Kembali ke Esar dan Millie.
Setelah masing-masing menghabiskan satu setengah mangkok bakso, kini mereka menikmati es dawet yang baru datang ke meja mereka.
"Sar, nanti lulus kuliah loe mau kemana?" Tanya Millie.
"Yah mau kemana lagi Mill, yah paling langsung magang." Jawab Esar merendah.
"Magang? Mau magang dimana loe?" Millie pikir, Esar tidak langsung mewarisi perusahaan Dirgantara Group.
"Yah magang jadi Presdir di Dirgantara Group lah." Jika tadi Esar merendah, sekarang jawaban Esar malah menyombong.
"Cih." Decih Millie sambil memutar bola matanya malas.
"Loe sendiri emang gak mau magang di perusahaan Adiguna Asia Jaya atau di SFF Group?" Gantian kini Esar bertanya balik pada Millie.
"Kayaknya sih gitu, tapi gue masih pengen ngelanjutin S2, Sar. Emangnya loe gak mau gitu ngelanjutin S2?"
Esar nampak memikirkan kata-kata Millie. Jujur, ia sangat ingin melanjutkan pendidikannya di S2, tapi ia juga tidak boleh egois, papanya membutuhkan dirinya untuk membantu mengurus dua perusahaan raksasa yang papanya urus sendiri.
"Cepetan habisin es loe, biar kita balik." Perintah Millie saat melihat Esar malah terbengong.
Mereka pun menghabiskan es dawet yang tinggal setengah gelas itu.
"Anter gue pulang yah Sar."
"Mobil loe kemana?"
"Kan gue gak bawa mobil kesini, gue dianter mang Dody tadi naik motornya Payo."
"Nyusahin banget sih loe. Ya udah ayo." Mau tak mau dan memang harus mau, Esar pun mengantar Millie pulang ke rumah utama keluarga Adiguna.
💋💋💋
Rumah Orangtua Esar.
Setelah makan malam, Esar, Naya dan kedua orangtua mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Gimana ujian tadi?" Tanya papa Irlan pada anak sulungnya.
"Lancar kok pah." Jawab Esar sambil menyeruput teh hijau buatan mama Nia.
"Sar, ada yang mau papa bicarain serius sama kamu."
"Apa pah?"
"Papa, uncle Yordan dan uncle Igo kan punya perusahaan di London. Mau gak setelah wisuda nanti kamu bantuin papa dan uncle-uncle mu ngurus perusahaan kita disana?" Tanya papa Irlan dengan wajah serius.
"Pah.." Bukan Esar yang menjawab, melainkan mama Nia lah yang membuka suaranya kaget.
"Kok kamu gak nanya sama aku dulu sih soal rencana kamu ini." Omel Nia.
"Karena kalau aku ngomong dulu sama kamu, pasti kamu gak izinin Esar ngurus perusahaan disana. Makanya mending aku tanya langsung sama Esar." Jawab papa Irlan tanpa dosa.
"Gak. Pokoknya mama gak izinin Esar kemana-mana. Kalau mau ngurus perusahaan, perusahaan yang disini aja. Jangan yang di luar negri." Protes mama Nia.
"Sayang mau sampe kapan sih kamu kayak gini. Esar tuh udah gede, dia harus belajar mandiri, belajar bertanggung jawab. Dia itu laki-laki, suatu saat akan menjadi kepala rumah tangga, kalau kita gak nempah Esar mandiri dan bertanggung jawab dari sekarang, kasihan nanti anak istrinya Esar sayang. Kita juga harus belajar berjauhan dengan anak-anak kita, jadi saat mereka nanti berumah tangga dan ingin pisah dari kita, kita gak akan kaget lagi." Papa Irlan mengambil nafas sejenak sebelum kembali melanjutkan kalimatnya.
"Sedangkan papa Niko dan mama Dena aja bisa kan ngelepas kamu waktu kamu kuliah di London, masa sekarang anak kamu mau nerusin perusahaan yang dimana banyak orang-orang yang bergantung hidup di perusahaan kita itu, kamu gak mau ngelepas anak kamu sih." Lanjut papa Irlan.
Mama Nia terdiam memikirkan kata-kata suaminya.
"Bener mah yang di bilang papa, lagian Esar kan cuma ke London bukan ke bulan." Timpal Esar seolah mendukung rencana papanya untuk mengirimnya ke London.
Mama Nia menghela nafasnya kasar.
"Ya udah deh mama izinin, tapi kalau nanti kamu disana, tiap hari dan sehari tiga kali kamu harus video call mama, terus kalau udah disana makan yang bener, jam nya makan harus makan. Dan jangan terbawa pergaulan disana." Belum apa-apa serangkaian nasehat sudah mama Nia berikan pada Esar.
"Dan satu lagi, sering-sering kunjungi makam kakak kamu disana." Peringatan terakhir dari mama Nia.
"Iya mah." Jawab Esar dengan tenangnya.
"Kamu gak usah khawatir berlebihan sayang, karena kalau jadi, Yordan juga akan ngirim Millie kesana." Ucap papa Irlan.
"Yang bener kamu pah?" Tanya mama Nia kaget.
Papa Irlan menjawab dengan anggukkan kepalanya.
"Bagus deh kalau gitu. Paling gak Esar aman dalam pergaulan." Ucap mama Nia.
Berbeda dengan sang mama yang senang karena Millie juga akan di kirim kesana, Esar malah terlihat tidak suka.
"Haish... gak dimana-mana selalu ada Nyai Kompeni. Gimana gue mau dapet jodoh kalau dia ada disamping gue mulu." Gerutu Esar dalam hati.
"Cie yang gak bisa lepas dari kak Millie." Ejek Naya saat melihat wajah kesal kakaknya.
"Diem loe!!" Omel Esar.
Naya pun menggelembungkan pipinya menahan tawa karena melihat wajah Esar yang semakin kesal.
💋💋💋
Rumah Utama keluarga Adiguna.
Sama seperti Esar yang sedang berkumpul dengan keluarganya, Millie juga sedang berkumpul dengan kedua orangtua dan kedua adiknya.
"Gimana ujian tadi Mill?" Tanya Payo pada anak sulungnya.
"Lancar pah." Jawab Millie.
"Selesai wisuda kamu mau gak bantuin Payo ngurus perusahaan." Tanya Payo basa-basi dulu.
"Emang harusnya begitu kan pah?" Jawab Millie ketus.
"Anaknya siapa sih nih, ketus banget kalau jawab. Dasar cucunya bule bar-bar!!" Gerutu Payo dalam hati saat mendengar jawaban ketus putri sulungnya.
"Iya memang harus begitu. Tapi kamu bukan bantu ngurus perusahaan disini, tapi ngurus perusahaan di London." Ucap Payo.
Millie yang sedang berbicara sambil memainkan ponselnya pun sontak mengalihkan pandangannya dari layar ponsel karena kaget.
Bukan hanya Millie, Maca dan Shine yang sedang asyik membaca majalah fashion berdua pun ikut menoleh ke arah Payo, begitu pun dengan Fighter yang sedang memainkan game online di ponselnya sontak langsung berhenti bermain karena kaget mendengar ucapan Payo.
"Cari mati nih Payo." Kira-kira begitu lah gumaman Maca, Shine dan Fighter saat mendengar Payo yang ingin mengirim Millie ke London.
Pasalnya Millie sudah di nobatkan oleh Aki Edwin untuk meneruskan perusahaan Adiguna Asia Jaya setelah wisuda nanti. Tapi ini kenapa Payo malah menyuruh Millie untuk mengurus perusahaan gabungan Payo bersama kedua sahabat Payo?
"Yang bener kamu pah, kok Millie kamu kirim ke London? Bisa mencak-mencak nanti daddy." Ucap Ica.
"Ya itung-itung belajar lah sebelum menjalankan perusahaan Adiguna Asia Jaya." Jawab Payo dengan entengnya.
"Emangnya Payo udah ngomong sama Aki?" Kini Fighter yang membuka suaranya.
"Belum."
Mendengar jawaban Payo, Maca, Shine, Millie dan Fighter memutar bola mata mereka malas.
"Gaya nya ngomong udah meyakinkan banget, eh.. gak tau nya belum megang surat izin dari pawangnya." Celetuk Maca.
"Kalau soal minta izin sama daddy mah gampang sayang, kan ada kamu nanti yang bantuin aku ngomong sama daddy."
"Loh kok aku?"
"Kan selain sama Millie dan Mommy, Daddy kan juga dengerin omongan kamu."
"Gak akh, aku gak mau. Kamu aja yang ngomong sendiri sama daddy." Tolak Maca lagi.
"Maca, bantu Payo lah. Millie juga pengen kok magang di perusahaan Payo. Bener kata Payo, itung-itung Millie belajar dulu ngurus perusahaan Payo sebelum Millie urus perusahaannya Aki." Bujuk Millie.
"Serius Mill, kamu mau bantu Payo ngurus perusahaan yang di London?" Tanya Payo kaget.
Millie menganggukkan kepalanya sambil menebar senyum kelicikan.
Kira-kira, kelicikan apa yang sedang Millie rencanakan?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
gia gigin
Millie beda tipis dgn bule bar "
2022-02-25
2
SitiNur20969975
emng nyai kompeni itu titisan nini sarah, jdi apa2 yg nyai kompeni kerjakan itu pasti ada udang di balik rempeyak 😂😂😂😂😂😂
2022-02-19
3
Irsa Arini
apa yang direncanakan millie
2022-02-16
0