BAB 18 Pertengkaran

Makanan sudah tertata rapih di atas meja makan walaupun hanya dua hidangan, itu sudah cukup bagi Sam.

“Makan lah, selagi hangat," tawar Nay.

“Kamu juga makan."

“Uhm.”

Nay mengambil nasi ke dalam piring.

“Aku mau paha, capcay nya agak banyak,” ucap Sam.

Nay dengan patuh mengambil paha ayam ke atas piring dan juga capcay nya, lalu menyerahkan kepada Sam, mereka tampak seperti layaknya pasangan normal lainnya yang sedang dinner, sampai akhirnya Nay tersadar, dari tadi Sam memerintah ini itu kepadanya seperti seorang raja.

“Minum," Sam menunjuk gelasnya yang kosong berharap Nay mengisinya dengan air.

“Apa kamu tidak punya tangan sehingga harus aku semua yang melakukannya?”

“He ... he ... aku ambil sendiri!” Sam mengisi gelasnya sekaligus gelas Nay.

Mereka makan dalam diam, hanya terdengar benturan sendok dan piring, hingga makanan di piring Sam habis.

“Hari minggu ini ada teman kuliahku menikah, dia mengundangku, kamu ikut denganku!”

Ucapan Sam tidak berkata dengan nada bertanya, tapi hanya sekedar menginformasikan bahwa mereka harus datang bersama.

“Apa aku harus ikut?”

“Tentu, saat kita menikah tidak mengundang banyak orang, tapi teman ku sudah banyak yang tahu kalau aku menikah, pasti mereka akan bertanya kalau kamu tidak ikut.”

“Akan aku pertimbangkan,” ujar Nay.

“Harus ikut!” Tegas Sam.

Nay hanya memutar bola matanya malas sambil merapikan bekas makan mereka dan membawanya ke wastafel, mencuci tangannya tanpa mencuci piring kotor.

“Sam, kau gantian cuci piring, kan aku sudah masak!" Titah Nay kepada Sam.

“Okey," jawab Sam.

……..

Setelah Sam selesai mencuci piring mereka pulang ke rumah, saat sampai, di ruang tv ada Retno yang sedang menonton sinetron kesukaannya.

“Kalian sudah pulang? Sudah makan belum?”

Sam dan nay ikut duduk di ruang tv.

“Kami sudah makan, Bu,“ jawab Nay sopan.

“Kami makan di apartemen Bu,” imbuh Sam.

“Apartemen?” tanya Retno.

“Kalau aku dan Nay pindah ke apartemen apa Ibu keberatan? Bukannya tidak nyaman tinggal disini tapi kami hanya ingin lebih mandiri saja dan juga jarak dari sana lebih dekat dengan kantor Nay,” jelas Sam pada Retno.

“Tapi kalau Ibu ingin kami tinggal disini, aku dengan senang hati tinggal disini.” Ucap Nay.

Retno melihat Sam dan Nay bergantian, “Kalau Ibu sih terserah kalian saja, mau tinggal di apartemen pun boleh, lagi pula kalian termasuk pengantin baru pastinya ingin lebih bebas kan,”

Retno berhenti sejenak lalu melanjutkan ucapannya, “Ah, Ibu setuju kalian pindah kalau jarak dari apartemen ke kantor mu lebih dekat, karena kamu tidak boleh terlalu lelah agar bisa cepat hamil.” Ucap Retno pada Nay secara antusias.

“He… he ….” Nay bingung menjawab apa, jadi hanya tertawa kecil saja.

"Kapan rencananya kalian pindah?” lanjut Retno.

“Tidak dalam waktu dekat ini bu, lagi pula ini belum pasti,” jawab Nay.

“Kalau pun pindah, kami masih akan sering ke sini Bu,” tambah Sam.

Retno hanya menganggukkan kepalanya.

“Kalau gitu aku masuk ke kamar dulu Bu," ucap Sam.

“Kamu juga, istirahat lah Nay, kamu pasti lelah.” Perintah Retno.

“Baik Bu,” lalu Nay mengekor Sam dari belakang menuju kamar mereka.

