BAB 14 SAUDARA SEPUPU

Waktu sudah menunjukan pukul tiga sore, Kakek Adam, Leo dan juga Zima sudah menyelesaikan meeting kecil mereka tentang kerjasama kedua perusahaan. Leo dan Zima pamit pada Kakek Adam.

“Ayah mau langsung pulang atau kembali ke kantor?" tanya Zima disela mereka berjalan keluar ruangan.

“Aku akan ke kantor lagi, masih ada yang harus aku selesaikan,” jawab Leo.

“Aku juga akan ke kantor lagi tapi aku mau mampir ke ruangan Nay dulu, mumpung di sini, Yah. Apa Ayah mau ikut?”

“Tidak, aku langsung pergi saja, ucapkan salamku untuk Nay!”

“Baiklah."

Mereka berpisah di lift, Zima turun di lantai dua puluh, letak ruangan Nayna. Setibanya di depan ruangan Nayna, Zima mengetuk pintu dengan sopan.

“Masuk,” jawab Nayna.

“Hai Nay." Zima melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan Nayna dengan senyum merekah.

“Kak Zima, sedang apa Kakak kemari?”

“Kenapa? Apa aku tidak boleh mengunjungimu?”

“Bukan begitu, Kakak kan pasti sibuk, tidak mungkin kan sengaja kesini hanya untuk menyapaku,” jawab Nayna sambil mengerucutkan bibir.

“Kalau aku bilang, aku kemari memang sengaja bertemu denganmu gimana?”

“Ah... aku sungguh tersanjung, tapi aku belum cukup istimewa untuk membuat seorang Zima datang jauh-jauh hanya untuk bertemu denganku," ucap Nayna dengan nada yang dibuat sedih.

“Ha... ha... ha...." Zima tertawa, terdengar sangat renyah.

“Aku habis bertemu Kakek Adam, ada rencana kerjasama antar perusahaan kita. Kebetulan lagi berada di sini, tentu aku harus mampir menemuimu. Bagaimana hari pertamamu bekerja disini, apa menyenangkan?”

“Sama saja Kak, tidak ada bedanya."

“Tadi aku kesini bersama Ayah juga, tapi dia ada urusan di kantor, jadi tidak bisa menemui mu?”

“Tidak apa, kita juga bertemu di rumah.”

“Apa kamu tidak ada keinginan untuk pindah rumah?”

Nayna menatap tajam Zima, “Kakak mengusirku?”

“Gak usah pasang tampang jutek gitu, maksudku bukan mengusir, tapi biasanya pengantin baru itu membutuhkan privasi, kemana mana selalu maunya berduaan."

“Tapi kan kami bukan pasangan biasanya," ujar Nayna dengan tawa.

Nayna memang lebih akrab dengan Zima, namun karena kesibukan mereka, menjadikan intensitas mereka bertemu menjadi sangat jarang.

“Oh ya, tadi aku bertemu Nima tapi wajahnya sangat buruk, terlihat sangat sedih,” papar Zima.

“Sedih?” tanya Nayna, tepatnya lebih tampak seperti bergumam namun Zima masih dapat untuk mendengarnya.

“Iya, aku juga sudah bertanya, tapi dia bilang tidak apa apa, seperti menyembunyikan sesuatu bahkan, sepertinya dia juga menghindari ku. Apa kamu tidak bertemu dengannya?”

Bukannya menjawab pertanyaan Zima, Nayna malah bertanya balik. “Kapan Kakak bertemu Nima?”

“Saat akan menemui Kakek Adam, pas kebetulan dia baru keluar dari ruangan Kakek.”

Nayna hanya terdiam.

“Sesekali bicaralah dengannya, Nay. Bagaimana pun, kalian saudara sepupu, aku tau kalian tidak terlalu akrab tapi tidak ada salahnya kalau di coba."

“Memangnya minyak angin coba-coba, Kak!"

“Hais, kamu ini!"

“Entah lah Kak, dari kecil kami jarang ketemu Kakak tau kan Nima besar di Amerika sejak usianya delapan tahun, sebelum ke Amerika pun dia tidak tinggal dengan aku dan kakek.

Nima dan Tante Sinta tinggal dirumahnya sendiri dan kami pun saat itu jarang ketemu, kakek tidak pernah mengajakku ke rumah Tante Sinta, begitupun dengan Tante Sinta, jarang menemui Kakek di rumah. Setelah kepulangan dari Amerika mereka pun tetap tinggal di rumahnya dan kami ketemu lagi saat di bangku dua belas SMU, itu pun kami tidak pernah akur di Sekolah dan setelah itu kakak tau sendiri kelanjutannya."

