Teman pertama

Sejak pertemuan itu, Vaola dan Lolita nama wanita yang tak sengaja di temui nya di taman kini mereka berdua sudah nampak akrab dan terlihat seperti sepasang sahabat lama.

Entah kenapa, Vaola menceritakan kisah hidupnya pada Lolita tapi tidak memberitahukan nama orang tuanya. Awalnya Lolita sangat terkejut dan takut namun ia tahu bahwa apa yang Vaola lakukan sudah menjadi keinginan besar nya.

"Hehe ini rumahku, pasti seperti kandang anjing yang ada di rumahmu bukan?" Tanya Lolita dengan cengengesan.

"Apa yang kau katakan? ini terlihat sangat nyaman dan terasa hangat." Senyum Lolita.

"Baiklah terserah padamu, ayo masuk. Ibu ku sedang bekerja dan masih belum pulang, biasanya aku juga masih belum pulang tapi aku meminta cuti karena laki-laki sialan itu!!" Geram nya.

"Hahaa kau ini, baiklah jika aku bertemu dengan mantan kekasih mu itu aku akan memberikannya hadiah yang tak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya itu." Senyum Vaola membuat Lolita mengangguk senang.

Vaola melihat-lihat sekitar rumah Lolita yang memang sangat sederhana namun masih tergolong nyaman, Vaola sangat bersyukur karena dia memiliki keluarga yang berada tanpa bersusah payah dia bekerja untuk mendapatkan uang, tidak seperti Lolita yang nampak pekerja keras.

"Jadi, kau berhenti sekolah menengah atas karena tidak ada biaya?" Tanya Vaola dengan prihatin.

"Ya, ayahku meninggal karena sakit jadi tidak ada lagi yang bisa membiayai aku. Terlebih aku memiliki adik laki-laki yang masih sekolah dasar." Senyum Lolita yang nampak terlihat sangat lelah.

"Apa kau memiliki kegemaran lain? ahh atau keahlian?" Tanya Vaola dengan penasaran.

"Hmm, aku sangat suka merangkai bunga. Aku pernah mendapatkan juara juga... Memangnya kenapa?" Heran nya.

Vaola tersenyum mendengar nya, sepertinya dia tidak salah bertemu dengan Lolita.

"Bagaimana jika kau berhenti jadi pegawai restoran? aku bisa memberikan mu modal untuk membuka toko bunga." Ucap Vaola membuat Lolita terkejut bukan main.

"T-tidak usah... Aku..."

"Bukankah kau ingin membantu adik dan ibu mu? aku tahu ini sangat mendadak dan kita baru saja kenal kemarin tapi.... Aku tulus untuk membantu mu." Jelas Vaola.

"Kenapa kau mau membantu ku? apa kau tidak takut jika aku akan menipu mu?"

"Takut kenapa? kau pergi ke ujung dunia pun aku masih bisa menemukan mu dengan mudah, jangan lupakan keluarga ku..." Senyum Vaola membuat Lolita bungkam seketika.

"Maaf La, aku tidak bisa...." Tunduk nya.

"Hmm... Ahh atau begini saja, aku pemilik nya dan kau yang mengelola nya? hasilnya kita bagi dua bagai mana? aku sendiri tidak memiliki pekerjaan apapun sekarang." Antusias Vaola.

"...... Baiklah." Angguk Lolita dengan tersenyum.

"Good girl, apa kau tahu lokasi yang cocok untuk tempatnya?"

"Hmm, ada satu toko yang ada di ujung jalan. Lumayan besar juga sih pasti harganya..."

"Tidak apa-apa, aku akan mengurus supirku untuk melakukan semuanya. Jadi, mulai besok kau bisa resign di restoran itu."

"Baiklah, terimakasih La...." Tulus Lolita dengan mata yang berkaca-kaca.

Vaola tak menyangka bahwa hidupnya sangat berarti jika dia bisa merasakan keadaan sekitarnya, Vaola tak menyangka jika hidup nya yang dulu memang sangat sempurna tanpa cacat hingga orang bawah seperti mereka memiliki banyak sekali kecacatan.

•••

Ana dan Alif yang melihat Vaola sibuk dengan teman wanitanya itu hanya bisa tersenyum, mereka senang melihat Vaola yang mudah sekali berinteraksi dengan orang-orang sekitar.

"Bibi, bagaimana menurutmu? apa rancangan bunga ku lebih indah dari miliknya?" Tanya Vaola pada Ana yang mulai melihat hasil rancangan Vaola dan membandingkan nya dengan milik Lolita.