…….

Minggu malam pun datang, Sam dan Nay bersiap menghadiri undangan pernikahan teman Sam, Nay menggunakan dress selutut berwarna peach, rambut panjang bergelombang yang alami dibiarkan terurai dengan pakaian yang cukup tertutup namun terlihat begitu elegan dipakai olehnya.

Setibanya turun dari mobil Nay dan Sam berjalan berdampingan dengan tangan Nay merangkul lengan Sam. Seperti biasa mereka akan memerankan pasangan yang serasi di depan umum, banyak mata yang memperhatikan mereka.

Masuk kedalam aula pernikahan, dekorasi ruangan yang bertabur bunga dan dedaunan segar, meja meja perjamuan pun tersusun rapi sedemikian rupa, tidak ada pelaminan di sana, karena sang mempelai memprioritaskan kebebasan dalam menjamu para tamu, sehingga tercipta suasana akrab dan santai.

Sam dan Nay berencana menghampiri sang mempelai, namun sebelum sampai dimana sang mempelai berada sudah ada yang menghentikan mereka.

“Baru dateng bos?” tanya Bian.

“Ya," jawab Sam.

Bian melihat kesamping Sam, “Hai nyonya bos, aku Bian." Bian menyapa Nay, lalu mengulurkan tangan untuk berkenalan.

“Hai, aku Nayna." Nay lalu menyambut jabatan tangan bian.

“Ini bian teman kuliahku dulu sekaligus asistenku,” Sam memperkenalkan Bian ke Nay.

Nay hanya sedikit mengangguk sebagai jawaban.

“Apa kau sudah menghampiri jares?” tanya Sam.

“Sudah, aku bahkan sudah berfoto dengannya,” jawab Bian.

“Kalau gitu aku ke sana dulu.” Ucap Sam sambil menggandeng tangan Nay.

Nay dan Sam berjalan ke tempat Jares, sang mempelai pria yang sedang berdampingan dengan mempelai wanita, mereka memberi selamat dan juga sedikit mengobrol tentang pernikahan Sam dan Nay yang tidak banyak orang ketahui.

Saat Nay mengedarkan pandangan melihat sekitar, mata Nay melihat sosok pria yang sedang memperhatikannya dengan tatapan tajam.

Nay langsung terpaku, “Sam, ayo kita pulang,” bisik Nay pada Sam.

“Kenapa? Apa kamu kurang enak badan?” tanya Sam.

“Tidak apa apa, hanya kurang nyaman saja, banyak yang tidak aku kenal."

“Baiklah kita pulang, tapi tunggu sebentar aku haus aku ambil minum dulu, mau aku ambilkan sekalian?”

“Aku ikut saja.”

Nay dan Sam pamit pada Jares lalu menuju meja perjamuan untuk mengambil minum, dan sesosok pria yang memperhatikan Nay tersebut menghampiri sang pengantin pria.

“Kamu kenal dengan Nayna?” tanya Justin.

“Wanita tadi? Yang rambutnya bergelombang?” ucap Jares.

“Iya."

“Oh, aku juga baru mengenalnya, dia istri temanku, Samudra.”

“Istri?”

“Iya, mereka juga pengantin baru, sepertinya baru sekitar satu bulanan menikahnya."

Justin langsung meninggalkan Jares tanpa pamit dan menuju meja perjamuan dimana Nay berada, Nay berdiri tidak jauh dari Sam namun Sam sedang asik mengobrol dengan temannya yang lain, hingga akhirnya Justin sudah berada tepat di depan Nay.

“Hai," sapa Nay terhadap Justin.

“Kamu harus menjelaskan sesuatu padaku!” Justin menarik tangan Nay dan berjalan cukup cepat hingga Nay agak kesulitan mengimbanginya.

Hingga sampai di pintu keluar aula Sam baru melihat Nay berjalan bersama seorang pria dengan tangan saling berikatan.

‘Sial,' Sam mulai memaki dalam hatinya.

