Matahari sudah mulai tenggelam, saatnya senja menyapa, saat itu lah Nay sudah menyelesaikan pekerjaan kantornya dan bergegas untuk pulang.
Dalam kediaman alegian, semua anggota keluarga sudah berkumpul untuk makan malam hanya Sam saja yang belum pulang.
“Apa Sam belum pulang, Nay?” tanya Leo.
Nay tidak tau harus menjawab apa, karena dia tidak ada komunikasi dengan Sam, “Sam masih ada pertemuan dengan klien, Yah,” jawaban itu yang terlontar dari bibir Nay.
“Kalau begitu, kita tak usah menunggu nya , kita mulai makan saja,” giliran Retno yang berbicara.
Setelah makan malam, Nay sempatkan ngobrol dulu dengan Retno sebentar, lalu pamit untuk beristirahat ke kamarnya.
‘Kenapa Sam belum pulang, ini sudah jam sebelas, seharusnya dia memberi kabar kalau pulang telat.' batin Nay.
Nay mengambil hp nya di atas nakas, berencana menelpon Sam, baru beberapa detik menyentuh hp nya, ia menepuk dahinya.
“Ya Tuhan, aku lupa tidak punya no hp nya. Ah sudahlah aku tidur saja, dia juga bukan anak berumur tiga tahun lagi."
Nay sempat berganti hp nya, saat awal kerja di singapore dia kehilangan hp dan akhirnya mengganti no hp nya juga.
Keesokan harinya saat Nay membuka mata dia sudah melihat Sam dengan pakaian kerjanya, waktu masih menunjukan pukul lima pagi.
‘pulang jam berapa dia? apa dia baru tiba? tidak, pakaiannya bukan yang kemarin’
“Sam, kamu baru pulang?” tanya Nay dengan suara khas bangun tidur dilengkapi dengan wajah bantal.
“Tidak , aku pulang larut! Aku mau keluar kota, jadi beberapa hari ini kamu bebas gunakan kamar ini."
Sam mulai menarik kopernya untuk meninggalkan ruangan.
“Tunggu," Nay menghentikan Sam, mengambil hp nya dan menyodorkan hp nya ke depan Sam.
“Apa ini?” tanya Sam dengan mengerutkan dahinya.
“Masukan no hp mu!”
“Tidak perlu, kita tidak butuh bertukar no hp.”
“Bukannya aku ingin, setidaknya jika Ayah atau Ibu bertanya tentangmu, aku bisa menjawabnya.”
“Mereka akan langsung menelpon ku!”
“Apa kemarin mereka menelpon mu saat pulang larut?”
“……” Sam terdiam.
“Kemarin aku bilang ke Ayah, kalau kamu ada pertemuan dengan klien,” lanjut Nay bicara dengan tangan masih terulur.
Sam mengambil paksa hp yang ada di tangan Nay dan mulai mengetikan sederet no nya di hp tersebut dan mengembalikan hp nya ke Nay.
“Aku miss call yach." Ucap Nay.
Tidak beberapa lama hp sam berbunyi, Sam mengambil hp nya dan mematikan panggilan telepon Nay, “Aku pergi," pamit Sam.
“Oke." jawab Nay singkat.
‘Apa hanya bisa bicara oke, setidaknya hati hati dijalan kek.' batin Sam.
Sam masih kesal karena tau, diam diam Nay masih mencari keberadaan Ryawan, maka dari itu dia ingin menghindari Nay beberapa waktu dan memutuskan menenangkan hatinya dulu. Dinas keluar kota sebenarnya bisa di handle oleh asistennya sendiri tapi dia putuskan untuk menemani asistennya.
Asistennya sudah menunggu di dalam mobil, Bian adalah teman kuliah Sam sekaligus merangkap asistennya, yang merupakan orang kepercayaan Sam.Orang yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan, karena itu Sam tidak segan memintanya untuk dinas ke luar kota bahkan luar negri.
“Apa kamu yakin mau ikut dengan ku?” tanya Bian.
Mereka sudah berada di dalam mobil yang belum berjalan, sudah tidak ada rahasia diantara mereka.
“Tentu, aku sangat yakin Bian.”
“Baiklah, jika begitu.” Bian mulai menjalankan mobilnya.
“Tapi kau tidak bisa seperti ini Sam, menghindar bukan jalan keluar, kalian sudah menikah seharusnya saling terbuka.”
