Setelah pertengkaran panjang semalam, membuat Nay hampir tidak tidur semalaman, Nay merenung di dalam kamar memikirkan bagaimana kehidupan kedepannya nanti.
Beruntung di dalam kamar mereka lengkap keperluan pribadinya, mengambil pakaian kerja di dalam lemari, Nay memutuskan untuk berangkat kerja dan menjalani rutinitas kesehariannya.
Saat keluar dari kamar melihat pemandangan orang yang telah menjadi penyebab Nay kurang tidur namun orang itu masih terlelap dengan sangat nyenyak di atas sofa.
“Huft...,” Nay menghela nafasnya, lalu menuju dapur untuk mengambil susu dan membuat roti sandwich isi selai strawberry.
Nay sekaligus membuatkan roti untuk Sam, menaruhnya di meja makan dan juga segelas susu, entah apa yang membuat nya melakukan itu, walaupun kesal tetap tidak bisa membiarkan Sam kelaparan.
Hanya melirik Sam sebentar lalu pergi untuk bekerja.
Setelah beberapa saat Nay pergi, Sam mulai terbangun, melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan, hal pertama yang dilakukan nya adalah masuk kedalam kamar untuk melihat Nay.
“Ternyata dia sudah pergi,” lirih Sam.
Berjalan keluar kamar, tidak sengaja matanya melihat piring di atas meja makan, menghampirinya dan melihat pemandangan roti sandwich beserta susunya. Ada rasa haru dihatinya tapi juga ada rasa penyesalan di dalam hatinya, karena memaki dan menuduh Nay tanpa bukti.
Sam mengambil benda pipih disaku celananya dan memulai membuka sandi hp nya, Sam belum berani untuk bicara langsung pada Nay jadi memutuskan untuk mengirim pesan.
‘ kamu dimana? ' Isi pesan Sam pada Nay.
‘ di kantor ' balas Nay.
‘nanti kita makan siang bareng? Aku akan jemput’
‘ tidak perlu, aku ada rapat siang ini’
‘ baiklah tapi nanti pulang kerja aku jemput’
Nay tidak membalas lagi chat dari Sam , dia masih kesal dengan Sam, terlebih dalam chat mereka tidak ada sedikitpun permintaan maaf Sam kepadanya, seperti semalam tidak terjadi apapun dan Nay lebih memilih melanjutkan pekerjaannya daripada harus memikirkan Sam.
Nay sibuk dengan dunia pekerjaannya sampai ada yang harus di diskusikan pada kakeknya, berdiri dan meninggalkan ruangannya dan pergi menuju ke ruangan kakeknya.
“Apa kakek adam ada?” tanya Nay pada sekertaris kakeknya.
“Ada bu nayna, Nona Nima juga ada di dalam,” jawab Sekretaris.
“Baik.”
…….
Di dalam ruangan kakeknya sudah ada Nima dan Kakek Adam.
“Ijinkan aku membuka pameran lukisan ku disini kek,
Aku janji tidak akan melakukan hal yang memalukan lagi, aku tidak akan berbuat apapun pada Nay!" Nima berkata dengan kesungguhan.
“Lakukanlah, buka galery lukisan mu Nima, tapi kamu jangan pernah melupakan ibu mu, dia butuh perhatian darimu jangan sampai kesibukanmu menelantarkannya,” ucap Kakek Adam.
“Dia ibuku, tentu aku akan merawatnya Kek, apa aku boleh tau penyebab ibu mengalami depresi?” tanya Nima.
Kakek Adam sedikit terkejut karena Nima menanyakan itu, "Bukankah kita sudah pernah membahasnya Nima,” jawab Kakek Adam.
“Tapi Kek … aku merasa ada sesuatu yang lain, jika ibu depresi karna kematian ayah kenapa dia sangat membenci Nay.”
Nima mulai menyadari sesuatu, dulu ibu nya selalu melihat Nay dengan kebencian bahkan sampai saat ini.
“Tidak ada yang terjadi, sudah jangan di bahas lagi.”
“Tapi Kek, ibu selalu bilang Nay adalah wanita penggod ....” Nima menghentikan ucapannya terpikirkan oleh sesuatu….
‘Tidak bukan Nay,’ batin Nima.
“Kek, ibu tidak pernah bilang Nay wanita penggoda, tapi setiap dia melihat Nay dia akan selalu bilang wanita itu adalah wanita penggoda dan jahat.
Ibu seperti melihat orang lain dalam diri Nay," ujar Nima dengan raut wajah meminta penjelasan.
“Cukup Nima!” ucap Kakek Adam dengan nada meninggi.
Nay menuju ruangan kakeknya saat dia membuka pintu, dia mendengar suara kakeknya membentak Nima, melihat bergantian pada Nima dan Kakeknya mereka seperti terkejut dengan kedatangan Nay dan mendadak berhenti bicara. Wajah Nima terlihat suram begitu dengan Kakeknya yang terlihat sangat terkejut.
