Tak terduga

Romy yang nampak sedikit kesal karena melihat Lolita yang terus mundar mandir di depannya membuat nya ingin sekali mengikat nya, dia tahu bahwa wanita itu sangat cemas.

"Bisa diam tidak?" Tanya Romy yang sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Kau yang seharusnya diam!!! cepat bilang pada atasan mu untuk segera mengembalikan Vaola sekarang!!" Marah Lolita.

"Kau ini!! bukankah wajar jika suami membawa istrinya?" Heran Romy.

"Memang wajar, namun suami nya sangat tidak wajar! jadi, cepatlah suruh dia untuk segera membebaskan sahabat ku!"

"Kau ini!" Geram Romy namun segera terhenti saat ponselnya berbunyi, dia membuka ponselnya dan menghela nafas lega.

"Lihatlah, sahabat mu baik-baik saja." Ucap nya dengan menyodorkan ponselnya pada Lolita yang langsung melihatnya.

Mata Lolita membulat dengan mulut yang terbuka lebar, bagaimana bisa? Vaola terlihat lelap dalam tidurnya. Bukan itu yang membuat nya kaget melainkan posisi tidurnya, Vaola tidur di atas dada Zephyr yang terbuka lebar, bahkan dia melihat tangan Vaola yang memegang perut kotak kotak nya.

"Vaola!! wanita ini ternyata tidak berubah!" Ucap Lolita dengan menghela nafas berat.

"Nah sudah puas bukan? kalau begitu saya permisi!" Pamit nya dan segera pergi dari toko bunga tersebut yang sudah tutup.

••••

Zephyr sendiri terus tersenyum karena ternyata Vaola sangat menyukai tubuh nya, ia lah siapa yang tidak suka? tubuh yang begitu kekar dan berotot di tambah wajah yang sangat tampan? hanya wanita gila yang tidak menyukai nya.

Mendengar suara dengkuran Vaola, Zephyr merasa lega dan tidak ingin menutup matanya. Dia ingin terus menatap wajah Vaola untuk menggantikan rasa rindunya selama ini. Tidak hanya itu, dia juga tidak ingin kehilangan momen yang baru kali ini ia rasakan.

"Hhh... Zephyr bodoh.... Kau sangat bodoh... Kenapa kau terus muncul di pikiranku?... aku membenci mu... tapi kau tampan..." Vaola terus menggumamkan sesuatu yang membuat Zephyr tersenyum senang.

Ternyata selama ini tidak hanya dia yang memikirkan Vaola? mendengar itu dia kembali bahagia, bahkan dia tidak ingin waktu berputar dengan cepat.

Drtttttt Drtttttttttttt Drtttttttttttt

Ponsel milik Zephyr berbunyi, dengan cepat dia mematikan nya dan segera mengangkatnya.

"Ada apa?"

"Datang ke rumah sakit sekarang, nenek mu... Dia jatuh dari kamar mandi."

Zephyr yang mendengar bagaikan di sambar petir, tanpa basa basi dia langsung bangkit dari tidurnya hingga membuat Vaola terkejut.

"Apa yang kau lakukan?" Marah Vaola karena dia tidak suka jika waktu tidurnya di ganggu.

"Aku harus ke rumah sakit, nenek jatuh dari kamar mandi." Balas Zephyr dengan memakai kemeja nya, meskipun begitu Vaola bisa melihat ekspresi panik dan cemas dalam ekspresi nya itu.

"Aku ikut.." Ucap Vaola yang ikut bersiap-siap juga, Vaola segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka nya meskipun dia masih sangat mengantuk namun dia tidak bisa melakukan apapun.

Zephyr mengemudi dengan kecepatan tinggi di tengah malam begini, Vaola sendiri tidak panik atau pun terkejut karena dia percaya pada Zephyr.

Sesampainya di rumah sakit, Zephyr langsung mencari ruangan nenek nya dengan terus menggandeng tangan Vaola agar tidak terlepas dari genggaman nya.

Di sana, mereka melihat kakek Subono yang terus menggenggam tangan nenek Wendah yang nampak di penuhi oleh alat rumah sakit.

"Nenek? apa yang terjadi?" Tanya Zephyr dengan menggenggam tangan nenek Wendah yang hanya tersenyum, tersenyum pada Vaola.

