"Udah tidur? Kalian udah makan?" Tanya Millie karena tujuan Millie mendatangi apartemen Esar karena ingin mengajak Esar dan Arthur makan.
"Udah." Jawab Arthur berbohong.
"Makan apa?"
"Goreng telur. Kan ada beras, jadi kita makan nasi pake telur dadar aja." Jawab Arthur.
"Bener?" Tanya Millie dengan tatapan menyelidik.
"Kalian berdua gak lagi merencanakan sesuatu kan?" Tanya Millie dengan tatapan tajam yang sangat mengintimidasi.
"Iya beneran." Jawab Arthur mantap.
Tapi sayangnya bukan Millie namanya kalau langsung percaya dengan omongan Arthur.
"Gue mau lihat Esar kalau gitu." Ucap Millie sambil berjalan menuju kamar Esar.
"Mampus!!" Cicit Arthur pelan.
Arthur tak sanggup mencegah Millie, karena kalau di cegah pasti Millie akan semakin curiga, ia hanya mengikuti Millie dari belakang sambil menahan nafas.
"Sar... Esar!!!" Teriak Millie.
BRAAAK. Millie membuka pintu kamar Esar dengan sangat kasar.
Arthur bernafas lega, karena Esar sekarang sudah di atas ranjang dan menyelimuti seluruh tubuhnya dan hanya menyisakan sedikit wajahnya saja yang tidak di selimuti. Lalu bagaimana dengan rambut klimis yang sudah ia beri pomade? Entah lah, yang pasti kalau soal rambut masih di perbaiki. Tapi kalau ketauan oleh Millie mereka ingin makan malam di luar bersama Jasmine, bisa-bisa Esar di kurung tiga hari tiga malam di kandang macan.
"Kan gue udah bilang Esar lagi tidur." Ucap Arthur.
"Kok tumben banget sih dia udah tidur, dia gak sakit kan?" Yang tadinya Millie curiga, sekarang menjadi khawatir.
Millie pun berjalan mendekati Esar untuk memeriksa suhu tubuh Esar dengan tangannya.
"Gak demam." Lirih Millie.
"Lah emang gak. Dia tuh lemes Mill." Ucap Arthur.
"Lemes kenapa?"
"Biasa cowok. Olahraga lima jari." Jawab Arthur. Mumpung Esar sedang tidak bisa berkutik, ini lah kesempatan Arthur untuk menzalimi sahabatnya itu.
"Apaan tuh olahraga lima jari?" Tanya Millie bingung.
"Gini.." Arthur menunjukkan cara kerja olahraga lima jari pada Millie dengan menggerakkan lima jarinya seperti sedang menshake botol di depan celananya.
"Ish.. kurang ajar loe!!! Mesum dasar!!" Umpat Millie sambil menjitak kepala Arthur.
"Auw..." ringis Arthur sambil mengusap kepalanya.
"Sakit Mill!!!" Teriak Arthur lagi.
"Siapa suruh loe mesum di depan gue!!" Omel Millie.
"Lah kan loe yang nanya!! Ya gue tunjukin lah cara kerjanya!! Gimana sih loe!! Serba salah gue ngomong sama loe!!" Balas Arthur.
"Ya tapi gak gitu juga Mastur!!!" Geram Millie.
"Udah sana loe keluar deh, kita mau lanjut tidur." Usir Arthur.
"Tapi beneran kalian udah makan."
"Udah. Gak percayaan banget sih nih Nyai Kompeni." Dan tiba-tiba...
Pyuuuuut. Suara ken•tut Arthur yang mendecit. Suaranya memang pelan, tapi aroma nya menyengat sampai seisi ruangan. Dan yang lebih miris nya lagi, posisi lubang knalpot Arthur tepat di wajah Esar.
Esar yang sedang pura-pura tidur, mau tak mau harus bisa menahan aroma telur busuk yang keluar dari lubang knalpot Arthur. Semoga saja Esar tidak tidur selamanya karena harus menahan aroma telur busuk itu.
"Bau banget sih ken•tut loe!!" Gerutu Millie sambil menutup hidungnya.
"Makan apa sih loe?!" Kata Millie lagi.
"Lah gue kan baru makan telur. Makanya bau. Udah sana loe keluar, gue mau bo•ker nih!" Usir Arthur lagi. Ternyata ada untungnya juga aroma ken•tutnya bau telur busuk, jadi Millie bisa percaya kalau mereka sudah makan dengan menu telur dadar.
