Pak supir yang melihat Vaola pingsan pun langsung panik, dia langsung bergegas untuk memeriksa keadaan Vaola yang sudah mengeluarkan keringat banyak dan badannya pun nampak dingin dengan denyut nadi yang lemah.
Dengan penuh perasaan bersalah, pak supir itu langsung membuka tas Vaola dan mencari ponselnya. Terlihat sebuah ponsel bermerek yang sedang populer pada saat itu, ponsel itu terkunci dengan sidik jari. Setelah terbuka, pak supir itu langsung melihat daftar panggilan di ponselnya, tertera nama Lolita di sana. Dengan cepat beliau segera menghubungi nya, tapi sebelum itu pak supir sudah lebih dulu menelpon ambulans.
"Halo La, ada apa?"
"Maaf mengganggu waktu nya nona, saya supir taksi yang di tumpangi oleh nona ini. Beliau tiba-tiba pingsan dengan kondisi tubuh yang lemah, saya sudah menghubungi ambulans. Nona datang saja kerumah sakit yang akan saya lokasikan nanti." Jelas nya.
"Astaga, baik pak. Tolong jaga teman saya ya, saya akan pergi sekarang."
Berpapasan dengan itu, ambulance langsung muncul dan langsung memeriksa keadaan Vaola.
"Serangan jantung!! cepat bawa ke mobil." Teriak mereka dengan membawa Vaola ke ambulance, pak supir yang bertanggung jawab pun langsung ikut di belakang dengan membawa mobil taksi nya. Vaola di larikan ke rumah sakit terdekat, meskipun begitu pelayanan di sana pun tak kurang sedikit pun.
"Detak jantungnya lemah dokter.."
"Ya, sebentar lagi sampai."
Sedangkan, di tempat makan tadi Zephyr tak sengaja terkena pisau pemotong daging yang begitu tajam itu. Perasaan nya menjadi tak enak, rasanya ada sesuatu yang mengganjal di hati nya.
"Kakek tidak bisa mentolerir perlakukan mu pada Vaola Zep, jika kau terus bersikap seperti tadi maka kakek akan langsung mengurus surat perceraian kalian." Datar kakek Subono.
"Benar, nenek tidak mau Vaola terus di sakiti oleh dirimu. Terlebih, dia wanita yang baik dan sopan santun. Tidak seperti dirimu yang sangat dingin dan kejam, mirip seperti ayah mu." Tambah nenek Wendah dengan ekspresi buruk nya.
"Beri aku waktu, aku akan memperbaiki semuanya." Tegas Zephyr membuat pasangan itu menghela nafas panjang.
"Jangan lupakan, Vaola tidak ingin status kalian di ekspos. Dan lagi, nenek mu sudah berjanji pada Vaola bahwa jika saja Vaola bertemu dengan seseorang yang di cintai nya di masa mendatang maka kami akan memisahkan kalian. Sebenarnya disini lah Vaola yang menjadi korban, jika tahu kau akan sadar mungkin kami tidak akan menikahkan kalian."
"...."
Entahlah, Zephyr tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Cinta? seperti apa itu cinta? apakah dirinya mampu bertahan dengan wanita yang baru beberapa hari ini dia kenal?
•••
Lolita terus berlari memasuki rumah sakit yang sebelumnya sudah di sharelok oleh pak supir taksi, di sana nampak laki-laki paruh baya yang sedang duduk di kursi tunggu.
"Selamat malam pak, saya Lolita yang anda hubungi tadi." Jelas Lolita dengan nafas yang memburu.
"Ah ya nona, beliau langsung di bawa ke ruangan gawat darurat. Saya tak sengaja mendengar bahwa nona tadi memiliki riwayat penyakit jantung, dan kebetulan tadi kambuh. Apa nona tadi sering seperti ini?" Jelas nya.
"Ahh saya tidak tahu pak, saya juga baru beberapa bulan bertemu dengannya. Tapi selama ini saya tidak pernah melihatnya kambuh, apa jangan-jangan dia menyembunyikan nya?" Lirih Lolita dengan terduduk di kursi tunggu.
"Nona, ini tas milik nona tadi. Saya tidak bisa berlama-lama, saya harus bekerja lagi." Jelas nya.
"Ehh terimakasih pak, tunggu sebentar....." Lolita mengambil dompetnya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikan nya pada pak supir.
"Tidak usah nona, saya ikhlas menolong nya..." Tolak bapak itu dengan lembut.
