Keesokan hari,bunyi alarm membangunkan tidur Renata.Dengan menggeliat ia mencoba membuka matanya dengan berat.Sesaat ia tampak kaget melihat isi ruangan yang tampak berbeda dengan kontrakannya.Beberapa detik pikirannya melayang,sampai ia tersadar kini berada dalam apartemen atasannya.Dengan segera ia turun dari ranjang,mengambil baju ganti dan keluar menuju kamar mandi.Yah,bekas kamar assisten rumah tangga di situ memang tak di desain dengan kamar mandi di dalam.Mempersulit Renata yang tiap kali ingin ke kamar mandi.
Selesai merapikan diri,Renata keluar menuju dapur,berniat membuat sarapan untuknya dan Fabian.Renata terperangah melihat isi kulkas yang hanya air putih.
“Heehh,tak heran dapur tampak bersih.Sepertinya orang kaya seperti dia jarang makan di rumah.Ck..” Ia pun mencari-cari sesuatu yang mungkin bisa di jadikan untuk sarapan pagi itu.Akhirnya ,di meja makan terdapat roti tawar beserta selai dengan beberapa varian rasa yang sepertinya bisa untuk mengganjal perut.
Dengan setelan jas berwarna abu,Fabian menuruni anak tangga dengan wajah dinginnya.Mendengar derap langkah,Renata menoleh ke sumber suara.
Jika saja sifat angkuh dan sombongnya hilang.Pasti dia menjelma seperti pangeran tampan dengan banyak kelebihan.haiishh!! Apa yang sedang kamu pikirkan Renata.
Renata menggelengkan kepala berusaha sadar dari lamunannya,ia tak boleh terbuai dengan ketampanan sesaat.
“Duduklah! Saya sudah menyiapkan roti tawar dan susu untuk sarapan.” Ajak Renata mengayunkan sebelah tangan agar Fabian mendekat.Dengan tak bergeming,Fabian mendekat dan menarik bangku untuk ia duduki.
“Tidak ada bahan makanan sama sekali jadi saya hanya menyiapkan roti dengan selai dan juga susu hangat.Dapur juga tampak bersih,sepertinya jarang di pakai” Renata mulai mengoceh seraya memasukkan roti ke dalam mulutnya.Fabian kembali tak menjawab ocehan Renata ,ia hanya fokus dengan roti nya.Selesai menyantap sarapan pagi,ia berdiri hendak meninggalkan ruangan dan berangkat ke kantor.Renata dengan segera mengikut Fabian dari belakang.
“ Tu..tunggu Pak!”
“Bukankah kau biasa naik bus umum.Jadi jangan harap saya memberikan tumpangan”
“Bu..bukan seperti itu.Hanya saja bisakah bapak memberi uang bulanan? saya akan bosan jika sepulang kerja tidak ada aktivitas sama sekali.Saya hanya ingin membeli beberapa sayur untuk bisa di masak.Saya juga akan membereskan apartemen Bapak,jadi anggap saja ii..” belum sempat Renata melanjutkan kata-katanya ,Fabian melempar sebuah kartu kredit ke arahnya.Dengan sigap Renata menangkap dengan kedua tangan nya.Di pandangi nya kartu yang mirip dengan kartu ATM.
“Pakai itu untuk belanja di minimarket” jawab Fabian membuka pintu dan keluar.
“Ta..tapi pak,tidak adakah uang cash saya tidak biasa belanja di mini market.Belanja di pasar jauh lebih murah dan menghemat banyak uang!!!” Teriak Renata berusaha agar suaranya masih terdengar oleh Fabian yang lama kelamaan sudah menghilang.
Hufft ...Apa-apaan ini.Dengan sombong dia memberikan kartu seperti ini.Yang aku butuh hanya uang cash bukan kartu macam begini.Gumam Renata dalam hati sambil membolak-balikkan kartu yang saat ini ia pegang.Tanpa pikir panjang,ia pun memasukkannya kedalam tas dan segera berangkat ke kantor .
.
