...***...
Dua tahun setelah pernikahan itu terjadi...
“Sayang!” panggil Lila dengan memegang sebuah alat mendeteksi kehamilan atau yang lebih dikenal dengan sebutan test pack.
“Iya,” jawab Andra seraya tersenyum kaku.
“Aku mau ngomong.” Ucap Andra dan Lila secara bersamaan.
“Kamu aja duluan!” pinta Andra dan Lila yang lagi-lagi berbarangan.
“Kamu aja duluan, sayang!” perintah Lila tersenyum bahagia.
Andra menarik lembut tangan kanan Lila, “kita duduk dulu aja ya!” perintah Andra kepada Lila yang masih berada di depan pintu kamar mandi.
Lila yang merasa sangat bahagia hari ini, tak kuasa menyembunyikan senyuman indahnya itu. Berbanding terbalik dengan perasaan yang Andra rasakan saat ini.
Lila kini sudah duduk berhadapan di sofa ruang keluarga yang menjadi tempat favorit mereka berdua dalam menghabiskan waktu menonton drama-drama perfilman.
Andra mencium tangan kanan Lila dengan perasaan campur aduk. Sambil mengelus-elusnya, Andra pun memberanikan diri untuk menyatakan sebuah pengakuan yang ia sembunyikan selama dua tahun belakangan ini.
“Sayang, aku minta maaf.” Andra tak mampu menatap wajah Lila yang selalu menampilkan kecerian itu.
Lila melepaskan test pack yang dari tadi ia sembunyikan di balik tangan kirinya itu. Lila mengelus lembut pundak suaminya itu.
“Kenapa sayang?” tanya Lila sambil berusaha menatap wajah Andra.
Andra terdiam, ia tak mampu menyembunyikan kesedihannya dari Lila, air matanya perlahan menetes hingga mengenai tangan kanan Lila yang dari tadi Andra genggam. Mengetahui Andra sedang menangis, Lila langsung melepaskan genggaman tangan Andra. Lila memegang pipi Andra dengan kedua tangannya, ia meluruskan kepala Andra secara lemah lembut.
“Ada apa sayang?” tanya Lila lagi.
Andra kemudian menurunkan kedua tangan Lila dari pipinya. “Aku minta maaf,” ujar Andra dengan menatap sejenak kedua bola mata Lila.
Lila menatap Andra dengan penuh tanda tanya, karena selama ini ia tidak pernah merasa bahwa suaminya melakukan kesalahan. Hari-hari yang mereka lalui juga tidak ada tanda-tanda menjanggal bagi Lila. Namun, kali ini Lila merasa berbeda dengan keadaan suaminya yang tiba-tiba menangis tanpa sebab seperti ini.
“Aku udah ngecewain kamu, aa-aku,” belum sempat Andra menyelesaikan pekataannya Lila langsung memotongnya.
“Kamu nggak pernah ngecewain aku sayang,” potong Lila, “udah ya nggak usah dipikirin,” sambung Lila yang kemudian berbalik untuk mengambil test pack yang tadi sempat ia lepaskan.
“Aa-ku,” Andra kembali mencoba untuk melanjutkan pengakuannya.
“Aku udah nikah lagi!” tegas Andra.
Lila yang baru saja berbalik dengan kedua tangannya yang memegang hasil test pack, sontak sangat terkejut. Lila tak sengaja melepasTest pack itu, hingga test pack itu terjatuh ke lantai dengan posisi terbalik. Andra tak berani mengambil test pack itu, karena ia tahu cepat atau lambat Lila akan segera hamil.
Sorot mata Lila seketika berubah, hatinya bergemuruh. Air matanya kini sudah mulai mengalir, “kamu bohong, kan?” tanya Lila dengan hati yang berkecamuk.
“Aku minta maaf,” ucap Andra seraya menunduk.
Lila tak tahu harus bagaimana saat ini. Berita bahagia setelah menanti lama kehadiran untuk mendapatkan sang buah hati, akan tetapi dibersamai dengan kabar sang suami melakukan poligami secara sepihak.
“Tolong katakan sekali lagi, sayang!” pinta Lila berharap ini hanya kebohongan sang suami.
“Aku udah nikah lagi, sayang. Dua tahun yang lalu,” jawab Andra dalam keadaan masih menunduk.
Tangis Lila pecah, ia tak mampu mengungkapkan betapa kecewanya ia kepada suaminya. Kepercayaannya kepada Andra seakan runtuh tak bersisa. Begitu mudahnya bagi Andra untuk mengkhianati cintanya yang begitu tulus ini. Dua tahun lamanya Andra menyembunyikan ini semua darinya, bahkan tak sedikitpun ada perubahan dari tingkah laku Andra yang membuatnya curiga. Andra seakan terlihat mahir dalam menyembunyikan masalah sebesar ini dalam kurun waktu yang tidak sebentar.
Lila lalu mengambil hasil test pack yang tergeletak di atas lantai.
“Sekarang kamu liat!” perintah Lila sambil menyodorkan test pack ke tangan kanan Andra.
“Aku kira hari ini adalah hari yang paling bahagia setelah menanti sekian lama,” jeda Lila sejenak sembari menghapus kasar air matanya, “tapi ternyata aku salah,” lanjutnya yang kemudian berjalan meninggalkan Andra sendiri di ruang keluarga.
Andra menatap hasil test pack Lila dengan air mata yang terus mengalir.
“Maafin aku, maafin aku Lila. Aku memang suami yang pantas untuk kamu benci.” Andra terus menyalahkan dirinya sendiri.
...Bersambung.......
SYUKRON, JAZAKUMULLAH KHAIRAN KATSIRAN WA JAZAKUMULLAH AHSANAL JAZA, WASSALAMMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.
Jangan lupa di follow ya teman,
IG : @febiayeni21
FB : Febi Ayeni
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments