“Keren sih keren, tapi kalau mereka putus beneran gara-gara lo gimana?” tanya Zahra sambil mengikuti langkah kaki Zidan yang sudah mendahuluinya beberapa langkah darinya.
“Ya bagus dong kalau putus,” jawab Zidan santai.
“Bagus dari mananya coba?” tanya Zahra yang belum puas dengan jawaban dari Zidan.
“Ya bagus dong,” jeda Zidan seraya berbalik menghadap Zahra, “secara pacaran kan nggak boleh, DOSA.” Lanjut Zidan dengan memberi penekanan pada kata dosa.
Mendengarnya membuat Zahra mencemooh Zidan, “iya deh pak ustadz.”
“Jangan pak ustadz deh!” protes Zidan.
“Jadi apa dong?” tanya Zahra.
Zidan mendekatkan bibirnya ke telinga Zahra, kemudian ia berbisik di telinga Zahra dengan mengatakan, “entar banyak ukhti-ukhti yang ngajak gue nikah lagi.” Gumam Zidan dengan sangat percaya dirinya.
Mendengarnya membuat Zahra geli, “kepedean banget sih lo,” ejek Zahra sambil mendorong pelan Zidan.
“Ee.. Eh jatuh,” cetus Zidan yang sengaja menjatuhkan dirinya ke rerumputan taman.
Zahra sontak terkekeh melihat tingkah Zidan yang tak disangka-sangka ini.
“Hhh, random banget sih lo, Dan.” Sindir Zahra sambil menepuk pelan pundak Zidan.
“Btw tu balon buat gue, kan?” tanya Zahra melirik kedua balon yang masih Zidan pegang.
Zidan menatap sinis Zahra lalu berkata, “ge er banget sih lo.”
Zahra meletakkan kedua tangannya di dada, “ih nyebelin,” ucah Zahra dengan menekuk wajahnya kesal.
“Kalau lo mau ada syaratnya dulu!”
“Perkara balon doang pakai syarat,” cetus Zahra.
“Ya lo mau nggak?” tanya Zidan seraya mengedipkan sebelah mata kanannya.
“Heh, yaudah-yaudah apaan?” tanya Zahra dengan sangat terpaksa.
“Lo harus ngerjain satu orang yang ada di taman ini, gimana?”
“Ngerjain lo boleh?” tanya Zahra polos.
“Harus orang yang nggak dikenal dong,” jawab Zidan seraya senyum-senyum jahil.
“Oke, tapi terserah gue kan mau caranya gimana?” tanya Zahra yang mulai bersemangat menerima tantangan dari Zidan.
Zidan menganggukkan kepalanya seraya mengacungkan jempolnya bertanda ia setuju.
Zahra lalu memberikan ranselnya kepada Zidan, “lo pegangin tas gue,” jeda Zahra yang kemudian tersenyum jahil, “lo liat action gue!” perintah Zahra seraya memulai aksinya berjalan belagak seperti preman.
“Oke, hati-hati lo!” teriak Zidan kepada Zahra yang sudah lumayan jauh dari keberadaannya.
Ternyata dari sebelum Zidan memberikannya tantangan, Zahra sudah terlebih dahulu mengintai calon mangsanya. Namun, ia hanya berpura-pura menolak tantangan Zidan.
Ia berjalan mendekati sepasang kekasih yang tentunya sudah menjadi target utama Zahra dari tadi. Mereka yang kebetulan sedang duduk santai dengan posisi membelakangi Zahra. Zahra berjalan mengendap-endap dan tak lupa ia membungkukkan badannya setelah sampai tepat di belakang sepasang kekasih yang sepertinya sedang bertengkar itu. Zahra lalu mengikat tali sepatu kanan dan kiri secara berlawanan milik laki-laki yang sedang asyik bermain handphone-nya.
Zahra kemudian menjalankan tujuan utamanya, yaitu dengan memberitahu perempuan berambut panjang itu.
“Mbak-mbak!” panggil Zahra tepat di samping perempuan itu.
“Iya, ada apa mbak?” jawabnya dengan kembali memberikan pertanyaan.
“Wah nggak iya mbak, cowoknya selingkuh,” jawab Zahra dengan ekspresi yang entah mengartikan senang atau sedih.
