Berjalan di atas pasir putih yang eksotis, di temani back song ombak alami membuat hati dua insan yang terlibat pernikahan merasa tentram. Sehingga tercipta lah obrolan santai diantara mereka tanpa ada pertikaian.
Pemandangan alam yang indah ditemani wanita yang didambakan di sampingnya, banyak pertanyaan di dalam otak Samudra. Tetapi tidak tahu apa yang harus ditanyakan terlebih dahulu.
Mereka berhenti dan duduk di pantai sambil menikmati pemandangan di depan mata.
“Kenapa kamu sangat suka laut?” Hanya pertanyaan simpel yang ditanyakan Samudra.
“Apa harus ada alasan?” jawab Nayna.
“Untuk sebagian orang jika menyukai sesuatu tidak harus juga ada alasannya dan sebagian orang punya alasan jika menyukai sesuatu, seperti aku selalu punya alasan jika menyukai sesuatu," jelas Samudra.
Sorot mata Nayna menatap laut, bulu matanya bergetar mengingat seseorang yang membantunya mengatasi dari claustrophobia yang dideritanya. Ryawan, di mana pria itu berada?
“Ya kamu benar, aku suka laut karna laut terlihat sangat luas, sehingga terlihat sebuah kebebasan di dalamnya," ucap Nayna sambil merapikan rambutnya yang tertiup angin. “Apa kamu tidak menyukai laut, Sam? Namamu 'kan Samudra, bukankah seharusnya menyukai laut?”
“Apa nama mempengaruhi apa yang kita sukai? Orang yang punya nama mawar apa harus menyukai bunga mawar? Ya, mungkin ada sebagian orang menyukai sesuatu karena berdasarkan nama mereka tapi bagiku itu bukan menyukai tapi doktrin di kepala mereka harus menyukai sesuai dengan nama mereka.”
“Masuk akal,” ucap Nayna datar.
“Apa yang kamu lakukan 6 tahun ini?” Samudra masih menatap laut di depannya.
“Kuliah, setelah lulus memegang anak perusahaan di Singapura selama 2 tahun, sehari hari hanya kantor dan apartemen. Itu saja rutinitas ku. Apalagi yang bisa kulakukan? Walaupun aku ingin, tapi tidak ada yang bisa dilakukan." Nayna mengulum bibirnya sejenak.
“Kalau kau sendiri? Ah, pasti sibuk pacaran." Nayna menoleh dan tersenyum miris.
Samudra tidak menyembunyikan kalau dia memang sering berganti ganti pacar, tapi yang tidak di ketahui Nayna, Samudra tidak pernah menyentuh gadis manapun. Bukannya Samudra ada kelainan, tapi karena memang tidak pernah tertarik dengan gadis yang dipacarinya, karena tidak bisa menjanjikan pernikahan maka tidak pula merusak seorang gadis, walaupun dia tau beberapa pacarnya memang sudah tidak suci. Tapi Samudra juga tidak ingin menambah noda di pacarnya itu.
“Saling kenal dari kecil tapi sepertinya kita memang tidak bisa saling memahami," ujar Sam sedikit kecewa. Nayna tidak pernah mengerti dirinya. Bahkan dirinya selalu di cap buruk oleh Nayna.
“Ya, kamu benar, Sam. Kita tidak bisa saling memahami."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah obrolan singkat tadi, tidak ada percakapan lagi selanjutnya. Seperti tenggelam dalam pikiran masing-masing sampai rasa haus menghampiri.
“Sam, aku haus,” ucap Nayna.
“Tunggu disini, aku beli dulu.” Samudra berdiri dan pergi meninggalkan Nayna.
Setelah beberapa lama, Nayna menunggu Samudra yang tak kunjung tiba, kemudian memutuskan untuk mencarinya. Tidak sampai 5 menit, dia sudah melihat sang suami. Tapi, apa yang dilihatnya membuat matanya sakit.
Memutuskan menghampiri Samudra yang sedang mengobrol dengan seorang wanita, jelas terlihat bahwa wanita tersebut tertarik pada Samudra.
Bulu kuduk Samudra berdiri, tidak tahu kenapa seperti ada hantu dibelakangnya. Dia menoleh, bukan hantu tapi lebih mengerikan dari hantu yaitu melihat wajah masam Nayna.
‘Tunggu, kenapa wajahnya seperti itu? Apa dia marah ataukah cemburu? Sepertinya marah lebih cocok,’ batin Samudra.
“Siapa dia, Sam?" tanya wanita tersebut sambil lebih mendekat ke samping Samudra.
Sebelum Samudra menjawab apapun, Nayna memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.
“Aku Nay, istrinya Samudra.” Mengulurkan tangan untuk berjabat tangan wanita tersebut.
Wanita tersebut menyambut uluran tangan Nayna, sedangkan Samudra hanya memperhatikan kedua wanita tersebut berinteraksi.
“Oh, istrinya. Aku Siska, kami dulu satu Universitas. Maka dari itu, aku menyapanya. Baiklah, aku pergi dulu, tunanganku pasti mencariku.” Siska pergi meninggalkan Samudra dan Nayna.
Nayna menghadap ke arah Samudra sambil menaikan alisnya, “Mana minumanku?”
Samudra memberikan minuman yang sudah dibelinya ke Nayna. “Ini.”
Nayna menerima minuman tersebut, dalam sekali tegukan menghabiskan minuman tersebut.
“Kenapa minumnya seperti habis berlari 100 meter? Tidak ada yang minta minuman mu," cibir Samudra.
“Aku haus, terlalu lama menunggumu!”
“Kalau haus kenapa wajahmu masam? Terlebih saat ada Siska!”
“Biasa aja," elak Nayna.
“Apa jangan-jangan kamu cemburu?”
“Apa? Cemburu! Tidak ada alasan untuk aku cemburu pada playboy sepertimu, kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau." Nayna memberikan botol kosong kepada Samudra dan pergi meninggalkan pria itu sendirian.
Sam hanya menatap punggung Nayna yang sedang berjalan.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
cemburu nih yeee
2022-04-10
1
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
karna aku menyukaimu "samudra" ea ea aeeee🤣🤣🤣
2022-04-05
1
Nur Asiah
malu2 kucing
2022-03-09
1