Hari hari berjalan seperti biasa, Setelah kepergian Samudra dinas ke luar kota, Nay jadi lebih leluasa menggunakan kamar mereka.
Nay mempunyai kebiasaan saat tidur hanya menggunakan tank top dan celana bahan pendek, dia tidak nyaman jika harus menggunakan piyama tapi setelah tinggal bersama dengan Sam maka kebiasaan itu dia tinggalkan.
“Sudah empat hari Sam pergi, kapan dia pulang?” tanya Nay pada diri sendiri.
Mengambil hp dan mulai mencari no telepon Sam yang diberi nama devil, tadinya ingin telepon tapi diurungkan karena takut mengganggu jika Sam sedang ada meeting, jadi di putuskan untuk chat.
‘Aku harus tau kapan dia pulang, agar kebiasaan ku tidur yang hanya memakai tank top tidak diketahuinya,' ujar Nay dalam hati.
{ Sam } Nay mengirim chat pada Sam.
Tak perlu menunggu lama, Sam langsung membalas chat Nay.
{ Ya }
{ Kamu pulang kapan? }
{Tiga hari lagi }
{ Uhm }
{ Apa itu uhm ? }
Sam mengerutkan dahi, tak mengerti isi pesan Nay.
{ Artinya, iya }
{ Mana ada kata iya diganti dengan uhm? }
Hening, Sam sedang ada di dalam kamar hotel menunggu chat Nay. Tapi, sudah tidak ada balasan darinya. Tidak sabar menunggu notifikasi chat yang tak kunjung berbunyi, Sam menyentuh simbol call pada list bernama rubah betina.
“Halo.” Nay menjawab telepon Sam.
“Kenapa tidak membalas chat ku?”
“Chat apa?” jawab Nay bingung.
“Chat yang terakhir aku kirim!”
“Tunggu sebentar,” ucap Nay, lalu membuka obrolan chat nya dengan Sam sebelumnya dan menyentuh lambang load speaker,
“mana ada kata iya diganti dengan uhm?” ucap Nay membacakan chat dari Sam.
“Iya,” jawab Sam.
“Ada, aku orangnya yang mengganti iya dengan uhm! Kau tidak ada kerjaan apa menelpon hanya menanyakan uhm?” tanya Nay kesal.
Belum sempat Sam menjawab, Nay sudah menutup telepon Sam. Sam kesal dan menelpon Nay kembali.
“Ada apa lagi?” tanya Nay dengan nada tinggi.
“Lain kali tidak boleh menutup telepon ku duluan.”
“Uhm,” jawab Nay.
“Tadi, kenapa kamu tanya aku pulang kapan?”
‘Apakah dia merindukanku,’ batin Sam.
“Ibu bertanya kapan kamu pulang,” jawab Nay asal.
“Benar begitu?”
“Uhm.”
“Apa tidak ada kata lain selain uhm?”
“Hmm.”
“Aku tutup teleponnya ya," ucap Sam.
“Uhm."
“Aku tutup ya!”
“Ya sudah tutup teleponnya, kamu bilang aku tidak boleh menutup duluan telepon mu!” ucap Nay kesal.
“Ya.” Sam mematikan sambungan telepon dengan Nay.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari berikutnya, pukul dua belas malam Sam pulang lebih awal, tidak sesuai rencana yang akan pulang dalam tiga hari lagi.
Dia masuk ke dalam kamar dan menemukan Nay sudah tidur ditengah ranjang, hanya menggunakan tank top dan celana pendek.
Sam sempat tidak mengedipkan kelopak matanya beberapa detik dan menghela napasnya kasar.
“Dasar rubah betina,” maki Sam pelan.
Sam bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu duduk di tepi ranjang sambil memandang Nay yang terlelap “Baiklah, aku akan coba berdamai dengan mu,” lirih Sam.
Mulai menggeser Nay agak ke pinggir, agar Sam dapat ikut tidur di sampingnya. Namun, disela dia menggeser tubuh Nay, Sam tiba-tiba menunduk dan memberikan sedikit kecupan di bibir Nay. Dia tidak berani mencium terlalu lama karena takut membangunkannya.
Mengulurkan tangan ke dalam tengkuk Nay, menariknya lebih mendekat dengannya dan mendekapnya dalam pelukannya. Mereka tidur hingga pagi menjelang.
Nay membuka matanya yang masih berat, melihat samar-samar, ada sebuah dada keras sebagai pemandangan pertama saat membuka mata. Dia mendongakkan wajahnya dan tampak terlihat seseorang yang paling menyebalkan baginya.
“Bahkan kau hadir di mimpiku devil,” gumam Nay pelan.
