Amarah yang tak tertahan

Sejak kejadian tadi siang, keduanya nampak saling menghindari. Saat ini mereka sedang melakukan acara makan bersama di salah satu restoran ternama dengan Vaola yang mendorong kursi roda milik Zephyr, awalnya Vaola enggan untuk melakukan nya dengan memberikan perintah pada supir nya untuk mendorong Zephyr.

Namun apa yang terjadi? sang nenek dan kakek terus menatap Vaola dengan tatapan yang.... Entahlah, Vaola sendiri hanya bisa menghela nafas berat. Dengan amat berat hati, ia melakukannya. Meskipun dalam hatinya hanya ada rasa ingin memukul kepala Zephyr saja menggunakan tongkat.

"Sepertinya kalian sedang tidak baik-baik saja, apa yang terjadi?" Tanya nenek Wendah dengan penasaran.

"Tidak ada nenek, kami baik-baik saja." Kompak keduanya tanpa sadar, mereka saling pandang lalu sedetik kemudian mereka langsung memalingkan wajahnya dengan terus menggerutu tak jelas.

Di lihat dari jarak duduk mereka pun, seharusnya jangan di pertanyakan lagi. Bagaimana bisa jika mereka akur akan duduk seperti ini, saling berjauhan bahkan di tengah-tengah mereka bisa muat untuk kursi lagi.

"Sayang, nenek dengar kau memiliki toko bunga ya? kapan-kapan ajak nenek kesana ya..." Tutur nenek Wendah dengan memakan makanannya.

"Baik nek, nenek boleh datang kapan saja nenek mau. Hanya saja, toko bunga yang aku miliki tidak sebesar yang lain." Vaola berusaha merendah, bukan karena fakta tapi karena Vaola tahu bahwa keluarga mereka merupakan keluarga bangsawan yang sudah sering melihat rangkaian bunga mewah di berbagai negara untuk menjadi dekorasi saat acara tertentu.

"Tak perlu merendah, nenek tahu apa yang kau kerjakan pasti sangat indah." Bangga nya.

Entah apa lagi yang harus Vaola katakan, karena didikan nya yang ketat dan keras akan etika, Vaola masih belum terbiasa untuk makan sambil berbicara. Mungkin, jika dia melakukan hal itu di kediamannya mungkin Vaola akan mendapatkan pelajaran tambahan dari guru etika nya.

"Zephyr, apa kau besok akan pergi ke kantor?" Tanya kakek Subono yang kini bergantian untuk bertanya pada pasangan itu.

Bisa Vaola rasakan bahwa Zephyr baru saja menghela nafas panjang dan meletakkan sendok dan garpu nya di samping piring, karena penasaran Vaola pun mulai meliriknya. Terlihat ekspresi buruk Zephyr yang kemudian malah menjadi seringaian.

"Ada apa? terakhir kali kau tersenyum seperti itu kau malah melakukan sesuatu di luar dugaan, jangan gegabah!" Ancam kakek dengan tegas.

"Apa kakek ingin aku menjadi bahan cemoohan orang-orang kantor karena melihat kondisi ku yang seperti sekarang ini? menurut kakek, apa mereka akan diam saja setelah 5 tahun aku tak menginjakkan kaki ke perusahaan?" Seringai nya membuat kakek terdiam, karena apa yang Zephyr bicarakan memang benar adanya.

"Jadi?"

"Untuk sementara aku tidak akan masuk ke kantor secara langsung, bahkan jangan biarkan siapapun tahu bahwa aku sudah sadar dari tidur panjang ku. Aku tidak tahu, siapa saja yang menjadi serigala berbulu domba di sekeliling ku."

"Kakek mengerti, jadi kau akan memantau perusahaan di rumah? baiklah, kakek percaya padamu. Tapi... Apakah otak mu baik-baik saja setelah tidur lama?" Ragu nya karena takut jika Zephyr sudah tidak cerdas dan pintar seperti dulu lagi.

"Kakek, apa menurut mu aku merasakan lima tahun itu? justru aku malah merasa bahwa aku hanya tidur satu malam saja." Jujur nya.

Vaola dan nenek Wendah hanya diam, mereka hanya menjadi penyimak yang baik saja. Dan lagi, mereka tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan oleh nya.