“Apa aku harus melepasnya bi? Dia masih mencari si Awan Mendung itu.” ucap Sam dengan nada kesal.
“Jangan bohongi dirimu sendiri, kamu masih sangat mencintainya."
“Terkadang aku ingin mengikatnya saja di rumah atau mungkin aku pasung dia biar tidak pergi kemana mana tapi setelah dipikir lagi apakah aku tidak terlalu kejam. Apa aku terlalu egois, memaksakan kehendak ku?
Dan terkadang aku juga bingung ini cinta atau obsesi rasanya ingin menyerah dan melepasnya tapi terasa sangat tidak rela.
Bukannya ada pepatah cinta itu tidak harus memiliki,” curhat Sam pada Bian.
“Kenapa harus di lepas kalau kamu belum memperjuangkan dirinya, jika melepasnya sekarang apa kau sanggup melihatnya dengan orang lain?
Menurutku, tentang cinta tak harus memiliki itu salah, cinta itu harus memiliki, jika kamu melepas Nay dengan rasa cinta masih bersarang di hatimu maka yang kasian adalah orang yang akan jadi istrimu selanjutnya.”
“Memangnya aku mau menikah berapa kali?” ucap Sam sambil memukul lengan Bian.
“Kalau begitu perjuangkan, ungkapkan perasaanmu.'”
“Aku takut ditolak lagi olehnya, lagi pula aku tidak akan pernah menyatakan cinta lagi kepada wanita kejam itu lagi.”
“Yang kau sebut wanita kejam itu cintamu, lagi pula itu kan dulu, dan lagi jangan pula langsung ungkapkan perasaanmu itu, tapi ungkapkan dengan tindakan. Kamu punya nilai lebih dari si Ryawan, sekarang kamu adalah suaminya dan buatlah Nayna jatuh cinta padamu.”
“Bagaimana caranya?”
“Sekarang saja bertanya padaku, kemarin saat kalian menikah, aku bahkan tidak di undang!” protes Bian.
“Bukan tidak diundang, nikahnya dadakan Kakek Nay minta dipercepat , dan kamu kan sedang menangani proyek di jepang! Sudah jangan banyak protes katakan saja apa yang harus ku lakukan?”
“Lakukan saja seperti kau mendekati pacar pacarmu dahulu.”
“Ais.., kalau Nay sama dengan mantan mantan pacarku dulu, tidak perlu aku jadi play boy, mungkin dari lulus SMU sudah ku nikahi dia.”
“Beuhh, cinta mati banget,” ledek Bian.
“Jangan mengolok ku.” Ucap Sam kesal.
“Kalau aku jadi kamu, aku tidak akan menikah dengan Nay yang sudah jelas jelas menolak, lebih baik mencoba membuka hati ku untuk orang lain.”
“Bukannya kau bilang tadi harus di perjuangkan! kenapa jadi plin plan begini?"
“Bukan plin plan tapi aku realistis, kalau seandainya pernikahan belum terjadi, aku akan menyarankan untuk menolak pernikahan ini, tapi kalau sekarang aku menyarankan berjuang untuk mendapatkan hatinya, karena saat ini kamu sudah resmi menjadi suaminya.
Karena aku tau, kamu tipe orang yang sangat serius dengan pernikahan."
Sam sudah tidak menanggapi perkataan Bian lagi, mereka pun terdiam melanjutkan perjalanan. Di tengah keheningan tiba tiba ponsel Sam berbunyi, seketika Sam terkejut sejenak karena yang menelpon adalah Nay.
“Ada apa?" Sam menjawab telepon.
“Aku lupa tanya, kamu dinas kemana?" ucap Nay.
“Medan, kenapa?”
“Kalau Ayah atau Ibu bertanya, aku bisa jawab,”
“Itu saja?”
“Iya.” Ny menutup teleponnya.
“Apa apaan langsung menutup telepon ku.” ucap Sam kesal.
“Nay yang telepon?" tanya Bian.
“Yes, hanya bertanya aku kemana, takut kalau ditanya Ayah atau Ibu, dia tidak bisa menjawab.”
“Pantas saja hubungan kalian tidak berkembang, komunikasi kalian seperti itu.” ucap Bian dengan gelengan di kepalanya.
Bersambung……
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Kiηg__ᴰ
minimal hati-hati di jalan kek, nasibmu sam😂
2022-07-19
1
Kiηg__ᴰ
begitu ya🤔
2022-07-19
1
NandhiniAnak Babeh
dilanjut
2022-04-11
0