Semakin Berani

Sinar matahari yang masuk lewat celah jendela membangunkan Alina yang masih terkapar di atas ranjang. Matanya terasa sedikit silau tubuhnya juga terasa pegal karena tadi malam tertidur dengan keadaan kesal.

Alina membuka matanya. Ia tersadar jika berada di kamar yang asing. Tetapi tidak ada niatan untuknya berteriak seperti cerita-cerita novel pada umumnya. Karena ia ingat betul tadi malam masuk ke kamar di rumah barunya sekarang. Ia juga sadar jika kejadian kemarin itu telah merubah kehidupannya.

Kini Jenni harus berperan sebagai Alina. Gadis SMA yang sudah bersetatus sebagai istri dari lelaki tampan namun sangat pongah.

Kruk

Kruk

Perut kecilnya berbunyi karena rasa lapar. Pantas saja dia lapar semalaman tidak memasukkan makanan apapun kedalam perut ratanya.

"Biasanya jam segini gue dapat makanan dari para fans," lirihnya seraya memegangi perutnya.

Alina beranjak dari ranjang kamarnya. Ia masuk ke dalam kamar mandi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk keluar dari kamar dan mencari makanan.

Namun apa yang dia temukan di dalam kamar mandi seketika membuat matanya membola. Sebuah barang sakral yang sudah pernah Diko beli untuk hubungan terlarang yang hampir saja mereka lakukan ketika itu.

Perlu kalian tahu Jennifer ini juga gadis yang masih bersetatus sebagai pelajar SMA. Bedanya dia menjadi idola di sekolahnya karena paras cantiknya dan setatusnya sebagai model terkenal yang akan merambah menjadi pemain film. Jika Alina dia gadis cantik yang sering mendapat rundungan di sekolahnya.

"Itu si Ale pakai barang ginian buat apa coba?" gumannya berpikir.

Ale yang dimaksud oleh Alina ialah Alendra. Jika yang lain memanggil dengan sebutan Endra maka Alina yang sekarang akan memanggilnya dengan sebutan Ale seperti nama minuman seribuan yang dulu sering dia beli ketika SD. Lumayan bahan untuk mencibir ketika beradu mulut nantinya.

Benda mirip balon kecil itu ia ambil. Detik berikutnya ia kembali lempar merasa geli sendiri dengan barang seperti itu.

"Jijik banget sumpah," dumelnya menggelengkan kepala.

"Jangan-jangan ini tubuh udah dibobol lagi sama tuh cowok, akhh...nggak rela gue," buru-buru kepalanya kembali menggeleng.

Meski dia bukan pemilik tubuh yang asli. Tetap saja dia merasa tidak rela. Kini tubuh Alina punya Jenni dan akan dia rawat sendiri sesuai keinginannya.

Langkahnya pelan menuruni anak tangga. Dari tangga terlihat jelas di sofa Alendra tertidur dengan posisi tengkurap.

"Si Ale," gumamnya mendekat.

"Ale, bangun!" Alina mencoba membangunkan Alendra dengan cara menggoyangkan lengannya pelan.

"Ale!" teriaknya seketika membuat Alendra terbangun karena terkejut.

"Anj*r kamu apa-apaan si Alina?" ketusnya masih setengah sadar.

Terbangun dan langsung melihat Alina di depannya matanya jelas sangat terganggu bagi Alendra. Terlebih Alina yang sekarang berubah seperti singa betina. Sangat galak dan tidak ada takut-takutnya sama sekali.

"Gue laper, dimana dapurnya?" tanya Alina membuat Alendra mendesah kesal.

"Punya kaki kan?" tanya Alendra dan seketika diangguki oleh Alina. "Ya sudah sana, ngapain masih di sini," ketusnya lagi-lagi membuat Alian tidak bisa lagi untuk menahan emosinya.

"Punya lo sepanjang apa sih? Sampai berani dipotong dua kali?" tanya Alina ngawur.

Tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Alina membuat Alendra menggeleng dan berniat untuk mengusir Alina. Namun melihat tatapan berani Alina ke benda keramatnya kini Alendra tahu yang dimaksud Alina tidak lain ialah adik kecilnya.

Masih ingat saja anak kecil ini dengan apa yang dikatakan oleh Mama Intan tadi malam.