"Maafkan nenek sayang, nenek sudah merepotkan mu lagi. Nenek harap, kau bisa menjaga anak nakal ini...." Ucap nenek Wendah dengan berlinang air mata.

"Apa yang nenek katakan? bukankah nenek sudah berjanji untuk menjaga ku?" Tanya Zephyr yang sudah berlinang air mata, tidak hanya Zephyr bahkan kakek Subono pun sudah menundukkan kepalanya dengan pundak yang bergetar karena menangis.

"Nenek sudah sangat merindukan ayah dan mama mu, tolong luangkan waktu mu untuk mengajak kakek bermain golf. Dia sangat kurang olah raga, dia harus hidup sehat..."

"Nenek..." Zephyr sudah trauma dengan kehilangan, trauma dengan rasa sesak di dada nya, trauma dengan pemakaman, dan. trauma dengan kematian.

"Bisakah kau berjanji?" Tanya nenek pada Vaola dengan menggenggam tangannya pelan.

"Aku..... Aku harap nenek bisa sembuh, bukankah nenek ingin menggendong cicit?" Tanya Vaola yang membuat nenek tersenyum namun dengan air mata yang tetap keluar.

"Nenek harap seperti itu, tapi... Nenek akan lebih senang jika kalian bisa hidup bahagia dan bersama selamanya, meskipun Zephyr sudah tua namun dia tidak pernah bersikap dewasa. Tolong kau maklumi dia ya...."

"Nenek pasti sembuh, nenek harus sembuh! Apa nenek tidak kasihan pada kakek?" Tanya Vaola.

"Kalian tunggu keluar, nenek ingin berbicara berdua dengan nya." Ucap nenek pada Vaola dan Zephyr.

Vaola mengangguk dan membawa Zephyr keluar,di luar Zephyr hanya diam dengan terus mendongakkan kepalanya agar tidak menangis di hadapan Vaola.

"Tenanglah..." Ucap Vaola dengan menyentuh punggung Zephyr namun Zephyr terlalu rapih hingga jatuh dalam pelukannya, Zephyr nampak lelah. Lelah dengan semua nya....

Setelah beberapa saat menenangkan Zephyr, bunyi darurat dari dalam ruangan pun membuat mereka terkejut dan segera masuk bersamaan dengan dokter yang langsung berlari ke sana.

Terlihat kakek yang sedang memeluk nenek yang nampak memejamkan matanya, Vaola segera menutup mulutnya kuat-kuat. Dia tidak percaya jika nenek Wendah akan pergi secepat ini, untuk Zephyr dia sudah mencoba memanggil nenek nya.

Namun para dokter sudah mengatakan bahwa nenek Wendah sudah tiada dan mereka segera mencopot semua alat yang menempel di tubuhnya, Zephyr ambruk dengan tatapan yang kosong.

Melihat itu, Vaola segera memeluk nya. Dia tahu bahkan sangat tahu bagaimana rasanya kehilangan sosok yang begitu berarti dalam hidup, tidak hanya itu.... Vaola juga mencoba menenangkan kakek yang nampak menangis dengan tubuh yang sudah lelah.

Berita tentang kematian nenek Wendah menyebar begitu cepat, banyak yang mengatakan turut berdukacita bahkan tak sedikit yang mengirimkan bunga bela sungkawa pada Zephyr dan kakek Subono.

Disini, di makam yang baru kemarin Zephyr datangi untuk mengenang hari kematian orang tua nya, kini justru menjadi hari terakhir kematian nenek nya juga yang memiliki tanggal yang sama.

Apakah ini hanya kebetulan? atau sebuah takdir?

Zephyr nampak tak berdaya, begitu pun dengan kakek Subono. Namun ada sesuatu yang membuat Vaola tak senang, dia melihat seorang wanita yang datang dengan menangis tersedu-sedu di hadapan para media.

Vaola yang memakai makser dan kaca mata tidak begitu di ketahui oleh mereka, mereka pikir Vaola adalah pelayan di sana karena hanya pelayan yang memakai masker di sana.

Bahkan, wanita itu juga memeluk Zephyr dengan ekspresi yang begitu menyedihkan. Para media segera memotret nya karena itu akan menjadi berita tambahan untuk mereka update!

Terpopuler

Comments

happy oktavia

happy oktavia

sapa yak? jgn bilang klo itu ulet keket.. bersiaplah Vaola😉

2022-06-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!