Seminggu berlalu. Millie dan Esar pun sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas mereka sebagai Presdir sementara perusahaan IYG.
Arthur dan Nancy juga sudah mengatur jadwal Esar dan Millie karena perkuliahan Millie dan Esar sudah di mulai.
Hari ini hari Senin, dan hari ini juga adalah hari pertama Esar dan Millie kuliah.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi waktu setempat. Esar sudah duduk manis di ruang tengah unit apartemen Millie. Selain karena menunggu Millie untuk berangkat bersama ke kempus, alasan lainnya adalah untuk numpang sarapan. Bukan hanya Esar yang numpang sarapan, Arthur pun ikut numpang sarapan di apartemen Millie. Arthur dan Nancy sudah berangkat bekerja. Dan sekarang tinggal lah Esar yang sedang merasa jenuh, kesal, geram karena lama sekali menunggu Millie.
Tak sabar menunggu Millie, Esar pun berjalan menuju kamar Millie yang letaknya tak jauh dari ruang tengah.
Dor... Dor... Dor. Esar menggedor pintu kamar Millie dengan sangat brutal.
"Mill... cepetan!!!! Lama banget sih loe!!!" Teriak Esar.
Ini adalah yang ke lima kalinya Esar menggedor dan meneriaki Millie dari depan pintu kamar Millie.
"Iya bawel!!!" Jawab Millie tak kalah berteriak dari dalam kamar.
"Huuuh.. sabar Sar.. sabar. Ini hari pertama loe kuliah, mood loe gak boleh rusak gara-gara si Nyai Kompeni super lelet ini." Gumam Esar dalam hati berusaha menenangkan dirinya sendiri. Esar pun kembali ke ruang tengah dan menunggu Millie.
Lima belas kemudian Millie pun keluar dari dalam kamarnya.
"Ayo." Ucap Millie dengan wajah tak berdosanya.
"Lama banget sih loe!! Mau berangkat ke kampus aja udah kayak mau ke makan malam bareng presiden aja!!!" Omel Esar.
"Ya wajar lah namanya juga cewek." Balas Millie.
"Ya udah ayo cepetan. Mau berangkat atau mau debat nih." Ucap Millie lagi.
Esar pun berdiri dari tempat duduknya dan mereka pun keluar dari dalam unit apartemen Millie.
Tak sampai dua puluh menit, mereka pun sampai di University Collage London. Disini Esar dan Millie mengambil program pasca sarjana jurusan bisnis management.
Setelah mobil terparkir dengan sempurna, cepat-cepat Esar dan Millie keluar dari dalam mobil karena waktu mereka tak sampai dua puluh menit lagi, belum lagi harus mencari kelas mereka di kampus yang sangat besar itu.
"Gara-gara loe nih kita telat!!" Ucap Esar menyalahkan Millie sambil berjalan menuju gedung kampus.
"Telat apaan sih orang masih banyak waktunya kok." Jawab Millie tak mau disalahkan.
"Tapi kan kita masih harus nyari kelas Mill."
"Ya elah Sar, tinggal nanya aja." Jawab Millie.
Saat Millie melintasi dua orang mahasiswi, Millie pun bertanya pada mereka.
"Hai Nona, apa kau tau dimana letak kelas A-12?" Tanya Millie.
"Disana." Tunjuk salah satu mahasiswi itu ke arah kiri.
"Oh oke, terimakasih."
Millie dan Esar pun kembali berjalan menuju arah yang di tunjuk mahasiswi itu.
"Gampang kan!!" Ucap Millie.
"Cih.." decih Esar sambil memutar bola matanya malas.
Mereka pun terus berjalan sampai akhirnya mereka sampai di ruang A-12, ruangan yang akan mereka tempati selama kurang lebih sembilan puluh menit di hari pertama mereka kuliah pasca sarjana.
"Loe masuk duluan deh Mill, gue ke toilet bentar." Ucap Esar karena merasakan dirinya ingin buang air kecil.
Millie pun masuk ke dalam kelas terlebih dahulu sedangkan Esar melanjutkan langkahnya menuju toilet dengan mengikuti petunjuk yang ada.
Saat di pembelokkan menuju toilet, tak sengaja Esar menabrak seorang wanita.
BRAK.
"Ups. Maaf." Ucap si wanita.
"Harusnya aku yang meminta maaf." Jawab Esar.
"Tidak jadi masalah mau siapa yang meminta maaf." Balas si wanita sambil tersenyum pada Esar.
