Duka yang tak berlarut

Baru saja Vaola hendak melangkah, Zephyr sudah lebih dulu menghempaskan tubuh wanita itu yang langsung jatuh terduduk di tanah merah hingga membuat nya kotor.

"Zephyr? apa yang kau lakukan?" Tanya nya dengan begitu menyedihkan, namun bagi Vaola itu adalah ekspresi yang sangat malu.

"Minggir! kau membuat makam nenek ku menjadi kotor!" Datar Zephyr yang membuat wanita itu bungkam.

Dia Marsella, seorang wanita yang berprofesi sebagai model dan juga aktris yang sudah bukan rahasia umum lagi jika dirinya sangat tergila-gila pada Zephyr.

Bahkan sikap nya tidak pernah ia tutupi untuk menggoda Zephyr secara terang-terangan, ada juga beberapa orang yang mengatakan bahwa mereka pernah menjalin hubungan hingga membuat Zephyr marah karena alasan tertentu.

Zephyr melirik Vaola yang berada di sampingnya, dengan cepat Zephyr meraih pinggang nya dan memeluk nya di hadapan mereka semua. Vaola yang melihat itu hanya tersenyum meskipun tidak terlihat oleh media karena maskernya.

Vaola hanya mengelus rambut Zephyr yang nampak bersedih itu, bahkan Vaola tidak peduli dengan suara kamera yang begitu berisik menurut nya.

Sella yang melihat itu langsung mengepalkan tangannya, dia hendak menarik rambut Vaola namun sebelum hal itu terjadi, Romy sudah menyuruh seorang pengawal untuk membawa nya pergi sebelum membuat masalah di sana.

Sedikit demi sedikit para tamu mulai pergi, yang tersisa kini hanyalah mereka, ada juga Romy yang masih setia di sana.

"Jagalah kakek, aku dan Zephyr pergi dulu..." Ucap Vaola pada Romy yang hanya mengangguk, Romy pun sedikit menjauh dari sana untuk memberikan ruang pada kakek.

Vaola membawa Zephyr ke makam yang tak jauh dari sana, Zephyr sedikit heran kenapa Vaola membawa nya ke makam laki-laki?

"Apa? apa dia selingkuhan mu?" Tanya Zephyr dengan menatap Vaola.

"Sembarangan!! dia Kevin, laki-laki yang sangat bodoh! dia... dia yang sudah memberikan jantung nya padaku, sehingga aku masih bisa bertahan hidup sampai sekarang ini." Jelas Vaola dengan memegang dada nya.

"..." Zephyr terdiam, dia menatap makam Kevin yang nampak di penuhi bunga, bahkan ada satu bunga yang masih segar dan baru. Mungkin itu bunga yang di bawa oleh Vaola kemarin karena ada logo tokok nya di plastik.

"Orang yang seperti apa dia?" Tanya Zephyr.

"Entah, dia hanya pelanggan tetap ku. Dia selalu datang setiap pagi untuk membeli bunga ini, dia selalu datang dengan pakaian sekolah nya. Aku tidak terlalu menanggapi nya, aku pikir dia cuma anak yang iseng karena sering menggoda ku. Tapi ternyata.... Dia sedang sakit, upaya nya untuk memakai seragam, agar tidak terlihat menyedihkan di depan kami." Jelas Vaola dengan menatap foto Kevin.

"Meskipun aku terus mengabaikan nya, namun dia tahu bahwa aku sedang sakit. Dia juga sedang sakit, tumor di otak nya terus menggerogoti tubuhnya hingga akhirnya...... Hah! apa aku jahat? aku sangat bersalah pada nya, seandainya aku tahu akan seperti ini, mungkin aku akan bersikap baik dan lembut padanya." Vaola menundukkan kepalanya untuk mengusap air matanya.

"Aku iri." Ucap Zephyr yang membuat Vaola mengeryit.

"Aku bilang aku iri! dia... Dia sudah memberikan sumber kehidupan nya padamu, teman mu itu.... dia juga sudah menemani mu, lalu bagaimana dengan ku? apa kau mau mencoba mencocokkan jantungku? jika cocok, aku sendiri yang akan memberikan nya padamu." Ucap Zephyr dengan memegang tangan Vaola.

"Apa kau mau melihat ku bahagia dengan laki-laki lain?" Tanya Vaola dengan tak suka dengan apa yang Zephyr katakan.

"Tidak suka, bahkan sangat membenci itu. Namun, jika akan kau ingat dan kau kenang selalu, aku rela. Aku rela memberikan nya pada mu..." Jelas nya.

Vaola diam, dia pikir Zephyr sedang bercanda. Namun sepertinya tidak, dia bisa melihat ekspresi serius Zephyr saat ini.