"Ya udah gue balik. Buang tuh semua ampas jangan disisain buat besok!! Awas loe kalau besok ken•tut loe masih bau telur busuk!!" Omel Millie.
Dan Millie pun keluar dari unit apartemen Esar.
Setelah memastikan Millie sudah kembali ke unit apartemennya, Arthur pun berjalan kembali ke kamar.
"Hoek..hoek..hoek.." terdengar suara orang muntah dari dalam kamar mandi.
Arthur pun berjalan mendekati kamar mandi.
"Kenapa loe?" Tanya Arthur tanpa dosa.
"Anj•ing loe!! Loe makan apaan sih? Bau banget ken•tut loe!! Udah loe buang gas pas di depan muka gue lagi!!!" Umpat Esar.
"Untung gue gak mati gara-gara gas beracun loe!!" Kata Esar lagi.
"Diiih bukannya terimakasih sama ken•tut gue, malah loe maki-maki. Kalau bukan kerena ken•tut gue yang bau, tuh si Nyai Kompeni gak bakalan percaya kalau kita makan telur." Balas Arthur membela aroma ken•tutnya.
"Iya deh.. iya.. makasih yah Tut, udah buat si Nyai Kompeni kabur dari sini." Balas Esar.
"Udah ayo cepetan siap-siap, udah mau jam setengah delapan." Kata Esar lagi.
Arthur dan Esar pun kembali memakai pakaiannya dan Esar kembali menata rambut klimisnya yang sudah sempat berantakan. Tak lupa mereka menyemprotkan minyak wangi.
Kini mereka sudah siap keluar dari unit apartemennya. Tapi ternyata tak semudah itu mereka keluar dari unit apartemen, karena mereka harus mengecek terlebih dahulu situasi dan kondisi di luar apartemen.
Layaknya orang yang sedang perang. Mereka membuka pintu unit apartemen mereka dengan sangat perlahan.
Arthur menyembulkan kepalanya sedikit untuk melihat situasi.
"Aman." Ucap Arthur dengan suara yang sangat pelan.
"Keluar loe duluan cepat!!" Perintah Arthur.
Esar pun keluar terlebih dulu dari unit apartemennya dan berlari menuju tangga darurat. Kenapa menggunakan tangga darurat? Karena kalau menggunakan lift, ada kemungkinan untuk bertemu Millie, karena mereka tidak tau pasti sekarang Millie ada di unit apartemennya atau tidak. Sedangkan kalau menggunakan tangga darurat, Esar yakin 100% kalau mereka tidaka akan bertemu Millie, karena Esar tau kalau Millie paling malas naik-turun tangga.
Setelah Esar keluar, cepat-cepat Arthur menutup pintu unit apartemen mereka dan berlari dengan kaki berjinjit menyusul Esar.
"Loe serius kita mau make tangga darurat?" Tanya Arthur. Karena baru membayangkannya saja Arthur sudah ngos-ngosan, apalagi kalau ia benar-benar harus menuruni anak tangga.
"Ya iya lah. Kenapa?"
"Belum sampe bawah gue udah pingsan duluan Sar."
"Makanya pake otak!!" Esar menoyor kepala Arthur.
"Kita merosot di tiang pegangannya, nah kan gak bakalan capek. Selain gak capek, juga lebih cepat nyampe bawah. Udah yuk." Dan Esar pun terlebih dulu memberi contoh pada Arthur.
"Kalau soal beginian otak loe emang gak bisa di ragukan Sar. Coba kalau urusan cewek, beugh... biar kambing di bedakin juga loe klepek-klepek." Lirih Arthur saat melihat Esar merosot di tiang pegangan tangga.
Arthur pun mengikuti cara Esar merosot.
Dan akhirnya mereka berhasil sampai di lobi. Untungnya celana mereka masih aman karena habis dipakai merosot.
Esar dan Arthur pun berjalan setengah berlari menuju parkiran. Karena jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan lewat dan takut Jasmine menunggu lama, Esar pun menghubungi Jasmine terlebih dahulu untuk memberitahu kalau mereka baru di jalan. Dan untungnya Jasmine ternyata juga masih dalam perjalanan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
rusmiati
abis makan telur busuk artur 😂
2022-06-24
0
Selva Ardiani Irawan
Please buat Millie jatuh cinta juga sama cowo lain biar adil dan makin seru jadi nya
2022-04-22
0
🍾⃝ᴇͥɴͣɪͫ☀꙰❦sͩᴇᷞᴛͧɪᷠᴀͣ⏳⃟⃝㉉
kak...kasih cowok buat millie..biar esar tau rasa...
2022-04-21
0