Sam mulai mengejar Nay tapi dihentikan oleh teman Sam yang lain untuk menyapa , setelah sekedar say hello dengan temannya Sam mulai mencari kembali keberadaan Nay.

Gedung pernikahan ini sangat megah dan dikelilingi taman yang luas, Nay dibawa keluar aula, dibawa ke sudut taman yang agak gelap barulah Justin melepas tangannya.

“Kamu juga diundang?” tanya Nay basa basi.

“Mempelai prianya pernah berkerjasama denganku,” jawab Justin.

"Oh, bagaimana kabarmu? Kapan kau kembali ke Indonesia?” tanya Nay.

“Tidak usah membahas diriku, jelaskan padaku kenapa kau menikah dengan pria itu?

Kamu tau aku sudah menyukaimu dua tahun ini dan sudah berulang kali mengungkapkan perasaanku padamu, baru ku tinggal pergi ke Eropa tidak sampai tiga bulan dan kamu sudah menikah dengan pria lain.”

“Maaf kan aku, tapi kita tidak ada hubungan apa apa dan aku tidak pernah memberimu harapan apapun, karena kita memang tidak mungkin bersama,” jelas Nay.

“Tidak mungkin bagaimana, bagaimana bisa tau cocok atau tidak kalau kita saja belum mencoba menjalin hubungan.”

“Perasaan tidak bisa di coba coba, dan kalau aku tau tidak memiliki perasaan wanita terhadap lelaki padamu dan menerimamu menjalin sebuah hubungan maka itu sangat tidak adil bagimu,” jelas Nay.

“Apa kamu mencintai pria itu? kau bilang kau tidak akan jatuh cinta."

“Mengenai perasaanku biar aku yang mengurusnya,” ucap Nay lalu membalikan badan untuk pergi namun tangannya ditarik lagi oleh Justin.

“Lepaskan tanganku!”

“Tidak akan!"

Disaat Nay mencoba melepaskan tangan Justin, ada suara bariton bergema disekitar mereka.

“Lepaskan tanganmu dari tubuh istriku!” Ucap Sam dengan lantang.

Bersambung……….