Di dalam pantry, Retno dan Tika menghampiri Renata yang sedang meletakkan tas nya ke dalam loker.Renata tampak bingung dengan sikap kedua rekan kerjanya,Renata menoleh ke kanan dan ke kiri melihat Retno dan Tika berada di sampingnya.
“ Kenapa Mba?”tanya Renata seraya menutup dan mengunci lokernya.Dengan pandangan curiga Retno pun menyipitkan matanya,melihat kondisi Renata dari ujung kepala sampai kaki.
“Sepertinya kau baik-baik saja”sahut Retno mulai mengintimidasi.Melihat kecurigaan teman-teman nya Renata berusaha menutupi salah tingkahnya.Dengan sedikit pura-pura ia memegang kepala,
“Ahh,,bagaimana baik-baik saja.Saat ini aku hanya menahan pening di kepala,masih terasa sakit” jawab Renata penuh drama.Berusaha meyakinkan kedua temannya agar tidak curiga.
“Tapi kamu masih beruntung ,soalnya kemarin Pak Fabian juga tidak masuk kerja.Jadi tidak ada yang teriak-teriak ingin di buatkan kopi.Kita juga tidak perlu repot menggantikan posisimu untuk Itu” timpal Tika tak mau kalah memberi informasi.
“Sykurlah kalo begitu,hee..”jawab Renata singkat dengan senyum yang dipaksakan .
Bagaimana jika kaliyan tahu,alasan kita tak masuk kerja karena menikah.hehh,,gumamnya dalam hati dengan masih tersimpul senyum asam di bibirnya.
Akhirnya jam makan siang pun tiba,perut Renata yang keroncongan sudah tak tahan ingin minta jatah.Hari ini Renata tak membawa bekal makanan,Retno dan Tika pun tampak heran.Semenjak kerja di perusahaan mereka tau betul,Renata selalu membawa bekal makanan dan tak pernah jajan diluar.Mereka juga paham kehidupan seperti apa yang membuat gadis kecil itu terlalu menghemat segala pengeluaran.
“Aku ke kantin aja ya mba,siapa tahu ada yang murah yang bisa di beli” kata Renata pamit meninggalkan ruang pantry.Ia Masuk ke dalam lift,menuju lantai dasar di mana kantin berada.Saat menekan tombol lift,seseorang masuk ke dalam.
“Renata..” panggil orang itu.Pandangan Renata ke arah seseorang yang memanggilnya.Sesaat ia mencoba mengingat nama orang di depannya yang terlihat familiar
“Pak..Pak Christian??”
“Kenapa Bapak ada di sini” tanya Renata.
“Sudah kubilang panggil aku Kak Tian saja” Christian tersenyum dan menekan tombol lift.”Aku ada meeting dengan Fabian, membahas tentang perayaan berdirinya Global King”
“Benarkah Pak,eh..Kak?Kapan itu saya sama sekali tidak tahu” tanya Renata terlihat antusias.Wajar bukan kalo dia tidak tahu,Renata hanya anak baru dan hanya seorang OG.Segala macam bentuk informasi tak pernah sampai ke telinganya.
“ 2 Minggu lagi..”jawab Christian selalu melempar senyuman ke arah Renata.Renata hanya tertunduk malu.Renata pun tersadar ketika pintu lift terbuka,saat beranjak keluar langkah nya terhenti ketika Christian mentraktir nya makan siang.
“Ayo aku traktir makan siang hari ini”
"Tap..tapi kak,saya mau ke kantin saja!” bantah Renata mencoba menolak.
“Tidakkah kamu berutang sesuatu padaku,ayolah!!aku sudah membantumu waktu itu,temani aku makan siang saja”
Dengan menghela nafas ,akhirnya Renata mengiyakan.
“Hmm..Baiklah” Mendengar jawaban Renata membuat Christian seperti mendapatkan angin segar.Ditariknya tangan Renata menuju ke Cafetaria.
Hufft...kaliyan dua bersaudara memang paling pintar memaksa kan kehendak orang.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Tri Winarni
asyik
2021-07-14
0