PLAAKK!
Sebuah tamparan keras mendarat mulus dipipi kanan laki-laki itu, “ternyata benar ya?” Zahra sangat terkejut mendengar apa yang perempuan itu ucapkan, padahal ia hanya menebak.
“Aku nggak mau dengar penjelasan apapun lagi dari kamu,” jeda perempuan itu, “KITA PUTUS!” lanjutnya.
Laki-laki itu berdiri untuk mengejar kekasihnya, “tapi yank...” belum sempat ia melanjutkan ucapannya, ia sudah terjatuh akibat tali sepatu yang Zahra ikat tadi.
“Ups,” Zahra menutup mulutnya sedikit, “turut berduka ya om, saya cuma nebak tapi ternyata beneran.” Ujar Zahra menahan tawanya.
“Kurang ajar lu ya!” laki-laki itu berusaha untuk bangkit, akan tetapi ia tidak bisa karena kakinya masih saling terikat.
Zahra kemudian berjalan meninggalkan laki-laki hidung belang itu sambil melambaikan kedua tangannya, “dadah oom tukang selingkuh, haha.”
Zahra lalu berlari menghampiri Zidan dan mengajak Zidan untuk ikut berlari.
“Ayo lari!” ajak Zahra sambil menarik lengan Zidan.
“EH JANGAN LARI LU!” pekik laki-laki itu.
“Orangnya beneran mau ngejar kita?” tanya Zidan sambil berlari dengan membawa semua barang-barangnya dan Zahra.
“Ya menurut lo?”
Di saat mereka sedang berlari, beruntung sebuah angkutan umum melintas di jalan raya sekitar taman.
“ANGKOT!” teriak Zahra, akan tetapi supir angkutan umum itu tidak mendengar teriakan Zahra yang kurang kencang.
“Udah biar gue aja!” perintah Zidan, “ANGKOT!” pekik Zidan yang berhasil membuat angkutan umum itu berhenti.
Beberapa meter dari angkutan umum itu berhenti, tiba-tiba saja Zahra juga berhenti.
“Ra, kenapa berhenti?” tanya Zidan yang juga ikutan berhenti.
“Lo duluan aja, gue nggak kuat lagi Dan!” pinta Zahra yang sudah duduk di atas rerumputan dengan keringat bercucuran.
“Ra, nggak bisa gitu dong, nanti kalau orangnya masih ngejar gimana?” tanya Zidan khawatir.
“Ini tanggung jawab gue Dan, lo pergi aja!” perintah Zahra sambil mendorong Zidan dengan sedikit tenaga yang masih ia miliki.
Zidan yang memiliki otak yang cerdas langsung mendapatkan ide cemerlang.
“Lo pegang ni balon, terus lo pakai ransel gue!” perintah Zidan sambil memberikan balon dan juga ranselnya.
“Buat apaa?” tanya Zahra yang masih belum mengerti.
“Udah buruan ikutin aja kata-kata gue!” tegas Zidan yang sudah memakai ransel Zahra di dadanya sejak Zahra menitipkan ranselnya tadi.
Zidan lalu berjongkok di depan Zahra dengan mengarahkan punggungnya kepada Zahra. “Buruan naik!” perintah Zidan.
“Gue nggak mau, entar lo kecapean lagi,” Zahra menolak perintah Zahra.
Zidan kemudian menatap Zahra dengan tatapan tajam, “buruan!” tegasnya yang tentu saja membuat Zahra takut.
Zahra akhirnya naik ke punggung Zidan secara terpaksa. Setelah Zahra naik, Zidan berlari kecil menuju angkutan umum tersebut. Tidak memerlukan waktu lama, Zidan dan Zahra sudah berhasil masuk ke dalam angkutan umum tersebut, dan yang pasti mereka juga berhasil kabur dari kejaran laki-laki hidung belang itu.
...Bersambung.......
SYUKRON, JAZAKUMULLAH KHAIRAN KATSIRAN WA JAZAKUMULLAH AHSANAL JAZA, WASSALAMMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.
Jangan lupa di follow ya teman,
IG : @febiayeni21
FB : Febi Ayeni
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments