkejut sekaligus Syok melihat pahatan sempurna ini, begitu juga Sofea yang memerah melihat penampilan santai Ardelof yang sangat Cool dan gagah dengan pakaian berwarna formal itu.
Mata keduanya saling tatap mengaggumi pesona masing-masing bahkan tubuh Sofea sangat pas memakainya, tapi Ardelof segera sadar saat melihat dada Sofea yang merekahkan kancing Dress itu hingga membuat tai lalat didekat dadanya terlihat jelas dengan kulit putih bersih yang menggoda.
Saat melihat pandangan Ardelof terkunci pada bagian sensitifnya Sofea lansung berbalik memunggungi Ardelof yang kembali dibuat panas dingin melihat bokong bulat ini juga menonjol dilekukan Dress ketatnya,
"A..Aku..Aku tak nyaman."
"Berbalik!"
Sofea dengan terpaksa membalikan tubuhnya tanpa menatap Ardelof yang mendekatinya dengan tatapan tak terbaca, bahkan Sofea merasa gemetar saat jari Ardelof terulur memeggang dagunya.
"Angkat kepalamu!"
Sofea menurut saat jari pria itu seakan menariknya lembut hingga mata Biru laut itu bertemu dengan mata bening hitam milik Sofea yang sangat mengaggumi bentuk wajah sempurna ini, tatapan keduanya terkunci dalam menembus relung hati masing-masing.
"Aku tak suka ini."
"L..Lipstiknya k..kurang tebal, ya?"
Gugup Sofea saat wajah Ardelof mendekat dengan jempolnya sudah masuk keselah rekahan merah merona ini, nafas pria itu sudah saling berbenturan dengannya membuat Sofea meneggang ditempatnya.
"A.i..itu..."
Cup..
Mata Sofea membulat dengan tatapan terkejutnya saat bibir Ardelof menelusup masuk ke sela bibirnya dengan mata terpejam mel****** lembut membuat tubuh Sofea gemetar kaku, tubuh Ardelof yang tinggi kekar harus sedikit menundukan kepalanya miring menelusupkan lidah menghapus goresan tebal ini.
Sofea hanya bisa mematung diam seakan menjadi patung hingga Ardelof melepas hisapan dari bibirnya seraya jempol yang masih membersihkan sisa belepotan benda itu hingga bibir Sofea kembali merah muda segar natural menyatu dengan riasan wajahnya.
"Aku suka kau begini."
"B..baiklah!"
Jawab Sofea canggung kembali menunduk tampak sangat gelisah diperlakukan begini, ia takut jika Ardelof malah mempermainkan suasana dengannya.
"Memangnya ini mau kemana?"
"Diamlah!"
Ardelof terkesan datar mengambil Boots panjang Sofea yang ia dudukan ditepi ranjang, Sofea semangkin dibuat kaku saat Ardelof berjongkok memasang benda itu kekakinya.
"T..Tuan, aku..aku bisa sendiri.."
"Kau tak bisa diam?"
Sofea lansung merapatkan mulutnya membiarkan Ardelof mempermak penampilannya menjadi lebih nyaman, tak lupa Ardelof meraih ringan jaketnya ditepi ranjang dan ia balutkan ketubuh Sofea agar menutupi bagian dada dan bokong wanita itu.
"Kau sudah nyaman?"
"Iya!"
"Hm, tatap mataku!"
Sofea lansung menatap netra biru tajam Ardelof yang menggenggam kedua tangannya, ada rasa hangat mengalir dari genggaman erat Ardelof yang akan menghilangkan Visual nyata Sofea dalam ilusi matanya agar tak ada pihak istana yang mampu mendeteksi keberadaan wanita ini ketika keluar nanti.
"Apa yang kau lakukan?"
"Kita akan turun ke luar."
Seketika Sofea berbinar mendengar kalimat itu, pikirannya sudah berkelana menuju Rumah dan tempat latihan musiknya, tentu Ardelof tahu kemana pikiran wanita ini tertuju.
"Kau ingat ucapanku, bukan?"
"I..Iya!"
Gugup Sofea takut jika Ardelof tahu rencana buta dalam pikirannya, ia tak bisa disini karna Ardelof adalah pria asing baginya dan apalagi Istana ini sangat Misterius baginya.
"Ikut aku!"
Sofea mengangguk melangkah mengikuti Ardelof yang keluar dari pintu kamar, didekat Lift sana sudah ada deretan pelayan yang membungkuk menyambut kedatangan Putra Mahkota sementara Sofea hanya diam menatap tubuh Ardelof yang masuk kedalam Lift hingga benda itu membungkusnya juga.
"Apa mereka melihatku?"
"Tidak!"
Sofea lansung diam, ia berfikir keras sebenarnya Ardelof ini siapa? dia tahu kalau pria ini seorsng pangeran tapi ia tak bisa mengerti kenapa Ardelof punya sihir semacam itu.