Terpopuler

Comments

NandhiniAnak Babeh

NandhiniAnak Babeh

wah babang ngamuk 🙈🙈🙈🙈

2022-04-11

0

zhA_ yUy𝓪∆𝚛z

zhA_ yUy𝓪∆𝚛z

awas.... ada yang marah tuh😅

2022-03-13

1

Age Nairie

Age Nairie

terima kasih 🥰🥰🥰

2022-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dua Sejoli
2 Bab 2 Kamuflase
3 BAB 3 Pernikahan
4 BAB 4 KAMAR PENGANTIN
5 BAB 5 MALAM PERTAMA
6 BAB 6 HARI PERTAMA MENJADI SUAMI ISTRI
7 BAB 7 HONEYMOON
8 BAB 8 CEMBURU
9 BAB 9 SANG PENGGODA
10 BAB 10 PULANG
11 BAB 11 PINDAH APARTEMEN
12 BAB 12 Ryawan
13 BAB 13 KASUS ABORSI
14 BAB 14 SAUDARA SEPUPU
15 BAB 15 WANITA KEJAM
16 BAB 16 Uhm
17 BAB 17 Ayam Bumbu Mentega Dan Capcay
18 BAB 18 Pertengkaran
19 BAB 19 Pertengkaran bag. 2
20 BAB 20 Penyesalan
21 BAB 21 Maaf
22 BAB 22 Sebelum Musibah
23 BAB 23 Malam Musibah
24 BAB 24 Pengakuan
25 BAB 25 Pengakuan Bag 2
26 BAB 26 Pertama
27 BAB 27 Sam Penyebabnya
28 Bab 28 Mesra
29 BAB 29 Posesif
30 BAB 30 Sayang
31 BAB 31 Mawar Merah dan Lotus
32 BAB 32 Kenapa kau melakukannya?
33 BAB 33 Tante Sinta
34 BAB 34 Apa Kak Zima tidak membenciku?
35 BAB 35 Praktek Biologi
36 BAB 36 Kakek Adam
37 BAB 37 Strawberry
38 BAB 38 Siapa yang membunuh?
39 BAB 39 Terungkap
40 BAB 40 Terungkap bag 2
41 BAB 41 Masa Lalu
42 42. Apel Merah
43 BAB 43 Kunang-Kunang
44 BAB 44 Kamu tidak takut padaku?
45 BAB 45 Penampilan baru
46 BAB 46 Damai
47 BAB 47 Pertemuan
48 BAB 48 Pertemuan Bag 2
49 BAB 49 Promil
50 BAB 50 Janji Temu
51 BAB 51 Khawatir
52 BAB 52 Periksa Kesuburan
53 BAB 53 Periksa Kesuburan Bag 2
54 BAB 54 Reuni
55 BAB 55 Reuni Bag 2
56 BAB 56 Daddy?
57 BAB 57 Sisil
58 BAB 58 Ayo kita menikah?
59 BAB 59 Kesepakatan
60 BAB 60 Kalah Sebelum Berperang
61 BAB 61 Tiga Jam Menunggu
62 BAB 62 Karate VS Taekwondo
63 BAB 63 Kita Cerai Saja!
64 Bab 64 Mudah Memaafkan Tapi Sulit Melupakan
65 BAB 65 Menyadap Ponsel
66 BAB 66 Cincin Berlian
67 BAB 67 The Countess
68 BAB 68 Samudra Hanya Untuk Nayna
69 BAB 69 Infertilitas Primer
70 BAB 70 Isi Chat
71 BAB 71 Saw
72 BAB 72 Lukas
73 BAB 73 Rumah Baru
74 BAB 74 Taman Belakang
75 BAB 75 Percayalah Padaku
76 BAB 76 Gelas Kaca
77 BAB 77 Pupus
78 BAB 78 Hujan
79 BAB 79 Bahas Masa Lalu
80 BAB 80 Berobat ke Amerika
81 BAB 81 30%
82 BAB 82 Bertemu Teman Lama
83 BAB 83 Bertemu Teman Lama Bag 2
84 BAB 84 Bertukar Peran
85 BAB 85 Salah Tangkap
86 BAB 86 Salah Tangkap Bag 2
87 BAB 87
88 BAB 88 Pamit
89 BAB 89 Berdamai Dengan Takdir
90 BAB 90 Kunjungan Nay
91 BAB 91 Miss Ribet
92 BAB 92
93 BAB 93 Bom-bom Car
94 BAB 94 Memohon Maaf
95 BAB 95 Air Terjun
96 BAB 96 Kisah Di Air Terjun
97 BAB 97 Keguguran
98 BAB 98 Pernikahan
99 BAB 99 Panggilan Telepon
100 BAB 100 Pemakaman
101 BAB 101 Cara Yang Paling Liar
102 Kamuflase Cinta Sang CEO
103 BAB 102 Cara Yang Paling Liar Bag 2
104 BAB 103 Pasrah
105 BAB 104 End Part 1
106 Bab 105 End Part 2
107 Terima Kasih
108 EXTRA PART 1
109 Extra Part 2
110 Extra Part 3
111 Promo Novel
