KEHEBOHAN AWAL KERJA

Pukul 18.00 Mira menyelesaikan pekerjaannya. Buku besar yang ia minta tak kunjung datang. Almira hanya mendesah panjang. Semua karyawan satu persatu mulai meninggalkan kantor. Almira menyusun semua berkas yang telah ia selesaikan dan dimasukkan kedalam loker yang tak jauh dari mejanya.

Ditaruhnya kunci loker dalam tas hitamnya, kemudian ia pun mulai melangkah keluar dari gedung perusahaan.

Baru sampai pos penjagaan ia dikejutkan oleh bunyi klakson. Almira menoleh. Seorang pria berwajah tampan yang ia kenali, memunculkan muka setelah kaca mobil sportnya terbuka.

"Kau mau kemana?" tanya pria itu.

"Masjid ...." pria itu memgernyitkan keningnya.

Ketika portal penjaga terbuka. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan Almira yang tertegun.

Almira menggeleng. Langit mulai gelap. Ia mempercepat langkahnya, sebelum garis merah pertanda waktu maghrib hilang.

Pukul 19.30 Almira sudah sampai rumah. Ia langsung mendatangi kamar sang ayah.

"Assalamu'alaikum, Yah," ujar Almira mengucap salam.

"Wa'alaikum salam, Kamu sudah pulang, Nak?"

"Iya Yah ... Kita makan bareng yaa. Almira siapkan."

Anggono hanya mengangguk sambil tersenyum.

Sepuluh menit kemudian mereka sudah duduk di kursi makan. Almira menyiapkan makan untuk sang ayah.

"Apa saja yang terjadi hari ini Nak?" tanya Anggono sejurus kemudian.

"Alhamdulillah, Mira langsung training dua bulan kedepannya Yah."

"Alhamdulillah .... perusahaan apa?" tanya Anggono.

"PT. Arga Bayu Enterprize."

"Kebetulan sekali ..."

"Maksud Ayah?"

"Perusahaan itu milik Suryo."

"Mira baru tahu."

"Apa kau tak baca report perusahaannya?" Mira menggeleng.

Anggono menghela napasnya.

"Coba kau cek. Setahu Ayah, perusahaan itu nyaris gulung tikar karena laporan keuangannya yang tak jelas."

Mira nyaris menyemburkan makanannya. 'Pantas' gumamnya dalam hati.

"Jika saja itu bukan milik Suryo Laksono. Salah satu milyarder tanah air ...."

"Om Suryo milyarder Yah?"

Anggono mengangguk. "Tidak ada yang mengetahui itu karena dia memang sangat sederhana."

"Perusahaan tempat mu bekerja adalah salah satu perusahaan di bawah naungannya."

"Pantas ...."

"Iya pantas ia mau menanggung semua biaya Ayah di rumah sakit kelas VIP."

'Tidak Yah. Mira pinjam,' gumamnya dalam hati.

Mata Almira membulat. Ia ingat sesuatu tentang persyaratan yang diminta oleh Suryo waktu itu. Hingga sekarang Mira belum tahu apa isi persyaratannya.

 

Pagi ini Almira kembali bekerja. Di mejanya telah disiapkan berbagai berkas berikut buku besar.

Almira terkejut ketika membaca rangkapan keuangan yang tertera di buku. Sangat berantakan bahkan terkesan asal. Almira hanya terduduk lemas di kursi sambil memijat kepalanya.

'Aku terjebak di sebuah kapal yang akan tenggelam' gumamnya.

Mira memejamkan matanya sesaat. Akan sangat sulit jika harus bekerja membenahi semua laporan yang ada di tangannya itu.

'Pantas banyak yang mengundurkan diri dari jabatan ini,' gumamnya lagi.

Hadi datang dengan wajah kacau. Matanya sembab dengan lingkaran hitam di sekelilingnya. Menandakan ia tidak tidur semalaman.

"Saya telah mengobrak-abrik berkas yang ada, dan hanya itu yang Saya dapatkan" jelasnya.

Almira menatap pria di hadapannya. Postur tubuh sedikit kurus dengan wajah agak tirus. Hidung mancung dengan alis mata tebal. Kulit kecoklatan. Tidak begitu tampan tapi memiliki karisma yang kuat. Terlebih suara baritonnya.

"Bapak mesti melakukan rapat mendadak untuk mendiskusikan neraca keuangan yang hancur ini. Semuanya harus terlibat Pak," jelas Mira tenang.

"Hufff!!" dengkusan kesal Hadi membuat kening Mira berkerut.

"Para direksi menyerahkan semuanya di tangan kita. Atau lebih tepatnya di tanganmu," lanjutnya yang membuat Almira melongo.

"Lalu yang jadi tim Saya siapa Pak? jelas Saya tidak bisa mengerjakan ini sendirian?" tanya Mira dengan mimik kesal.

"Cuma kita berdua. Kamu lihat ruangan ini?" tanya Hadi sambil merentangkan tangannya.

Almira tersadar jika ruangan sepi dan hanya tinggal mereka berdua.

"Yang kemarin melamar bersamamu tak sesuai klasifikasi. Jadi mereka gugur di gelombang pertama" jelas Hadi.

