Saat ini Vaola dan Lolita berada di sebuah restoran sederhana, Vaola hanya diam dengan ekspresi yang sedikit khawatir karena di depannya ada Ana dan suaminya Alif yang sangat terkejut dengan apa yang Vaola sampaikan.
"Nona, saya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Semuanya hak anda, saya ikut senang mendengar nya." Jelas Ana dengan tersenyum.
"Terimakasih bibi..." Senyum Vaola yang merasa lega.
"Lalu bagaimana dengan rumah nona? apakah nona akan terus tinggal di sana?" Tanya Alif penasaran.
"Tidak, aku sudah mengatakan pada nenek sebelumnya bahwa aku akan menginap di sana setiap akhir pekan." Balas nya dengan menatap layar ponsel yang kini berdering.
"Halo?"
"Halo Vaola sayang? bisa kau kembali? terjadi sesuatu pada suami mu nak..."
"Ahh baik nenek, aku akan segera pulang." Balas Vaola dengan menghela nafas berat.
"Maafkan aku semuanya, aku harus kembali... Terimakasih paman dan bibi karena sudah datang kemari..." Pamit Vaola dengan pergi begitu saja.
Lolita sudah tahu bahwa itu telepon dari nenek mertua nya, sangat di sayangkan karena sekarang waktu kebersamaan mereka berdua akan segera berakhir.
•••
Vaola mulai memasuki mansion besar itu, di ruang tamu nampak ramai dan juga ada beberapa dokter yang ada di sana.
"Maaf aku terlambat..." Ucap Vaola dengan menundukkan kepalanya tak enak hati.
"Duduklah nak.." Ucap sang nenek dengan menyuruh Vaola duduk di samping Zephyr yang hanya diam dengan datar, ada apa dengan laki-laki itu? heran nya.
"Jadi anda adalah istri dari tuan Zephyr? sangat cantik, nona keadaan tuan Zephyr memang sudah membaik tapi hal tersebut memiliki efek pada tubuhnya karena terlalu lama berbaring. Beliau harus menjalankan terapi setiap Minggu nya." Jelas sang dokter pada Vaola yang masih tak mengerti.
"Intinya, untuk saat ini tuan Zephyr harus duduk di kursi roda karena saraf kaki nya sedikit bermasalah dan harus melakukan terapi. Mohon bantuannya nona untuk membujuk tuan Zephyr dan menemani nya..." Tambah nya.
Vaola terkejut bukan main, di lihat nya sosok Zephyr yang hanya memalingkan wajahnya ke arah samping membuat Vaola sedikit iba. Vaola menatap sang dokter kemudian mengangguk yakin.
"Tentu, tentu saja saya akan menemani nya." Angguk Vaola dengan semangat.
"Apa yang kau katakan!!" Kesal Zephyr.
"Apa yang aku katakan kau tak perlu tahu." Dengus nya yang masih kesal dengan sosok Zephyr yang langsung bungkam seketika.
"Kalian sangat akur ya.." Ucap dokter John dengan terkekeh.
"Tidak, tidak akan pernah. Dia hanya laki-laki menyebalkan, beruntung saja dia memiliki wajah tampan sehingga aku masih bisa bersabar berada di dekat nya." Jelas Vaola dengan menggeser tempat duduknya.
Nenek Wendah tersenyum bersama kakek Subono karena Ucapan Vaola yang benar apa adanya, sedangkan untuk para dokter mereka hanya menundukkan kepalanya karena tak kuat melihat ekspresi keduanya yang nampak sama-sama jijik karena berdekatan.
"Baiklah, untuk jadwal tuan Zephyr nanti akan saya kirimkan lewat email. Kalau begitu kami permisi..." Pamit mereka dengan tersenyum hangat.
"Terimakasih dokter, mari saya antar..."
Kini di ruangan tamu hanya ada Vaola dan Zephyr saja, mereka hanya diam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing. Zephyr yang penasaran dengan sosok Vaola pun mulai meliriknya, di sana terlihat Vaola yang sibuk dengan ponselnya. Ekspresi nya sangat gembira dan bahkan sambil tersenyum-senyum, entah apa yang dia lihat Zephyr tak peduli.
Zephyr berusaha untuk duduk di kursi roda nya, namun dia sangat kesulitan untuk menjangkau kursi roda tersebut yang jarak nya memang lumayan jauh.
"Cih, apa susahnya minta tolong kepada ku?" Celetuk Vaola dengan bangkit dari duduknya dan memberikan kursi roda tersebut pada Zephyr.
"Kau pikir aku tidak bisa menjangkau nya?" Ketus Zephyr namun Vaola hanya meledeknya saja dengan menjulurkan lidahnya.
Lagi-lagi Zephyr kesulitan untuk mengangkat tubuhnya, hingga tanpa sadar Zephyr terpeleset. Namun belum sampai dirinya menyentuh lantai, Vaola sudah lebih dulu menahannya.
Aroma bunga segar tercium oleh Indra penciuman Zephyr, aroma yang sangat fresh dan nyaman. Namun bukan itu yang membuat Zephyr terkejut, melainkan salah satu tangannya yang memegang benda milik Vaola. Tidak hanya memegang, bahkan Zephyr memencetnya dengan pelan untuk memastikan nya.
"YAKKK ZEPHYR!!! Apa yang kau remas hah!!! Dasar cabul!!" Marah Vaola dengan menghempaskan tubuh Zephyr ke kursi roda.
Wajah Vaola sudah memerah, entah karena marah atau malu yang jelas Zephyr tidak tahu. Ekspresi nya masih belum sadar, barulah setelah kepergian Vaola Zephyr tersadar.
Ia melihat tangannya dan kembali melakukan hal tadi dengan menggerakkan tangannya dengan posisi terbuka dan tertutup.
"Ukhukk.... Sangat memalukan!!" Gumam nya dengan menggaruk hidungnya yang tak gatal, wajah Zephyr sudah memerah karena malu. Pantas saja tadi Vaola terlihat sangat marah.
•••
Di dalam kamar, Vaola terus menggerutu kesal. Bagaimana bisa dirinya di lecehkan seperti itu? entah kenapa tubuh nya memanas, bahkan jantung nya berpacu dengan kencang.
"Sialan!!" Malu nya karena sudah membuat Zephyr menyentuhnya.
Di lihatnya jam yang menunjukkan pukul 1 siang, Vaola belum makan ternyata, pantas saja dia sangat lapar. Tadi, saat di restoran dirinya belum sempat memakan apapun. Hingga akhirnya Vaola memilih untuk mandi terlebih dahulu, sebelum pergi ke dapur.
Sosok Zephyr yang masuk kedalam kamar dengan kursi roda nya membuat dia waswas, takutnya Vaola akan marah lagi dan dirinya datang karena ingin meminta maaf pada nya.
Namun, apa yang dia lihat? tak ada sosok wanita garang itu di sana, namun dia bisa mendengar suara air di dalam kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
happy oktavia
lanjut kak othor.. menarik nih
2022-02-20
1