“Siang Kakek," salam Nay.
“Kamu kesini?" tanya Kakek Adam dengan mengatur nada bicaranya senormal mungkin.
“Ada yang harus ku bahas dengan Kakek,” ucap Nay.
“Kalau begitu aku pergi dulu kek.” Nima berdiri dan meninggalkan ruangan tanpa melihat Nay.
‘Yang dikatakan kak Zima benar, ada sesuatu pada Nima, aku harus mencari tahu,’ batin Nay.
……………………….
Di tempat lain, suasana hati Sam sedang tidak baik, mengakibatkan beberapa pekerjaannya tertunda.
“Ada apa lagi?” tanya Bian yang melihat Sam tidak bersemangat.
“Nay marah padaku," jawab Sam.
“Apa karena semalam? Aku melihat Nay dibawa lari oleh Justin."
“Kau melihatnya?” Sam menegakkan tubuhnya yang sebelumnya menyandarkan tubuhnya di kursi.
“Bukan hanya aku saja yang melihat hampir semua orang melihatnya, mungkin kau sudah jadi bahan tawa an semua orang.” Bian bercerita agak berlebih, nyatanya hanya segelintir orang saja yang melihat Nay dibawa pergi oleh Justin.
“Apa? Kenapa tidak kau hentikan!”
“Aku melihatmu mengejarnya jadi ku biarkan, lagi pula tidak mungkin Justin membuat keributan ditempat ramai seperti itu.”
“Kamu mengenalnya?"
“Ya, dia pengusaha yang bisa menggunakan berbagai cara untuk keberhasilan perusahaannya dan yang aku tau dia juga mempunyai bisnis di dunia hitam.
Penghasilan terbesarnya dari bisnis ilegalnya, kurasa perusahaan garmen nya hanya untuk menutupi bisnis hitamnya.”
“Apa dia orang yang berbahaya?” tanya Sam.
“Bisa di katakan begitu, orang yang terlalu berambisi."
“Dia bilang padaku, dia mencintai Nay," lirih Sam
“Apa! Tidak mungkin, setau ku dia memang seorang yang mengganti wanita seperti mengganti pakaian, tidak mungkin bisa mencintai seseorang.
Apa dia sudah menganggap Nay adalah cinta sejatinya," ucap Bian melirik Sam.
"Jangan asal bicara," ucap Sam kesal.
"Ha ha ha ... baik, baik, tapi bagaimana Nay bisa mengenalnya?” ucap Bian setelah menghentikan tawanya.
“Nay bilang mereka pernah menjadi rekan bisnis dan aku menuduh mereka berselingkuh!”
“Lalu?” tanya bian penasaran.
“Nay hanya bilang mereka tidak selingkuh tapi aku menuduhnya, jadi dia marah padaku.”
“Kau percaya dia selingkuh?”
“Tidak, aku tidak percaya dia selingkuh.” Sam mengingat saat Nay menampar dirinya, rona wajah cantik itu memancarkan kekecewaan dan kesedihan.
“Tapi yang ku percayai, dia tidak mencintaiku,” lanjut Sam.
“Yang harus kau lakukan sekarang redakan amarahnya, jika amarahnya sudah reda cari cara agar dia jatuh cinta padamu,” saran Bian.
“Chat ku saja tidak di balas!” ucap Sam lesu.
“Memang kau kirim apa?”
“Aku bilang bisa makan bersama tidak, dia bilang ada meeting siang ini.
Aku bilang, pulang kerja aku jemput dia tapi tidak balas lagi”
“Apa kau sudah meminta maaf?”
“…." Sam terdiam.
“Sudah ku duga! Bagaimana dia mau memaafkan mu kalau meminta maaf saja tidak,” ucap Bian kesal.
“Argghhhhhh," Sam mengusap wajahnya kasar.
“Kalau begitu telepon dia, meminta maaf lah.”
Sam mengambil ponselnya mencari nomor Nay dan menyentuh lambang call, sudah tersambung namun Nay belum mengangkatnya tidak lama layar ponselnya menggelap menandakan panggilan teleponnya di reject.
“Dia reject panggilanku,” ucap Sam.
“kalau gitu cari cara agar dia memaafkan mu!”
“Bagaimana caranya?”
“Pikir sendiri, kau cerdas Sam namun jadi bodoh karena cinta….
Aku masih banyak pekerjaan jangan lupa tanda tangani berkas ini!” Bian memberikan setumpuk map pada Sam untuk diperiksanya dan meninggalkan Sam sendiri didalam ruangannya.
Bersambung……………
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Lidiya Setiawati
semangat torrrr
2022-06-04
2
Arbii Didan
semangat
2022-03-29
2
Age Nairie
semangat
2022-03-01
1