Hadi mendekati Almira. Menangkup kedua tangannya di atas komputer yang berada di hadapan Almira.

"Jadi seharian ini, hanya kita berdua yang menyelesaikan ini. Sekarang katakan padaku. Apa Kamu akan mundur?" tanyanya lagi.

Almira menghela napas panjang.

"Ayo kita mulai sekarang Pak," jawaban tegas Almira membuat Hadi tersenyum.

"Saya tahu jika Kamu pasti bukan orang yang gampang mundur," ujar Hadi.

Dalam jangka hitungan menit. Mereka berdua pun mengerjakan pekerjaan mereka dengan fokus.

Lepas makan siang Amira dan Hadi bisa menyelesaikan tugas mereka. Almira sedikit bernapas lega. Semua susuan neraca keuangan tidak ada sedikit kesalahan, walau keuangan perusahaan nyaris minus. Itu diakibatkan tidak adanya detail transaksi atau pemasukan proyek.

"Saya akan bawa ini dirapat redaksi. Kamu ikut saya ya," ujar Hadi serius.

"Saya? Tapi Pak ...."

"Sudah, ikut saja," potong Hadi.

Almira menghela napas. "Baik, Pak."

 

Rapat dengan para direksi usai. Bahkan secara resmi Almira diangkat sebagai kepala akunting. Kepiawaian Almira dalam menyusun neraca terdengar oleh Suryo.

Suryo langsung tersenyum dan bangga. "Aku tak salah pilih. Gadis itu bisa mendampingi Panji dalam mengawasi perusahaan."

 

Seperti biasa, ketika sampai rumah Almira mengecek keadaan Anggono ayahnya.

"Kamu sudah pulang Nak?" tanyanya yang dijawab anggukan Almira.

"Mira ganti baju dulu ya. Ayah sudah makan?" Anggono menggeleng.

"Ayah menunggumu. Ada yang ingin Ayah bicarakan."

"Baik. Mira ganti baju dulu," ujar gadis itu berlalu setelah mengecup kening ayahnya lembut.

Anggono gelisah. Ia sangat sedih. Terlebih Suryo telah menelponnya tadi siang. Suryo berkeinginan untuk melamar Almira untuk dijadikan menantunya.

Sebenarnya Anggono masih merasa berat untuk melepas anak gadisnya menikah. Ia sempat beradu argumen dengan Suryo tadi.

"Anak gadisku masih terlalu belia untuk menikah, Mas!" seru Anggono.

"Bagaimana hidupku tanpa dia?" lanjutnya dengan suara tercekat

"Lalu. Apa kau tidak mau Mira menikah? Dan terus menerus mengurus hidupmu?!" sentak Suryo di ujung telpon.

perkataan Suryo membuat Anggono terdiam. Dalam hatinya berkecamuk.

"Jangan jadi orang tua egois!" sentak Suryo lagi-lagi mengagetkan lamunan Anggono.

"Mira pasti menolak!" Anggono masih berkilah.

"Apa kau yakin?! Kau benar-benar egois Anggono!' sindir Suryo.

Anggono langsung menutup telpon. Tak sanggup ia mendengar perkataan Suryo yang kesemuanya benar.

"Apa Aku terlalu egois jika Aku menyuruh anak yang ku asuh semenjak kematian Ibunya untuk merawatku?" tanya Anggono dalam hati.

"Tapi bagaimana denganku. Aku ... ah!!" Anggono mengacak rambut dengan kedua tangannya.

Ia mengusap wajahnya kasar. Helaan napas berat terus ia keluarkan sepanjang harian tadi.

Air matanya bergulir. Saat ia sadari bahwa anak gadisnya itu menjadi tanggung jawabnya yang akhirnya ia harus lepaskan.

Terlintas dalam bayangan Anggono ketika pertama kali tangisan keras bayi yang baru saja dilahirkan istrinya itu.

Dalam gendongan seorang bidan tampak bayi mungil nan cantik. Buah cinta Anggono dan istrinya. Buah cinta yang lahir ketika mereka sama-sama berjuang dalam menggapai cita-cita mereka.

Kehadiran Almira malah membuat Anggono dan Marsha melambung dalam karirnya. Maka tak heran jika Anggono sangat menyayangi anak gadisnya. Terlebih sepeninggalan istrinya. Hanya Almira yang ia miliki

Kini Anggono mulai dilema. Haruskan ia melepas lajang putri kesayangannya. Sedang ia merasa dirinya tak sanggup mengurus dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Almira pukan tipe ank yg akan melupakan jasa² org terhadapnya terutama ayahnya jd.. pak Anghono tenang aja... doakan yg terbai utk putri baik mu...

2023-10-03

0

🥀⃞Weny🅠🅛

🥀⃞Weny🅠🅛

ayah Mira mungkin takut melepas putrinya karena Mira menikah dengan perjodohan bukan atas dasar cinta🥹

2023-06-05

0

ꪶꫝ🥀⃞oktavia ariani🔮S⃟M•

ꪶꫝ🥀⃞oktavia ariani🔮S⃟M•

semoga saja ayah almira bisa menerima perjodohan ini, dan dia bisa ttp bahagia

2023-06-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!