Nayna tidak menceritakan kalau setiap tantenya bertemunya, maka tantenya itu hanya akan mencemooh. Pernah suatu ketika tiba-tiba Tante Sinta datang kepada Nayna dan langsung menamparnya, lalu memaki kalau Nayna adalah perempuan penggoda. Untung saja kakeknya datang, sehingga Nayna tidak sampai membalas kelakuan tantenya.

Entah kenapa tantenya bereaksi seperti itu jika melihat Nayna, pernah Nayna menanyakan kepada kakeknya tapi tidak pernah mendapatkan jawaban.

“Semoga hubungan kamu dengan keluarga mu membaik Nay. Ku harap kalian bisa menjadi keluarga yang harmonis.”

Nayna hanya membalas doa Zima dengan senyuman.

“Aku bicara serius Nay, Siapa tau kamu dan Nima sebenarnya bisa bersahabat, kalau ku lihat dia sebenarnya cukup menyenangkan, tapi diluar dari sifat dia yang sangat agresif mendekatiku ya!” Zima membayangkan saat dulu Nima mengikutinya kemana-mana.

Nayna tertawa. "Aku ingat dimana waktu dulu Kakak pernah bolos kuliah untuk datang ke ulang tahun Sam yang ke tujuh belas, saat itu Nima mengaku-ngaku bahwa dia adalah pacar Kak Zima di depan teman temannya, dan Kakak tidak bisa membantah perkataan Nima, tapi wajah Kakak cemberut sepanjang acara ulang tahun Sam,” celoteh Nayna masih sambil tertawa.

“Sudah lah jangan mengejekku, tidak mungkin kan aku mempermalukan Nima di depan umum.”

“Tapi diamnya Kakak, jadi membuat Nima salah paham!”

“Tapi setelah acara ulang tahun Sam, aku sudah menjelaskan ke Nima bahwa aku sudah memiliki pacar di kampus dan dia pun mengerti."

“Tapi sepertinya, dia masih mengharapkan mu Kak.”

“Tidak mungkin, kalau dia masih mengharapkan ku, tidak mungkin dia menolak ajakan ku untuk diantar pulang.”

“Dia menolak tawaran Kakak?” Nayna cukup terkejut dengan apa yang didengarnya, setahunya, Nima begitu terobsesi pada Zima.

“Iya, mungkin dia sudah menemukan seorang yang dia sukai atau mungkin dia sudah punya pacar,” ucap Zima sambil menunduk.

“Kakak kecewa, Nima sudah tidak mengejar ngejar Kakak lagi?” tanya Nayna dengan nada menggoda.

“Mana ada.” Zima mengangkat kepalanya sepintas untuk melihat Nayna lalu melihat jam di tangannya, tanpa sadar mereka mengobrol cukup lama.

“Baiklah, Nay! Aku pamit dulu, aku masih harus kembali ke perusahaan, masih banyak yang harus ku kerjakan. Oh ya, kamu pulang dengan siapa nanti?”

“Kakak tidak usah khawatir, mobilku sudah diantar ke sini, nanti aku mengemudi sendiri”

“Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu ya.”

Nayna beranjak berdiri untuk mengantar Zima tapi di hentikan oleh tangan Zima yang mengangkat ke atas. “Tidak usah report-repot mengantarku, aku bisa pulang sendiri, duduk saja di sana dan lanjutkan pekerjaanmu.”

“Baiklah, hati-hati dijalan, ya Kakak ipar ku yang super baik," puji Nayna.

Zima melangkah pergi, dengan mengangkat tangannya dan menyatukan ibu jari dan telunjuk membentuk lambang oke.

Setelah kepergian Zima, Nayna memikirkan kembali apa yang dikatakan kakak iparnya itu, bahwa Nima pergi dengan wajah yang sedih.

‘Apa sebenarnya dia juga tidak bahagia?' batin Nayna.

Nayna memijit kepalanya, setelah apa yang tadi Zima katakan tentang Nima, membuatnya sedikit pusing, walaupun tidak mau memikirkan tetap saja kepikiran.

Yang dikatakan Zima benar, mereka saudara sepupu, tapi tidak pernah terlihat seperti saudara, jangankan hang out bersama untuk sekedar bertanya kabar saja tidak pernah, bahkan Nayna tidak tau penyakit apa yang di derita tantenya.

‘Apakah penyakit Tante Sinta kambuh? Nima sampai bersedih seperti itu,’ batin Nayna lagi.

bersambung.........