"Tidak apa-apa pak, saya mohon terima ya.."
"Maafkan saya nona, saya tidak akan menerima nya..."
"Hmm baiklah, bagaimana jika bapak memberikan alamat rumah bapak saja? siapa tahu nanti Vaola ingin bertemu dengan bapak."
"Ahh baiklah, ini... Kalau begitu saya permisi."
"Baik."
Lolita menghela nafas berat, di lihatnya alamat bapak taksi tersebut. Tanpa sadar, Vaola sudah menunggu 2 jam di ruang tunggu hingga setelah nya beberapa dokter dan suster pun keluar.
"Dokter, bagaimana dengan sahabat saya? apa dia baik-baik saja?" Tanya Lolita dengan cepat.
Dokter tersebut terlihat tampan dan ekspresi wajah yang enak di pandang, namun dalam kondisi genting seperti ini Lolita tak memikirkan hal itu.
"Pasien mengalami shock jantung yang begitu parah, sejak kecil kondisi jantung pasien memang sudah bermasalah sehingga hal seperti ini seharusnya memang sering terjadi. Apa saya bisa bertemu dengan orang tuanya?" Tanya sang dokter dengan menatap Lolita yang hanya diam.
"Dokter, orang tuanya berada di jauh. Apa bisa dokter mengatakan nya pada saya? disini saya juga sebagai walinya." Balas Lolita dengan penuh harap.
"Hhh baiklah, pasien mengalami penyakit cacat jantung sejak lahir. Apa dia tidak mengatakan nya padamu?"
"APA? cacat jantung? bukankah itu penyakit bawaan?" Kaget nya bahkan Lolita menjatuhkan ponselnya yang ia genggam sebelumnya.
"Benar, untuk perawatan lebih lanjut saya akan membawa nya ke rumah sakit besar di kota. Saya sendiri yang akan menjadi dokter pribadinya."
"Terimakasih dokter..."
"Sama-sama, kalau begitu saya permisi.."
Lolita terduduk lemas di kursi tunggu itu, di usap nya wajahnya dengan kasar. Bagaimana bisa dia meminta Vaola untuk ikut bekerja di toko bunganya? padahal ia tahu bahwa Vaola tidak pernah kerja berat dan kelelahan.
Dengan langkah gontai, Lolita mulai memasuki ruangan Vaola. Di sana dia melihat Vaola yang sudah sadar dengan ekspresi wajah yang nampak bengong.
".....La." Panggil Lolita dengan pelan.
Vaola segera mengalihkan pandangannya ke arah Lolita yang berjalan mendekati nya, bisa Vaola lihat jika Lolita sedang menangis. Di peluknya tubuh Vaola oleh Lolita hingga terdengar isakan tangis yang begitu menyayat hati.
"Aku baik-baik saja..." Balas Vaola dengan suara lemah nya.
"Bagaimana bisa kau berkata seperti itu? aku tahu ini pasti menyakitkan!!" Tangis Lolita dengan menatap Vaola kesal, melihat itu Vaola hanya tersenyum.
Ceklek
Terlihat sosok Ana dan Alif yang nampak terburu-buru, segera di temui nya Vaola oleh mereka berdua.
"Nona, apa nona baik-baik saja? apa nona.."
"Aku baik-baik saja bi, aku hanya kelelahan..." Potong Vaola dengan tersenyum.
"Maafkan saya nona, seharusnya say..."
BRAAKKKKKKKK
"DI MANA PUTRI KU!!!" Heboh seseorang dengan mendorong pintu ruangan Vaola, terlihat sosok laki-laki setengah baya yang masih nampak gagah dan tampan dengan banyaknya pengawal yang berbaris di belakang.
"Papa?" Gumam Vaola namun masih dapat mereka dengar.
"Sayang? apa yang terjadi padamu? maafkan papa, seharusnya papa tetap mencegah mu untuk pergi... Maafkan papa sayang, tolong jangan seperti ini...." Tangisnya dengan mengecup kening Vaola.
Untuk Lolita, Ana dan Alif mereka hanya diam karena masih terkejut dengan kedatangan mereka yang terlihat begitu menyeramkan itu. Terlebih Lolita yang sudah bergetar ketakutan saat sosok Robby ada di sampingnya, aura yang di keluarkan sangatlah besar sehingga membuat nya kesulitan untuk bernafas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Hasriani Halim
lanjut donk
2022-02-25
2
happy oktavia
klo vaola pergi, gmn nasib suaminya kak othor?
2022-02-24
3