Di sebuah gedung tinggi yang nampak mewah nampak ramai orang-orang dengan pakaian hitamnya, hari ini adalah hari di mana mereka semua sedang memperingati hari kematian pasangan suami istri yang sangat berpengaruh di negara tersebut.
5 tahun sudah berlalu namun nama mereka masih di ingat oleh para petinggi yang menjalin hubungan baik dengan mereka sebelumnya.
"Nyonya besar dan tuan besar, kami turut berdukacita. Tak menyangka, ternyata mereka sudah pergi 5 tahun yang lalu...." Ucap seorang laki-laki gagah dengan menundukkan kepalanya pada kakek dan nenek itu.
"Terimakasih tuan..." Balas sang kakek dengan tegas.
Kepergian anak dan menantu kesayangannya itu membuat kakek Subono berduka setiap saat, terlebih cucu satu-satu nya pun masih koma hingga sekarang.
•••
Vaola mengusap keringat nya yang mulai bercucuran, entah kenapa negara yang ia singgahi sekarang sangat panas sekali.
Vaola nampak celingak-celinguk menatap sekeliling, senyum menawan terukir di wajahnya. Nampak suasana yang berbeda dari negaranya, di mana banyak orang-orang di sana yang nampak berlalu lalang.
Ini pertama kalinya Vaola naik pesawat yang bukan milik pribadinya hingga membuat nya nampak sesak dan tak leluasa.
"Oke Vaola, semangat!!!" Girang nya dengan menggunakan bahasa asing.
Vaola menggiring kopernya dan mulai mencari taksi, sebelum sampai ke tempat ini Vaola sudah memesan sebuah rumah sederhana untuk ia tinggali selama beberapa bulan ini.
"Terimakasih..." Ucap Vaola pada supir taksi tersebut karena sudah menunjukkan rumah yang ia berikan alamat nya itu.
Nampak asri dan sejuk, meskipun sederhana tapi itu masih terkesan elit dan mewah dalam versi nya.
"Nona Vaola?" Tanya seorang wanita dewasa dengan tersenyum kecil.
"Ya?" Heran Vaola, dari mana wanita itu tahu namanya?
"Saya Ana, keponakan dari nenek. Saya di minta untuk bekerja dengan anda." Jelas nya.
"Ahhh ya, terimakasih.....?"
"Panggil bibi saja.."
"Baik bibi."
Vaola segera memasuki rumah nya yang nampak nyaman itu, setelah sampai di dalam barulah Vaola membuka topeng kulit nya hingga memperlihatkan wajahnya yang sangat cantik itu.
"Bibi, aku mau istirahat dulu. Sore nanti tolong bangunkan aku."
"Baik nona."
Vaola menatap sekeliling kamar nya, meskipun tak sebesar kamar nya namun di balkon kamarnya terdapat sebuah pohon yang besar dan di sana terdapat sebuah ayunan dan kolam ikan.
"Tidak buruk..." Gumam nya sebelum akhirnya terlelap.
•••
"Suamiku, lihatlah cucu kita satu-satunya. Bukankah dia sangat tampan?"
"Ya, dia memang tampan sama seperti ku."
"Ck kau ini, aku ingin dia menikah.... Kau tahu? dokter John bilang dia..."
"Itu masih analisis, kita berdoa saja semoga ada keajaiban yang membuat cucu kita segera sadar."
"Tapi aku ingin melihat dia menikah, meskipun sudah tidak ada gunanya lagi tapi kita masih membutuhkan pewaris!"
"Banyak memang tidak mau menikah dengannya, tapi mereka hanya menginginkan warisan saja. Sangat sulit menemukan wanita muda yang baik sekarang."
"Kau masih ingat dengan sahabat ku yang ada di LA? dia merekomendasikan seorang wanita cantik padaku, dia bilang wanita itu memiliki nasib yang bagus untuk cucu kita."
"Terserah kau saja..." Pasrah nya.
•••
"HATCHUUUUHHHHH..." Vaola mengusap hidungnya yang terasa gatal, entah kenapa dia merasa merinding tiba-tiba.
"Nona, salon mana yang ingin anda kunjungi?" Tanya Ana dengan merekomendasikan sebuah salon yang ada di sana.
