Setelah pertengkaran akhirnya mereka memutuskan tidur di ranjang yang sama. Karena tidak ada yang mau mengalah, mereka sepakat memberi pembatas bantal guling di tengah.
Nayna sudah terlelap namun Samudra masih terjaga. Dia tidak menyangka gadis kecil yang dulu sering dia ganggu, sekarang telah menjadi istrinya. Samudra bahagia melewati masa dimana mereka bersama dengan persaingan dan pertengkaran sengit dari sejak kecil.
Samudra memandang wajah cantik itu, tak di pungkiri lagi Nayna tumbuh lebih cantik dan tampak anggun. Jika tidak mengingat masa lalu dimana Nayna menolaknya, ingin sekali menariknya ke dalam pelukan dan melakukan malam pertama seperti apa yang selayaknya pengantin baru lakukan.
Pikirannya menerawang mengingat kembali ke masa lalu dengan masih berseragam SMU.
“Nay, bawel maukah kamu jadi kekasihku? Aku menyukaimu walaupun sering bertengkar. Aku yakin kamu juga memiliki perasaan yang sama dengan ku," ucap Samudra sambil memegang mawar putih digenggaman.
“Aku tidak bisa menjadi kekasihmu, Sam. Aku tidak memiliki perasaan yang sama denganmu. Oh ya, aku juga tidak akan meminta maaf atas penolakan ku ini," ucap Nayna sarkas dan hanya melirik sebentar mawar putih itu.
“Lalu apa arti ciuman kemarin itu, Nay?” tanya Samudra dengan gusar.
“Itu hanya sebuah ciuman, Sam," ujar Nayna santai. Namun, siapa yang tahu hatinya berdebar.
“Kamu tidak menolaknya, Nay!"
“Aku juga tidak membalas ciumanmu, Sam. Just information! Aku sudah punya pria yang kusukai."
Nayna mengambil mawar putih dan membuangnya ke lantai.
Kemudian pintu kelas terbuka, sudah banyak teman sekelas mereka di sana. Ternyata Nayna meletakan ponsel di sudut ruangan, melakukan siaran langsung, sehingga adegan penolakan cinta tersebut dilihat banyak orang.
Nayna mengambil HP-nya dan menunjukan ke Samudra sambil menggoyang-goyangkan Hp-nya.
“Sorry, aku lupa mematikan ponselku.”
Wajah Samudra langsung pucat, memutuskan pergi dari ruangan itu. Dia pergi dengan kekecewaan. Sebenci itukah Nayna kepadanya hingga, mempermalukannya seperti ini. Samudra memang sering menjahilinya dari kecil, itu dilakukan untuk menarik perhatian Nayna. Mereka sering pula bersaing dalam bidang apapun, tidak bisakah menolaknya tanpa mempermalukan dirinya?
Apa yang dilakukan Nayna tidak lah membuatnya puas, hanya ada kesedihan. Tetapi, wanita ini tidak mau mengakui bahwa dia juga menyukai Samudra.
Egonya terlalu tinggi, sebelum Samudra mempermalukannya. Maka, dia dulu yang mempermalukan Samudra.
Hari sebelumnya, Nayna mendengar percakapan Samudra dengan temannya, bahwa dia akan mengalahkan Nayna. Samudra akan membuat Nayna jatuh cinta padanya. Memenangkan hati gadis angkuh tersebut.
Nayna menganggap semua hanya permainan saja dan setelah itu Samudra akan meninggalkannya. Maka dari itu, dia membuat kacau pengungkapan cinta Samudra kepadanya dengan cara seperti ini.
Samudra meminta Nayna datang ke ruang olahraga. Nayna melihat dari jendela. Samudra membawa mawar putih. Bunga kesukaan Nayna, maka dari itu dia mempersiapkan handphone nya di sudut ruangan.
Samudra memang benar membuat Nayna jatuh cinta padanya. Tetapi Nayna tidak sadar bahwa Samudra juga jatuh kedalam cinta padanya.
Semenjak kejadian itu, Samudra mulai dingin dan acuh kepada Nayna. Mulai menumbuhkan rasa benci di hatinya dan dia juga mulai menjadi playboy sejati, berganti ganti pacar setiap minggu.
Kembali dikamar pengantin. Samudra mengusap kasar wajahnya. Mencoba membuyarkan bayangan masa lalu.
Bibir wanita yang telah menjadi istrinya sedikit terbuka. Samudra sempat tergoda melihat bibir ranum Nayna dan mulai tidak dapat mengendalikan dirinya. Mulai mendekatkan bibirnya ke bibir ranum tersebut tinggal 1 cm dan berhenti mengingat kembali lagi ke masa lalu saat melihat Nayna dan Ryawan berpelukan di dalam gudang yang sepi.
“Sial!" umpat Samudra.
'Kenapa kamu lakukan itu, Nay? Kenapa kamu dengan mudah menyerahkan kehormatan mu?' monolog Samudra dalam hati.
Seandainya tidak teringat masa lalu, mungkin Samudra sudah melakukan tugasnya sebagai seorang suami.
Samudra pergi ke kamar mandi untuk mendinginkan kepalanya, saat dia kembali ke tempat tidur, dia melihat Nayna mengigau dengan raut wajah ketakutan.
“Ma … mama … a... a ….”
Samudra langsung menarik Nayna ke dalam pelukannya.
“Tidak apa, Nay," ujar Samudra menenangkan istrinya.
Nay menangis dalam tidur. Samudra terus menenangkannya, menepuk punggung sang istri. Nayna pun kembali tertidur dengan tenang dalam dekapan Samudra.
‘Sebenarnya, apa yang terjadi, Nay? Kenapa kamu mengigau sampai menangis seperti ini? Apa kau merindukan ibumu?' batin Samudra.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Gamar Abdul Aziz
lanjut
2024-09-02
1
NandhiniAnak Babeh
marathon ah bbrp bab dlu
2022-04-10
1
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
penasaran....
2022-04-05
1