Pikiran Sofea berkelana hingga tanpa sadar Pintu Lift terbuka menampakan beberapa Pelayan yang menyambut kembali, seorang wanita paruh baya dengan tampilan Glamor dan Topi lebar dikepala itu tengah duduk diatas Sofa Singelnya seraya menegguk secangkir Teh.
Senyumnya mekar melihat Putra Tampannya sudah keluar dengan exspresi yang sama datarnya.
"Nak, kau mau kemana?"
"Ada urusan di luar!"
Jawab Ardelof menatap kilas lalu melangkah menuju pintu utama, Sofea yang sibuk berdecah kagum akan Istana megah ini sampai tak tahu kalau gerak-geriknya terus dipantau mata elang yang tengah menatap lurus itu, ada lengkungan kecil nyaris abstrak dibibir Ardelof melihat Sofea yang berlari menuju Vas yang banyak bunga segar didalamnya.
"Waah, cantiknya!"
"Ehm!"
Sofea lansung sadar saat Ardelof berdehem didepan pintu seraya terus menatap keluar seakan hanya kerongkongan yang gatal, tapi kilatan tajam dari netra birunya mampu membuat Sofea kucar-kacir berlari mendekat.
"Maaf, Tuan!"
"Hm."
"Ard!!"
Suara dingin itu mampu menghentikan tapakan kaki Ardelof yang ingin kembali maju, Pria dengan Stelan rapi Formal itu mendekat dengan raut wajah datarnya membuat Sofea merasakan aura yang sangat dingin dari pria paruh baya ini.
"Kau mau kemana?"
"Ada urusan!"
Jawab Ardelof datar memasukan kedua tangannya kedalam saku celana dikedua sisi tanpa menatap sang ayah, ia meredam aura Sofea agar Raja Petratolison tak bisa merasakan kehadirannya, tapi sayangnya aura Sofea sangat kuat dengan bau tubuh yang sangat harum.
"Akhir-akhir ini aroma bunga di Istana ini sangat kental, kau tahu penyebabnya?"
"Tidak!"
"Hm, tapi aku rasa kau tahu."
Sofea lansung gugup bersembunyi dibalik tubuh kekar Ardelof yang mengeluarkan satu tangannya dari dalam saku lalu menggenggam tangan Sofea agar lebih tenang, ia merasakan betul Raja Petratolison berusaha menembus ilusi yang ia buat tapi sayangnya tak berhasil.
"Ada lagi yang ingin Yang Mulia Raja katakan?"
"Tidak ada!"
"Selamat siang!"
Ardelof melangkah pergi dengan genggaman tangan yang menguat menyalurkan rasa aman pada Sofea, walau keberadaan Sofea akan menjadi pertentangan antara Kerajaannya dan Kerajaan milik Vanelope Ardelof tak ingin melepas seseorang yang menurutnya bisa menemaninya bermain sampai bosan, tak perduli apa yang terjadi kedepannya Ardelof hanya ingin penyihir ini bersamanya karna hanya ia yang berhak menjadikannya apapun.
"Dia..dia siapa?"
"Pria Egois!"
"Memangnya kenapa?"
Sofea lansung bungkam saat Ardelof menatapnya membunuh hingga Sofea pasrah masuk ke Mobil Silver ini hingga Ardelof melajukan Stabil menuju Gerabng Istana yang terbuka, tapi sayangnya mereka berpapasan dengan Mobil merah kental yang ingin masuk kedalam Gerbang Istana.
"Kemana pria ini?"
Gumam Vanelope didalam Mobilnya saat melihat Mobil Ardelof keluar Istana, biasanya Ardelof menggunakan Mobil berwarna untuk bersantai dan ini bukan untuk acara formal.
"Ibu!"
"Ayahmu sedang keluar, kau mau bertemu dengannya?"
Beclie tampak terdiam merasa takut, saat itu ayahnya Ardelof tak suka padanya apalagi sekarang, mungkin akan berakibat fatal jika mendesaknya.
"Ibu, Lie mau bertemu Grandma."
"Prince, kau itu harus mengambil hati Ayahmu, hm?"
Beclie akhirnya pasrah saat Ibunya memaksa untuk mengikuti Mobil pria itu, ia sudah takut jika Ardelof marah hingga nanti akan membunuhnya.
...
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
botak
aiisshh wnitaa ini si putri jalang dah ketahuan jalangnyaaa masih g tu mlu...knpa pulak g dikasih bukti kebapaknyaaa kejalangannyaaa sih biar kelar tu urusan cerai beres...dibilng bodoh g mau....tp iya bodoh,bisanya cuma menindas n memperkosa gadis polos cih
2022-10-24
0
Kaizar Kaizar
menunggu si ard bucin sama sangat pemilik wangi bunga(fea)
2022-10-09
0
Siti Kodariah
penasaran sofea tuh sebenernya kayak gimana visualnya...visual benerannya
2022-09-25
0