"Sana, makin nyusahin. Gara-gara kamu aku jadi tidur di sini," beritahu Alendra seketika membuat tawa Alina pecah.

"Bagus deh, ogah gue tidur sama cowok songong kek lo! Masa bodoh sama yang namanya pernikahan," jawab Alina seraya berjalan meninggalkan Alendra dengan rasa kekesalan yang semakin membuncah.

Tidak terima dengan apa yang Alina katakan. Alendra bertindak cepat untuk mencekal tangannya.

Bukan hanya itu, Alendra bahkan kini sudah menyudutkan Alina di tembok dengan tatapan tajam bak elang yang siap menyerang musuh di depannya.

"Ngomong apa barusan?" tekan Alendra.

Alina menggelengkan kepalanya. "Nggak usah kepo deh."

"Mulai berani kamu sama aku?" tantang Alendra dengan sorot maya tajam.

Kali ini tatapan Alendra jatuh pada bagian bibir mungil Alina. Jika dulu Jenni di raga aslinya memiliki bibir yang seksi dan sangat menggoda. Lain halnya ketika dia kini sudah berada di tubuh Alina. Bibir mungil namun merah muda itu malah menambah daya tarik sendiri bagi siapa saja yang melihat.

"Kapan gue nggak berani sama lo? Sejak gue sadar nggak ada tuh gue takut sama cowok modelan kayak lo," jawab Alina seketika membuat Alendra semakin merasa kesal sekaligus tertantang.

Aneh rasanya dengan kebernian Alina setelah kecelakaan. Bukan hanya cara bicaranya saja yang berubah tetapi sifat penakutnya pun kini pergi tergantikan dengan sifat tidak tahu diri.

"Jangan bikin aku bertindak lebih Alina," tekan Alendra sebelum pergi meninggalkan Alina dengan keterdiamannya.

"Bertindak lebih? Apa maksudnya? Mereka sudah nikah apa saling mencumbu juga belum dilakukan?" gumamnya meraba bagian bibir yang tadi sempat di tatap penuh oleh Alendra.

"Astaga...berati Alina benar-benar masih suci" lirihnya lagi setengah percaya.

Sekitar pukul 8 pagi. Alendra dengan setelan casualnya berniat pergi ke kantor. Sebentar lagi Mamah Intan akan datang untuk menemani Alina.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah Alendra ketika menuruni anak tangga. Sontak saja Alina yang sedang sibuk dengan makanan di depannya menoleh dan mendapati lelaki yang memiliki wajah sangat surgawi sekali.

Perawakan tinggi dan sangat tampan. Bahkan ketika Alina yang dulu masih menjad model atau main film pun tidak pernah bertemu dengan lawan mainnya sesempurna ini.

Karena bengong, ia sampai lupa menyendokkan makanan ke dalam mulutnya.

"Ck, gadis bod*h," gumam Alendra setelah berada di depannya.

Dulu Alina akan takut-takut untuk menatapnya. Atau pernah beberapa kali dihadapkan dengan setiuasi seperti ini ia akan lebih memilih untuk menunduk bukan malah menatap tanpa berkedip seperti yang baru saja dilakukan.

Memang sudah berubah sampai ke syaraf-syaraf dan juga pembuluh darahnya mungkin.

"Gue pinter makanya gue tahu mata gunanya untuk apa," jawabnya tidak mau kalah.

"Buat apa coba?" tantang Alendra setengah mengejek.

"Buat liat cowok ganteng lah," jawab Alina percaya diri.

Sebelum akhirnya dia memejamkan matanya setelah tahu kebodohan yang baru saja dilakukan olehnya. Meski ketampanan Alendra menurut Alina melebihi kapasitas. Namun harusnya ia tidak memuji di depannya langsung. Cowok seperti Alendra jelas akan besar kepala. Selain itu juga akan semakin sombong.

"Ck, aku berangkat dulu. Sebentar lagi mama ke sini," ujar Alendra seraya menyentil kening Alina.

"Sakit nj*r! Gue baru kecelkaan lo main nyentil seenak jidat," umpatnya membuat langkah kaki Alendra terhenti.

"Ngomong apa barusan?" tanya Alendra menatap penuh Alina.

"Sakit," jawabnya enteng.

"Bukan itu," desis Alendra semakin menatap penuh Alina.

Asli jika berani lagi untuk mengumpat, maka Alendra akan memberi pelajaran untuk bibir mungil itu.

