Perhatian Zidan

Mendengar pekikan Hana yang memanggil nama Zahra seketika membuyarkan konsentrasi Zidan yang tengah belajar. Ya. meskipun mereka tidak sekelas, akan tetapi kelasnya bergandengan, hanya tembok yang menjadi pembatas di antara keduanya. Zidan sudah tidak kaget lagi mendapati, Zahra yang selalu dihukum.

"Huff, tu bocah dihukum kok dijadikan hobby." Zidan memegang kepalanya dengan kelakuan Zahra yang selalu saja buat masalah.

"Dan, lo nggak mau liat Zahra dihukum lagi loh." Christian teman sebangku Zidan berbisik untuk memberitahukan info terkini mengenai Zahra.

"Gue kasih tau sama lo ya Christ, kalau seandainya ada kompetisi murid cewek yang paling bandel, udah pasti Zahra pemenangnya." Zidan tersenyum melihat Zahra yang sedang kepanasan. Zidan kemudian kembali mencatat tulisan yang ada di papan tulis.

Setelah lima belas menit proses belajar mengajar berlangsung, pengumuman sekolah berkumandang memanggil para guru untuk melakukan rapat menjelang ujian tengah semester.

"Mohon perhatiannya, kepada seluruh guru mata pelajaran dan wali kelas SMA Cendrawasih, agar segera memasuki ruangan meeting untuk melaksanakan rapat menjelang ujian tengah semester. Untuk para siswa dan siswi SMA Cendrawasih di perbolehkan pulang ke rumah masing-masing. Sekali lagi, kepada seluruh guru mata pelajaran dan wali kelas SMA Cendrawasih, agar segera memasuki ruangan meeting untuk melaksanakan rapat menjelang ujian tengah semester. Untuk para siswa dan siswi SMA Cendrawasih di perbolehkan pulang ke rumah masing-masing, terimakasih."

"Alhamdulillah, akhirnya berakhir juga hukuman gue," tak peduli seragam sekolahnya akan kotor, Zahra langsung menduduki tempat di mana ia berdiri sejak tadi. Dalam pikirannya duduk sejenak akan mengurangi tingkat jenuhnya berdiri di depan tiang bendera dari lima belas menit yang lalu.

Seluruh siswa-siswi SMA Cendrawasih bergegas membereskan buku-buku dan alat tulis mereka, kemudian memasukkannya ke dalam tas masing-masing. Sedangkan Zahra masih santai duduk di lapangan sambil meluruskan otot-otot kakinya. Cuaca yang sudah berubah menjadi teduh membuatnya enggan beranjak dari posisi ternyamannya saat ini, hingga tiba saatnya Zidan menghampirinya dengan menyandang ransel miliknya dan juga yang pasti ransel Zahra tak lupa ia bawa.

"Ra, yuk pulang!" perintah Zidan yang berdiri di samping Zahra.

"Entar deh, gue masih nyaman nih," sahut Zahra yang kemudian mengubah posisinya menjadi terlentang.

Melihat kelakuan Zahra yang seperti tak tahu tempat membuat Zidan mulai kesal. "Zahra bangun nggak!" tegas Zidan berharap Zahra mendengarkannya.

"Kalau gue nggak mau?" tanya Zahra tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Zidan akhirnya segera melakukan tindakan kepada anak yang susah diberitahu ini. Zidan meletakkan ransel Zahra di paving block sekitar mereka berada. Zidan lalu menarik kedua tangan Zahra seraya berkata, "lo itu cewek Ra, nggak baik bertingkah kayak gini."

"Lo nggak malu emangnya di liatin cowok-cowok?" tanya Zidan yang sudah berdiri di hadapannya.

"Apaan sih lo, Dan?"

"Kalau lo kayak gitu yang ada tu cowok-cowok," jawab Zidan sambil melirik siswa-siswa yang memperhatikan mereka, "bakalan mikir yang macem-macem," lanjutnya.

"Termasuk lo?" tanya Zahra sambil membersihkan seragam sekolahnya dengan cara menepuk-nepukkannya.

Zidan mengeritkan keningnya seolah-olah sedang berusaha berpikir keras, "iya nggak ya?"

"Udah pasti iya, kan?" tanya Zahra yang kemudian mengambil ranselnya dari tangan Zidan.

"Tu tau," jawab Zidan dengan santainya. Mendengar jawaban Zidan tentu saja membuat Zahra jengkel.

Zidan yang sudah tahu Zahra pasti akan memukulnya, secepat kilat berlari secepat mungkin.

"ZIDAAANN!!" pekik Zahra yang juga ikut berlari mengejar Zidan.

"Kejar dong kalau bisa!" tantang Zidan sambil sesekali berbalik ke belakang.

"Awas lo ya!" Zahra yang pantang sekali untuk ditantang pun segera mempercepat larinya.

Disaat sedang asyik-asyiknya bermain kejar-kejaran, Zidan yang sudah lebih dulu sampai di depan jalan raya, tanpa melihat kanan dan kiri ia menyeberang dengan santainya.

"ZIDAANN AWAAASS!!!" pekik Zahra yang melihat sebuah mobil mewah melaju dengan kecepatan tinggi mendekati Zidan.

BRAAKK!!

Kedua bola mata Zahra terbelalak melihat kejadian yang sangat mengerikan ini terjadi tepat di depan matanya sendiri.

...Bersambung.......

SYUKRON, JAZAKUMULLAH KHAIRAN KATSIRAN WA JAZAKUMULLAH AHSANAL JAZA, WASSALAMMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.

Jangan lupa di follow ya teman,

IG : @febiayeni21

FB : Febi Ayeni

Terpopuler

Comments

Fatimah

Fatimah

Jangan jangan Zidan😦

2022-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!