"Kakek akan mengatakan hal ini pada Romy, apa ada lagi yang ingin kau lakukan?"

"Aku ingin posisi Presdir tetap kosong namun, aku ingin memasukkan sekertaris ke dalamnya. Meskipun tidak ada atasan namun sekertaris itu bekerja hanya untuk menjadi pemantau saja, bukankah itu bagus kek? dengan begitu, saat rapat nanti dia akan tahu siapa saja yang mau mempengaruhi nya." Jelas Zephyr.

"Benar juga, menurutmu siapa yang cocok? apa kau punya seseorang untuk kau tempatkan di sana?" Penasaran kakek Subono karena dia tidak ingin sesuatu terjadi pada perusahaan nya.

"Entah, coba kakek tanyakan pada menantu kalian. Apakah dia bersedia? aku pikir dia tidak lah bodoh." Santai Zephyr dengan kembali melanjutkan makannya.

"Ukhukk Ukhukk..... Kau!!!" Kesal nya dengan mengacungkan sendok pada Zephyr yang kini malah mengabaikan nya.

"Apa kau pernah bekerja di perusahaan nak?" Tanya kakek penasaran dengan menatap Vaola penuh harap.

"Belum kakek tapi aku tahu tentang perusahaan." Jujur Vaola dengan menghela nafas.

"Ahh syukurlah, apa kau mau melakukan hal ini? mungkin hanya beberapa minggu atau bulan saja sampai Zephyr bisa berdiri normal kembali." Tatapan mata kakek Subono begitu menyilaukan mata Vaola yang lagi-lagi terjebak oleh ucapan dan perbuatan mereka.

"Baiklah." Pasrah Vaola, apa dirinya salah? entahlah, yang jelas Vaola pun sedikit senang karena bisa masuk kedalam perusahaan. Terlebih, itu perusahaan besar yang akan menjadi penelitian nya nanti kedepannya, bukankah itu hanya memanfaatkan? tidak, bukankah manusia selalu memikirkan keuntungan nya terlebih dahulu sebelum bertindak?

"Sudah ku duga, kau itu wanita yang penurut. Sangat mudah un...Hmfttt Ukhukk...."

"Makan tuh kaki babi!! bahkan kau pantas menjadi tukang mandi nya!!" Kesal Vaola dengan memasukkan kaki babi yang begitu enak itu kedalam mulut Zephyr yang terus membuat nya marah.

"Apa begini sikapmu terhadap suami? bukankah kau selalu ingin menjadi istri yang baik? apa ibu mu tidak pernah mengajarkan bagaimana caranya hormat pada suami hah?" Zephyr mengelap bibirnya dengan kesal, tatapan matanya begitu marah dengan menatap Vaola.

"Kau pikir kau sudah menjadi sosok suami yang baik untukku? tidak!! sikap mu yang menyebalkan dan selalu membuat ku muak ingin sekali aku menggantung mu, dan kau masih mengatakan apa aku sudah menjadi istri yang baik? aku rasa kau tidak sebodoh itu tuan." Keluarlah isi hati Vaola tentang Zephyr yang tiba-tiba langsung terdiam, terlebih Zephyr mengatakan tentang ibu nya yang sudah lama pergi meninggalkan dirinya itu.

"....." Zephyr terdiam, begitu pun dengan kedua orang tua itu.

"Maaf, kakek nenek aku harus menenangkan pikiran dulu. Aku harap kalian mengerti...." Pamit Vaola dengan menundukkan kepalanya pada nenek Wendah dan kakek Subono.

"Kami mengerti..."

Vaola pergi begitu saja dengan amarah yang menggebu di hati nya, apakah sikapnya masih belum baik? apa Zephyr tidak tahu bahwa dirinya selalu bersikap sebagai istri yang baik? bukankah laki-laki itu sendiri yang menolak perhatian nya?

Di dalam taksi Vaola terus mengelus dadanya untuk sabar, jujur saja.... Ini pertama kalinya Vaola merasakan amarah yang sangat memuncak! dan jantungnya terasa berdenyut sakit, hingga tiba-tiba kesadaran Vaola pun mulai menghilang.

Terpopuler

Comments

happy oktavia

happy oktavia

vaola pingsan? makin penasaran akooohh

2022-02-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!