Perempuan tak dikenal

Dua puluh lima tahun yang lalu...

“Mas, jangan tinggalin aku!” pekik seorang perempuan yang sedang menangis di bawah hujan deras.

“Hiks, hiks aku nggak tega harus menggugurkan bayi ini, hiks.” Ucap perempuan itu sambil memegang kaki laki-laki yang diduga sebagai ayah dari bayi yang dikandung oleh perempuan itu.

“Lepasin, aku tidak akan pernah menikahi kamu dalam keadaan hamil, kita masih SMA!” tegasnya seraya melepas paksa tangan perempuan itu.

“Mas, tolong jangan tinggalin aku!” pinta perempuan itu, akan tetapi laki-laki tidak bertanggung jawab itu pergi begitu saja meninggalkan perempuan yang sudah ia hamilin itu.

Perempuan itu kemudian berjalan menuju tepi jembatan. Ya, laki-laki yang tidak bertanggung jawab itu meninggalkan perempuan tersebut di tengah-tengah jembatan yang sunyi itu.

“Semuanya udah berakhir, aku nggak pantas untuk hidup, aku sudah mengecewakan banyak orang.” Ucap perempuan itu sambil memegang tepian jembatan.

Perempuan itu mengelus perutnya yang sudah membesar, “nak, maafin mama ya. Mama gagal jadi mama yang baik buat kamu,” ia lalu menepis air matanya yang sudah bercampur jadi satu dengan air hujan.

Perempuan itu kemudian mulai memanjat tepian jembatan. Namun, tiba-tiba ada yang menarik lengannya.

“JANGAN!”

teriak seorang laki-laki.

Perempuan itu mencoba untuk melepaskan genggaman tangan laki-laki yang diketahui bernama Andra.

“LEPASIN SAYA, biarin saya mati, saya sudah menghancurkan masa depan semuanya!” pekik perempuan itu.

“Saya tidak tau apa masalah kamu, tapi sebesar apapun itu saya akan bantuin kamu untuk keluar dari masalah itu!” tegas Andra tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.

“Saya masih SMA tapi saya hamil,” jawab perempuan itu yang membuat sedihnya semakin menjadi-jadi, “dan tidak ada yang mau bertanggung jawab atas bayi yang saya kandung,” lanjutnya dengan amarah menggebu-gebu.

Andra terkejut, akan tetapi ia sudah berjanji pada perempuan yang tidak ia kenal ini.

“Ba-baiklah saya yang akan bertanggung jawab untuk ini semua,” ucap Andra dengan sedikit terbata-bata.

“Saya nggak percaya sama omongan kamu,” jawab perempuan itu.

“Saya akan nikahi kamu!” tegas Andra, perempuan itu mulai melembut.

“Tta-tapi kamu harus terima saya apa adanya!” pinta Andra yang entah sedang memikirkan apa.

Perempuan itu pun menganggukan kepalanya. Mau sebanyak apapun juga kekurangan laki-laki yang belum ia kenal ini, ia tetap akan menerimanya dengan sangat ikhlas seperti Andra menerima kondisinya saat ini.

Keesokan harinya...

Andra dan perempuan itu sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Perempuan itu merasa senang, karena meskipun malu ini akan terus mengikutinya, akan tetapi dengan kehadiran Andra membuatnya cukup lega. Akan sangat berbeda dengan Andra, ketika perempuan itu merasa bebannya berkurang, beban Andra justru makin bertambah. Bagaimana tidak, secara sepihak Andra sudah sangat jelas mengkhianati istrinya Lila. Ia menikah dengan perempuan itu tanpa persetujuan dari Lila.

“Mas, dua bulan lagi aku akan melahirkan.” Ucap perempuan itu seraya tersenyum melihat perutnya.

Andra yang dari tadi berdiri membelakangi perempuan itu semakin gelisah dengan masalah yang akan ia hadapi kedepannya.

“Mas!” panggil perempuan itu dengan sangat lembut.

Andra tidak menyaut panggilan perempuan itu, ia masih tetap diam.

Perempuan itu kemudian berjalan menghampiri Andra, “kamu nggak seharusnya nyelamatin aku,” ucap perempuan itu tepat di samping Andra.

Andra akhirnya menyadari keberadaan perempuan itu, “aku hanya ingin kamu dan bayi itu tetap hidup bagaimanapun keadaannya.”

“Tapi, istri kamu gimana?” tanya perempuan itu.

“Biar jadi urusan aku,” jawab Andra.

“Aku minta maaf karena aku, kamu dan istri kamu jadi susah.”

Andra kemudian duduk di atas kasur pengantinnya. “Kamu nggak salah apa-apa kok. Tugas kamu cuma jaga kandungan kamu baik-baik!” perintah Andra yang sangat merasa kelelahan dengan beban pikirannya saat ini.

Ting!

Dering handphone Andra berbunyi singkat tanda ada pesan masuk. Andra mengambil handphone-nya dari saku celananya. Raut wajah Andra semakin sedih melihat nama si pemilik pesan tersebut.

💬Istriku tercinta💗

Sayang, kamu jangan lupa makan di sana ya.

Andra menatap layar handphone-nya dengan perasaan bersalah terhadap istrinya. Namun, ia melakukan ini hanya untuk menyelamatkan dua nyawa yang menurutnya pantas untuk hidup.

Andra lalu membalas pesan sang istri dengan kalimat yang seperti biasa ia tuliskan.

Iya sayang, kamu juga jangan lupa makan ya!”

Disisi lain perempuan itu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan Andra.

“Istri kamu ya mas?” tanya perempuan itu menebak.

Andra tersenyum, “iya,” jawab Andra singkat.

“Kalau kamu mau pulang ke rumah istri kamu, aku nggak akan melarang,” ucapnya seraya tersenyum. “Aku hanya minta, ketika anak ini lahir nanti kamu ada di samping aku!” pinta perempuan itu penuh harapan.

Andra tersenyum sambil menatap wajah perempuan dengan status istri keduanya itu.

“Aku minta maaf nggak bisa selalu nemanin kamu di sini, istriku sudah menungguku di sana.”

Ia tersenyum lalu ia menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Andra.

Cemburu, apakah ini adalah kata yang pantas untuk seorang perempuan yang baru menikah dengan laki-laki berstatus suami orang?

Entahlah, ini seperti mimpi yang tidak diketahui statusnya, apakah mimpi buruk atau baik? Yang pasti apapun itu, inilah jalan takdir yang telah dipilihkan sang ilahi kepada Andra, Lila dan juga perempuan itu.

...Bersambung.......

SYUKRON, JAZAKUMULLAH KHAIRAN KATSIRAN WA JAZAKUMULLAH AHSANAL JAZA, WASSALAMMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.

Jangan lupa di follow ya teman,

IG : @febiayeni21

FB : Febi Ayeni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!