Tak kembali

"Apa kau bisa diam?" Kesal Vaola karena laki-laki di sampingnya terus saja mengoceh tiada henti.

"Kenapa? bukannya seharusnya kau senang karena aku mau bersuara?" Heran laki-laki itu dengan menatap Vaola yang nampak kesal.

"Gila!" Gumam Vaola dengan membalikkan kursi roda nya, namun laki-laki itu langsung menahannya.

"Ehh tunggu sebentar, siapa nama mu? ini pertama kalinya aku di tolak oleh wanita." Ucap nya dengan mengulurkan tangannya pada Vaola dengan tersenyum sumringah.

Vaola melirik tangan itu, detik berikutnya Vaola malah memutar bola matanya malas. Laki-laki itu tetap di abaikan oleh nya, hingga membuat nya nampak kikuk karena ternyata sosok Vaola tidak seperti yang ia lihat sebelumnya.

"Aku melihat saat kau kau bersama dokter tadi, kau nampak tersenyum. Apa dokter tadi kekasih mu?" Tanya nya dengan penasaran.

"Oh astaga, apa kau wanita? kenapa kau terus mengoceh? membuat ku kesal saja!" Marah Vaola dengan mengacak-ngacak rambutnya, namun di mata laki-laki itu malah terlihat lucu dan justru malah tertawa renyah.

"Diam! untuk apa kau tertawa hah?" Marah Vaola dengan menatapnya sengit.

"Kau sangat lucu." Ucap nya dengan jujur.

"Ada apa ini?" Tanya dokter Theo yang baru datang dengan perasaan heran karena melihat Vaola yang nampak prustasi.

"Tidak apa-apa dokter, kekasih anda sangat lucu sehingga membuat saya gemas." Ucap nya dengan mengedipkan sebelah matanya pada Vaola yang bersiap-siap untuk melemparkan sendal nya pada sosok tersebut yang pergi dengan tertawa terbahak-bahak.

"Haishhh bikin kesal saja..." Ucap Vaola dengan mengelus dada nya.

"Apa anda kenal dengan nya nona? sepertinya kalian nampak akrab." Ucap dokter Theo dengan memberikan makanan nya pada Vaola.

"Apa terlihat seperti itu?"

"Siapapun yang melihatnya mereka akan mengira seperti itu."

"Haish, jangan sampai laki-laki gila itu menjadi temanku!" Kesal Vaola dengan memakan makanan dengan lahap.

Dokter Theo hanya tersenyum melihatnya dan memilih untuk memperhatikan Vaola yang lahap itu, meskipun makanan rumah sakit tidak lah terlalu enak namun nampaknya Vaola sudah terbiasa dengan makanan rumah sakit sehingga tak mengeluh apapun.

"Ukhukk....." Vaola terbatuk saat melihat sosok laki-laki yang amat ia kenali tengah berjalan dengan dokter John yang mendorong kursi roda nya. Dengan cepat Vaola menarik tubuh dokter Theo dan memeluk lehernya sehingga dokter Theo terduduk di depannya dengan paksa.

"Mohon seperti ini dulu sebentar dokter saya mohon...." Pinta Vaola dengan berbisik, wajah Vaola ia benamkan di leher dokter Theo yang langsung terdiam kaku. Ini pertama kalinya dia di peluk oleh seorang wanita selain ibu nya.

"Oh astaga Theo? sepertinya pohon besi mu sudah mulai berbuah ya?" Tawa dokter John yang melihat dokter Theo berpelukan dengan seorang wanita.

"Hah a-apa?" Gugup dokter Theo dengan melirik Vaola yang nampak tak melepaskan nya, justru pelukannya semakin kencang.

"Haha sudahlah, kalau begitu kami permisi...." Pamit dokter John Denver mendorong kursi roda Zephyr yang hanya diam itu.

Setelah kepergian mereka, Vaola menghela nafas lega. Jantung nya terasa berdenyut kencang, dia seperti wanita yang ketahuan selingkuh saja.

"Terimakasih dokter dan... Maaf." Melas Vaola dengan menatap dokter Theo penuh penyesalan.

"Ahh ya tidak apa-apa, apa kau baik-baik saja? kenapa kau bersembunyi saat kedatangan mereka? atau jangan-jangan kalian....."

"Tidak.... Ini tidak seperti yang dokter pikirkan, intinya saya tidak mau bertemu dengan mereka. Saya mohon tolong saya dokter...." Pinta Vaola dengan penuh harap.