"Ya lo-nya sih segala pakai nyentil jidat gue, udah sana kalau mau kerja. Pulang bawa duit yang banyak biar bisanya nggak cuma bikin pusing orang," dumelnya membuat Alendra tergelak.

"Sudah berani merintah aku?" tanya Alendra menatap tajam.

"Lo suami gue kan? Apa salahnya minta dibawakan duit yang banyak. Capek tahu harus kerja ke luar kota terus," jawabnya setengah curhat dengan pekerjaannya yang dulu.

Alendra masih tidak bergeming. Ia menatap Alina yang sepertinya sudah kehilangan akal. Apa kecelakaan itu bagian dari rencana Alina agar bisa menantangnya?

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

artinya jiwa alina dah ngk ada donk...

2023-09-16

0

Jue

Jue

Itu bukan lawan tapi mengomel

2023-08-16

0

Elly Watty

Elly Watty

awal2 garang ntar juga lu2h, kbanyakan karakter FL kayak gitu

2023-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Wajah Asing
3 Mendadak Jadi Istri
4 Semakin Berani
5 Satu Ranjang
6 Tanda Kepemilikan
7 Guru Baru-Teman Baru
8 Mabuk Obat Jujur
9 Diam-Diam Musuh
10 Gara-Gara Mengigau
11 Pemenang Sayembara Dalam Hal Apapun
12 Aksi Alina Buat Alendra Tersiksa
13 Keras Kepala Itu Alendra
14 Diam-Diam Penasaran
15 Seribu Satu Cara
16 Alendra Jadi Kakek
17 Kakek Legend
18 Mulai Menunjukan
19 Cieee Traktir
20 Kalah Taruhan? (Perjanjian Dibatalkan)
21 Mati Lampu Pembawa Berkah
22 Dasar Konyol
23 Rencana Licik Alina
24 Ketemu Mantan
25 Satu Sama (Impas)
26 Ada Saja Cara Alendra
27 Ada Yang Tumbuh Cepat
28 Masa Depan Suram
29 Si Seksi Alina
30 Ancaman Maut Alendra
31 Bisikan Memalukan
32 OTW Satu Kamar
33 Proyek Besar Alendra
34 Ada Penguntit
35 Welcome Boy
36 Ternyata Wajah Mirip Dewa
37 Amarah Alendra
38 Sopir Misterius
39 Sopir Ganteng Bajakan
40 Sebuah Berita Berujung Malapetaka
41 Tindakan Alendra Diluar Nalar
42 Bertemu Boy Diam-Diam
43 Bertemu Si Penghianat
44 Ketahuan Ngelayap
45 Diam-Diam Memperhatikan
46 Ijin Bolos
47 Penuh Drama Di Sekolah
48 Tragedi Di Ruang Guru
49 Imajinasi Terbuyarkan
50 Cara Licik Alendra
51 Alina Yang Diancam Widya Yang Gemetaran
52 Bestie Forever
53 Burung Besar Alendra
54 Salahkan Saja Minuman Itu
55 Dia Cemburu Tapi Tidak Sadar
56 Terapi Khusus Untuk....
57 Antara Tidak Sadar Dan Bodoh
58 Kopi Hitam Penuh Cerita
59 Alina VS Aurel
60 Pacar Dadakan
61 Senjata Makan Tuan
62 Mode Perang Dingin
63 Ibu Hamil Banyak Maunya
64 Cemburu Bilang Bosss
65 Siapa Yang Datang?
66 Mabuk Untuk Balas Dendam
67 Bertemu Mommy Sheren
68 Diam-Diam Menunggu
69 Kesempatan Dalam Kesempitan
70 Dibuat Bingung
71 Gevan Minta Bantuan Alina
72 Lupa Waktu
73 Belum On Fire
74 Putuskanlah saja Dirinya
75 What Happened?
76 Detik-Detik Menuju...
77 Berlanjut Atau Tidak?
78 Setengah Kebenaran
79 Teman Tapi Aneh
80 Pengakuan (Diluar Dugaan)
81 Setengah Panas
82 Mendadak Aneh
83 Cemburu Tapi Gengsi
84 Datang Lagi