"Memang indah nona tapi tidak seindah hasil rancangan nona Lolita." Jujur nya yang membuat Vaola cemberut.

"Ck, kenapa bibi tak berbohong saja? aku tahu hasil rancangan ku sangat buruk!!" Kesal nya yang membuat Lolita tertawa kecil.

"Aku akan mengajari mu, jangan terburu-buru...." Ucap Lolita.

"Bukankah nona berprestasi dalam berbagai bidang ya?" Ejek Alif membuat Vaola melotot.

"Paman pikir aku ikut kelas merangkai bunga? aku hanya memiliki prestasi dalam bidang ilmu pengetahuan, kedokteran, taekwondo, kungfu, berpedang, memanah, menembak, dan lain-lain. Tidak termasuk hal ini!!" Jelas Vaola.

Lolita yang mendengar semua prestasi Vaola mendadak shock, dia pikir Vaola hanya ahli dalam hal pengetahuan saja tetapi juga dalam hal perkelahian juga? bukankah itu sangat hebat?

"Jadi kau bisa bertarung?" Tanya Lolita dengan mata yang berbinar.

"Hmm tentu saja, kau pikir gadis seperti ku hanya tahu sikap lembut saja? hahaha...."

"Hehee...."

"Nona Lolita, apa anda ingin menginap?" Tanya Ana.

"Tidak bibi, lain kali saja. aku akan pulang sekarang, ini sudah larut sekali." Balas nya dengan tersenyum.

"Baiklah biar paman yang mengantar mu." Ucap Vaola dengan bangkit dari duduknya.

"Hmm..." Angguk Lolita karena tak ada gunanya menolak juga.

"Salam pada Tante, aku akan mengunjungi nya besok..." Ucap Vaola dengan melambaikan tangannya saat Lolita sudah berada di dalam mobil.

"Tentu..."

Setelah kepergian Lolita, Vaola menghela nafas panjang. Dia segera masuk ke kamarnya dan mulai membuka komputer nya, matanya menyipit saat melihat banyaknya perangkat yang sedang mencari keberadaan nya.

Untung saja Vaola sudah meretas nya hingga membuat sistem mereka terkena virus, tapi sebelum itu Vaola meninggal kan pesan untuk sang papa bahwa dirinya baik-baik saja dan hidup bahagia disini. Vaola hanya meminta waktu pada sang papa untuk menikmati hidupnya sekarang.

"Maafkan aku pa, tapi aku tidak bohong bahwa aku menyukai kehidupan ku yang sekarang. Aku butuh bersosialisasi dan juga..... Tempat untuk berkeluh kesah." Ucap Vaola dengan melihat foto sang papa di layar komputer nya.

Sedangkan di tempat lain, Seorang laki-laki dewasa hanya bisa menghela nafas berat saat melihat pesan yang di tinggalkan putri nya itu.

"Hentikan pencarian nya dan lupakan masalah ini..." Ucap nya dengan pergi begitu saja.

Mereka yang mendengar itu sangat heran, bukankah dia sangat posesif pada putrinya? tapi.... Mereka tak bisa pungkiri bahwa mereka juga kasihan dengan Vaola yang tak bisa bebas pergi kemana yang ia sukai, jika pun pergi itu pasti di ikuti oleh banyaknya pengawal bukan seorang teman yang ia butuhkan untuk melakukan aktivitas seperti remaja lainnya.

•••

Pagi ini Vaola bersiap untuk pergi ke rumah Lolita, tapi sebelum pergi Vaola mampir terlebih dahulu ke toko kue langganan nya beberapa hari ini. Namun kejadian tak terduga, Vaola tak sengaja menyerempet seorang nenek yang entah dari mana munculnya itu.

Vaola sangat panik dan segera keluar dari mobilnya untuk menghampiri nenek tersebut.

"Astaga, nenek? apa nenek baik-baik saja? aku akan menelfon ambulance dulu. Tunggu sebentar...." Panik nya.

"Tidak usah, nenek baik-baik saja... Hanya lecet sedikit saja...." Ucap nya dengan tersenyum kecil pada Vaola.

Vaola yang melihat itu merasa tidak yakin, dia tahu tangan nenek tersebut terluka.

"Antarkan nenek ke rumah saja, nenek memiliki dokter pribadi..."

"Baiklah...." Angguk Vaola dengan membantu nenek tersebut masuk kedalam mobilnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!