Sang nenek melirik Vaola yang tak terkejut sedikit pun dengan kemegahan mansion nya itu, bisa di pastikan bahwa Vaola sudah terbiasa melihat nya.
"Ayo nek saya bantu..." Ajak Vaola dengan tersenyum.
"Terimakasih nak.." Ucap nya dengan tersenyum manis.
Para pelayan segera berjejer untuk menyambut mereka, mereka nampak terkejut dengan kondisi nyonya besar itu yang nampak sedang tak baik-baik saja.
"Astaga, apa yang terjadi pada mu? cepat panggilan dokter John sekarang!!" Cemas kakek Subono dan membantu nenek Wendah berjalan.
Vaola hanya diam saja dan hanya membuntuti mereka di belakang, Vaola nampak deg-degan karena dia takut akan menyingung mereka.
"Itu... Tuan, maafkan saya. Saya tidak sengaja membuat nyonya...." Ucap Vaola dengan sedikit gugup.
"Biarkan saya periksa lebih dulu..." Ucap dokter John yang datang entah dari mana.
Setelah beberapa saat di periksa, dokter John menatap Vaola dengan tatapan yang.... Entahlah.
"Tuan, tangan nyonya mengalami keretakan di bagian siku. Mungkin saat terkena benturan keras hingga membuat tangan kanannya cedera dan harus di rawat untuk beberapa saat." Jelas nya.
"Baiklah, lakukan apa saja untuk kesembuhan istri saya dokter..." Ucap nya dengan suara sendu nya.
Dokter John hanya mengangguk dan mulai melakukan perawatan setelah beberapa suster yang ia utus untuk membantu nya di sana.
"Nyonya, saya benar-benar minta maaf. Saya akan bertanggung jawab, atau berikan tagihannya saja pada saya untuk mengurangi rasa bersalah saya..." Ucap Vaola dengan tulus.
"Tidak perlu.... Saya baik-baik saja." Balas nya dengan tersenyum kecil.
"Tidak nyonya, saya janji akan melakukan apapun untuk menebus rasa bersalah saya...." Lirih Vaola.
Dia tidak bisa melihat wanita tua itu terbaring seperti ini, terlebih saat melihat suaminya yang nampak sedih itu seakan mengingatkan nya pada sang papa sebelum di tinggalkan pergi oleh mama nya.
"Apa kau yakin akan melakukan apapun untuk ku?" Tanya nya yang langsung di angguki oleh Vaola.
"Baiklah, nenek hanya ingin kau mengurus cucu nenek yang sedang sakit. Dia... Satu-satunya yang kami punya setelah kepergian anak menantu kami yang tewas dalam kecelakaan 5 tahun lalu. Apa kau bisa mengurus nya dengan sepenuh hati? nenek tidak bisa membiarkan nya di urus oleh mereka...." Jelas nya dengan air mata yang mengalir.
Dari nada nya terdengar sangat memilukan dan Vaola Percaya itu adalah luka yang sulit untuk di sembuhkan, tanpa sungkan Vaola pun mengangguk setuju.
"Baik nyonya.... Saya akan setulus hati mengurus nya." Jelas Vaola membuat sang nenek tersenyum lebar dalam isakan tangisan nya.
"Terimakasih nak, mulai sekarang kau bisa memanggilku nenek saja..."
"Ahh baiklah nek..." Angguk Vaola.
Tok tok tok tok
"Nyonya, sudah hampir siang." Ucap seorang pelayan dengan menundukkan kepalanya.
"Ahh ya, siapa namamu nak? nenek lupa menanyakan nya..." Tanya nya.
"Vaola nek."
"Ahh ya Vaola, sekarang sudah saat nya membersihkan cucu nenek. Bisakah kau melakukan nya? kau cukup mengelap tubuhnya saja..." Pinta nya.
"Baik nek..." Angguk Vaola.
"Mari saya antarkan nona..."
"..." Vaola hanya mengangguk saja.
Setelah kepergian Vaola, kakek Subono segera menatap tajam istrinya yang langsung cengengesan itu.
"Tenanglah suamiku, apa kau tidak lihat jika caraku sangat berhasil?" Bangga nya.
"Tapi kau sudah membahayakan dirimu sendiri, bagaimana mungkin aku tidak marah?" Kesal nya.