Sam yang dari tadi sudah terbangun, sengaja memang tidak banyak bergerak karena dia melihat Nay yang tidur terlalu pulas, jadi dia enggan bangun untuk beraktivitas.
Nay mulai menutup matanya kembali dan mulai mengeratkan pelukannya di tubuh Sam dan akhirnya Nay menyadari sesuatu bahwa ini bukan mimpi.
Dia mendongakkan kepalanya lagi dan tatapannya bertemu dengan mata Sam.
“Ka ... kamu udah pulang?” tanya Nay sedikit gugup.
“Uhm," jawab Sam menirukan Nay.
“Kapan pulangnya?”
“Semalam.”
“Bukannya kamu bilang tiga hari lagi?” tanya Nay lagi.
“Ternyata bisa lebih cepat selesainya, mangkannya bisa pulang lebih cepat," jawab Sam.
Mereka bicara tanpa melepas pelukan.
“Kenapa tidak mengabari ku dulu?”
“Apakah harus?” Sam malah balik bertanya.
“…….” Nay berfikir sejenak.
“Setidaknya harus mengabari, agar tidak tiba tiba muncul di depan mataku. Seperti hantu saja," dengus Nay.
“Uhm," jawab Sam. “Apa mau seperti ini terus?” tanya Sam.
Posisi mereka masih berpelukan dan Nay tidak menjawab pertanyaan sam tapi lebih memilih melepaskan pelukan Sam dan langsung pergi meninggalkan Sam. Sang pria pun hanya bisa tersenyum.
......................
Sarapan pagi bersama adalah rutinitas keluarga Alegian, aturan yang di tetapkan Leo agar komunikasi antar keluarga tetap terjalin walaupun di tengah kesibukan mereka.
“Pagi semua,” sapa Zima yang terakhir datang ke meja makan.
“Pagi, Kak Zima,” jawab Nay dengan senyuman.
Balasan salam dan senyuman Nay kepada Zima tidak luput dari penglihatan Sam.
“Nay, boleh aku menumpang di mobil mu? Aku ingin bertemu Kakek Adam pagi ini, ada yang ingin aku bicarakan padanya," ucap Zima.
“Boleh kak,” jawab Nay.
“Apa Ayah ikut juga?" tanya Nay kepada Leo.
“Ayah tidak perlu ikut, Zima saja sudah cukup,” jawab Leo.
“Kenapa kamu mau ke kantor Nay?” tanya Sam pada Zima.
“Hanya ingin diskusi tetang produk baru, perusahaan kita bekerja sama dengan perusahaan Nay. Mungkin juga nanti siang akan di adakan rapat dadakan dan kemungkinan besar Nay juga akan ikut.” Ujar Zima.
“Apa aku juga harus ikut?” tanya Sam.
“Tidak usah, kamu sudah sibuk dengan perusahaan mu sendiri 'kan, mana sempat mengurusi usaha keluarga," jelas Zima.
Sam memang memilih menyerahkan urusan perusahaan keluarga pada Zima namun dia tetap memiliki sebagian saham, karena Leo memang tidak ingin membedakan kedua anaknya. Maka dari itu, mereka memiliki jatah masing-masing.
Setelah sarapan berakhir Leo pamit berangkat terlebih dahulu, Nay pun mengajak Zima untuk berangkat.
“Ayo kak, kita berangkat.”
Belum Zima menjawab, Sam sudah interupsi.
“Memangnya mobil mu kemana?" tanya Sam ke Zima.
“Ada. Lagi males aja bawa mobil, lagian tujuanku hari ini hanya ke kantor Nay, jadi tidak ada salahnya aku menumpang,” jelas Zima.
“Nay tidak bawa mobil, hari ini aku yang mengantarnya!” ucap Sam pasti.
“Ha?" Nay tampak bingung.
Tangan Nay langsung di tarik oleh Sam untuk menuju mobilnya, Zima pun mengikutinya. Sam membuka pintu penumpang samping kemudi dan mendorong Nay untuk duduk di kursi. Saat Sam masuk dan duduk di kursi kemudi, dia melihat Zima sudah duduk di bangku belakang.
“Kenapa kamu ikut masuk juga?” tanya Sam kesal.
“Kan aku sudah bilang, mau menumpang,” ucap Zima santai.
“Ais,” keluh Sam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Kiηg__ᴰ
ngakak🤣
2022-07-19
1
NandhiniAnak Babeh
🤣🤣🤣🤣
si babang zuma kga ngartiin banget dah aaahhhhh 😂
2022-04-11
0
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
zima 🤣🤣🤣
2022-04-05
1