Mulai Menunjukan

Jika kemarin berita tentang Alina yang tersebar karena disuruh langsung oleh Pak Endra untuk maju ke depan menjadi heboh. Maka hari ini juga demikian, berita tentang Alina yang berangkat bersama dengan Gevan juga menjadi topik hangat, meski tidak seheboh kemarin karena bersangkutan langsung dengan Alendra. Namun berita ini juga membuat beberapa siswi melirik sinis ke arahnya.

"Diam berlagak cupu bergerak seperti suhu."

"Gila ya si Alin, dulu pendiam gitu sekarang semua mau diembat."

"Kayaknya Alin yang dulu cuma pakai topeng palsunya deh.

"Jelas lah, lihat sekarang, gayanya aja sok ngartis."

Widya yang baru saja berangkat dan masuk ke kelas menghela napas dalam mendengar cibiran untuk Alina sahabat satu-satunya di sekolah. Meski ada segelintir rasa penasaran kenapa Alina bisa berangkat bersama dengan Gevan, namun Widya lebih mengespingkan rasa itu. Karena sejatinya Alina lebih dari apapun untuknya.

"Wid. Sini!" ujar Alina melihat kedatangan Widya.

Widya menurut dia duduk di sebelah Alin seraya menatap Alina.

"Alin mereka pada ngomongin kamu," cicit Widya dan diangguki oleh Alina langsung.

"Tahu kok gue," balasnya enteng.

"Lo jangan ngira gue gimana-gimana ya Wid, gue terpaksa banget tadi berangkat bareng Gevan," jelas Alina membuat kening Widya berkerut ingin tahu lebih lanjut lagi.

"Jadi tadi tuh gue berangkat bareng calmi gue," ujar Alina kini membuat Widya terbengong.

"Hah? Apa Alin? Calmi siapa?" tanya Widya degan polosnya.

Alina mendesah kesal. Hal begituan saja Widya tidak bisa menyimpulkan.

"Calon suami gue Wid, masa iya kakek sugiono," ujar Alin yang kembali langsung menutup mulutnya.

"Eh...sorry Wid sorry." Alina nyengir dengan rasa sedikit bersalah.

"Nggak papa kok Lin, aku malah bangga kamu ternyata tahu nama kakek aku," ujar Widya dengan polosnya.

Alina terperangah. Dia tidak menyangka sama sekali jika di dunia ini ada yang bernama sugiono dan itu kakek? Kebetulan atau memang keadaan sedang memihak kepadanya.

"Nama kakek lo beneran sugiono?" tanya Alina dan kembali diangguki oleh Widya.

"Iya Alin, kenapa sih?" tanya Widya yang langsung mendapat gelengan kepala dari Alina.

Tidak menyangka saja nama Kakek legend tersebut ada didunia nyata. Malahan kakek dari sahabat sendiri lagi. Ngomong-ngomong Alina harus bertemu suatu saat nanti siapa tahu saja bisa belajar cara menahlukan Alendra di keras kepala.

Alendra menaruh bolpoint yang sedang dia pegang di atas meja. Berita mengenai Alina dan Gevan juga sampai ke telinganya. Meski dia mencoba untuk bersikap acuh namun pikirannya tetap saja berkelana kemana-mana.

Apa yang dilakukan oleh gadis itu di mobil Gevan terus berputar di otak Alendra. Bayangan-bayangan dimana Alina dengan sengaja mengangkat roknya sampai memperlihatkan paha mulusnya kini malah yang terlintas di otak Alendra.

"S**l," umpatnya beranjak dari duduknya.

"Mau kemana pak Endra?" tanya salah satu guru yang masih bersetatus sebagai lajang. Belum menikah dan masih berusia sekitar 25 tahun.

Sejak kedatangan Alendra di sekolah itu diam-diam beliau selalu mencari cara untuk bisa dekat dan mendapat perhatian dari Alendra. Guru tampan itu terkenal cuek dan dingin.

"Saya ada kepentingan, mari bu," balas Alendra sopan.

Seperti halnya Aurel yang mendapat penolakan sopan dari Alendra. Beliau sedikit kecewa namun tak lengah untuk tetap mempertahankan apa yang ingin beliau dapatkan.

"Makin gemes deh sama pak Endra, kalau lagi cuek makin auw," gumamnya terkikik sendiri.

Kebetulan pagi ini Alendra mengajar di kelas Alina. Kesempatan untuknya melakukan apa yang ingin dilakukannya.