85 Alina Mulai Aktif
86 Hampir Terjadi
87 Gosip Di Sekolah
88 Intim Berdua
89 Sekali Lagi
90 Berakhir Atau Lanjut?
91 Alina Yang Bolos-Alendra Yang Gundah
92 Tikus Caper
93 Rencana Sang Martua
94 Bioskop VIP?
95 Alendra Keluar Kota
96 Mulai Terungkap
97 Sahabat Tapi VS
98 Masuk Atau Tidak?
99 Musuh Dalam Selimut
100 Alina Pingsan
101 Terbongkar Sudah
102 Go Publick
103 Fire On Fire
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Kecelakaan
2
Wajah Asing
3
Mendadak Jadi Istri
4
Semakin Berani
5
Satu Ranjang
6
Tanda Kepemilikan
7
Guru Baru-Teman Baru
8
Mabuk Obat Jujur
9
Diam-Diam Musuh
10
Gara-Gara Mengigau
11
Pemenang Sayembara Dalam Hal Apapun
12
Aksi Alina Buat Alendra Tersiksa
13
Keras Kepala Itu Alendra
14
Diam-Diam Penasaran
15
Seribu Satu Cara
16
Alendra Jadi Kakek
17
Kakek Legend
18
Mulai Menunjukan
19
Cieee Traktir
20
Kalah Taruhan? (Perjanjian Dibatalkan)
21
Mati Lampu Pembawa Berkah
22
Dasar Konyol
23
Rencana Licik Alina
24
Ketemu Mantan
25
Satu Sama (Impas)
26
Ada Saja Cara Alendra
27
Ada Yang Tumbuh Cepat
28
Masa Depan Suram
29
Si Seksi Alina
30
Ancaman Maut Alendra
31
Bisikan Memalukan
32
OTW Satu Kamar
33
Proyek Besar Alendra
34
Ada Penguntit
35
Welcome Boy
36
Ternyata Wajah Mirip Dewa
37
Amarah Alendra
38
Sopir Misterius
39
Sopir Ganteng Bajakan
40
Sebuah Berita Berujung Malapetaka
41
Tindakan Alendra Diluar Nalar
42
Bertemu Boy Diam-Diam
43
Bertemu Si Penghianat
44
Ketahuan Ngelayap
45
Diam-Diam Memperhatikan
46
Ijin Bolos
47
Penuh Drama Di Sekolah
48
Tragedi Di Ruang Guru
49
Imajinasi Terbuyarkan
50
Cara Licik Alendra
51
Alina Yang Diancam Widya Yang Gemetaran
52
Bestie Forever
53
Burung Besar Alendra
54
Salahkan Saja Minuman Itu
55
Dia Cemburu Tapi Tidak Sadar
56
Terapi Khusus Untuk....
57
Antara Tidak Sadar Dan Bodoh
58
Kopi Hitam Penuh Cerita
59
Alina VS Aurel
60
Pacar Dadakan
61
Senjata Makan Tuan
62
Mode Perang Dingin
63
Ibu Hamil Banyak Maunya
64
Cemburu Bilang Bosss
65
Siapa Yang Datang?
66
Mabuk Untuk Balas Dendam
67
Bertemu Mommy Sheren
68
Diam-Diam Menunggu
69
Kesempatan Dalam Kesempitan
70
Dibuat Bingung
71
Gevan Minta Bantuan Alina
72
Lupa Waktu
73
Belum On Fire
74
Putuskanlah saja Dirinya
75
What Happened?
76
Detik-Detik Menuju...
77
Berlanjut Atau Tidak?
78
Setengah Kebenaran
79
Teman Tapi Aneh
80
Pengakuan (Diluar Dugaan)
81
Setengah Panas
82
Mendadak Aneh
83
Cemburu Tapi Gengsi
84
Datang Lagi
85
Alina Mulai Aktif
86
Hampir Terjadi
87
Gosip Di Sekolah
88
Intim Berdua
89
Sekali Lagi
90
Berakhir Atau Lanjut?
91
Alina Yang Bolos-Alendra Yang Gundah
92
Tikus Caper
93
Rencana Sang Martua
94
Bioskop VIP?
95
Alendra Keluar Kota
96
Mulai Terungkap
97
Sahabat Tapi VS
98
Masuk Atau Tidak?
99
Musuh Dalam Selimut
100
Alina Pingsan
101
Terbongkar Sudah
102
Go Publick
103
Fire On Fire

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!