KENCAN (Flashback)

"Apa!?" teriak Panji. "Menikah?!" tak percaya apa yang baru saja papanya minta.

"Iya. Kamu harus menikah," jawab Suryo enteng.

Panji mengacak rambutnya frustrasi. Jaman sudah modern. Perjodohan masih berlaku bagi orang tua kolot. Panji bukan lelaki yang tak laku. Ketampanannya yang paripurna telah mengantarnya sebagai pebisnis yang digandrungi para wanita jet set di luar sana.

Bahkan beberapa majalah mode menganugerahkan penghargaan untuknya penghargaan sebagai "HOT BUSSINES MAN". Penghargaan itu didapatkan selama 2 tahun berturut-turut.

"Jangan bilang papa mau jodohkan aku dengan anak perempuan yang kemarin?" terka Panji.

Suryo mengangguk membenarkan terkaan putra semata wayangnya itu. Panji mendecis.

"Jangan gegabah. Kau lihat kinerjanya bukan?" ujar Suryo tegas.

"Kau tahu. Pembukuannya sangat bersih dan apik. Jurnal pembukuan selama bertahun-tahun ia selesaikan hanya beberapa jam saja," lanjutnya dengan nada bangga.

Panji tercenung mendengar perkataan papanya. Memang ia mendengar dari bagian personal HRD. Kinerja Almira bisa dibilang spektakuler.

"Siapa yang bisa menyaingi wanita itu?" tanya Suryo sinis.

"Jenny, Monica, Allena, Fiska atau perempuan penikmat harta itu?" tanyanya ulang.

Panji terdiam. "Glory punya perusahaan sendiri," jawabnya pelan.

"Glory? hahahaha ...!" Suryo tertawa mendengar jawaban putra tampannya itu.

"Perusahan cabul. Kau tidak tahu trek recordnya?! Sungguh kau katak dalam tempurung!" sela Suryo sinis.

"Glory yang memanfaatkan para pengusaha-pengusaha besar. Tak peduli muda atau tua. Bahkan dia mau tidur dengan mereka asal sahamnya bisa naik. Kau samakan dengan Almira Primastuti?!" lanjutnya penuh emosi.

Panji tertunduk. Soal dunia hitam dalam bisnis memang ia tak begitu banyak tahu dibanding dengan papanya. Memang di luaran sana banyak berseliweran berita-berita miring. Bahkan dirinya dianggap homo atau gay karena tak memiliki kekasih.

"Papa tak mau tahu. Kau harus menerima perjodohan ini. Besok papa akan langsung melamar gadis itu untukmu," terang Suryo.

Panji hanya diam mematung. Antara tak setuju dan setuju. Pria sempurna ini memang pilah pilih dalam memulai sesuatu. Terlebih Ia tidak begitu mengenal siapa Almira ini.

Sepulang dari lamaran. Pikiran Panji terus berkelebat pada sosok cantik yang barusan ia lamar. Sedikit sunggingan senyum terukir di wajahnya yang tampan. Lesung pipinya tercetak sempurna di kedua pipi. Menambah ketampanannya.

"Ajak dia kencan. Agar kau lebih mengenalnya," saran Suryo.

Panji membelalakkan matanya. 'Kencan?!' teriaknya dalam hati. mengapa tidak pikirnya. Sesaat Panji bingung. Ia tidak menyimpan nomer ponsel calon istrinya itu.

Suryo memberikan nomer ponsel Almira sambil bersungut. Panji hanya cengengesan. Kadang pria muda itu masih terlihat manja pada papanya.

'Mudah-mudahan ia tak bertanya dari mana aku dapat nomor ponselnya,' guman Panji.

Pesan terkirim. Selang beberapa menit pesan Panji tak terbalas. Ia kesal menunggu jawaban dari gadis yang mulai mengusik pikirannya secara tak sadar.

Panji mengetik pesan lagi. Kali ini langsung dijawab. Terbelalak mata Panji ketika membaca balasan dari gadis itu.

'hanya iya?' gerutunya.

Ia mengetik balasan lagi. Selang beberapa menit balasan diterima. Panji hanya tersenyum sinis ketika membaca balasan Almira.

Panji memilih mengabaikan balasan dari Almira. Selang beberapa menit ponselnya berbunyi. Tiba-tiba hatinya berdesir ketika ia mengira Almira mengirim sebuah pesan singkat lagi.

Matanya jengah ketika membaca nama pengirim pesan. Hanya beberapa detik saja ia sudah memblokir nama pengirim pesan tersebut.

Sementara di ujung sana. Seorang wanita berbalut busana seksi. Menggerutu karena pesannya tak terbalas. Bahkan nomornya tak bisa menghubungi lagi karena telah diblokir.

Dengan penuh kekesalan ia pun menyambar tas Hermest dan kunci mobil sport kesayangannya. Kemudian pergi entah kemana.

-----

Almira sudah duduk di samping pemuda tampan yang sebentar lagi jadi suaminya. Dress sederhana dengan sepatu flat hitam yang sedikit kusam. Almira tetap cantik walau hanya berhias dengan lipstik warna nude.

Sampai di sebuah restoran mewah. Mereka berhenti dan masuk setelah memarkir mobil. Almira duduk dengan sopan. Panji tak menyangka. Table manner yang dimiliki gadis dihadapannya sangat baik. Bahkan bisa dibilang sempurna.

Belum selesai ketakjuban Panji. Almira bisa membedakan mana Senduk sup, sendok makan, sendok salad, garpu. Tidak hanya itu. Almira bahkan tahu bagaimana menaruh serbet pada tubuhnya. Almira menaruhnya di atas pahanya.

Panji memesan anggur putih terbaik. Pramusaji memberikan pilihan. Panji lagi-lagi menge-test gadis itu. Apakah ia tahu tentang ini. Diluar dugaan. Almira memilih anggur putih tahun 1877 bernama "Scouch" yang seharga lima belas juta segelasnya.

"Toast," ajak Panji mengangkat gelas.

Almira mengadukan gelasnya pada gelas Panji hingga berdenting.

Tak jauh dari tempat mereka duduk. Tampak dua mata mengawasi mereka dengan geram.

"Siapa dia?" tanyanya pada diri sendiri dengan penuh rasa cemburu.

bersambung

minta star dan hadiahnya yaa makasih...

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

siap² Mira.. kejutan pertama di kencan pertama akan menyambutmu, sepertinya... ular betina pertama bakal memdekat pd kalian... 😅😅

2023-10-03

0

Ni L. Pt. D. Virgianti Alit P.

Ni L. Pt. D. Virgianti Alit P.

sbr panji... biasany pilihan ortu yg pling baik😁

2022-05-05

1

Nazla K. R

Nazla K. R

ktnya muslim tp kok minum anggur.. klo orgnya nakal gk msalah... almira kan org baik2 kok msh mau mnum anggur.. aku klo ada cwek yg mnum anggur yg memabukkan udh aku cap cwek gk bner.

2022-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!