"Aku tidak tahu, biasanya petugas salonnya sendiri yang datang ke rumah.." Cengir Vaola membuat Ana menggelengkan kepalanya saja.
"Baiklah, ayo saya antar."
"Hmm..."
Vaola saat ini hanya menggunakan celana pendek hitam dengan tangtop hitam yang bertali spaghetti yang di padukan dengan gardingan yang berwarna putih, tak lupa sepatu sneaker putih nya juga.
"Nona saya Alif..." Sapa seorang laki-laki dewasa pada Vaola dengan menundukkan kepalanya sedikit.
"Ehh..." Kagetnya.
"Nona, dia suami saya..." Balas Ana dengan menggaruk tengkuknya, dia lupa memberitahukan pada Vaola bahwa dia juga bersama dengan suaminya.
"Ahh ya..." Angguk Vaola dengan tersenyum.
Vaola duduk di kursi penumpang sedangkan Ana duduk di samping Alif yang akan menjadi supirnya mulai sekarang, Vaola membuka ponsel baru nya dan cemberut karena dia tidak bisa membuka akun nya karena takut di lacak oleh papa nya.
Setelah beberapa saat, mereka sampai di salon kecantikan yang nampak mewah dan mahal. Vaola turun dari sana dan segera melakukan pembayaran dengan di bantu oleh Ana.
Vaola ingin menyamarkan rambutnya, yang tadi nya berwarna pirang asli kini dia ubah menjadi silver yang sangat indah. tak semaunya berwarna silver karena bagian atasnya berwarna hitam legam.
9 jam berlalu dan sekarang sudah waktu tengah malam, untung salon tersebut buka 24 jam. Vaola puas dengan hasilnya yang sangat memuaskan, sangat sepadan dengan waktu nya yang sangat lama.
•••
Satu Minggu berlalu, Vaola sudah bisa menyesuaikan dirinya di sana. Hanya makanan saja yang masih belum terbiasa bagi nya, lidahnya masih terasa asing dengan makanan yang sering di buatkan oleh Ana meskipun terasa sangat enak.
Hari ini Vaola berniat mengunjungi taman, Vaola masih belum memiliki seorang pun teman karena tak ada yang pas di hatinya. Hingga akhirnya Vaola memilih duduk di kursi taman tersebut dan mulai memperhatikan orang-orang yang berpasangan sedang bermesraan di setiap jalan.
"Hah... Apakah itu yang di namakan sepasang kekasih? sangat senang sepertinya...." Ucap Vaola dengan cemberut.
"Tidak, rasanya tidak enak! semua laki-laki itu sama! mereka hanya manis di awal." Ucap seseorang yang berada di belakang Vaola.
Vaola yang mendengar itu tersentak dan segera membalikkan tubuhnya untuk melihat orang tersebut, ternyata seorang wanita yang berambut pendek yang duduk di belakang nya.
"Benarkah?" Tanya Vaola dengan penasaran.
"Ya, apa kau belum pernah berpacaran?" Tanya nya dengan penuh selidik.
Vaola hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal, wanita yang melihat itu hanya melongo dan tak percaya melihat respon Vaola yang nampak jujur itu.
"Jadi benar jika kau belum pernah berpacaran?" Kaget nya.
Vaola hanya mengangguk. " Ya, apa salah?" Tanya nya dengan senyum menderita nya.
"Astaga, bagaimana bisa wanita secantik mu belum pernah berpacaran? apa jangan-jangan kau....." Selidik nya dengan melingkarkan kedua tangannya di dada.
"Ck, aku masih normal. Hanya saja..... Peraturan papa ku sangat ketat, aku tidak pernah merasakan kebebasan." Jujur Vaola dengan cemberut.
"Jangan bilang kau kabur dari rumah?" Tanya nya dengan mata yang menyipit.
"Dari mana kau tahu? apa terlihat sangat jelas?" Panik Vaola yang kembali membuat wanita itu tertawa terbahak-bahak.
"Kau sangat lucu, kau seperti anak kecil yang baru mengenal dunia. Jadi benar jika kau kabur?"
"Hmm..." Angguk Vaola.
"Astaga.... Bagaimana kau bisa? apa orang tua mu sangat jahat? atau mereka sering memukul mu?" Tanya nya dengan penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
happy oktavia
menarik kak thor
2022-02-20
1