Terpopuler

Comments

NandhiniAnak Babeh

NandhiniAnak Babeh

like like like

2022-04-11

0

Aumy Re

Aumy Re

mampir baca lagi ka

2022-04-05

1

Laila Muflihah

Laila Muflihah

semangat kak.ceritax bagus

2022-03-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dua Sejoli
2 Bab 2 Kamuflase
3 BAB 3 Pernikahan
4 BAB 4 KAMAR PENGANTIN
5 BAB 5 MALAM PERTAMA
6 BAB 6 HARI PERTAMA MENJADI SUAMI ISTRI
7 BAB 7 HONEYMOON
8 BAB 8 CEMBURU
9 BAB 9 SANG PENGGODA
10 BAB 10 PULANG
11 BAB 11 PINDAH APARTEMEN
12 BAB 12 Ryawan
13 BAB 13 KASUS ABORSI
14 BAB 14 SAUDARA SEPUPU
15 BAB 15 WANITA KEJAM
16 BAB 16 Uhm
17 BAB 17 Ayam Bumbu Mentega Dan Capcay
18 BAB 18 Pertengkaran
19 BAB 19 Pertengkaran bag. 2
20 BAB 20 Penyesalan
21 BAB 21 Maaf
22 BAB 22 Sebelum Musibah
23 BAB 23 Malam Musibah
24 BAB 24 Pengakuan
25 BAB 25 Pengakuan Bag 2
26 BAB 26 Pertama
27 BAB 27 Sam Penyebabnya
28 Bab 28 Mesra
29 BAB 29 Posesif
30 BAB 30 Sayang
31 BAB 31 Mawar Merah dan Lotus
32 BAB 32 Kenapa kau melakukannya?
33 BAB 33 Tante Sinta
34 BAB 34 Apa Kak Zima tidak membenciku?
35 BAB 35 Praktek Biologi
36 BAB 36 Kakek Adam
37 BAB 37 Strawberry
38 BAB 38 Siapa yang membunuh?
39 BAB 39 Terungkap
40 BAB 40 Terungkap bag 2
41 BAB 41 Masa Lalu
42 42. Apel Merah
43 BAB 43 Kunang-Kunang
44 BAB 44 Kamu tidak takut padaku?
45 BAB 45 Penampilan baru
46 BAB 46 Damai
47 BAB 47 Pertemuan
48 BAB 48 Pertemuan Bag 2
49 BAB 49 Promil
50 BAB 50 Janji Temu
51 BAB 51 Khawatir
52 BAB 52 Periksa Kesuburan
53 BAB 53 Periksa Kesuburan Bag 2
54 BAB 54 Reuni
55 BAB 55 Reuni Bag 2
56 BAB 56 Daddy?
57 BAB 57 Sisil
58 BAB 58 Ayo kita menikah?
59 BAB 59 Kesepakatan
60 BAB 60 Kalah Sebelum Berperang
61 BAB 61 Tiga Jam Menunggu
62 BAB 62 Karate VS Taekwondo
63 BAB 63 Kita Cerai Saja!
64 Bab 64 Mudah Memaafkan Tapi Sulit Melupakan
65 BAB 65 Menyadap Ponsel
66 BAB 66 Cincin Berlian
67 BAB 67 The Countess
68 BAB 68 Samudra Hanya Untuk Nayna
69 BAB 69 Infertilitas Primer
70 BAB 70 Isi Chat
71 BAB 71 Saw
72 BAB 72 Lukas
73 BAB 73 Rumah Baru
74 BAB 74 Taman Belakang
75 BAB 75 Percayalah Padaku
76 BAB 76 Gelas Kaca
77 BAB 77 Pupus
78 BAB 78 Hujan
79 BAB 79 Bahas Masa Lalu
80 BAB 80 Berobat ke Amerika
81 BAB 81 30%
82 BAB 82 Bertemu Teman Lama
83 BAB 83 Bertemu Teman Lama Bag 2
84 BAB 84 Bertukar Peran
85 BAB 85 Salah Tangkap
86 BAB 86 Salah Tangkap Bag 2
87 BAB 87
88 BAB 88 Pamit
89 BAB 89 Berdamai Dengan Takdir
90 BAB 90 Kunjungan Nay
91 BAB 91 Miss Ribet
92 BAB 92
93 BAB 93 Bom-bom Car
94 BAB 94 Memohon Maaf
95 BAB 95 Air Terjun
96 BAB 96 Kisah Di Air Terjun
97 BAB 97 Keguguran
98 BAB 98 Pernikahan
99 BAB 99 Panggilan Telepon
100 BAB 100 Pemakaman
101 BAB 101 Cara Yang Paling Liar
102 Kamuflase Cinta Sang CEO
103 BAB 102 Cara Yang Paling Liar Bag 2
104 BAB 103 Pasrah
105 BAB 104 End Part 1
106 Bab 105 End Part 2
107 Terima Kasih
108 EXTRA PART 1
109 Extra Part 2
110 Extra Part 3
111 Promo Novel
112 My Pet Husband