Derap langkah kaki Alendra kini mulai terdengar. Murid-murid yang tadinya sudah berada di kelas seketika mengintip dari jendela. Mereka rela untuk naik ke atas bangku demi melihat seorang Alendra. Terlebih ketika kelas mereka bukan Alendra yang mengajar. Rasanya ingin demo kepada kepala sekolah jika protes saja tidak cukup.

"Duh pak Endra kenapa nggak ngajar di kelas ini sih?"

"Iya, mana yang ngajar malah pak botak lagi."

"Tenang sih naik kelas 11 nanti kita udah bisa menikmati pak ganteng."

"Jangan nikah dulu ya pak. Tungguin aku."

Beberapa dari anak kelas 10 yang melihat Alendra dengan gagahnya melewati koridor kelas berande-ande. Mereka tidak cukup beruntung karena belum mendapat ajaran dari Pak Endra harus bersabar menunggu setahun lagi, itu pun kalau Alendra masih mengajar di sana. Karena setatus guru Alendra sekarang tidak lain dan tidak bukan ide dari kedua orang tuanya untuk lebih mendekatkan Alendra dengan Alina. Sehingga munculah cucu untuk keluarga mereka yang sudah dinanti-nanti.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Alendra seperti biasa.

"Pagi pak...ganteng," balas mereka ditambahi dengan kata ganteng diakhir kalimatnya.

Itu khusus bagi kaum cewek yang memang mengidolakan Alendra sejak kedatangannya. Jika para siswa cowok mereka mencebik melihat sikap gatel dari teman-teman kelasnya.

Mata Alendra memicing saat melihat bangku nomor 2 kosong, tepat itu bangku Alina yang entah sedang kemana gadis itu.

"Dimana teman kalian?" tanya Alendra membuat seisi kelas saling pandang.

Kemudian Alendra menatap ke arah Widya. Gadis yang belakangan ini ia ketahui teman Alina di sekolah.

"Kamu, apa kamu tahu dimana Alina?" tanya Alendra membuat semua siswi yang berada di kelas itu melotot bersamaan dengan jari mereka yang menunjukan angka dua.

"Dua kali girls," ujar salah satu siswi tanpa suara.

Semua mengangguk dan menggeleng tidak percaya. Sehafal itu Pak Endra dengan nama Alina. Seenteng itu Pak Endra ketika menyebutkan nama Alina.

"Di-dia tadi pamit keluar sebentar pak," jawab Widya takut-takut.

Setengahnya takut dengan tatapan tajam Alendra. Setengahnya lagi takut salah berucap.

"Anak itu," gumam Alendra memijit pelipisnya.

"Baik, kalian tolong buka halaman 32 yang kemarin sudah saya jelaskan. Kerjaan sola di bawahnya. Kalau masih ada yang belum dipahami bisa tanyakan saya langsung, saya keluar sebentar," jelasnya membuat beberapa siswi yang tadinya sudah mengangkat tangan untuk bertanya sekadar mencari perhatian mencebik kesal melihat kepergian Alendra.

"Yah...suruh ngerjain soal nggak dapat bonus wajah gantengnya, beku nih otak," dumel salah satu siswi merasa tidak beruntung dengan mata pelajaran Alendra saat ini.

Sementara Alina dia sedang kelimpungan sendiri mencari ponselnya yang entah dimana ia lupa menaruhnya. Setahu dia tadi ketika mengantar Widya ke toilet ia pegang dan masukkan ke dalam saku. Namun Alina benar-benar tidak menemukannya di seluruh penjuru toilet yang sudah dia gledah.

"Mana sih tuh hp, nggak ikhlas tuh pasti si Ale beliinnya makanya ngilang-ngilang gini," dumel Alina masih mencari-cari ponsel miliknya.

Dug

"Anj*r sakit," pekik Alina langsung menutup mulutnya.

Bersamaan dengan sorot matanya yang melebar mendapati Alendra sudah berdiri tegap di depannya dengan tangan sengaja dia masukan ke saku.

Asli kalau saja murid-murid lain yang melihat dan mendapati kejadian itu. Sudah pasti akan mereka pamerkan ke seluruh penjuru jagat maya.

"Pak Ale," ujar Alina meringis sakit.

"Kek batu deh tuh badan," keluh Alina lagi sembari mengusap keningnya.

"Ngapain masih berkeliaran di sini? Udah jamnya belajar Alina," tegas Alendra membuat Alina mengangguk.