"Cemburu mu terlalu mengerikan Zep, sudahlah... Ayo pulang, jangan terlalu sedih. Kau harus menghibur kakek mu, ayo..." Ajak Vaola yang di balas anggukan oleh Zephyr.

Di dalam mobil, Zephyr merebahkan kepalanya di pundak Vaola. Dia nampak lelah, dia masih belum bisa memenuhi keinginan nenek nya, dia juga masih belum bisa menjadi cucu yang baik.

"Nona, kita pulang kemana?" Tanya supir pada Vaola karena Zephyr sedang memejamkan matanya.

"Ke mansion utama." Balas Vaola.

"Baik nona."

Vaola menepuk nepuk punggung Zephyr agar membuat nya tenang, Vaola sendiri bukan tidak sedih. Tapi, jika semuanya sedih siapa yang akan menguatkan mereka? terlebih, dia tahu bahwa masih ada orang yang lebih menyedihkan dari pada dirinya.

Jadi, sebisa mungkin Vaola mencoba bersikap sewajarnya saja agar tidak membuat keadaan semakin terpuruk, Vaola harus segera mengembalikan keadaan seperti semula meskipun akhirnya akan tetap sama, setidaknya dia sudah berusaha bukan?

Vaola segera mengantarkan Zephyr kedalam kamar, kamar yang pernah Vaola tiduri kini terlihat masih sama. Bahkan, foto pernikahan mereka pun masih terpasang di sana, Vaola menyuruh Zephyr untuk segera istirahat.

"Tidurlah..." Ucap Vaola dengan menepuk paha nya.

Namun Zephyr hanya menggelengkan kepalanya, dia justru menarik tubuh Vaola untuk ikut berbaring di sampingnya agar Zephyr bisa memeluk nya juga.

"Kau juga harus tidur.." Ucap Zephyr.

"Hm.." Angguk Vaola.

Mereka tertidur dalam posisi saling berpelukan, mereka sama-sama mencari kekosongan yang hilang selama ini, entah sejak kapan keduanya begitu akrab yang jelas sepertinya mereka sudah memulai lembaran yang baru.

•••

Di lantai bawah, Romy segera mengantarkan kakek kedalam kamar nya setelah 3 jam berada di makam, itu pun setelah kepergian Vaola dan Zephyr.

"Huh astaga...." Keluh Romy dengan merebahkan tubuhnya di atas sofa, dia menatap langit-langit ruangan tersebut yang nampak tinggi dan mewah.

"Di mana kakek?" Tanya Vaola yang datang dengan menggunakan kemeja milik Zephyr yang kebesaran hingga memperlihatkan tulang selangka dan juga paha nya, meskipun sudah sering melihat wanita yang tak berbusana atau pun hanya mengenakan bikini saja, namun saat melihat Vaola... Romy sedikit merinding, kecantikan Vaola memang tidak bisa di lukiskan dengan kata-kata.

Vaola memiliki aura yang berbeda dari wanita biasa, wajahnya nampak cantik, anggun, imut, manis, sinis, datar dan polos secara bersamaan. Meskipun begitu, dari aura nya Vaola nampak mewah. Mewah dalam artian, memiliki aura yang tidak biasa.

"I-itu, kakek sudah istirahat nyonya..." Balas nya dengan menundukkan kepalanya.

"Syukurlah..." Lega Vaola.

"I-iya nyo...."

"Apa yang kau lakukan?" Marah seseorang yang langsung memeluk Vaola dari belakang, tubuh Romy langsung merinding saat melihat tatapan mata Zephyr yang begitu menyeramkan.

"Apasih? lepaskan!" Kesal Vaola, sikap cemburu Zephyr benar-benar buruk!!

"Kenapa kau memakai pakaian seperti ini keluar?" Tanya Zephyr tak suka.

"Memangnya kau menyiapkan aku pakaian?" Tanya Vaola dengan kesal.

"Itu, bukankah pakaian mu juga masih ada di dalam?" Heran nya, dia tidak pernah memindahkan barang-barang Vaola.

"Kau pikir bentuk tubuh ku sama seperti sebelumnya? kau tidak lihat jika di bagian sini semakin berisi? di bagian ini juga semakin menonjol?" Tunjuk Vaola pada bagian tubuhnya yang lain sehingga membuat Zephyr terdiam, untuk Romy sendiri dia segera menunduk kan kepalanya karena yang di tunjuk Vaola sangatlah tidak sopan untuk ia lihat!

Terpopuler

Comments

happy oktavia

happy oktavia

hahahahahha... makin posesif.. suka😍😍

2022-06-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!