"Apa kau tidak lihat jika aku baik-baik saja? hanya lecet sedikit dan ini pun tidak terasa sakit sama sekali..." Jelas nya dengan menggerakkan tangan nya.
"Ck, terserah padamu." Pasrah nya.
"Hmm, bagaimana menurutmu dengan calon menantu ku ini?" Tanya nya dengan menaik turunkan alisnya.
"Hmm..." Angguk nya yang membuat nenek tersenyum senang karena pilihan nya tidak salah.
Sedangkan di kamar lain, Vaola terdiam di tempatnya setelah melihat sosok laki-laki tampan yang terbaring di atas ranjang. Tubuh Vaola sedikit dingin karena dia tidak percaya jika cucu yang di maksud kan nenek tersebut seorang laki-laki.
"Ini... Apakah benar dia orangnya?" Tanya Vaola untuk memastikannya langsung.
"Benar nona, ini adalah air yang sudah saya siapkan. Saya akan pergi, jika nona butuh bantuan pencet saja tombol yang ada di meja." Balas nya.
"Hmm.... Baiklah..." Angguk Vaola.
Vaola meneguk ludahnya bulat-bulat, bagaimana bisa dia merawat laki-laki itu? dekat dengan laki-laki saja dia tidak pernah, itu pun hanya dengan papa nya.
Selangkah demi selangkah Vaola mulai mendekati nya, tak seperti orang sakit pada umumnya. Justru terlihat sedang tertidur pulas saja, hanya saja jarum infus masih terpasang di tangannya.
"Yaampun, bagaimana ini? aku tidak tahu caranya..." Gugup Vaola dengan menggigit ujung jarinya.
Tiba-tiba saja sebuah memori berputar di otaknya, dia teringat sebuah drama yang pernah ia tonton sebelumnya, bagaimana caranya merawat lawan jenis yang sedang sakit dan terluka.
Meskipun gugup tapi Vaola mulai mengambil handuk yang sudah tersedia di sana, di celupkan nya handuk tersebut pada air yang ada di atas meja, sangat harum dan segar.
"Huh... Baiklah Vaola, anggap saja ini latihan untuk mu dekat dengan seorang laki-laki..." Ucap nya dengan tersenyum kecil.
Di usapnya air tersebut pada kening laki-laki itu, lalu turun ke pipi hingga dagu dan terus melakukan hal yang sama, setelah di rasa cukup barulah mulai turun ke leher.
Vaola memerah saat melihat buah jakun laki-laki itu yang nampak menggoda, dengan cepat Vaola menggelengkan kepalanya dan kembali melakukan hal yang sama.
Saat bagian tangan, Vaola tanpa sadar menggenggam tangannya yang terasa dingin. Hal itu membuat jantung Vaola berdetak kencang, perutnya nampak geli saat tangannya bersentuhan langsung dengan tangan nya.
"Tidak buruk...." Gumam Vaola dengan respon hati nya.
Setelah selesai dengan tangannya, barulah Vaola mengelap kaki nya hingga selesai dan tersenyum puas dengan hasilnya.
Tok tok tok tok
"Nona, nyonya besar bilang perut tuan pun harus di bersihkan." Jelas seorang pelayan dengan menundukkan kepalanya dan kembali pergi.
Handuk yang Vaola pegang terlepas dari genggaman nya dan terjatuh di atas ranjang, Vaola kembali tersadar dan menggeleng kan kepalanya karena pikiran nya benar benar buruk!
Di buka nya dengan perlahan kancing piyama nya, jangan tanya lagi bagaimana kondisi Vaola sekarang. Vaola sudah sama seperti kepiting yang di rebut, merah dan berkeringat.
Setelah terbuka semuanya, Vaola meneguk ludahnya bulat-bulat. Bisa di katakan saat ini Vaola sangat mesum karena tanpa sadar dia mulai mengelus perut sosok tersebut.
"Sial!!! ini pertama kalinya aku bersentuhan dengan laki-laki, rasanya benar-benar panas!!" Geram Vaola dengan memukul kepalanya.
Vaola tidak sadar bahwa tindakannya terus di pantau oleh sang nenek dan kakek yang nampak terkekeh dengan tingkah lucu dan sangat puas karena calon menantu mereka tidak pernah bersentuhan dengan laki-laki lain selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Neng syanty Rochbiah
ceritanya bagus.follbck ka
2023-02-19
0
happy oktavia
mulai penasaran nih aku nya..
2022-02-20
1