113 Hello! Miss Call...
114 Bridge of Love
115 April's Voice
116 Lucid Dream
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1 Dua Sejoli
2
Bab 2 Kamuflase
3
BAB 3 Pernikahan
4
BAB 4 KAMAR PENGANTIN
5
BAB 5 MALAM PERTAMA
6
BAB 6 HARI PERTAMA MENJADI SUAMI ISTRI
7
BAB 7 HONEYMOON
8
BAB 8 CEMBURU
9
BAB 9 SANG PENGGODA
10
BAB 10 PULANG
11
BAB 11 PINDAH APARTEMEN
12
BAB 12 Ryawan
13
BAB 13 KASUS ABORSI
14
BAB 14 SAUDARA SEPUPU
15
BAB 15 WANITA KEJAM
16
BAB 16 Uhm
17
BAB 17 Ayam Bumbu Mentega Dan Capcay
18
BAB 18 Pertengkaran
19
BAB 19 Pertengkaran bag. 2
20
BAB 20 Penyesalan
21
BAB 21 Maaf
22
BAB 22 Sebelum Musibah
23
BAB 23 Malam Musibah
24
BAB 24 Pengakuan
25
BAB 25 Pengakuan Bag 2
26
BAB 26 Pertama
27
BAB 27 Sam Penyebabnya
28
Bab 28 Mesra
29
BAB 29 Posesif
30
BAB 30 Sayang
31
BAB 31 Mawar Merah dan Lotus
32
BAB 32 Kenapa kau melakukannya?
33
BAB 33 Tante Sinta
34
BAB 34 Apa Kak Zima tidak membenciku?
35
BAB 35 Praktek Biologi
36
BAB 36 Kakek Adam
37
BAB 37 Strawberry
38
BAB 38 Siapa yang membunuh?
39
BAB 39 Terungkap
40
BAB 40 Terungkap bag 2
41
BAB 41 Masa Lalu
42
42. Apel Merah
43
BAB 43 Kunang-Kunang
44
BAB 44 Kamu tidak takut padaku?
45
BAB 45 Penampilan baru
46
BAB 46 Damai
47
BAB 47 Pertemuan
48
BAB 48 Pertemuan Bag 2
49
BAB 49 Promil
50
BAB 50 Janji Temu
51
BAB 51 Khawatir
52
BAB 52 Periksa Kesuburan
53
BAB 53 Periksa Kesuburan Bag 2
54
BAB 54 Reuni
55
BAB 55 Reuni Bag 2
56
BAB 56 Daddy?
57
BAB 57 Sisil
58
BAB 58 Ayo kita menikah?
59
BAB 59 Kesepakatan
60
BAB 60 Kalah Sebelum Berperang
61
BAB 61 Tiga Jam Menunggu
62
BAB 62 Karate VS Taekwondo
63
BAB 63 Kita Cerai Saja!
64
Bab 64 Mudah Memaafkan Tapi Sulit Melupakan
65
BAB 65 Menyadap Ponsel
66
BAB 66 Cincin Berlian
67
BAB 67 The Countess
68
BAB 68 Samudra Hanya Untuk Nayna
69
BAB 69 Infertilitas Primer
70
BAB 70 Isi Chat
71
BAB 71 Saw
72
BAB 72 Lukas
73
BAB 73 Rumah Baru
74
BAB 74 Taman Belakang
75
BAB 75 Percayalah Padaku
76
BAB 76 Gelas Kaca
77
BAB 77 Pupus
78
BAB 78 Hujan
79
BAB 79 Bahas Masa Lalu
80
BAB 80 Berobat ke Amerika
81
BAB 81 30%
82
BAB 82 Bertemu Teman Lama
83
BAB 83 Bertemu Teman Lama Bag 2
84
BAB 84 Bertukar Peran
85
BAB 85 Salah Tangkap
86
BAB 86 Salah Tangkap Bag 2
87
BAB 87
88
BAB 88 Pamit
89
BAB 89 Berdamai Dengan Takdir
90
BAB 90 Kunjungan Nay
91
BAB 91 Miss Ribet
92
BAB 92
93
BAB 93 Bom-bom Car
94
BAB 94 Memohon Maaf
95
BAB 95 Air Terjun
96
BAB 96 Kisah Di Air Terjun
97
BAB 97 Keguguran
98
BAB 98 Pernikahan
99
BAB 99 Panggilan Telepon
100
BAB 100 Pemakaman
101
BAB 101 Cara Yang Paling Liar
102
Kamuflase Cinta Sang CEO
103
BAB 102 Cara Yang Paling Liar Bag 2
104
BAB 103 Pasrah
105
BAB 104 End Part 1
106
Bab 105 End Part 2
107
Terima Kasih
108
EXTRA PART 1
109
Extra Part 2
110
Extra Part 3
111
Promo Novel
112
My Pet Husband
113
Hello! Miss Call...
114
Bridge of Love
115
April's Voice
116
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!