"Hp gue hilang pak, lupa naruhnya," desis Alina seketika membuat Alendra menghela napas dalam.

"Besok saya belikan lagi," ujar Alendra menggunakan kata 'saya' ketika sedang berada di sekolah.

Meski sebal dengan gadis di depannya itu, namun ia tidak bisa mengelak kalau kenyataan yang ada sekarang Alina sering muncul di otaknya. Bahkan memenuhi pikirannya dengan segala apa yang gadis itu lakukan.

"Bentar... Kayaknya tadi ketinggalan di mobil Gevan," ujar Alina menatap Alendra dengan terkejut.

Ia baru ingat jika ponsel miliknya memang sama sekali belum dimainkannya. Melihat Alendra tadi bermesraan dengan pacarnya membuat Alina uring-uringan sendiri.

"Pulang nanti diambil sama saya," ujar Alendra meninggalkan Alina yang masih terbengong di tempatnya.

"Hah?" beo Alina.

Terpopuler

Comments

ARA

ARA

Pak guru bikin sensasi terus neh...
Kasian muridnya di rindung siswa sesekolahan😂😂😂

2023-01-22

0

TJenP

TJenP

sumpah speachlees🥲

2023-01-17

0

Fitria Dian Sulistiani

Fitria Dian Sulistiani

waduh di kakek mulai bereaksi....