"Tentu..." Angguk nya dengan tersenyum.

"Terimakasih dokter, ngomong ngomong.... Anda memakai parfum apa? aroma nya sangat enak." Jujur Vaola yang membuat dokter Theo memalingkan wajahnya ke arah samping karena malu, dia ingat jika wajah Chareen mengenai lehernya.

•••

"Sering-seringlah berlatih tuan, lama kelamaan otot kaki anda akan kembali seperti semula." Ucap sang dokter dengan tersenyum pada Zephyr yang hanya mengangguk.

"Ngomong ngomong dokter, apa anda tahu dengan wanita yang bersama dokter Theo?" Tanya dokter itu pada John.

"Entah, tadi saya melihatnya. Mereka sedang berpelukan di taman, kenapa?" Heran dokter John dengan membantu Zephyr duduk di kursi roda nya kembali.

"Ehh berpelukan? menurut orang-orang disini, wanita itu pasien tetap nya, jadi dokter Theo menjadi dokter pribadinya. Wanita itu sangat cantik dan kaya rasa, dia putri dari bangsawan Inggris. Kemarin banyak sekali pengawal nya yang datang karena putri itu terkena serangan jantung lagi...." Jelas nya dengan serius.

"Wahh benarkah? secantik apa kira-kira?" Penasaran dokter John.

"Dia sangat cantik, padahal saya ingin memotret nya untuk di jadikan sebagai buku paisen namun pengawal nya sangat ketat dan juga di larang untuk mengambil potretnya."

"Sayang sekali, mungkin setelah pulang dari kediaman Volker aku akan melihatnya...."

"Coba saja jika kau bisa masuk kedalam ruangan nya..."

•••

BRAKKKKKKK!!!!

"APA MAKSUD NENEK?" Marah Zephyr dengan melempar sebuah kertas itu.

"Bukankah kau sudah tahu? jika dalam satu bulan ini Vaola tidak kembali maka kalian harus bercerai?" Jelas nenek Wendah dengan ekspresi sabar nya.

"Tidak! aku tidak akan menceraikannya nek! kenapa nenek menikahkan aku tanpa persetujuan ku dan sekarang... nenek memisahkan aku dengan nya juga?"

"DIAM!! Bukankah kau sendiri yang membuat keadaan menjadi rumit? nenek sudah berjanji tentang hal ini pada Vaola, jika suatu saat nanti dirinya tidak kembali selama satu bulan atau dia menemukan laki-laki lain yang di cintai nya maka nenek akan menceraikan kalian. Ini sudah menjadi keputusan nenek dari awal, nenek merasa bersalah pada Vaola karena terus di sakiti oleh dirimu." Marah nenek Wendah dengan mengeluarkan surat kontrak Vaola yang sebelumnya telah ia buat.

Zephyr terdiam setelah membaca surat perjanjian tersebut, di mana jika Vaola pergi selama satu bulan lebih maka itu di anggap mereka berpisah.

"Sial!! berani-beraninya dia menceraikan aku?" Marah Zephyr.

Dua hari yang lalu Zephyr sudah bisa berjalan dengan lancar dan terbebas dari kursi roda, sekarang dirinya langsung menuju toko bunga yang katanya milik Vaola. Di sana Zephyr melihat sebuah toko bunga sederhana namun banyak sekali pengunjung yang datang.

Kring kring kring

Bunyi pintu saat terbuka, Lolita mengucapkan selamat datang padanya, namun tiba-tiba saja mata Lolita melotot saat melihat sosok Zephyr yang ada di sana dengan ekspresi buruk nya.

"Di mana Vaola?" Tanya Zephyr dengan suara dinginnya.

"Apa maksud anda tuan." Tanya Lolita yang berusaha senormal mungkin.

"Apa kurang jelas apa yang saya katakan nona?"

"Maaf, sudah lama sekali Vaola tidak datang." Jujur Lolita dengan kembali merangkai bunga.

"Di mana dia?"

"Entah, saya juga tidak tahu. Meskipun saya teman dekatnya, tapi saya tidak mengetahui tentang dirinya selain nama nya saja." Bohong Lolita yang lagi-lagi membuat Zephyr terdiam.

Jangan lupa like dan komen nya yaa

Terpopuler

Comments

happy oktavia

happy oktavia

bagus nih ceritamu kak.. aku suka.. makin penasaran ketika vaola mulai dicari zephyr.. 😍

2022-02-26

3

happy oktavia

happy oktavia

hahahaha..

2022-02-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!