"Kalau begitu aku duluan." Ucap si wanita itu kemudian berlalu dari hadapan Esar.
Tapi sayangnya senyum manis si wanita itu tak mau berlalu dari pikiran Esar.
Sambil melanjutkan langkah kakinya menuju toilet pria, Esar senyum-senyum sendiri membayangkan wanita yang tak sengaja ia tabrak tadi.
Sedangkan di dalam ruang A-12, Millie langsung duduk di kursi kosong yang ada di tengah-tengah ruangan. Tak lupa ia menyisakan kursi di sebelahnya untuk Esar.
Namun baru beberapa detik Millie duduk, tiba-tiba saja seorang pria bule dengan wajah tampan, tubuh tinggi besar layaknya seorang pemain basket dengan tato bergambar naga di tulang hastanya duduk di sebelah Millie tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
Jelas saja aksi pria itu membuat Millie geram.
"Maaf, kursi itu sudah ada orangnya." Ucap Millie masih bersikap sopan.
"Mana? Aku tidak melihatnya." Jawab pria itu sambil celingak-celinguk.
Millie menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan, ia sedang menata emosinya.
"Orangnya sedang ada ke toilet." Jawab Millie.
"Oh.. kalau gitu biar orang itu duduk di kursi lain. Kan masih banyak kursi yang kosong." Jawab pria itu tak mau kalah dengan Millie.
"Kenapa bukan kau saja yang pergi mencari kursi lain? Kursi ini untuk sahabatku." Kata Millie dengan nada yang sedikit meninggi. Ia sudah mulai tak bisa menahan emosinya. Bukan Millie namanya kalau tidak emosian.
"Hei Nona. Kita semua disini bayar, kau bayar, aku pun bayar. Kau tidak bisa asal menetapkan kursi ini adalah milik mu atau milik sahabat mu. Kalau kau tidak suka, kau saja yang pindah sana."
"Hish!!!" Geram Millie. Millie pun memilih untuk pindah dan tak melanjutkan perdebatan.
Tapi baru saja dirinya berdiri, dosen sudah masuk. Dan begitu dosen masuk, banyak mahasiswa yang ikut masuk dari belakang dosen itu.
Mau tak mau Millie kembali mendudukkan dirinya di kursi tempatnya semula. Sekarang Esar lah yang ia khawatirkan.
"Kemana anak itu? Kenapa belum muncul." Gumam Millie dalam hati.
"Hei Nona, mana sahabat mu itu? Apa kau sedang berbohong." Bisik pria yang duduk disebelah Millie.
"Diam kau!!" Jawab Millie ketus.
Tak lama Esar pun muncul, untuk dosen belum memulai mata kuliahnya.
Mata Esar pun berkeliling. Bukan untuk mencari Millie melainkan untuk mencari bangku yang kosong. Begitu matanya menemukan bangku kosong, Esar pun langsung berjalan menuju bangku kosong itu.
Mata Millie mengikuti arah langkah Esar. Ternyata Esar sedang menuju bangku kosong disebelah seorang wanita.
Sedangkan Esar, ia langsung duduk di bangku kosong itu tanpa melihat siapa yang ada disampingnya.
"Hai.." wanita yang ada disamping Esar pun menyapa Esar terlebih dahulu.
Esar pun menoleh. Matanya langsung membelalak saat melihat wanita yang ada disebelahnya.
Sedangkan dari tempat duduknya, Millie yang terus memperhatikan Esar yang duduk di kursi nomor dua dari belakang itu mengernyitkan keningnya heran karena melihat ekspresi wajah Esar yang nampak terkejut tapi dari tatapan matanya mengeluarkan bunga-bunga dan lope-lope.
"Kenapa ekspresi mukanya kayak gitu? Apa Esar kenal sama perempuan itu?" Gumam Millie dalam hati.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
🍾⃝ᴇͥɴͣɪͫ☀꙰❦sͩᴇᷞᴛͧɪᷠᴀͣ⏳⃟⃝㉉
sejauh ini kesanya si mille yg posesif sama esar,sedang esarnya cuek bebek...
2022-04-20
0
Nesya Fandriina
modelan esar nih persis kayak Bpk nya,,, boddoh klu tentang wanitaa...
2022-04-05
1
Azkiya
Mille kok Kya bucin bgt sama esar...Thor buat esar yg cemburu an dong sama Mille .
.
2022-03-04
0