2022-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Wajah Asing
3 Mendadak Jadi Istri
4 Semakin Berani
5 Satu Ranjang
6 Tanda Kepemilikan
7 Guru Baru-Teman Baru
8 Mabuk Obat Jujur
9 Diam-Diam Musuh
10 Gara-Gara Mengigau
11 Pemenang Sayembara Dalam Hal Apapun
12 Aksi Alina Buat Alendra Tersiksa
13 Keras Kepala Itu Alendra
14 Diam-Diam Penasaran
15 Seribu Satu Cara
16 Alendra Jadi Kakek
17 Kakek Legend
18 Mulai Menunjukan
19 Cieee Traktir
20 Kalah Taruhan? (Perjanjian Dibatalkan)
21 Mati Lampu Pembawa Berkah
22 Dasar Konyol
23 Rencana Licik Alina
24 Ketemu Mantan
25 Satu Sama (Impas)
26 Ada Saja Cara Alendra
27 Ada Yang Tumbuh Cepat
28 Masa Depan Suram
29 Si Seksi Alina
30 Ancaman Maut Alendra
31 Bisikan Memalukan
32 OTW Satu Kamar
33 Proyek Besar Alendra
34 Ada Penguntit
35 Welcome Boy
36 Ternyata Wajah Mirip Dewa
37 Amarah Alendra
38 Sopir Misterius
39 Sopir Ganteng Bajakan
40 Sebuah Berita Berujung Malapetaka
41 Tindakan Alendra Diluar Nalar
42 Bertemu Boy Diam-Diam
43 Bertemu Si Penghianat
44 Ketahuan Ngelayap
45 Diam-Diam Memperhatikan
46 Ijin Bolos
47 Penuh Drama Di Sekolah
48 Tragedi Di Ruang Guru
49 Imajinasi Terbuyarkan
50 Cara Licik Alendra
51 Alina Yang Diancam Widya Yang Gemetaran
52 Bestie Forever
53 Burung Besar Alendra
54 Salahkan Saja Minuman Itu
55 Dia Cemburu Tapi Tidak Sadar
56 Terapi Khusus Untuk....
57 Antara Tidak Sadar Dan Bodoh
58 Kopi Hitam Penuh Cerita
59 Alina VS Aurel
60 Pacar Dadakan
61 Senjata Makan Tuan
62 Mode Perang Dingin
63 Ibu Hamil Banyak Maunya
64 Cemburu Bilang Bosss
65 Siapa Yang Datang?
66 Mabuk Untuk Balas Dendam
67 Bertemu Mommy Sheren
68 Diam-Diam Menunggu
69 Kesempatan Dalam Kesempitan
70 Dibuat Bingung
71 Gevan Minta Bantuan Alina
72 Lupa Waktu
73 Belum On Fire
74 Putuskanlah saja Dirinya
75 What Happened?
76 Detik-Detik Menuju...
77 Berlanjut Atau Tidak?
78 Setengah Kebenaran
79 Teman Tapi Aneh
80 Pengakuan (Diluar Dugaan)
81 Setengah Panas
82 Mendadak Aneh
83 Cemburu Tapi Gengsi
84 Datang Lagi
85 Alina Mulai Aktif
86 Hampir Terjadi
87 Gosip Di Sekolah
88 Intim Berdua
89 Sekali Lagi
90 Berakhir Atau Lanjut?
91 Alina Yang Bolos-Alendra Yang Gundah
92 Tikus Caper
93 Rencana Sang Martua
94 Bioskop VIP?
95 Alendra Keluar Kota
96 Mulai Terungkap
97 Sahabat Tapi VS
98 Masuk Atau Tidak?
99 Musuh Dalam Selimut
100 Alina Pingsan
101 Terbongkar Sudah
102 Go Publick
103 Fire On Fire
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Kecelakaan
2
Wajah Asing
3
Mendadak Jadi Istri
4
Semakin Berani
5
Satu Ranjang
6
Tanda Kepemilikan
7
Guru Baru-Teman Baru
8
Mabuk Obat Jujur
9
Diam-Diam Musuh
10
Gara-Gara Mengigau
11
Pemenang Sayembara Dalam Hal Apapun
12
Aksi Alina Buat Alendra Tersiksa
13
Keras Kepala Itu Alendra
14
Diam-Diam Penasaran
15
Seribu Satu Cara
16
Alendra Jadi Kakek
17
Kakek Legend
18
Mulai Menunjukan
19
Cieee Traktir
20
Kalah Taruhan? (Perjanjian Dibatalkan)
21
Mati Lampu Pembawa Berkah
22
Dasar Konyol
23
Rencana Licik Alina
24
Ketemu Mantan
25
Satu Sama (Impas)
26
Ada Saja Cara Alendra
27
Ada Yang Tumbuh Cepat
28
Masa Depan Suram
29
Si Seksi Alina
30
Ancaman Maut Alendra
31
Bisikan Memalukan
32
OTW Satu Kamar
33
Proyek Besar Alendra
34
Ada Penguntit
35
Welcome Boy
36
Ternyata Wajah Mirip Dewa
37
Amarah Alendra
38
Sopir Misterius
39
Sopir Ganteng Bajakan
40
Sebuah Berita Berujung Malapetaka
41
Tindakan Alendra Diluar Nalar
42
Bertemu Boy Diam-Diam
43
Bertemu Si Penghianat
44
Ketahuan Ngelayap
45
Diam-Diam Memperhatikan
46
Ijin Bolos
47
Penuh Drama Di Sekolah
48
Tragedi Di Ruang Guru
49
Imajinasi Terbuyarkan
50
Cara Licik Alendra
51
Alina Yang Diancam Widya Yang Gemetaran
52
Bestie Forever
53
Burung Besar Alendra
54
Salahkan Saja Minuman Itu
55
Dia Cemburu Tapi Tidak Sadar
56
Terapi Khusus Untuk....
57
Antara Tidak Sadar Dan Bodoh
58
Kopi Hitam Penuh Cerita
59
Alina VS Aurel
60
Pacar Dadakan
61
Senjata Makan Tuan
62
Mode Perang Dingin
63
Ibu Hamil Banyak Maunya
64
Cemburu Bilang Bosss
65
Siapa Yang Datang?
66
Mabuk Untuk Balas Dendam
67
Bertemu Mommy Sheren
68
Diam-Diam Menunggu
69
Kesempatan Dalam Kesempitan
70
Dibuat Bingung
71
Gevan Minta Bantuan Alina
72
Lupa Waktu
73
Belum On Fire
74
Putuskanlah saja Dirinya
75
What Happened?
76
Detik-Detik Menuju...
77
Berlanjut Atau Tidak?
78
Setengah Kebenaran
79
Teman Tapi Aneh
80
Pengakuan (Diluar Dugaan)
81
Setengah Panas
82
Mendadak Aneh
83
Cemburu Tapi Gengsi
84
Datang Lagi
85
Alina Mulai Aktif
86
Hampir Terjadi
87
Gosip Di Sekolah
88
Intim Berdua
89
Sekali Lagi
90
Berakhir Atau Lanjut?
91
Alina Yang Bolos-Alendra Yang Gundah
92
Tikus Caper
93
Rencana Sang Martua
94
Bioskop VIP?
95
Alendra Keluar Kota
96
Mulai Terungkap
97
Sahabat Tapi VS
98
Masuk Atau Tidak?
99
Musuh Dalam Selimut
100
Alina Pingsan
101
Terbongkar Sudah
102
Go Publick
103
Fire On Fire

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!