Kembali ke dalam cottage, tubuh Nayna merasa lelah. Beralih ke koper, mengambil pakaian ganti, berniat mandi dan setelah itu beristirahat.
Nayna hanya bisa mengerutkan dahi, setelah membuka isi kopernya, Ibu mertuanya memang mengisi banyak pakaian dan skin care di dalamnya. Tapi, yang membuatnya menghela nafas adalah isinya hanya berisi lingerie dan beberapa pakaian pantai yang terbuka.
‘Apakah aku harus memakai ini?’ Nay mengangkat salah satu lingerie hitam yang seksi.
“Apa yang harus aku pakai?” cerocosnya mengacak isi koper.
‘Apa harus ku pinjam kaos Sam saja? Ah, menyebalkan, masa harus pinjam punya Sam,’ batin Nayna kesal.
Sambil terus mengacak-acak isi koper, akhirnya Nayna mengambil lingerie yang sedikit lumayan menurutnya, walaupun masih terbuka, setidaknya itu yang paling sopan diantara yang lain. Dia pun mengambil satu potong kain pantai untuk lebih menutupi sebagian tubuhnya.
Samudra tiba di cottage setelah Nayna masuk ke kamar mandi. Lalu, dirinya membuat coklat panas untuk dirinya sendiri.
Samudra berdiri di depan jendela dengan secangkir cokelat panas. Menikmati pemandangan keindahan senja di laut lepas.
Nayna keluar dari kamar mandi setelah membersihan diri dan menuju meja rias, memulai rutinitas skin care-nya . Dia tidak mengetahui keberadaan Samudra yang diam di pojok jendela, sehingga dia lupa menutupi tubuhnya dengan kain pantai yang tadi dia bawa, dan hanya memakai lingerie.
Samudra menoleh melihat Nayna yang sibuk di depan cermin. Terpesona dengan kecantikan wanita yang sudah menjadi istri sahnya. Dari dulu memang sudah mengakui kecantikan yang dimiliki wanita itu, tetapi tidak pernah terpikir akan menjadi sangat seksi dengan pakaian menggoda tersebut. Dalam pikirannya hanya dua kata yang terbesit di otaknya ‘Sang penggoda.'
Posisi Samudra memang tidak terlihat dari dalam cermin sehingga Nayna tidak melihat ekspresi wajah Samudra yang sangat mendamba.
Samudra menghampiri Nayna dengan tatapan tajam. “Apa seperti ini caramu menggoda seorang pria? Sudah berapa banyak pria yang sudah melihat tubuhmu?” Membayangkan Nayna disentuh pria lain membuat Samudra naik pitam.
Nayna mengambil kain pantai dan membungkus tubuhnya, tidak bisa di pungkiri hatinya sakit seperti ada yang meremas hatinya. Namun, l egonya lebih tinggi, daripada menjelaskan kepada Samudra, lebih baik membiarkan dirinya nampak seperti apa yang dipikirkan oleh sang suami.
“Bagaimana caraku menggoda seorang pria, itu bukan urusanmu! Kamu tahu kenapa?" Nayna berhenti sejenak dan melanjutkan ucapannya. "Karna aku tidak tertarik menggoda pria sepertimu.”
Samudra menarik kain pantai yang membungkus tubuh Nayna. Sehingga menyisakan lingerie hitam yang dipakainya, melihat dari atas hingga ke bawah dan membisikan sesuatu ke telinga Nayna.
“Walaupun kamu tak menggunakan sehelai benangpun, aku pun tidak akan tergoda dengan mu, kenapa? Karena aku juga akan memilih wanita yang bersih.”
Sekali lagi Samudra berkata sangat kasar kepada Nayna. Sebenarnya, dia bukanlah laki-laki yang suka bicara kasar pada wanita. Namun, Samudra sengaja mengatakannya karena menginginkan Nayna merasakan sakit hati yang teramat, merendahkan harga dirinya sebagai wanita semata-mata agar Nayna dapat membenci dirinya.
Hanya itu yang terpikirkan oleh Samudra, membuat Nayna membenci dirinya. Setidaknya, ada nama Sam tersemat di hati Nayna, walaupun itu bukan rasa cinta melainkan rasa kebencian.
“Apa kau bisa menjamin itu tidak pernah terjadi?” Entah apa yang merasuki Nayna, apakah rasa sakit hati dengan ucapan Samudra, sehingga dia berani mempertaruhkan diri untuk menggoda Samudra. Meskipun, hal itu belum pernah dia lakukan.
Dia berdiri mendekati Samudra, meletakan satu tangannya di dada sang pria. Lalu, meniupkan nafas ke telinganya dan tanpa aba-aba langsung mencium bibir Samudra.
Sangat pelan dan lembut bagaikan marsmallow, ‘Manis’ itu yang Samudra rasakan. Nayna memulai membuka mulutnya mengabsen gigi putih sang pemimpin satu persatu dengan lidahnya. Tidak perlu waktu yang lama, Nayna mendapatkan balasan ciuman dari Samudra.
Samudra mulai mengambil alih permainan, menarik Nayna lebih dekat dengannya dan mulai mendorong sang gadis menuju ke ranjang. Lalu, menjatuhkan diri mereka ke atas kasur yang empuk tanpa melepas tautan bibir mereka. Mereka saling menikmati hingga setelah beberapa saat seperti ada angin dingin melewati kepala Nayna.
‘Tidak, ini tidak boleh terjadi.’ Kesadaran Nayna mulai terjaga, dengan kasar dia mendorong Samudra hingga mereka berjarak. Melihat ke bagian celana pendek yang digunakan sang suami. Melihat kebagian intinya. Samudra pun mengikuti arah pandang Nayna.
‘Sial!’ batin Samudra.
“Sepertinya, tadi ada yang bilang tidak akan tergoda walaupun aku tidak menggunakan sehelai benang pun," ucap Nayna dengan nada mengejek. Meskipun, sebenarnya dia pun bersusah payah untuk menahan rona wajah yang memulai memerah.
“Jangan pernah melakukan ini lagi!" ancam Samudra dengan nada yang sangat serius. Lalu, dia pergi ke toilet. Dia mengutukki dirinya sendiri yang memang tidak bisa lepas dari pesona Nayna.
Perlu waktu hampir 1 jam Samudra di dalam kamar mandi. Dia keluar kamar mandi sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Melihat Nayna yang sudah berganti pakaian dengan kaosnya.
“Mengapa memakai kaos ku?” tanya Samudra.
Sambil memegang kaos yang dipakai, “Apa kamu ingin aku melepasnya?” tantang Nayna.
“Sudahlah, aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu.” Samudra mulai takut terperangkap oleh pesona Nayna, lebih baik menghentikan pembicaraan.
Setelah kejadian intim tadi, sudah tidak ada pembicaraan lagi, mereka hanya makan dalam diam dan tidur saling membelakangi.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
aku kira bakal ada sang penggoda, eh gak taunya si nay si sang penggoda 🤣
2022-04-05
1
El_Tien
aku mampir
2022-03-09
0
Fayna Rahma
semangat terus kak boom like akuhh ☺☺☺
2022-02-20
1