112 My Pet Husband
113 Hello! Miss Call...
114 Bridge of Love
115 April's Voice
116 Lucid Dream
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1 Dua Sejoli
2
Bab 2 Kamuflase
3
BAB 3 Pernikahan
4
BAB 4 KAMAR PENGANTIN
5
BAB 5 MALAM PERTAMA
6
BAB 6 HARI PERTAMA MENJADI SUAMI ISTRI
7
BAB 7 HONEYMOON
8
BAB 8 CEMBURU
9
BAB 9 SANG PENGGODA
10
BAB 10 PULANG
11
BAB 11 PINDAH APARTEMEN
12
BAB 12 Ryawan
13
BAB 13 KASUS ABORSI
14
BAB 14 SAUDARA SEPUPU
15
BAB 15 WANITA KEJAM
16
BAB 16 Uhm
17
BAB 17 Ayam Bumbu Mentega Dan Capcay
18
BAB 18 Pertengkaran
19
BAB 19 Pertengkaran bag. 2
20
BAB 20 Penyesalan
21
BAB 21 Maaf
22
BAB 22 Sebelum Musibah
23
BAB 23 Malam Musibah
24
BAB 24 Pengakuan
25
BAB 25 Pengakuan Bag 2
26
BAB 26 Pertama
27
BAB 27 Sam Penyebabnya
28
Bab 28 Mesra
29
BAB 29 Posesif
30
BAB 30 Sayang
31
BAB 31 Mawar Merah dan Lotus
32
BAB 32 Kenapa kau melakukannya?
33
BAB 33 Tante Sinta
34
BAB 34 Apa Kak Zima tidak membenciku?
35
BAB 35 Praktek Biologi
36
BAB 36 Kakek Adam
37
BAB 37 Strawberry
38
BAB 38 Siapa yang membunuh?
39
BAB 39 Terungkap
40
BAB 40 Terungkap bag 2
41
BAB 41 Masa Lalu
42
42. Apel Merah
43
BAB 43 Kunang-Kunang
44
BAB 44 Kamu tidak takut padaku?
45
BAB 45 Penampilan baru
46
BAB 46 Damai
47
BAB 47 Pertemuan
48
BAB 48 Pertemuan Bag 2
49
BAB 49 Promil
50
BAB 50 Janji Temu
51
BAB 51 Khawatir
52
BAB 52 Periksa Kesuburan
53
BAB 53 Periksa Kesuburan Bag 2
54
BAB 54 Reuni
55
BAB 55 Reuni Bag 2
56
BAB 56 Daddy?
57
BAB 57 Sisil
58
BAB 58 Ayo kita menikah?
59
BAB 59 Kesepakatan
60
BAB 60 Kalah Sebelum Berperang
61
BAB 61 Tiga Jam Menunggu
62
BAB 62 Karate VS Taekwondo
63
BAB 63 Kita Cerai Saja!
64
Bab 64 Mudah Memaafkan Tapi Sulit Melupakan
65
BAB 65 Menyadap Ponsel
66
BAB 66 Cincin Berlian
67
BAB 67 The Countess
68
BAB 68 Samudra Hanya Untuk Nayna
69
BAB 69 Infertilitas Primer
70
BAB 70 Isi Chat
71
BAB 71 Saw
72
BAB 72 Lukas
73
BAB 73 Rumah Baru
74
BAB 74 Taman Belakang
75
BAB 75 Percayalah Padaku
76
BAB 76 Gelas Kaca
77
BAB 77 Pupus
78
BAB 78 Hujan
79
BAB 79 Bahas Masa Lalu
80
BAB 80 Berobat ke Amerika
81
BAB 81 30%
82
BAB 82 Bertemu Teman Lama
83
BAB 83 Bertemu Teman Lama Bag 2
84
BAB 84 Bertukar Peran
85
BAB 85 Salah Tangkap
86
BAB 86 Salah Tangkap Bag 2
87
BAB 87
88
BAB 88 Pamit
89
BAB 89 Berdamai Dengan Takdir
90
BAB 90 Kunjungan Nay
91
BAB 91 Miss Ribet
92
BAB 92
93
BAB 93 Bom-bom Car
94
BAB 94 Memohon Maaf
95
BAB 95 Air Terjun
96
BAB 96 Kisah Di Air Terjun
97
BAB 97 Keguguran
98
BAB 98 Pernikahan
99
BAB 99 Panggilan Telepon
100
BAB 100 Pemakaman
101
BAB 101 Cara Yang Paling Liar
102
Kamuflase Cinta Sang CEO
103
BAB 102 Cara Yang Paling Liar Bag 2
104
BAB 103 Pasrah
105
BAB 104 End Part 1
106
Bab 105 End Part 2
107
Terima Kasih
108
EXTRA PART 1
109
Extra Part 2
110
Extra Part 3
111
Promo Novel
112
My Pet Husband
113
Hello! Miss Call...
114
Bridge of Love
115
April's Voice
116
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!